Blogroll

loading...

Blogger templates

loading...

Makalah Apresiasi Puisi Pada Anak Usia Dini


BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang
Istilah apresiasi berasal dari bahasa Inggris "apresiation" yang berarti penghargaan, penilaian, pengertian. Bentuk itu berasal dari kata kerja "ti appreciate" yang berarti menghargai, menilai, mengerti dalam bahasa Indonesia menjadi mengapresiasi. Dengan demikian, yang dimaksud dengan apresiasi sastra adalah penghargaan, penilaian, dan pengertian terhadap karya sastra, baik yang berbentuk puisi maupun prosa atau suatu kegiatan menggauli sastra dengan sungguh-sungguh hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta sastra.
Pembelajaran sastra di PAUD adalah pembelajaran sastra anak. Sastra anak adalah karya sastra yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-anak dan berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anak, yaitu anak yang berusia antara 4-6 tahun. Sifat sastra anak adalah imajinasi semata, bukan berdasarkan pada fakta. Unsur imajinasi ini sangat menonjol dalam sastra anak. Hakikat sastra anak harus sesuai dengan dunia dan alam kehidupan anak-anak yang khas milik mereka dan bukan milik orang dewasa. Sastra anak bertumpu dan bermula pada penyajian nilai dan imbauan tertentu yang dianggap sebagai pedoman tingkah laku dalam kehidupan.
Jenis sastra anak meliputi prosa, puisi, dan drama. Jenis prosa dan puisi dalam sastra anak sangat menonjol. Berdasarkan kehadiran tokoh utamanya, sastra anak dapat dibedakan atas tiga hal, yaitu sastra anak yang mengetengahkan tokoh utama benda mati, sastra anak yang mengetengahkan tokoh utamanya makhluk hidup selain manusia,dan sastra anak yang menghadirkan tokoh utama yang berasal dari manusia itu sendiri.
Seperti pada jenis karya sastra umumnya, sastra anak juga berfungsi sebagai media pendidikan dan hiburan, membentuk kepribadian anak, serta menuntun kecerdasan emosi anak. Pendidikan dalam sastra anak memuat amanat tentang moral, pembentukan kepribadian anak, mengembangkan imajinasi dan kreativitas, serta memberi pengetahuan keterampilan praktis bagi anak. Fungsi hiburan dalam sastra anak dapat membuat anak merasa bahagia atau senang membaca, senang dan gembira mendengarkan cerita ketika dibacakan atau dideklamasikan, dan mendapatkan kenikmatan atau kepuasan batin sehingga menuntun kecerdasan emosinya.

B.    Rumusan Masalah
1.       Bagaimana Apresiasi puisi pada anak usia dini ?
2.       Bagaimana Apresiasi prosa pada anak usia dini ?

C.   Tujuan
1.    Untuk mengetahui apresiasi puisi pada anak usia dini.
2.    Untuk mengetahui apresiasi prosa pada anak usia dini.





