Blogroll

loading...

Blogger templates

loading...

Makalah Budidaya Tomat


BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dan banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup dan bekerja pada sektor pertanian (Mubyarto, 1994).
Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan jika terjadi pertumbuhan sektor ekonomi yang tinggi dan sekaligus terjadi perubahan masyarakat dan taraf hidup yang kurang baik menjadi lebih baik. Hal ini terlihat dari peranan sektor pertanian terhadap penyediaan pangan, penyumbang devisa negara melalui ekspor dan lain sebagainya (Soekartawi, 1994).
Menurut Rahardi, dkk (1997), kegiatan agribisnis dimulai dari perencanaan usaha, penyediaan sarana dan prasarana, budidaya tanaman, penanganan hasil produksi sampai distribusi produk. Oleh karena itu diperlukan suatu manajemen (pengelolaan) yang dapat mengelola faktor alam, modal, tenaga kerja dan teknologi dengan faktor sarana prasarana agar dapat saling menunjang.
Salah satu tujuan utama pembangunan pertanian tanaman pangan adalah swasembada pangan. Kebijaksanaan swasembada pangan diperluas, tidak hanya bertumpu pada komoditas beras saja tetapi juga pada komoditas lain yang mengandung karbohidrat, protein, mineral dan vitamin seperti buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga-bungaan, seperti halnya komoditas tomat (Soekartawi, 1994).
Buah tomat sebagai salah satu komoditas sayuran mempunyai prospek pemasaran yang cerah. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya buah tomat yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat diantaranya adalah sebagai sumber vitamin. Buah tomat sangat baik untuk mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit, seperti sariawan karena mengandung vitamin C. Selain sebagai buah segar yang langsung dapat konsumsi, buah tomat juga dapat digunakan sebagai bahan penyedap berbagai macam masakan seperti sop, gado-gado, sambal, dan juga dapat dijadikan bahan industri untuk dikonsumsi dalam bentuk olahan, misalnya untuk minuman sari buah tomat, es juice tomat, dan konsentrat. Berbagai macam kegunaan tersebut dapat memberikan keuntungan, baik bagi konsumen, produsen, maupun masyarakat pada umumnya.
Potensi pasar buah tomat juga dapat dilihat dari segi harga yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat sehingga membuka peluang yang lebih besar terhadap serapan pasar (Cahyono,1998).


B. Rumusan masalah
1. Bagaimana pengaruh tanaman tomat yang di beri baking soda ?
2. Bagaimana pengaruh tanaman tomat yang tidak diberi baking soda?

C. Pertanyaan Penelitian
1. Apa pengaruh baking soda terhadap tanaman tomat ?
2. Sejauhmana pengaruh baking soda terhadap tanaman tomat ?

D. Tujuan Penelitian
Tujuannya adalah untuk mendapatkan suatu rumusan hasil dari penelitian melalui proses mencari,menentukan,mengembangkan,serta menguji kebenaran dari yang sudah ada.

E.Manfaat Penelitian
Untuk menentukan hasil uji yang benar dengan membandingkan yang sudah ada.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.   Tinjauan Umum Tanaman Tomat
Tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill), berasal dari daerah Peru dan Ekuador, kemudian menyebar ke seluruh Amerika, terutama ke wilayah yang beriklim tropik. Bangsa Eropa dan Asia mengenal tanaman tomat pada tahun 1523. Namun pada waktu itu tanaman tomat dianggap sebagai tanaman beracun. dan hanya ditanam sebagai tanaman hias dan obat kanker. Tanaman tomat di tanam di Indonesia sesudah kedatangan orang Belanda, hal ini menandakan bahwa tanaman tomat sudah tersebar di seluruh dunia, baik di daerah tropik maupun subtropik (Cahyono, 1998).
Tanaman tomat termasuk tanaman semusim yang berumur pendek, artinya umur tanaman hanya satu kali berproduksi dan setelah itu mati. Tomat sangat bermanfaat bagi tubuh manusia, karena mengandung vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan. Dalam buah tomat juga terdapat zat pembangun jaringan tubuh dan zat yang dapat meningkatkan energi. Tanaman tomat sangat dikenal masyarakat dan digemari karena rasanya yang manis-manis asam dapat memberikan kesegaran pada tubuh dan cita rasanya yang berbeda dengan buah-buahan lainnya. Bahkan kelezatan rasa buah tomat mi juga dapat menambah cita rasa dan kelezatan berbagai macam masakan. Kegunaannya sebagai penyedap masakan hanya sedikit, namun ketersediaannya tetap di dambakan sepanjang masa.
