Blogroll

loading...

Blogger templates

loading...

Makalah Seni Tari Anak Usia Dini

BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang Masalah.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalh ini dengan baik. Dalam makalah ini saya ingin berbagi ilmu mengenai seni tari dapat meningkatkan keterampiln gerak pada Anak Usia Dini. Bentuk lain dari gerakan kreatif adalah menari. Menari , berarti anak telah terampil dalam bergerak dan melalui menari anak telah menemukan dan mengenali dirinya serta bermakna dalam kehidupan mereka. Dengan menari, banyak kemampuan yang dapat diperoleh anak, seperti : anak belajar cara baru untuk berpikir, misalnya ketika mereka menari, anak harus menghafal gerakan, harus menghafal desain lantai yang bervariasi dan harus mampu mendengar iringan music, serta menyesuaikan iringan dengan gerakannya. Dan memberikan kebiasaan berpikir melalui pemecahan masalah secara kreatif, anak berpikir level analisa, dan melatih anak mengintegrasikan belajar secara fisik dengan pemahaman. Kemampuan lain adalah ketika anak dihadapkan pada permasalahan gerak kreatif, dimana mereka dilibatkan secara aktif dalam memilih gerakan, maka secara langsung mereka belajar berpikir dalam realitas gerakan yang sebenarnya.
Mengajarkan tari bagi anak usia dini memerlukan perhatian guru, karena anak usia dini belum memiliki  kemampuan mengonsepkan proses menari yang bersifat abstrak. Mereka pada umumnya belajar menari menggunakan fisik, pengalama kesadaran sensori kognitif, kesadaran motorik serta untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan pemahamannya tentang dunia. Mengajarkan tari bagi anak usia dini berarti memberikan multi perspektif, memberikan pengalaman dasr kepada ank untuk mengembangkan keterampilanmenarinya dan sebagai cara bagi mereka untuk memahami kehidupan dan realitas. Melalui tarian, anak mendapatkan kesempatan untuk belajar, mempersatukan dan mendemonstrasikan pengetahuan mereka dengan cara koreografi. Untuk menggabungkan keterampilan tersebut, dapat kita ajarkan melalui gerakan kretif, yaitu dengan latihan peregangan otot-otot terlebih dahulu sebelum mereka menjelajahi dunia tarian.Latihan tersebut bukan saja untuk aktivitas gerak, tetapi juga mengenalkan unsur-unsur tari.Unsur tersebut seperti waktu, ruang, bentuk dan tenaga.
Perkembangan motoric dan keterampilan gerak anak usia dini mengalami masa-masa perkembangan yang berbeda-beda. Pada usia 3-4 tahun, anak mulai memiliki kemampuan penelolaan tubuhna dan keterampilan dasar seperti keterampilan berpindah tempat (lokomotor), gerak statis di tempat (non-lokomotor) dan gerak memakai anggota badan  (manipulatif). Karakteristik anak usia dini selalu ingin bergerak, tampil dan aktif. Mereka berlari semata-mata karena menyukai dan menikmati lari itu.Keaktifan merupakan bagian dari hidup anak-anak.Oleh karenanya sebagai guru, kita harus memfasilitasi keinginan anak untuk menggerakan tubuh mereka yang lincah dan menarik.Melalui kegiatan menari disekolah, diharapkan dapat memuaskan keinginan mereka untuk bergerak secara kreatif dan menyenangkan.
Struktur tari anak usia dini meliputi aspek : struktur gerak, struktur irama, dan struktur ekspresi.
B.     Tujuan permasalahan
Adapun tujuan permasalahan karya tulis ini yaitu memenuhi tugas dari dosen seni tari. Manfaat yang dapat diperoleh oleh penyusun melalui makalah ini dapat dimanfaatkan sebagi salh satu acuan dalam membuat makalh berikutnya, sehingga dalam penyusunan karya tulis yang akan datang hal-hal yag sudah baik ditingkatkan dan  yang salah diperbaiki serta menambah wawasan kami mengenai seni tari.