BAB II
PEMBAHASAN


A. Apresiasi Puisi Anak Usia Dini
1. Pengertian Puisi
Secara etimologis istilah puisi berasal dari bahasa Yunani yaitu poites, yang berarti pembangun, pembentuk, pembuat. Dalam bahasa Latin dari kata poeta, yang artinya membangun, menyebabkan, menimbulkan, menyair. Adapun pengertian puisi menurut para ahli antara lain yaitu:
ü  Wirjosoedarmo,
Puisi bentuk karangan yang terikat oleh :
1)      Banyak baris tiap bait
2)      Banyak kata dalam tiap baris
3)      Banyak suku kata dalam tiap baris
ü  Altenbernd,
Puisi adalah pendramaan pengalaman yang bersifat penafsiran ( menafsirkan) dalam bahasa berirama.
ü  Samuel Taylor Coleridge,
Puisi adalah kata-kata terindah dalam susunan terindah. Kata-kata yang tepatnya dan disusun sebaik-baiknya misalnya seimbang, simetris, antara satu unsur dengan unsur lain sangat erat hubungannya.
ü  Carlyle,
Puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal.
ü  Wordsworth,
Puisi yaitu perasaan yang imajinatif yaitu perasaan yang direkakan dan diangankan.
ü  Shelley,
Puisi merupakan rekaman detik-detik yang paling indah dalam hidup kita.
Puisi adalah hasil karya sastra yang berupa ekspresi pemikiran yang mampu membangkitkan perasaan,  mengandung kata-kata yang indah dan berirama.
2.   Unsur-Unsur Puisi
1.      Unsur Fisik
a.       Diksi (pemilihan kata)
Sebagai penyair harus cermat dalam memilih kata-kata yang ditulis sangat dipertimbangkan maknanya, komposisi bunyi dalam konteks atau dalam hubungan dan irama. Kedudukan kata dalam konteks atau dalam hubungan dengan kata yang lain serta kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu. Oleh karena itu disamping memiliki kata yang tepat penyair juga mempertimbangkan urutan katanya dan kekuatan atau daya magis dari kata-kata tersebut. Kata-kata yang dipilih hendaknya bersifat puisitis, yang mempunyai efek keindahan dan berbeda dengan kata-kata yang biasa kita gunakan sehari-hari.
b.      Pengimajian
Pengimajian dapat didefinisikan sebagai kata atau susunan kata yang dapat mengungkapkan pengalaman imajinasi. Dengan daya imajinasi yang diciptakan seorang penyair maka pada kata-kata puisi itu seolah-olah tercipta sesuatu yang dapat didengar dilihat ataupun dirasakan pembaca.
c.       Kata kongkret
Untuk membangkitkan imaji (daya bayang) pembaca, maka kata-kata harus diperkongkret jika penyair mahir memperkongkret kata-kata, maka pembaca seolah-olah melihat, mendengar dan merasakan apa yang dilukiskan oleh penyair.
d.      Bahas figuratif (Majas)
Majas (figuratif language) adalah bahasa  yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara pengiasan, yakni secara tidak langsung mengungkapkan makna. Majas digunakan penyair untuk menyampaikan perasaan, pengalaman batin, harapan suasana hati, ataupun semangat hidupnya.
1.      Perbandingan
Majas perbandingan atau perumpamaan (simile) adalah peribahasa kiasan yang memperbadingkan atau menyamakan sesuatu dengan yang lain dengan menggunakan pembanding seperti bak, bagaikan, semisal, seperti, serupa, dan kaya kata pembanding lainnya.
2.        Metafora
Metafora juga nahasa kiasan yang mirip dengan majas perbandingan, bedanya metafora tidak menggunakan kata-kata pembanding.
3.    Alegori
        Alegori adalah majas yang mengiaskan sesuatu dengan hal lain atau kejadian lain.
       4.    Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang membandingkan wujud atau sifat manusia kepada benda atau konsep abstrak.
e. Rima / Ritma
Adalah pengulangan bunyi dalam puisi. Rima berfungsi untuk membentuk musikalitas atau orkestrasi. Dengan adanya rima itulah efek bunyi makna yang dikehendaki penyair semakin indah dan makna yang ditimbulkannya pun lebih kuat.
f.  Tata Wajah (Tipografi )
Merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama. Larik larik puisi  tidak berbentuk paragraf, melainkan bentuk bait.
2. Unsur Batin
a). Tema dan Amanat
Amanat merupakan bagian dari struktur batin puisi. Tema adalah pokok persoalan yang akan diungkapkan oleh penyair. Pokok persoalan atau pokok pakiran itu begitu kuat mendesak dalam jiwa penyair, sehingga menjadi landasan utama pengucapannya. Sedangkan amanat adalah suatu pesan yang disampaikan penyair dalam puisinya.
b). Perasaan
Puisi merupakan karya sastra yang mewakili ekspresi perasaan penyair. Bentuk ekspresi itu berupa kerinduan, kegelisahan,atau pengagungan kepada kekasih alam atau sang khaliq.
c). Nada dan Suasana
Dalam menulis puisi penyairmempunyai sikap tertentu terhadap pembaca, apakah dia ingin bersikap  menggurui, menasihati, mengejek, menyindir, atau bersikap lugas hanya menceritakan sesuatu kepada pembaca.