Taksonomi tanaman Tomat adalah: Kingdom: Plantea, Divisio: Spermathopyta, Kelas: Diccotylledon, Ordo: tubiflorae, Family Solanaceae, Genus: Lycopersicum, Spesies: Lycopersicum esculenturn mill.
1.      Syarat Tumbuh Tanaman Tomat
Menurut Rukmana (1994), syarat tumbuh tanaman tomat sebagai berikut :
a.      Keadaan iklim
1)      Suhu
Tanaman tomat tumbuh secara baik bila udaranya sejuk, yaitu suhu pada malam hari antara 10- 20oC dan pada siang hari antara 18- 29°C.
2)      Curah hujan
Curah hujan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah 750 - 1250 mm/th. Keadaan ini berhubungan erat dengan ketersediaan air tanah bagi tanaman, terutama di daerah yang tidak beririgasi teknis.
3)      Sinar matahari
Cahaya matahari sangat dibutuhkan dalam proses fisiologi tanaman untuk membentuk bagian vegetatif tanaman (batang, cabang, dan daun) dan bagian generatif tanaman (bunga, buah dan biji). Intensitas cahaya matahari yang diperlukan oleh tanaman tergantung pada fase atau tingkatan pertumbuhan tanaman. Kebutuhan cahaya matahari sebagai sumber energi fotosintesis juga tergantung lamanya penyinaran. Penyinaran matahari untuk mendapatkan hasil yang baik adalah sepanjang hari di tempat yang terbuka (sekitar 8 jam perhari).
4)      Ketinggian tempat
Pertumbuhan tanaman tomat di dataran tinggi lebih baik daripada di dataran rendah, karena tanaman menerima sinar matahari lebih banyak tetapi suhu rendah.
b.     Keadaan tanah
Tanaman tomat dapat tumbuh di segala jenis tanah. Tanah yang ideal adalah tanah lempung berpasir yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik serta unsur hara, pH 6,0 - 7,0 dan draenase baik.
2.      Budidaya tanaman tomat
Menurut Cahyono (1998), budidaya tanaman tomat yaitu:
a.      Persiapan bahan tanaman
Pengadaan benih tomat dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan cara membeli bibit yang sudah siap tanam atau dengan membuat benih sendiri. Apabila pengadaan bibit dengan cara membeli, hendaknya membeli pada toko pertanian yang terpercaya menyediakan benih-benih yang bermutu baik dan telah bersertifikat
b.     Pengolahan tanah
Tomat dapat hidup subur bila tanahnya gembur. Oleh karena itu, tanah harus dicangkul, ditraktor atau dibajak lebih dahulu sebelum tomat di tanam. Setelah itu dibuat bedengan dengan ukuran 100 - 200 cm untuk media tanaman tomat
c.      Pemasangan mulsa plastik hitam perak
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan mulsa adalah, sebelum pemasangan, bedeng-bedeng yang telah terbentuk sebaiknya diairi terlebih dahulu sehingga kondisinya lembab. Pemasangan mulsa sebaiknya dilakukan sekitar pukul 09.00-14.00 agar mulsa plastik dapat terpancang kuat, karena pada saat itu plastik mengalami pemuaian akibat teriknya matahari langsung.
d.     Penanaman
Bibit tomat yang telah berumur kurang lebih 2-3 minggu dan berdaun 3 - 4 helai dapat ditanam pada lahan yang telah disiapkan. Jarak tanam sebaiknya 60 x 40 cm, 60 x 60 cm atau 50 x 50 cm. Dalam satu hektar dapat ditanami sekitar 21 ribu rumpun.
e.      Pemeliharaan
1)      Penyiraman
Penyiraman untuk tanaman tomat sebaiknya diberikan sesuai dengan kebutuhan hidup sehingga tanaman dapat hidup dan berproduksi secara optimal.
2)      Penyiangan
Penyiangan adalah kegiatan membersihkan atau memberantas rumput-rumput dan jenis tanaman lain yang mengganggu tanaman yang di budidayakan Gulma yang tumbuh di areal tanaman tomat harus disiangi agar tidak menjadi pesaing tanaman.