BAB II
PEMBAHASAN
A.     Keterampilan Gerak Anak Usia Dini
Keterampilan gerak sebagai keterampilan dasr adalh bentuk keterampilan yang bermanfaat dan dibutuhkan anak dalam kehidupannya sehari-hari.Keterampilan ini penting untuk anak-anak dan berfungsi dalam lingkungannya. Keterampilan bersifat teknis dapat dilakukan sebagai gerakan kreatif dengan memadukan keterampilan berikut :
1.     Keterampilan lokomotor, yaitu keterampilan yang digunakan untuk menggerakan atau memindahkan posisi tubuh dari satu tempat ketempat yang lainnya. Termasuk kedalam keterampilan ini adalah berjalan, berlari, melompat, hop (jingkat), berderap, mendorong dan lain-lain. Keterampilan ini sangat mudah dilaukan anak karena mereka senang bergerak dan berjalan atau berlari. Guru dapat memodifikasi gerak-gerak lokomotor ini secara kreatif menggunakan tema.
2.     Keterampilan non-lokomotor, yaitu keterampilan di tempat yang dilakukan tanpa memindahkan tubuh dari satu tempat ketempat yang lain. Melakukan gerak membungkuk tanpa memindahkan tubuhnya dari tempat anak berdiri. Keterampilan non-lokomotor ini melalui kegiatan : membengkokan tubuh, metentangkan tangan, memilin, memutar, mengayun, menggoyang, mengangkat, mendorong, menarik, memantulkan, merendahkan tubuh dan lain-lain. Contohnya anak secara berpasangan melakukan gerak membungkuk tanpa berpindah tempat, kemudian mereka dilanjutkan dengan gerak merentangan tangan, bias divariasi sambil di ayun-ayun kekanan kekiri. Latihan ini diulanh-ulang denan iringan musik.
3.     Keterampilan Manipulatif, yaitu keterampilan yang melibatkan kemampuan anak untuk menggunakan bagian-bagian tubuhnya seperti tangan dan kaki untuk memanipulasi benda diluar dirinya. Di dalam tarian, keterampilan ini melibatkan koordinasi mata-tangan serta mata-kaki seperti gerak tepuk tangan, melambaikan benda (bendera atau selendang) serta melempar benda keatas lalu ditangkapnya dan sebagainya.
Melalui keterampilan gerak lokomotor, gerak non-lokomotor maupun gerak manipulative anak mendapat kesempatan untuk belajar menggabungkan dan mendemonstrasikannya dengan cara koreografi. Mintalah anak menari dalam tempo atau kecepatan berbeda-beda, misalnya : menggunakan gerakan lokomotif seperti : gerak menyorong pelan sambil melangkah santai, gerak melompat cepat atau melopat pelan. Pilihan music untuk mengiringi gerakan-gerkan tersebut disesuaikan dengan kecepatan gerak yang berbeda, atau mainkan alat music pukul pada kecepatan yang berbeda pula.
Dari keterampilan ini mintalah anak untuk menggunakan gerak tubuhnya menciptakan dan menjelajahi tempat yang kecil, besar, tinggi, bahkan rendah.Kita dapat mengajak anak untuk membayangkan ketika mereka menjelajahi gua denagn jalan yang sempit sekali, gua besar atap-atap tinggi dan terusan rendah.Pilihlah instrument music atau suara-suara yang dapat digunakan sebagai efek suara untuk merangsang inspirasi mereka ketika bergerak menempati ruang atau sekedar menggerakan tubuhnya.