3.   Apresiasi Puisi Anak Usia Dini
Apresiasi adalah tindak menghargai suatu karya, dalam hal ini karya sastra yang berupa puisi. Bentuk penghargaan tersebut bisa memiliki berbagai macam bentuk, mulai dari pembacaan, pengkajian, atau bahkan sekedar pujian dan kritik. apresiasi adalah suatu tindakan mengenal, mendalami, dan menghargai suatu karya sastra khususnya puisi dengan pemahaman dan dasar pengetahuan yang jelas dan mendalam agar karya tersebut dapat dipahami dan dinikmati seutuhnya.
Kegiatan apresiasi puisi pada anak usia dini dapat dilakukan dalam bentuk perlombaan membaca puisi yang dilakukan secara berkala dalam berbagai tingkat mulai dari tingkat sekolah sampai tingkat nasional. Selain itu apresiasi puisi pada anak usia dini dapat pula berupa pembuatan atau penulisan puisi.


B. Apresiasi Prosa Anak Usia Dini
1. Pengertian Prosa
Prosa adalah karya sastra yang berbentuk cerita bebas, tidak terikat oleh rima (bunyi yang berulang didalam /akhir lirik),irama dan kemerduan bunyi (meliputi menggambarkan keriangan, bernuansa ketertekanan batin, kebekuan dan kesedihan suara yang sebenarnya).Prosa juga pemaparan pemikiran dan perasaan melaui bntuk paragraf demi paragraf.
Kata prosa diambil dari bahasa Inggris, prose. Kata ini sebenarnya memiliki pengertian yang lebih luas, tidak hanya mencakup pada tulisan yang digolongkan sebagai karya sastra, tapi juga karya non fiksi, seperti artikel, esai, dan sebagainya. Agar tidak terjadi kekeliruan, pengertian prosa ini dibatasi pada prosa sebagai genre sastra. Prosa menurut KBBI adalah karangan bebas (tidak terikat oleh kaidah yg terdapat dalam puisi).
Kajian kesusastraan sering mengistilahkan prosa sebagai fiksi (fiction), teks naratif (narrative text) atau wacana naratif (narrative discourse). Prosa yang sejajar dengan istilah fiksi (arti rekaan) dapat diartikan karya naratif yang menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan, tidak sungguh-sungguh terjadi di dunia nyata. Tokoh, peristiwa dan latar dalam fiksi bersifat imajiner. Hal ini berbeda dengan karya nonfiksi. Dalam nonfiksi tokoh, peristiwa, dan latar bersifat faktual atau dapat dibuktikan di dunia nyata (secara empiris).
       jenis-jenis prosa terdiri dari:
1.    Prosa lama: prosa lama umumnya tidak diketahui nama pengarangnya. Prosa lama merupakan warisan leluhur yang diturunkan dari generasi ke generasi. Prosa lama berisi petuah atau nasehat dalam kehidupan sehari-hari. Yang termasuk ke dalam jenis prosa lama antara lain: Dongeng, cerita rakyat, kisah, riwayat, dan hikayat.
2.    Prosa baru: prosa baru adalah prosa yang diciptakan pada masa sekarang. Umumnya prosa baru diketahui secara pasti nama penulis aslinya. Yang termasuk ke dalam jenis prosa baru antara lain: novel, roman, biografi, dan cerpen.