3)      Pemberian air
Pada umur 21 hari sejak penanaman di kebun, atau kira-kira sudah setinggi 25 cm, tanaman tomat harus diberi air untuk menopang tegaknya tanaman dan menopang buah. Sebab, tanaman tomat memiliki batang yang kurang kuat sehingga apabila tidak diberi air akan roboh.
4)      Penyulaman
Penyulaman adalah mengganti tanaman yang mati atau masak. Penyalaman hendaknya dilakukan seminggu setelah tanaman.
5)      Pemupukan
Jenis pupuk yang dapat digunakan untuk tanaman tomat adalah pupuk organik (pupuk kandang, kompos dan pupuk hijau) atau pupuk buatan (pupuk nitrogen (N), Pospor (P), dan Kalium (K). Pemupukan yang berwawasan lingkungan adalah pemupukan yang dilakukan dengan memperhatikan waktu, dosis, dan cara penempatannya. Dengan memperhatikan tiga hal tersebut, maka dapat menghindari pemupukan yang berlebihan.
6)      Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dan penyakit yang perlu diterapkan adalah pengendalian secara terpadu yaitu pengendalian yang memadukan cara biologis, mekanis, dan iklim.
Penggunaan pestisida merupakan alternatif terakhir untuk memberantas hama dan penyakit.
3.      Pemanenan
Pemetikan buah tomat dapat dilakukan pada tanaman yang telah berumur 60 - 100 hari setelah tanam atau tergantung varietasnya. Saat pemetikan buah tomat yang baik adalah pada pagi atau sore hari dan keadaan cuaca cerah. Cara memetik buah tomat yang sudah matang cukup dilakukan dengan memutar buah satu per satu.

B. Budidaya Tomat
Tanaman tomat di Desa Lapandewa ditanam secara intensif artinya bahwa tomat diusahakan secara sungguh-sungguh hal ini juga dipengaruhi oleh faktor resiko yang cukup besar dan iklim yang sudah tidak bisa dibaca secara pasti. Adapun cara-cara budidaya tanaman tomat yang dilakukan petani di Desa Lapandewa adalah sebagai berikut:
1. Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan dilakukan dengan cara dicangkul atau dibajak secara merata kemudian lahan dibiarkan selama satu minggu untuk mematangkan tanah, satu minggu setelah pengolahan lahan, dibuatlah bedengan-bedengan untuk media tanam dengan ukuran lebar bedeng antara 120-130 cm sedangkan panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan.  Untuk penggunaan ukuran lebar bedengan tersebut digunakan oleh seluruh petani yang ada di lokasi penelitian.
2.      Penyemaian
Untuk memudahkan perawatan, biji yang sudah mendapat perlakuan fungisida, disemaikan dalam wadah yang terbuat dari kotak kayu, polibag, pot bunga dan sebagainya.  Biji disebar merata diatas pesemaian berupa tanah yang bersih yang sudah diayak dan dicampur dengan pasir bersih serta pupuk kandang (perbandingan 1:1:1).  Kemudian ditutup dengan tanah yang dilewatkan melalui sebuah ayakan, tidak tebal tetapi asal dapat menutup media.  Media untuk pesemaian ini dipilih yang mempunyai aerasi baik, subur dan gembur, maka akar akan tumbuh lurus dan memudahkasn pemindahan bibit ke polibag pembesaran.
3. Pemupukan Dasar
Pemupukan dasar dilakukan setelah bedengan telah siap. Pupuk dasar yang digunakan antara lain, kapur, pupuk kandang, ponska, dan KCL. Pupuk                diberikan secara bersamaan sebelum dilakukan pemasangan rnulsa, untuk luas lahan 0,4 ha kapur, pupuk kandang, ponska, dan KCL. Pemupukan dilakukan dengan cara ditabur secara merata di atas bedengan yang kemudian dicangkul kembali dengan halus agar pupuk yang ditabur dapat tercampur dengan sempurna.  Semua responden di lokasi penelitian menggunakan pupuk kandang, KCl, kapur dan Mutiara, sedangkan pada pupuk Ponska hanya digunakan 11 responden dan pada pupuk Tensil Organik  hanya digunakan 8 responden.
