Blogroll

loading...

Blogger templates

loading...

Soal dan Jawaban Psikologi Pendidikan


SOAL
1.     Mengapa seorang guru harus mempelajari dan memahami tentang psikologi pendidikan?
2.     Coba anda jelaskan tentang teori nativisme, teori empirisme, dan teori konvergensi?
3.     Mengapa di dalam proses berpikir kreatif  setiap individu harus mempunyai originality (keaslian berpikir)?
4.     Mengapa di dalam suatu kegiatan pembelajaran peserta didik harus mengalami suatu proses belajar?
5.     Jelaskan mengapa di dalam ruang lingkup psikologi pendidikan harus berkaitan dengan pemberian pembelajaran yang efektif dan bermakna dari guru kepada peserta didiknya!


1.       Pengetahuan mengenai psikologi pendidikan ini sangat penting bagi para guru untuk menyelenggarakan pendidikan di sekolah-sekolah. Terdapat tempat tujuan utama dalam psikologi pendidikan untuk guru-guru yaitu memerihal, meramal, menerangkan dan mengawal. manfaat psikologi pendidikan adalah untuk membantu para guru dan para calon guru dalam mengembangkan pemahaman yang lebih baik mengenai kependidikan dan prosesnya.
2.       Teori nativisme ini dipelopori oleh  Arthur Schopenhauer (1788-1860), seorang filosof Jerman. Teori ini  mengemukakan bahwa perkembangan manusia itu  telah ditentukan  oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir (faktor pembawaan) baik karena berasal dari keturunan orang tuanya, nenek moyangnya maupun karena memang ditakdirkan demikian. Pembawaan itulah yang menentukan hasil perkembangannya. Manakala pembawaannya itu baik, baik pula anak itu kelak. Begitu pula sebaliknya, andaikata anak itu berpembawaan buruk, buruk pula pada masa pendewasaannya
Teori empirisme mengemukakan bahwa manusia dilahirkan seperti kertas kosong (putih) yang belum ditulis (teori tabularasa). Jadi sejak dilahirkan anak itu tidak mempunyai bakat dan pembawaan apa-apa dan anak dibentuk sekehendak pendidiknya. Disini kekuatan apa pada pendidik, pendidikan dan lingkungannya yang berkuasa atas pembentukan anak. Teori empirisme ini merupakan kebalikan dari teori nativisme karena menganggap bahwa potensi atau pembawaan yang dimiliki seseorang itu sama sekali tidak ada pengaruhnya dalam upaya pendidikan. Semuanya ditentukan oleh faktor lingkungan yaitu pendidikan. Teori ini disebut juga dengan Sosiologisme, karena sepenuhnya mementingkan atau menekankan pengaruh dari luar. Dalam ilmu pendidikan teori ini dikenal sebagai pandangan optimisme paedagogis.
Teori konvergensi pada intinya merupakan perpaduan antara pandangan nativisme dan empirisme, yang keduanya dipandang sangat berat sebelah. Tokoh utama teori konvergensi adalah Louis William Stern (1871-1938), seorang filosof sekaligus sebagai psikolog Jerman. Teori ini menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia. Faktor pembawaan tidak berarti apa-apa tanpa faktor pengalaman (lingkungan). Demikian pula sebaliknya, faktor pengalaman tanpa faktor pembawaan tidak akan mampu mengembangkan manusia yang sesuai dengan harapan.

3.       Berpikir kreatif adalah berpikir yang menghasilkan metode baru , konsep baru ,pengertian baru,perencanaan baru dan seni baru. Berpikir kreatif sangat erat hubungannya dengan kreatifitas , karena kreativitas adalah hasil dari proses berpikir kreatif yang dilakukan seseorang. Inovasi adalah penerapan secara praktis gagasan yang kreatif. Keaslian (originality) adalah kemampuan untuk mencetuskan gagasan dengan cara-cara yang asli, tidak klise dan jarang diberikan kebanyakaan orang.

4.       Salah satu prinsip paling penting dari psikologi pendidikan adalah guru tidak boleh semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri. Guru dapat membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa, dengan memberikan ide-ide, dan dengan mengajak siswa agar menyadari dan menggunakan sendiri ide-ide, dan mengajak siswa agar menyadari dan menggunakan strategi-strategi mereka sendiri dalam belajar. Guru dapat memberikan kepada siswa tangga yang dapat membantu mereka mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi, tetapi harus di upayakan sendiri siswa yang memanjat tangga itu. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang mereka pelajari bukan mengetahuinya, oleh karena itu para pendidik telah berjuang dengan segala cara dengan mencoba untuk membuat apa yang dipelajari siswa disekolah agar dapat dipergunakan dalam kehidupan mereka sehari-hari.

5.       Kajian psikologi tentang individu siswa dalam proses pendidikan, yakni perubahan tingkah laku dan cara¬ cara penilaiannya di dalam pendidikan yang mencakup: (1) perubahan perilaku karena pertumbuhan dan perkembangan; atau karena peserta didik mengalami proses pematangan dan pendewasaan, (2) perubahan perilaku karena belajar yang merupakan faktor terpenting dalam proses pendidikan dan pembelajaran, (3) cara-cara mengukur atau mengevaluasi pencapaian karena perubahan-perubahan tersebut, khususnya karena belajar. Melalui proses pembelajaran yang interaktif antara guru dan peserta didik akan terjadi perubahan perilaku kepada peserta didik yang ditandai dengan gejala peserta didik menjadi tahu terhadap materi pelajaran yang dipelajarinya dari tidak tahu pada waktu sebelum mempelajari materi pelajaran tertentu. Gejala lain dari terjadinya perubahan perilaku pada peserta didik, yaitu peserta didik memperoleh keterampilan tertentu seperti keterampilan dalam berbicara, berdiskusi, bergaul dan berteman, dan keterampilan lain yang membutuhkan aktivitas sensorik dan motorik dan perubahan dari aspek sikap (afektif), yaitu dari bersikap kurang baik atau kurang positif terhadap guru, orangtua, masyarakat, dan pihak terkait lainnya menjadi bersikap positif terhadap pihak-pihak tersebut sebagai buah atau hasil dari proses pendidikan yang berkualitas.