2. Unsur-unsur Prosa
Unsur-unsur dalam suatu prosa terdiri dari unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Struktur prosa, yang dalam hal novel, cerpen, atau yang lainnya, dibentuk oleh unsur-unsur intrinsik berikut: tema, alur, latar, penokohan, sudut pandang, amanat, dan gaya.
1. Tema
Tema adalah inti atau ide pokok sebuah verta. Tema merupakan pangkal tolak pengarang. Dalam menyampaikan ceritanya. Tema cerpen/novel menyangkut segala persoalan dalam kehidupan manusia, baik itu berupa masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, kecemburuan, dan sebagainya.
2. Alur
Alur marupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubingan sebab akibat.
Secara umum jalan cerita terbagi ke dalam bagian-bagian berikut:
a. Pengenalan situasi cerita
Dalam bagian ini, pengarang memperkenalkan para tokoh, menata adegan dan hubungan antar tokoh.
b. Pengungkapan peristiwa
Dalam bagian ini disajikan peristiwa awal yang menimbulkan berbagai masalah, petentangan, atau pun kesukaran-kesukaran bagi para tokohnya.
c. Menuju pada adanya konflik
Terjadi peningkatan perhatian kegembiraan, kehebohan, atau pun keterlibatan berbagai situasi yang meyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh.
d. Puncak Konflik
Bagian ini disebut juga sebagai klimaks. Inilah bagian cerita yang paling besar dan mendebarkan. Pada bagian ini pula, ditentukannya perubahan nasib beberapa tokohnya. Misalnya, apakah dia berhasil menyelesaikan masalahnya atau gagal.
e. Penyelesaian
Sebagai akhir dari cerita, pada bagian ini berisi penjelasan tentang nasib-nasib yang dialami tokoh-tokohnya setelah megalami peristiwa puncak itu. Namun ada pula, novel yang penyelesaian akhir ceritanya itu diserahkan kepada imaji pembaca. Jadi, akhir ceritanya itu dibiarkan menggantung, tanpa ada penyelesaian.
3. Latar
Latar (setting) tempat, waktu, dan suasana terjadinya perbuatan tokoh atau peristiwa yang dialami tokoh. Dalam cerpen, novel, atau pun bentuk prosa laiinya, kadang-kadang tidak disebutkan secara jelas latar belakang tokoh itu. Yang ada hanya penyebutan latar secara umum. Misalnya, di tepas hutan, dï sebuah desa, pada suatu waktu, pada zaman dahulu, di kala senja.
4. Penokohan
Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita. Untuk menggambarkan karakter seorang tokoh tersebut, pengarang dengan menggunakan teknik sebagai berikut:
a. penggambaran langsung oleh pengarang
b. penggambaran fisik dan perilaku tokoh
c. penggambaran lingkungan kehidupan tokoh
d. penggambaran tata kebahasaan tokoh
e. pengungkapan jalan pemikiran tokoh
f. penggambaran oleh tokoh lain
5. Sudut Pandang
Sudut pandang (point of view) adalah posisi pengarang membawakan cerita. Posisi pengarang dalam menyampaikan ceritanya dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:
a. Berperan langsung sebagai orang pertama, sebagai tokoh yang terlihat dalam cerita yang bersangkutan.
b. Sebagai orang ketiga yang berperan sebagai pengamat.
6. Amanat
Amanat merupakan ajaran moral atau pesan diktatis yang hendak disampaikan pegarang kepada pembaca melalui karyanya itu. Tidak jauh berbeda dengan bentuk cerita lainnya, alamat dala cerpen akn disimpan rapi dan disembunyikan oleh pengarangnya dalam keseluruhan cerita. Karena itu, untuk menemukannya, tidak cukup dengan membaca dua atau tiga paragraf, melainkan harus menghabiskannya sampai tuntas.
7. Gaya Bahasa
Gaya bahasa berfungsi untuk menciptakan suatu nada atau suasana  tertentu yang mampu meperlihatkan hubungan dan interaksi antara sesama tokoh. Bahasa dapat pula digunakan pengarang adalah untuk menandai karakter seorang tokoh.
Karakter jahat dan bijak dapat digambarkan dengan jelas melalui kata-kata yang digunakannya. Demikian pula dengan tokoh anak-anak dan dewasa, dapat pula dicerminkan dari kosakata atau pun struktur kalimat yang digunakan tokoh-tokoh yang bersangkutan.
Sedangkan yang termasuk dalam unsur ekstrinsik sebuah karya sastra prosa adalah Nilai-nilai kehidupan tersebut antara lain adalah nilai sosial, moral, ekonomi, kejiwaan, politik, filosofis, dll.
1.  Nilai Sosial
     Sifat terus terang adalah baik, tetapi jika salah menempatkan akan menimbulkan hal negatif
2.  Nilai Kejiwaan
     Mendalami jiwa orang lain adalah penting, karena dengan begitu kita bisa bergaul dengan masayarakat secara lebih baik.

3.  Nilai Moral
     Sifat kejujuran sangat penting dan sangat mulia di hadapan Tuhan.
4.  Nilai Ekonomi
     Tidak mudah berputus asa, gaga satu pekerjaan, cari pekerjaan yang lain.
5.  Nilai Politik
     Perjuangan membela kepentingan banyak orang dengan cara berjuang secara sungguh-sungguh.
6.  Nilai Filosofi/Religius
     Sebagai pemeluk agama Islam yang kuat,