Cara pemupukan di lokasi penelitian dilakukan secara terus menerus dan takaran pupuk disesuaikan dengan usia tanamannya.  Sebelum menabur pupuk terlebih dahulu dibuat tanaman itu dengan batang tanaman sebagai pusat lingkaran.  Garis tengah lingkaran selalu berubah-ubah mengikuti pertumbuhan tajuk tanaman.  Dengan demikian, makin bertambahnya usia tanaman maka makin lebar tajuknya, maka makin besar pula lingkaran yang mengelilingi tanaman itu untuk menabur pupuk.  Sesudah pupuk ditabur merata di dalam rorakan selanjutnya ditutup kembali dengan tanah.
Mengenai dosis/takaran pemupukan belum ada ketentuannya.  Kebanykan petani scukup melakukan pemupukan secara umum saja, yaitu sekedar memberi pupuk organik (pupuk kandang) atau pupuk hijau (yang kebetulan tumbuh di sekitar kebun).  Sampai kini, berapa banyak takaran pupuk dan apa yang dibutuhkan belum ada kepastiannya.
4. Pemasangan Mulsa
Sejalan dengan semakin berkembangnya teknologi budidaya tanaman, telah diperkenalkan dengan teknik kultur sistem mulsa plastik, terutama MPHP.  Berdasarkan hasil-hasil penelitian di lapangan, sistem pemulsaan ini berpengaruh baik terhadap peningkatan kuantitas dan kualitas hasil tomat.  Penggunaan mulsa plastik hitam perak sebagai mulsa lebih praktis dibanding dengan penggunaan sisa-sisa tanaman yang telah mati atau jerami.  Penggunaan mulsa plastik dibanding lebih praktis, karena mudah didapat, mudah penggunaannya sehingga lebih menghemat biaya pada musim tanam berikutnya. Pemasangan mulsa dilakukan pada saat bedengan benar-benar sempurna, mulsa yang digunakan adalah jenis mulsa plastik hitam perak, pemasangan mulsa bertujuan untuk menjaga tingkat kelembaban media tanam, menekan pertumbuhan gulma, mengurangi tingkat serangan hama dari penyakit tanaman. Semua responden yang ada di lokasi penelitian melakukan pemasangan mulsa.
5. Pembuatan lubang tanam
Setelah persiapan lahan pertanaman rampung/selesai pekerjaan selanjutnya pada areal pertanaman adalah mempersiapkan lubang tanam.  Pembuatan lubang tanam dilakukan satu minggu sebelum penanaman bibit.
Lubang tanam dibuat sesuai dengan jarak tanam yang telah ditentukan yaitu 60 cm X 80 cm dan alat yang digunakan untuk membuat lubang tanam ada berbagai jenis. Misalnya kaleng silinder, ataupun alat yng dibuat secara khusus untuk membut lubang tanam.  Jarak tanam harus diatur dengan baik dan jangan terlalu rapat, karena dapat mengurangi penerimaan sinar matahari.  Tanaman tomat yang kurang menerima sinar matahari akan mengakibatkan proses fotosintesis tidak dapat berlangsung dengan baik.  Jarak yang terlalu rapat dapat mengakibatkan tingkat kelembaban menjadi tinggi dan persaingan dalam penyerapan air dan unsur hara pun terjadi.  Ukuran ini juga digunakan oleh seluruh responden di lokasi penelitian.
6. Penanaman
Bibit seharusnya sudah diseleksi pada temat pembibitan sebelumnya diangkut ke lahan pertanaman.  Bibit tomat adapat dipindahkan ke lahan pertanaman apabila telah berumur antara 30 – 45 hari di pesemaian.  Bibit yang terpilih sebaiknya yang berpenampilan sehat, tumbuh subur dan tegak serta daunnya tidak ada yang rusak.
Bibit dirawat agar terhindar dari serangan hama dan penyakit.  Kesehatan bibit yang sudah terjamin baik dapat diperhastikan dari petumbuhannya yang normal dan tanaman tampak subur.
Bibit tanaman tomat di tempat pembibitan itu biasanya dinaungi atau tidak mendapat sinar matahari secara langsung.  Jadi sebelum ditanam di areal pertanaman, bibit itu harus cukup terbiasa mendapat sinar matahari langsung karena pada areal pertanaman tidak ada lagi yang dapat menaunginya.