Saat musik atau alat musik pukul dibunyikan, mintalah anak mengawali gerakannya dengan mengikuti arus musik, lalu dengan bergoncang dan akhirnya dengan gerakan yang lembut. Atau dalam sebuah lingkaran misalnya, dimana setiap anak dapat saling melihat satu  sama lain, masing-masing anak secara bergantian sebagai pemimpin tarian. Siapa yang menjadi pemimpin tarian memilih sebuah gerakan tari yang sederhana yang mereka sukai dan mendemonstrasikannya.Kemudian anak-anak lainnya menirukan gerakan spontan koreografernya.
Contoh lain, pilihlah aksi-aksi yang berhubungan dengan bidang pengembangan yang diajarkan, seperti : peminjaman, penjelajahan, atau pencarian. Gunakan sebagian atau seluruh gerakan untuk mengubah aksi menjadi gerak tari kreatif yang memiliki tenaga, ruang dan waktu.Atau keterampilan gerak kreaktif dapat dirangkai dengan bidang pengembangan bahasa misalnya, kita dapat memilih cerita-cerita untuk diubah kedalam tari.Musiknya dipilih atau gunakan ketukan alat musik pukul untuk digunakan oleh anak.Atau minta anak merangkai ejaan dari kata-kata mereka selama satu minggi kedalam koreografi.
Mintalah anak menari dalam tempo atau kecepatan berbeda-beda, misalnya : menggunakan lokomotif gerakan-gerakan seperti menyorong pelan dan langkah santai, melompat cepat atau melompat pelan. Pilihlah music untuk mengiringi gerakan-gerakan tersebut yang kecepatannya berbeda, atau mainkan alat musik pukul pada kecepatan yang berbeda pula.Dari keterampilan ini mintalah anak menggunakan gerak tubuhnya menciptakan dan menjelajahi tempat yang kecil, besar, tinggi, bahkan rendah.Kita dapat mengajak anak untuk membayangkan ketika mereka menjelajahi gua dengan jalan yang sempit sekali, gua besar, atap-atap tinggi dan etrsusun rendah.Pilihlah instrument musik atau suara-suara yang dapat di gunakan sebagai efek suara untuk merangsang inspirasi mereka ketikan bergerak menempati ruang atau sekedar menggerakan tubuhnya.
Sacara teknis banyak gerakan tariyang tampak parallel (berjalan sejajar) dengan irama musiknya, misalnya ketukannya dan cepat-lambat atau temponya. Jika irama dan tempo musiknya cocok, anak akan menari bukan saja merasa sesuai, bahkan akan merasa terbantu atau terdorong dalam menarikannya. Irama musik dalam hal ini mempermudah atau memperlanar aliran gerak, dan membangkitkan semangat menarikan tarinya. Sebaliknya, music yang tidak cocok, umpamanya tempo yang terlalu lambat ataupun terlalu sepat, dan gairah yang lemah, akan menyulitkan anak dalam bergerak. Irama music yang cocok, juga akan mendukung atau mempertegas gerakannya, sehingga gerak-gerak itu Nampak lebih hidup dan ekspretif. Dengan kata lain, irama music mendukung anak menari menempati ruang, waktu dan tenaga.
B.     Struktur Gerak
Yulianti Parani setidaknya membagi gerak menjadi 10 (sepuluh) pola pengembangan. Kesepuluh pola pengembangan gerak itu adalah :
1.     Gerak sebagai akibat kesadaran dari tubuh atau anggota tubuh.
Artinya, gerak yang dilakukan secara sadar karena akan membutuhkan untuk melakukan gerak itu sendiri dengan harapan meningkatkan keluwesan penggunaannya.
Contoh : berjalan, melompat, berlari berjingkat.
2.     Gerak sebagai akibat kesadaran waktu dan kekuatan atau daya.
Gerak-gerak yang dilakukan akan mempunyai perbedaan antara satu gerak dengan gerak lainnya. Ini disebabkan setiap gerak yang dilakukan akan berkaitan erat dengan waktu dan kekuatan.
Contoh : gerak bergantian (canon).