3. Jenis-jenis Prosa Anak Usia Dini
Prosa ialah karya sastra yang berbentuk cerita yang bebas, tidak terikat oleh rima, irama, dan kemerduan bunyi seperti puisi. Bahasa prosa seperti bahasa sehari-hari. Menurut isinya prosa terdiri atas prosa fiksi dan nonfiksi.
1. Prosa fiksi
Prosa fiksi ialah prosa yang berupa cerita rekaan atau khayalan pengarangnya. Isi cerita tidak sepenuhnya berdasarkan pada fakta. Prosa fiksi disebut juga karangan narasi sugestif/ imajinatif. Prosa fiksi berbentuk cerita pendek (cerpen), novel, dan dongeng. Di dalam prosa fiksi, terdapat unsur-unsur pembangun yang disebut unsur intrinsik, yaitu: tema, alur/plot, penokohan, latar, amanat, sudut pandang pengarang, dan gaya bahasa.

2. Prosa nonfiksi
Prosa nonfiksi ialah karangan yang tidak berdasarkan rekaan atau khayalan pengarang tetapi berisi hal-hal yang berupa informasi faktual (kenyataan) atau berdasarkan pengamatan pengarang. Prosa nonfiksi disebut juga karangan semi ilmiah, yang termasuk karangan semi ilmiah ialah: artikel, tajuk rencana, opini, feature, biografi, tips, reportase, jurnalisme baru, iklan, dan pidato.
 
BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
            Berdasarkan bentuknya karya sastra dapat dibedakan menjadi bentuk puisi, prosa, dan drama. Semua bentuk karya sastra tersusun dari dua unsur pembangun, yaitu unsur intinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur Intrinsik adalah unsur karya sastra yang menmbangun tubuh karya sastra dari dalam tubuh karya sastra itu sendiri. Sedangkan Unsur esktrinsik merupakan unsur pembangun karya sastra yang berasal dari luar tubuh karya sastra itu. Pada bagian ini hanya akan dibahas unsur-unsur pembangun karya sastra prosa.
Pengertian apresiasi sastra anak-anak merupakan serangkaian kegiatan bermain dengan sastra anak-anak sehingga muncul pengertian, ketepatan dan ketelitian pemahaman, kepekaan perasaan dan penghargaan yang baik dalam diri anak terhadap sastra anak-anak. Apresiasi sastra anak-anak secara reseptif adalah penghargaan, penilaian, dan pengertian terhadap karya sastra anak-anak, baik yang berbentuk puisi maupun prosa yang dapat dilakukan dengan cara membaca, mendengarkan dan menyaksikan pementasan drama. Pendekatan yang dapat diterapkan dalam mengapresiasi sastra anak-anak secara reseptif diantaranya adalah pendekatan Emotif, pendekatan Didaktis, pendekatan Analitis.
           Puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. Unsur yang ada dalam puisi diantaranya yaitu unsur fisik, dan unsur batin. Puisi dibagi menjadi dua, yaitu puisi lama dan puisi baru. Prosa dalam pengertian kesastraan juga disebut fiksi (fiction), teks naratif (narrative text), atau wacana naratif (narrative discource). Sehingga istilah prosa atau fiksi atau teks naratif, atau wacana naratif berarti cerita rekaan (Cerkan) atau cerita khayalan. Hal ini berarti fiksi merupakan karya naratif yang isinya tidak menyarankan (tidak mengacu) pada kebenaran sejarah.

B.     Saran
Penulis berharap pendidik dapat menggunakan dan menghasilkan sebuah apesiasi karya sastra anak-anak secara reseptif dan produktif agar anak-anak mendapatkan pembelajaran tentang sastra sesuai dengan porsinya dan lebih meningkatkan daya imajinasi dan kreativitas anak dalam dunia sastra.


DAFTAR PUSTAKA


Aminuddin. 1987. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Malang: CV Sinar Baru.

Faisal, M. dkk. 2009. Kajian Bahasa Indonesia SD. Semarang: Departemen Pendidikan Nasional.

Haryadi dan Zamzami. 1997. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Nurgiyantoro Burhan. 2005. Sastra Anak. Gadjah Mada University Press

Kartahadimaja, aoh. 1978. Seni Mengarang. Jakarta: Pustaka Jaya.

Tarigan, Henry Guntur. 1995. Dasar-dasar Psikosastra. Bandung: Angkasa.

Yazidi, Akhmad. 2012. Pengantar Teori dan Sejarah Sastra Indonesia. Bogor: Universitas Pakuan

Zuchdi, D. dan Budiasih. 1999. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Semarang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.