Saat yang terbaik untuk menanam sayuran tomat adalah tiga hari sesudah lubang tanam dipersiapkan dan diusahakan pada pagi atau sore hari.  Pada saat pagid an sore hari, keadaan cuaca belum panas sehingga tanaman dapat terhindar dari kelayuan.  Kelayuan dapat terjadi karena tidak adanya keseimbangan antara jumlah air yang diserap oleh akar tanaman adengan proses transpirasi (penguapan) yang terjadi pada tanaman itu sendiri. Penanaman tomat pada umumnya ditanam dengan jarak 60 cm X 80 cm dengan jumlah rumpun satu rumpun setiap lubang tanam.  Penanaman dengan jarak ini digunakan oleh seluruh responden yang ada di lokasi penelitian.
7. Penyulaman
Penyulaman adalah kegiatan untuk mengganti tanaman yang mati, rusak atau yang pertumbuhannya tidak normal.  Penyulaman tanaman biasanya dilakukan antara 4-7 hari setelah tanam. Penyulaman dilakukan apabila ada tanaman yang mati atau tumbuh secara abnormal dan bibit yang digunakan untuk menyulam haruslah berasal dari bibit yang sama dengan harapan tanaman yang ada tumbuh secara seragam.  Untuk perlakuan penyulaman ada yang 4-7 hari setelah tanam ada juga yang 3 hari karena pada saat itu sudah dapat terlihat adanya tanaman yang pertumbuhannya tidak normal.  Pertumbuhan yang tidak normal itu dapat terjadi disebabkan oleh kesalahan pada saat penanaman.
Bibit yang digunakan untuk penyulaman adalah bibit yang sengaja disisakan atau dibiarkan tumbuh pada lahan pembibitan sebagai bibit cadangan.  Bibibt yang digunakan untuk penyulaman adalah bibit yang sama umurnya dengan tanaman yang tidak disulam, sehingga pertumbuhan semua tanaman seragam.
8. Pemasangan ajir/turus
Pemasangan turus berguna untuk menegakkan tanaman tumbuh.  Tanaman tomat yang tingginya kira-kira 25 cm atau sekitar 21 hari sejak ditanam harus diberi ajir/turus atau penunjang.  Tanaman tomat yang memiliki batang yang kurang kuat untuk menopang pertumbuhannya harus dipasang turus untuk membantu menopang buah.  Selain itu, pemberian turus juga dapat menjadi tempat tanaman merambat vertikal ke atas dan tanaman mendapatkan pernyinaran sinar matahari yang lebih baik dibandingkan bila tanaman itu menjalar horizontal diatas tanah.
Turus/ajir atau alat penopang pertumbuhan tomat ini dapat dibuat dari bahan bambu yang ditancapkan tegak diatas tanah dekat pada batang tanaman.  Untuk menguatkan turus tetap tertancap tegak, maka setiap turus diikat pada bambu yang dibuat melintang.  Konstruksi turus dapat dibentuk dengan palang segitiga, yaitu posisi turus pada setiap tanaman dipasang miring sehingga ujung turus dapat disatukan dengan ujung turus yang berada di depan atau disebelahnya.   Konstruksi bangun ini seperti sangat sesuai bila sistem penanaman dilakukan dengan pola barisan berganda.
9. Pengikatan dan perempelan
Pengikatan tanaman bertujuan supaya tanaman dapat tumbuh dengan baik, pengikatan menggunakan tali rafia. Perempelan tunas-tunas yang tumbuh berlebih penting dilakukan agar tanaman kurang mendapatkan persaingan unsur hara yang dibutuhkan, dan alat yang digunakan untuk merempel adalah gunting.
10. Pemupukan susulan
Pemupukan susulan dilakukan dengan metode kocor. Pupuk yang digunakan adalah jenis pupuk mutiara, pemupukan sistem kocor dilakukan dengan cara melarutkan pupuk mutiara dengan air dengan dosis yang telah ditentukan kemudian dikocorkan pada tanaman. Pemupukan diberikan sejak umur tanaman l5 - 60 HST.
11. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Tomat
Kerusakan pada suatu tanaman biasa disebabkan oleh faktor biotis, seperti sbangsa jamur, bakteri, insekta, virus dan gulma.  Untuk memberantas jamur digunakan fungisida, memberantas bakteri digunakan bakterisida dan memberantas insekta digunakan insektisida.  Untuk memberantas virus umumnya masih dilakukan dengan pencabutan kemudian dimusnahkan, sedangkan untuk memberantas gulma digunakan herbisida.