3.     Gerak sebagai akibat kesadaran ruang.
Ini berarti gerak yang dilakukan membentuk dan sekaligus mengisi ruang yang tersedia.
Contoh : kedua tangan di rentang kemudian berjalan atau berlari seperti menirukan pesawat terbang.
4.     Gerak sebagai akibat kesadaran pengaliran berat badan dalam ruang dan waktu.
Artinya, gerak yang dilakukan akan berkaitan erat dengan keseimbangan berat badan yang diinginkan, apakah gerak itu mengalir, berkesinambungan dalam bingkai ruang dan waktu.
Contoh :lompat katak, berjingkat.
5.     Gerak sebagai akibat kesadaran kelompok dan formasi berkelompok berdua, bertiga dan seterusnya.
Ini berarti gerak yang dilakukan secara berkelompok memerlukan kesadaran dari setiap individu untuk mampu bekerja sama dengan baik dan benar.
Contoh : gerak bercermin, dan orang saling berhadapan dan menirukan gerakan yang dilakukan oleh orang didepannya.
6.     Gerak sebagai akibat penggunaan daya kekuatan yang ebrsumber pada lengan dan tangan.
Artinya, lengan dan tangan merupakan titik pusat untuk melakukan gerak.
Contoh : mengembangkan tangan seperti gerakan terbang tetapi diam ditempat.
7.     Gerak sebagai akibat irama (ritme) yang bersifat fungsional.
Artinya, gerak-gerak yang dilakukan keseharian diberi irama atau ritme sehingga gerak tersebut tidak lagi merupakan gerak fungsional semata.
Contoh : jalan atau langkah ganda (jalan atau step)
8.     Gerak sebagai akibat bentuk-bentuk tertentu didalam tubuh.
Contoh : membentuk lingkaran denagn bergandengan tangan, membentuk garis lurus dengan duduk berjajar.
9.     Gerak sebagai akibat rasa ringan, sehingga ingin lepas dari lantai.
Contoh : melompat, meloncat, berlari kemudian melompat.
10.  Gerak yang dituntut oleh kualitas ekspresif.
Ini berarti gerak yang dilakukan tidak hanya menunjuk pada gerak fungsional semata dalam bingkai ruang, waktu dan tenaga, tetapi juga gerak tersebut menunjukan pada ekspresi yang hendak disampaikan kepada orang lain.
Contoh : mimic sedih dengan  kedua tangan bersedekap, mimik riang dengan kedua tangan direntangkan sambil berlari-lari kecil.
Gerak didalam tari hasil dari pengembangan ragam geraktersebut.Pengembangan disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan dalam penyusunan sebuah karya tari. Dengan demikian pada hakekatnya semua orang mampu mengembangkan pola gerak sesuai dengan tingkat usia. Semakin dewasa seseorang, maka akan semakin kompleks tingkat pengembangan pola geraknya. Sebaliknya, untuk usia anak-anak terlebih anak usia dini, maka gerak yang dikembangkan tentunya sesuai dengan kemampuannya, atau lebih muda dan tidak rumit, dan pola pengembangan geraknya pun dilakukan dengan materi dasar gerak keseharian, seperti melompat, berlari atau berjalan.
Gendhon Humardani menyatakan bahwa menurut sifatnya, gerak tubuh manusia dapat digolongkan kedalam berbagai bentuk gerak, antara lain :
1.     Gerak aktif, adalah gerak tubuh yang mengandung maksud-maksud tertentu, yang dilakuakan sedemikian rupa sehingga lawan tergerak atau terpacu. Apabila tidak untuk kebutuhan praktis maka gerak-gerak aktif ini pada hakikatnya adalah alat ekspresi, yaitu alat untuk mengungkapkan rasa dan maksud. Gerak yang termasuk dalam gerak aktif adalah gerak-gerak yang sering dilakukan dalam keseharian.
