Blogroll

loading...

Blogger templates

loading...

Bentuk permainan Anak menurut jenis permainan



Umumnya permain aktif lebih menonjol pada awal masa kanak-kanak dan permainan hiburan ketika anak masa puber, namun hal yang demikian tidak slalu benar. Dalam hal ini Elizabeth B.Hurlock mengemukakan  permainan  sepanjang masa kanak-kanak, sangat mempengaruhi penyesuaian pada tatanan peribadi dan sosial anak.
Berikut uraian tentang bermain aktif dan fasif (hiburan): a). Bermain aktif
Bermain aktif adalah, bermain yang kegembiraan timbul  dari  apa yang dilakukan anak itu sendiri. kebanyakan anak melakukan berbagai bentuk permainan dan banyaknya kegembiraan anak melakukan berbagai bentuk permainan dan banyaknya kegembiraan yang akan di peroleh dari setiap permainan sangat bervariasi. Variasi ini di sebabkan oleh sejumlah faktor, faktor itu diantaranya faktor Pertama adalah kesehatan, kesehatan merupakan sangat mempengaruhi permainan aktif. Anak yang aktif menghabiskan lebih banyak waktu untuk memperoleh kepuasan dari permainan itu sendiri, ketimbang anak yang kesehatan nya buruk sehingga bermain aktif cepat melelahkan. 19
Kedua teman bermain, aktif merupakan permainan yang membutuhkan teman, pada masa anak melewati bermain sendiri ketika bayi dan beralih ke bermain sosial dimasa kanak-kanak, tingkatan penerimaan sosial yang mereka nikmati akan menemukan banyaknya waktu yang dihabiskan dalam bermain aktif dan banyaknya kegembiraan yang mereka peroleh.
Ketiga yang menimbulkan variasai dalam bermain aktif adalah, tingkatan intelegensi anak. Pada umumnya, anak yang sangat pandai dan yang snagat bodoh lebih sedikit menghabiskan waktunya dalam bermain aktif ketimbang mereka yang tingkat intelegensi rat-rata. Terutama karena perhatian tidak sejalan dengan mereka yang mempunyai intelegensi rata-rata akibatnya mereka menganggap permainan seperti itu kurang menarik ketimbang anak yang perhatian bermainnya sesuai dengan tingkatan intelegensi.
Keempat peralatan, kebanyakan permainan aktif membutuhkan peralatan untuk merangsangnya. Kelima lingkungan, lingkungan merupakan tempat anak tumbuh mempengaruhi jenis dan jumlah bermian akktif ini dapat dikelompokan dalam beberapa bentuk seperti bermain bebas sepontan, permainan drama, dan bermain musik. Sementara itu dalam referensi lain permainan aktif dapat dikelompokan dalam tiga kelompok yaitu bermain sosial, bermain dengan benda dan bermian sosio drama. Permainan sosial, peran bermian yang mengamati cara bermain anaK, akan memperoleh kesan bahwa anak dalam bermain dengan teman-temannya masing-masing akan menunjukan derajat partisifasi yang berbeda.20
Menurut Parten dalam Brewer yang dikutif Soemarti patmonodewo mengungkapkan berbagai derajat partisifasi anak dalam bermain dapat bersifat main sendiri, bermain pararel, bermain asosiatif dan bermain bersama.
1)         Bermain sendiri, maksudnya adalah anak bermain tanpa menghiraukan apa yang dilakukan anak lain di sekitar. Mungkin anak menyusun balok menjadi menara, dan ia tidak menghiraukan apa yang dilakukan oleh anak lain yang berada di sekitar ruangan yang sama.
2)         Bermain pararel, kegiatan bermain yang dilakukan sekelompok anak dengan menggunakan alat permainan yang sama, tetapi masing-masing anak bermain sendiri-sendiri. Apa yang dilakukan anak tidak bergantung dengan anak lainnya.
3)         Bermain asosiatif, bermain ini di mana beberapa orang anak  bermain bersama, tetapi tidak ada suatu organisasi/pengturan. Bebepara anak mungkin memilih bermain sebagai penjahat, dan lari-lari mengitari halaman, sedang anak yang lain mengejar anak yang menjadi penjahat secara bersama.
4)         Bermain kooperatif, pada permainan ini masing-masing anak memiliki peran tertentu guna menepai tujuan kegiatan bermain. Misalnya anak bermain
toko-tokoan.21
Oleh sebab itu diharapkan guru dapat memberikan pengalaman dalam bermain yang bersifat bermain sendiri, bermain pararel, bermain asosiatif dan bermain bersama tersebut di atas, misalnya salah satu permainan peran (sosio-daramatik). Smilansky dalam Brewer yang dikutip oleh Soemarti Patmonodewo, mengungkapkan permainan sosio-dramatik memiliki beberapa elemen yaitu, bermain dengan melakukan imitasi (anak bermain pura-pura melakukan peran orang disekitar).
Bermain seperti suatu objek (anak melakukan gerakkan dan menirukan suara  yang sesuai denagn objek nya, anak pura-pura menjadi mobil sambil berlari dan menirukan suara mobil), bermain dengan menirukan gerak (menirukan pembicaraan atau gerak), persisten (anak melakukan kegiatan bermain dengan tekun selama 10 menit, intraksi (bermain dengan), komunikasi verbal.
Dengan demikian dapat penulis ambil sebuah kesimpulan bahwa, proporsi waktu bermain yang dicurahkan dalam masing-masing jenis permainan itu tidak bergantung pada usia, tatapi pada kesehatan dan kesenangan yang diperoleh dari masing-masing katagori.