Hama adalah hewan yang merusak tanaman atau hasil tanaman karena aktivitas hidupnya, terutana aktivitas untuk memperoleh makanan.  Hama tanaman memiliki kemampuan merusak yang sangat hebat.  Akibatnya tanamana dapat rusak atau bahkan tidak dapat menghasilkan sama sekali.
Hama pada tanaman terdiri dari atas hewan mamalia, serangga dan burung.  Hama tanaman berupa hewan mamalia terdiri dari tikus, babi hutan dan kera.  Hama tanaman berupa burung terdiri dari burung gelatik dan burung pipit.  Hama tanaman berupa serangga misalnya wereng, kutu daun, walang sangit, belalang, berbagai ulat dan berbagai kumbang.  Diantara hama-hama tersebut yang paling menimbulkan kerugian besar pada tanaman adalah kelompok serangga.
a)      Hama Gurem
Hama Gurem (Thrips atau Myten) biasanya menyerang daun, bunga dan buah pada tanaman sayuran tomat.  Untuk mengatasi hama gurem ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pembibitan/pesemaian disemprotkan dengan obat Dieldrin dan pada areal yang tetap atau lahan pertanaman dapat disemprotkan dengan antara copper fungisida dan Dieldrin.
b)      Ulat Tanah
Ulat Tanah (Agrotis ipsilon) ini menyerang tanaman sayuran tomat pada bagian batangnya.  Warna ulatnya hitam mengkilat.  Untuk pemberantasan hama ulat tanah ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1)      Memasang umpan dengan perbandingan bahan campuran 1000 gr dedak : 100 gr gula dan paris green, dicampur dengan air secukupnya.
2)      Dilakukan penyemprotan seminggu sekali
3)      Secara preventif yaitu menaman jenis tanaman tomat yang resisten serta tepat pada waktunya.
c)      Hama Cacing
Hama Cacing (Melodogyna sp.) ini menyerang tanamans ayuran tomat pada bagian akar, baik itu di lahan pesemaian maupun pada lahan pertanaman.  Pemberantasan hama cacing ini dapat dilakukan dengan menggunakan Nematisida.
d)     Siput atau Bekicot
Siput atau bekicot (Achatina fulica) menyerang pada waktu malam hari den menyerang pada daun tanaman.  Cara pemberantasannya dilakukan dengan cara:
1)      Cara mekanik : mencari siput yang menyerang daun kemudian langsung dibasmi/dibunuh.
2)      Cara kuratif : memberi umpan, yang merupakan campuran antara Metadex dan bekatul.
3)      Cara preventif : membuat got keliling, dan got tersebut harus ada airnya.
e)      Hama Kutu Pucuk
Jenis kutu ini ada yang berwarna hitam ada juga yang berwarna putih.  Kedua jenis ini menyerang menghisap sari-sari makanan lewat pucuk tanaman secara bergerombol.  Untuk memberantas hama kutu pucuk ini dapat dilakukan dengan cara-cara penyemprotan dengan Folidol dan  Dieldrin, serta mengadakan rotasi tanaman secara sempurna.
Penyakit tanaman adalah gangguan pada tanaman yang disebabkan oleh mikroorganisme. Mikroorganisme tersebut adalah virus, bakteri, protozoa, jamur dan cacang nematode.  Mikroorganisme itu dapat menyerang organ tumbuhan seperti pada akar, batang, daun atau buah.
a)      Penyakit Jamur Phythophthora infestans
Penyakit busuk daun pada tanaman sayuran tomat yang disebabkan oleh jamur Phythophthora infestans biasanya berjangkit pada musim hujan dan dapat menyerang semua stadia pertumbuhan tanaman tomat sehingga perlindungannya harus dimulai sejak pindah pada lahan pertanaman.
Kebiasaan petani penyemprot pestisida secara serampangan menyebabkan timbulnya strain baru dari Phythophthora infestans yang ditunjukkan adanya kekebalan jamaur Phythophthora infestans terhadap fungisida tertentu atau dosis efektif. 
Fungisida yang dapat dianjurkan sebagai elternatif untuk mengendalikan jamur Phythophthora infestans pada tomat antara lain:

1)      Fungisida protektan Kocide 54WDG
2)      Fungisida sistemik Starmyl 25WP
Fungisida Kocide 54 WDG dan Starmyl 25WP dalam pemakaiannya dapat dipakai secara bergantian maupun secara bersama-sama (dicampur), karena kedua fungisida ini sudah teruji efektivitasnya dan tidak terjadi reaksi yang bersifat saling melemahkan.
b)      Penyakit Layu
Penyakit layu pada tanaman sayuran tomat disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporium.  Penyakit layu ini bisa menular melalui luka.  Untuk menanggulangi penyakit layu dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1)      Tanaman diusahakan agar jangan sampai terjadi luka.