2.     Gerak kata, adalah gerak-gerak aktif yang ditujukan untuk menceritakan sesuatu maksud. Dalam gerak kata ini selain menyajikan bentuk tertentu, juga berlangsung dalam waktu tertentu, dilakukan dengan kadar keluasan (volume) dan kekerasan (penekanan) tertentu pula. Selain dengan gerak, pengungkapannya juga dengan kata-kata untuk memperjelas maksud yang ingin dicapai.
3.     Gerak bagian, adalah bagian dari “gerak kata” Apabila gerak kata itu diandaikan sebagai suatu kalimat, maka gerak bagian merupakan suku-suku katanya. Pengertian gerak bagian tersebut bukanlah gerak dalam arti sesungguhnya, melainkan merupakan sikap tubuh yang tidak bergerak sebagai bagian dari kesatuan gerak kata seluruhnya.
4.     Gerak kata baru, adalah merupakan pengolahan dan penyempurnaan dari gerak bagian. Letak perbedaannya adalah gerak ini telah melalui proses pentempurnaan bentuk yang diselaraskan dengan tempo, volume, tekanan, irama,serta ritme tertentu.
5.     Gerak indah, adalah merupakan penyempurnaan dari gerak kata baru yang tidak mempunyai arti apa-apa, hanya rasa keindahan belaka yang dimunculkan. Gerak tari merupakan pengembangan dari gerak bagian, gerak kata yang sudah disempurnakan menjadi bentuk gerak yang ditarikan. Gerak ini disajikan dalam bentuk tempo, volume, tekanan,irama, dan ritme tertentu sehingga susunan gerak semacam ini disebut dengan tari.
6.     Gerak praktis, adalah suatu gerak yang mengandung kegunaan praktis dalam kehidupan sehari-hari. Pada gerak paktis ini dapat menjadi gerk tari jika telah disempurnakan dengan pemberian ritme, penekanan, volume, tempo serta irama.
Selanjutnya Gendhon mengatakan bahwa gerak sebagai ungkapan bahasa komunikasi tidak akan mempunyai makna jika tidak ada tempo, volume, ritme serta irama. Ini mempunyai arti, seseorang yang melakukan gerak tari seharusnya mempunyai kecerdasan linguistic memadai.Dengan demikian bahasa gerak yang ingin disampaikan kepada orang laindapat dimengerti dengan baik.Setidaknya seseorang tersebut mampu memahami bahasa gerak yang terkandung didalam tari.
Untuk dapat mencapai komunikasi bahasa gerak denagn baik, gerak memerlukan beberapa factor dalam gerak. Sal Murgiyanto menyatakan bahwa setidaknya erdapat tiga factor dalam melakukan gerak,yaitu tenaga, ruang dan waktu. Ketiga unsur ini merupakan satu kekuatan yang tidak dapat dipisahkan dalam gerak tari.Ketiganya saling menjasi sebab akibat dalam komposisi tari serta merupakan kekuatan untuk mencapai dinamika.
C.     Struktur Musik/Iringan.
Didalam tari selain gerak juga terdapat irama atau ritme.Irama atau ritme ini dalam tari dikenal dalam iringan.Iringan tari setidaknya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu iringan internal dan iringan eksternal.Iringan internal merupakan iringan tari yang berasal dari dalam diri penari itu sendiri.Jenis iringan ini dapat berupakan ketukan/hitungan tepukan, teriakan atau permainan alat music yang dibawa oleh penari.Sedangkan iringan eksternal merupakan iringan tari yang ebrasal dari luar diri penari. Jenis iringan ini dapat berupa kaset, atau seperangkat alat music yang dimainkan oleh orang lain ( bukan penari ).