b)         Bermain fasif
Bermain fasif merupakan istilah dari hiburan,yang merupakan tempat anak memperoleh kegembiraan dengan usaha minimum dari kegiatan  orang lain. Bagi beberapa anak hiburan dapat di nikmati bersama dengan kelompok teman sebaya, seperti menonton film atau televisi, namun kebanyakan hiburan dilakukan sendiri. Kurang hubungan sosial tidak menghilangkan kegembiraan yang di peroleh dari hiburan sebagaimana bermain aktif.23
Banyak orang tua atau orang dewasa menganggap waktu yang di habiskan anak dengan hiburan sebagai pemborosan waktu dan menegaskan bahwa mereka akan lebih banyak memperoleh keuntungan dari pada bermain aktif.
Elizabeth B. Hurlock, mengemukakan ada beberapa macam permainan yang tergolong permainan pasif atau hiburan, diantaranya adalah membaca (membaca
merupakan suatu bentuk hiburan). Menonton film, mendengarkan radio, mendengarkan musik menonton televisi.24
Moeslihatoen, R mengungkapkan metode bermain adalah suatu bentuk kegiatan yang memberikan kepuasan pada diri anak dan bersifat non serius, lentur, dan bahan bermain terkandung dalam kegiatan secara imajinatif di transformasi sepadan dengan dunia orang dewasa, Oleh karena itu bermain sambil belajar  (bermain peran) dalam kehidupan anak sadalah merupakan suatu hal yang penting untuk meningkatkan perkembangan daya sikap (afektif) anak.25
Tujuan dari permainan Tata Balok adalah untuk merangsang kepekaan mengenal struktur bentuk dan merangsang kepekaan untuk kerja sama dengan teman dan menyusun balok tersebut. Adapun alat dan bahan yang di gunakan adalah balok kreatif berbagai bentuk dan ukuran. Jumlah set balok adalah setengah jumlah anak di kelas. Sementara langkah-langkah permainan ini adalah :
1)         Masukkan semua balok atau unsure menara susun kedalam kotak .
2)                     Bunyikan peluit panjang, dan setiap pasangan (2 anak) memilih tempat duduk yang diinginkan.
3)                     Tiup peluit dua kali, dan setiap wakil kelompok mengambil balok atau unsure menara yang mereka inginkan.
4)                     Tiup peluit lagi, dan wakil kelompok mengambil balok atau unsure menara kembali.Beri semangat hingga semua balok atau unsure menara terpasang. Lihatlahlah, apakah anak-anak dapat memasang menara atau menata balok dengan melihat gradasi bentuk dan ukuran.
5)         Jika sudah selesai dan anak maih ingin bermain, permainan dapat di ulang.
Anak boleh bertukar pasangan dan betukar balok.
6)         Teruslah permainan hingga semua anak ingin bermain mendapat giliran
Berdasarkan jenis permainan di atas, dalam penelitian ini penulis menggunakan metode bermain,yang merupakan model dan obyek nyata dari suatu benda, adapun bendanya yaitu permainan balok,: seperti: menggunakan balok-balok dengan bermacam ukuran dan warna yang dapat di gunakan anak untuk di susun menjadi bentuk atau bangunan tertentu dan sebagainya sehingga kreativitas anak akan muncul dengan adanya stimulus dengan adanya permainan balok tersebut.
Adapun permainan yang penulis gunakan dalam penelitian  ini adalah permaianan balok. Permainan balok mempunyai tempat di hati anak serta menjdi pilihan favorit sepanjang tahun. Ketika bermain balok seluruh temuan-temuan terjadi. Demikian pula pemecahan masalah terjadi secara alamiah. Bentuk konstruksi mereka dari yang sederhana sampai yang rumit dapat menunjukan adanya peningkatan perkembangan berfikir mereka.
Daya penalaran anak akan bekerja, konsentrasi pada waktu bermain balok makin tampak meningkat. Bermain balok dapat membangkitkan sampai tak tehingga. Dari yang mudah sampai tantangan yang tersulit. Konsep pengetahuan matematika ada di tangan dan di ujung jari mereka, nama bentuk, balok kubus, prisma, silinder, jembatan, balok panjang, balok pendek, balok segitiga, pengertian sama, beda lain tidak sama, seimbang, pengertian, ruang posisi, kuat, kurang tepat, sama, tinggi.
Sosialisasi terjadi selagi anak bermain balok. Membagi tugas, menentukan pilihan, berbagi pengalaman, tenggang rasa, berkomunikasi dengan baik. Pengetahuan sosial juga dapat timbul misalnya membuat kota, gedung-gedung, kantor, rumah, pekerjaan orang-orang, jalan lapangan terbang,stasiun, terminal atau taman.
Peralatan  yang Terkait dengan Balok-balok untuk membangun:
Seperti halnya pasir dan air, bermain balok dapat dilakukan dnegan menyediakan dan mengombinasikan berbagai alat permainan untuk mencapai tujuan.
1)         Berbagai macam alat transportasi, mobil-mobilan, jalan kereta api,kapal terbang, truk.
2)         Berbagai macam orang-orangan,binatang,tanaman.
3)         Berbagai macam tanda lalu lintas, kantor, stasiun, rumah sakit, bank kantor polisi, bandara, terminal, puskesmas kotamadya.
4)         Rumah-rumahan