2)      Benih tanaman didesinfektan dengan air panas bersuhu 550 C selama   10 – 17 menit.
3)      Tanaman yang terserang dicabut kemudian dimusnahkan dengan cara membakarnya.
c)      Penyakit Akar
Penyakit akar pada tanaman sayuran tomat disebabkan oleh bakteri, yaitu Bacterium solanacearum.  Bakteri ini biasanya meneyrang tanaman tanaman yang ditanam di lahan pertanaman yang berwarna merah.  Penanggulangan penyakit akar yang sudah terserang dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1)      Perlu diadakan rotasi tanam dengan tanaman lain dengan teratur.
2)      Perlu diperhatikan bahwa adajuga tanaman lain yang mudah terserang oleh penyakit ini misalnya terong, kentang dan lombok.
3)      Bila ada tanaman yang sudah terserang segera cabut dan dimusnahkan dengan cara membakarnya.
d)     Penyakit Virus Mozaik
Penyakit mosaic pada tanaman sayuran tomat disebabkan virus.  Penyakit ini menyerang daun tanaman.  Untuk mencegah tanaman terserang penyakit virus ini adalah dengan cara menanam tanaman tomat tidak pada musim penghujan.  Bila tanaman sudah sempat terserang penyakit virus ini, segeralah dicabut kemudian dimusnahkan dengan cara membakarnya.
e)      Penyakit Bakteri Xanthomonas solanacearum
Penyakit bakteri yang menyerang tanaman sayuran tomat adalah Xanthomonas solanacearum.  Tanaman sayuran tomat yang sudah sempat terserang penyakit bakteri ini dapat ditanggulangi dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1)      Mengadakan rotasi tanaman dengan tanaman yang bukan merupakan familinya.
2)      Dianjurkan untuk menanam jenis yang resisten.
3)      Tanaman yang sakit segera dicabut dan dimusnahkan.
f)       Penyakit Bengkak Akar
Penyakit bengkak akar pada tanaman sayuran tomat disebabkan oleh nematoda Meloidogynesp.  Kebanyakan nematode hidup didalam tanah dikelilingi oleh jamur, bakteri atau virus yang banyak diantara jenisnya dapat menyebabkan penyakit pada tumbuhan.
Pengendalian secara kimiawi masih diperlukan untuk melindungi tanaman tomat dari serabngan nematoda bengkak akar, terutama bila metode pengendalian yang lain kurang efektif menekan populasi nematoda.  Salah satu jenis nematoda yang efektif menurunkan keganasan serangan nematoda parasitik ini adalah corbofuran.
Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemakaian nematisida, maka perlu dilakukan optimalisasi kondisi lingkungan tanah yang mendukung aksi kerja bahan aktif nematisida.  Caranya adalah dengan pengaturan pengairan.
g)      Busuk Ujung Buah Tomat
Sistem pertanian intensif yang disertai pemupukan tidak berimbang sering menyebabkan gejala penyakit fisiologis akibat kekurangan unsur hara tertentu.  Salah satu diantaranya yang sering ditemukan pada tanaman tomat adalah busuk ujung buah.  Penyakit ini sangat merugikan petani tomat karena dapat menggagalkan panen.  Kalaupun bisa, kualitas buah akan sangat menurun, sehingga sulit dipasarkan.
Untuk mengatasi serangan penyakit fisiologis ini dianjurkan memilih varietas tomat yang tahan, misalnya saja tomat hibrida varietas kada.  Namun akan lebih baik lagi bila anjuran-anjuran berikut ini dapat dilakukan:
1)      Lakukan pengapuran tanah pada saat pengolahan tanah, terutama lahan yang mudah kekurangan Ca atau pH-nya rendah.
2)      Lakukan pemupukan berimbang sesuai anjuran (rekomendasi) setempat.  Hindari pemupukan nitrogen dan kalium yang berlebihan, karena dapat mempengaruhi penyerapan unsur Ca.