Musik dan gerak tari merupakan sesuatu inheren dan kohesitasnya tinggi.Setiap gerak yang dilakuakan pastilah mempunyai ritme dan irama yang merupakan unsur dasar dari music.Ritme dalam iringan tari untuk menunjukan panjang pendek ketukan yang digunakan.Sedangkan irama menunjukan keajegan ketukan.Doris Humprey menyatakan bahwa tari bukanlah seni yang berdiri sendiri.Ia bagaikan seorang putri selalu membutuhkan pasangan simpatik, bukan “yang dipertuan” yakni music. Ini artinya antara tari dengan music mempunyai kedudukan yang sejajar.Keduanya saling mengisi dan memberi makna.Keduanya tidak ada yang lebih tinggi dan tidak ada yang lebih rendah.
Antara tari dengan music keduanya bagai dua sisi mata uang yang tidak dapat dipishkan. Doubler menyatakan bahwa musik telah menjadi  tergabung dengan gerak. Dan adanya dorongan dinamik susunan ritmisnya, disamping kualitas-kualitas melodi dan harmoninya, maka musik adalah satu yang terpenting dari semua fatner tari.Musik didalam tari merupakan sesuatu yang melekat dan mempunyai peran penting.Didalam tari pasti terdapat musik, walaupun didalam musik belum tentu ada tari.Kompleksitas inilah yang kemudian tari berhubungan dengan berbagai disiplin ilmu dalam praktiknya.
Kohesitas ini menjadikan music dan tari saling mempengaruhi. Smith menyatakan bahwa musik tidak saja mendikte macam tari, tetapi juga suasana, gaya, panjang/lamanya pembabakan, intensitas dan bentuk keseluruhan oleh karena itu musik memiliki struktur kerangka kerja untuk tari. Struktur kerja music untuk tari meliputi aspek : ritme, irama, dan ekspresi. Bila music dipakai sebagai pengiring maka tari tidak dapat tercipta tanpa music. Dengan demikian kemampuan atau musikalitas seseorang juga akan menentukan kualitas gerak tari yang dilakukan.
Untuk dapat memahami dan melakukan gerak tari, selain dibutuhkan kemampuan kinestetik juga kemampuan musical.Kedua kemampuan ini saling berkait dan berhubungan dengan penampilan tari. Dengan kata lain, didalam tari selain dibutuhkan kecerdasan kinestetik, juga dibutuhkan kecerdasan music. Sebab kedua kecerdasan ini melekat satu sama lain. Keduanya mempunyai kedudukan sama penting dan sejajar, tidak ada yang lebih rendah dan tidak ada yang lebih tinggi.
D.    Struktur Ekspresi.
Tari merupakan bahas gerak yang ingin dikomunikasikan kepada setiap orang. Sebagai salah satu bentuk bahasa, maka ekspresi penyampai menjadi kunci keberhasilan pesan tersebut dimegerti oleh orang lain. Pelaku tari dalam menyampaikan pesan tidak hanya melalui ekspresi bahasa gerak, tetapi juga perubahan roman muka.Dengan demikian antara ekspresi gerak, music, keindahan, dan ekspresi wajah merupakan satu kesatuan totalitas yang harus dimiliki oleh seorang pelaku tari. Suryobrongto menyatakan bahea :Ekspresi muka harus seimbang dengan ekspresi gerakannya. Keduanya harus diatur oleh jiwa. Jiwalah yang akan menentukan “intensiteit “ dari ekspresi itu. Tanpa pengisian jiwa, tari akan kurang hidup, koson, tanpa “diepte”, dangkal, tidak bergaya (stijloos) dan tanpa karakter (karakterloos).
Jadi seorang pelaku tari tidak hanya mampu melakuakn gerak semata, tetapi juga dibutuhkan olah keterampilan menjiwai gerak tersebut.Penjiwaan pun harus datang dari dalam dirinya sendiri, buakan karena paksaan. Dengan demikian tari akan tampak hidup dan menyatu dengan pelakunya. Untuk mencapai tingkatan penjiwaan yang dalam, tentu membutuhkan keterampilan interpersonal memadai.
Seseorang yang mempunyai kemampuan interpersonal yang memadai akan menjadi pelaku tari yang baik. Edi Sedyawati katakana bahwa rasa indah yang dihayati kemudian tidak semata-mata tumbuh dari hubungan kepatutan antara bentuk dan perwatakan tetapi juga dari kekuatan-kekuatan ragam-ragam gerak sebagai perwujudan citra-citr abstrak.
Seorang pelaku tari perlu melakukan latihan-latihan penghayatan sehingga mampu menampilkan perwatakan tari dengan baik. Tari tidak hanya hadir dalam bentuk citra abstrak semata, tetapi mempunyai daya hidup dan makna yang disampaikan dapat dietrima oleh orang lain dengan baik.
Dari penjelasan ini kekuatan ekspresi seseorang mempunyi peran penting dalam tari.Pelaku tari harus memiliki kemampuan mengolah jiwa untuk kemudian dileburkan dalam tari, untuk kemudian diekpresikan melalui bahasa gerak dan perubahan roman muka.Untuk memiliki itu semua dibutuhkan kecerdasan interpersonal yang memadai. Hanya orang-orang yang memiliki kecerdasan interpersonal baik, maka akan mampu berkomunikasi secara baik dengan orang lain, menunjukan sikap ekspresif dengan sekelilingnya.










BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.     KESIMPULAN.
Dengan menari, anak akan memiliki multi kemampuan yaitu : belajar cara berpikir melalui pemecahan masalah secara kreatif, anak berpikir level analisa, melati mengintegrasikan fisik dengan pemahaman, serta memiliki keterampilan memilih gerakan dan belajar berpikir dalam realitas gerak yang sebenarnya.
Anak usia dini belum memiliki kemampuan mengonsepkan proses menari yang bersifat abstrak. Mereka belajar menari semata menggunakan fisik dan pengalaman kesadaran sensori kognitif dan kesadaran motoric untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan pemahamannya tentang dunia. Mengajarkan tari bagi anak usia dini berarti memberikan kemampuan multi perspektif, memberikan paengalaman dasar. Melalui tarian, anak memiliki kesempatan untuk belajar mempersatukan dan mendemonstrasikan pengetahuan mereka dengan cara koreografi.
Perkembangan motorik dan keterampilan gerak pada anak usia 3-4 tahun, memiliki kemampuan pengelolaan tubuhnya dan keterampilan dasar seperti keterampilan berpindah tempat (lokomotor), gerak statis di tempat (non-lokomotor) dan gerk memakai anggota badan (manipulatif). Karakteristik anak usia dini selalu ingin bergerak, tampil dan aktif.
Gendhon Humardani menyatakan bahwa bentuk lahir “tari” adalah gerak tubuh manusia. Menurut sifatnya, gerak tubuh manusia dapat digolongkan kedalam berbagai bentuk gerak, antara lain : gerak aktif, gerak kata, gerak bagian, gerak kata baru, gerak indah, gerak tari dan gerak praktis.
Ada dua jenis stimulan dalam menciptakan gerak tari, yaitu stimulan audio dan visual.Ada empat tahapan dalam penciptaan tari, yaitu eksplorasi, improvisasi, inkubasi/evaluasi, dan hasil/komposisi tari.
B.     SARAN.
Berdasarkan kesimpulan dan uraian makalah maka diberikan saran sebagai berikut :
1.     Guru di taman kanak-kanak diharapkan dapat menambah wawasan tentang keterampilan gerak tari khususnya pada anak usia dini.
Guru di taman kanak-kanak diharapkan dapat mempraktekan suatu tari dengan berbagai gerak didalam kegiatan pembelajaran dengan berbagai metode yang sesuai dengan anak usia dini, seperti bermain karena bermain merupakan salah satu cara belajar yang tepat bagi ank usia dini dan sesuai dengan konsep pembelajaran pada pendidikan anak usia