3)      Pengairan (penyiraman) harus merata, jangan membiarkan tanah terlalu basah atau kekeringan.
4)      Bila ditemukan ada gejala awal kurang Ca, segera semprot dengan CaCl2 pada seluruh permukaan daun 5 – 7 hari sekali secara berulang-ulang sampai sembuh.
5)      Buah tomat yang terserang segera dikumpulkan dan dibuang.
Dalam dunia pertanian, nama lain dengan istilah yang populer untuk rumput pengganggu tanaman budidaya adalah gulma.  Di sawah, ladang, huma, kebun atau lahan pertanaman lainnya banyak sekali jenis rumput yang mengganggu tanaman pokok.  Jadi, gulma adalah tanaman liar yang mengganggu pertumbuhan tanaman yang diusahakan manusia sehingga manusia berusaha untuk mengatasi.
Gulma perlu diberantas karena sangat mengganggu tanaman adan mengambil makan (zat hara) dari dalam tanah yang mengakibatkan penderitaan pada tumbuhan pokok dan juga mengakibatkan turunnya hasil pertanian yang dibudidayakan.  Selain itu juga dapat merugikan manusia karena sebagian gulma ada yang mengandung racun.
Penyiangan pertama sebaiknya dilakukan pada saat tanamn sayuran tomat berumur 2 minggu.  Penyiangan ini dapat dilakukan dua kali.  Tujuannya adalah menghilangkan gulma-gulma yang menjadi saingan dalam mencari zat makanan dari dalam tanah.  Selain itu juga bertujuan menggemburkan tanah.  Penyiangan selanjutnya dapat dilakukan pada saat umur tanaman sudah sekitar 5 minggu.




12. Panen
Penentuan panen sangat mempengaruhi mutu dan harga tomat saat di pasarkan.  Pemanenan secara periodik dilakukan 2 atau 3 kali sepekan bergantung pada keadaan buah yang matang. 
Adapun ciri buah tomat dalam proses perubahan warna buah tomat: 
Panen Tomat Warna Hijau : Panen dilakukan pada saat seluruh permukaan buah berwarna hijau, mungkin hijau cerah atau hijau pekat.  Di sekitar biji terdapat lendir dan jika buah dipotong bijinya menyamping atau dengan kata lain tidak terpotong.
Panen Tomat Warna Gading : Panen dilakukan pada saat tomat berwarna gading mulai muncul di ujung buah.  Perubahan warna tidak lebih dari 10%.  Permukaan buah berubah kekuningan, jingga atau merah dan selebihnya hijau.
Panen Tomat Warna Kuning : Panen dilakukan pada saat warna tomat mulai berubah dari warna hijau menjadi kuning, oranye atau merah.
Panen Tomat Merah Muda : Panen dilakukaan pada saat buah berwarna merah muda atau setengah masak.  Warna hijau pada tomat hampir sama dengan kuning, oranye atau merah.
Panen Tomat Merah : Panen dilakukan pada saat buah berwarna merah atau buah masak, permukaan buah lebih banyak berwarna kuning, oranye, jingga atau merah.  Warna hijau berangsur berkurang hanya sekilas.
Bersamaan dengan proses pematangan tersebut, kandungan klorofil, vitamin C dan kekerasan menurun.  Sebaliknya kandungan lycopene dan etilen jstru meningkat.  Perubahan kimia selama proses kematangan buah meliputi warna dari hijau jke merah, karbiohidrat dari pati menjadi gula dan asam organik yang kian menurun.  Disamping itu, protein dan pembebasan asam amino meningkat diikuti kerusakan jaringan sel serta perubahan aroma.
Pemanenan tomat dilakukan mulai tanaman berumur 70 HST panen pertama sampai panen ke 9 dengan selang panen 3-4 hari setelah panen. Tanaman tomat pada umumnya mempunyai masa panen antara 8-9 kali setelah itu terjadi penurunan hasil secara drastis.
12. Pemasaran hasil
Penanganan hasil panen adalah suatu rangkaian kegiatan yang dimulai dari pengumpulan hasil panen sampai pada tahap siap untuk dipasarkan.  Penanganan hasil panen harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati karena sangat menentukan mutu akhir buah.  Pemasaran hasil tanaman tomat di Desa Lapandewa pada umumnya petani menjual langsung ke tengkulak yang kemudian tengkulak membawa dan menjualnya di pasar-pasar terdekat yang ada.