Blogroll

loading...

Blogger templates

loading...

Makalah Permainan Berhitung Pada Anak Usia Dini



BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Usia keemasan seorang anak (0–6 tahun) sudah sepantasnya selalu dikelilingi oleh lingkungan terdekatnya, yaitu keluarga, masyarakat dan pendidik. Cara mendidik dan membina anak adalah hal yang sangat berpengaruh bagi kepribadian seorang anak.
Keluarga merupakan wahana pembelajaran bagi kepribadian seorang anak. Karakter yang dilakukan orang tua diharapkan dapat terwujud keluarga yang berkarakter. Menurut Frobel, anak usia dini diibaratkan seperti tunas tumbuh-tumbuhan, masih memerlukan pemeliharaan dan perhatian sepenuhnya dari si “juru tanam” Maka yang tercermin dalam perilaku sehari-hari, proses itu dapat dilakukan melalui komunikasi keluarga dan partisipasi pengelolaan pendidikan dan pemberdayaan masyarakat.
Usia dini atau pra sekolah merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembanga ini dapat dilakukan berbagai cara termasuk permainan berhitung. Permainan berhitung pada usia taman kanak kanak (4 – 6 tahun) tidak hanya terkait dengan kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan mental social dan emosional, karena itu dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara menarik, bervariasi dan menyenangkan.
Permainan berhitung merupakan bagian dari Matematika. Permainan berhitung diperlukan untuk menumbuh kembangkan keterampilan berhitung yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang merupakan dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar.





BAB II
Landasan Permainan Berhitung

A.       Landasan  Teori
Beberapa teori yang mendasari perlunya permainan berhitung pada usia taman kanak kanak adalah sebagai berikut :
1.     Tingkat Perkembangan Mental Anak
Jean Piaget menyatakan bahwa kegiatan belajar memerlukan kesiapan dalam diri anak. Artinya belajar sebagai suatu proses membutuhkan aktifitas fisik dan psikis. Selain itu kegiatan belajar pada anak harus disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan mental anak, karena belajar bagi anak harus keluar dari anak itu sendiri.
Anak usia TK berada pada tahapan pra operasional kongkrit, yaitu tahap persiapan kearah pengorganisasian pekerjaan yang kongkrit dan berfikir intuitif dimana anak mampu mempertimbangkan bentuk benda-benda didasrkan pada interprets dan pengalamannya atau persepsinya sendiri.
2.     Masa Peka Berhitung Pada Anak
Perkembangan dipengaruhi oleh factor kematangan dan belajar. Apabila anak sudah menunjukkan masa peka atau kematangan untuk berhitung, maka orang tua dan guru harus tanggap, untuk segera memberikan layanan dan bmbingan sehingga kebutuhan anak dapat terpenuhi dan tersalurkan dengan sebaik-baiknya menuju perkembangan kemampuan berhitug yang optimal.
Anak usia taman kanak kanak adalah masa yang sangat strategis untuk mengenalkan berhitung di jalur matematika, karena mereka sangat peka terhadap rangsangan yang diterima dari lingkungan. Rasa ingin tahu yang tinggi akan tersalurkan apabila mendapat stimulus dan motivasi yang sesuai dengan tugas perkembangannya. Apabila kegiatan berhitung diberikan melalui berbagai macam permainan akan lebih efektif, karena bermain merupakan wahan belajar dan bekerja bagi anak. Diyakini bahwa anak akan lebih berhasil mempelajai sesuatu apabila ia pelajari sesuai dengan minat, kebutuhan dan kemampuannya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Orborn ( 1981 ) perkembangan intelektual pada anak berkembang sangat cepat pada kurun usia nol sampai dengan pra sekolah ( 4 – 6 tahun ). Oleh sebab itu, usia pra sekolah disebut sebagai “masa peka belajar”. Pernyataan didukung oleh Benyamin S. Bloom yang menyatakan bahwa 50% dari potensi intelektual anak sudah terbentuk usia 4 tahun kemudian sekitar 80% pada usia 8 tahun.
3.     Perkembangan Awal Menentukan perkembangan Selanjutnya
Hurlock (1993) mengatakan bahwa lima tahun pertama dalam kehidupan anak merupakan peletak dasar bagi perkembangan selanjutnya. Anak yang mengalami masa bahagia berarti terpenuhinya segala kebutuhan fisik dan psikis di awal perkembangannya diramalkan akan dapat melaksanakn tugas-tugas perkembangan selnjutnya. Piaget juga mengatakan bahwa untuk meningkatkan perkembangan mental anak ke tahap yang lebih tinggi dapat dilakukan dengan memperkaya pengalaman anak terutama pengalaman konkrit, karena dasar perkembangan mental adalah melalui pengalaman-pengalaman aktif dengan menggunakan benda-benda di sekitarnya. Pendidikan di TK sagat penting untuk mencapai keberhasilan belajar pada tingkat pendidikan selanjutnya. Bloom bahkan menyatakan bahwa mempelajari bagaiman belajar (learning to learn) yang terbentuk pada masa pendidikan TI akan tumbuh menjadi kebiasaan di tingkat pendidikan selanjutnya.

Sejalan dengan beberapa teori di atas, permainan berhitung bagi anak usia Taman Kanak Kanak ( 4-6 tahun ) seyogyanya dilakukan melalui 3 tahapan penguasaan berhitung di jalur matematika, yaitu :
a.      Penguasaan konsep
Pemahaman dan pengertian tentang sesuatu dengan menggunakan benda dan peristiwa kongkrit, seperti pengenalan warna, bentuk dan menghitung bilangan.
b.     Masa Transisi
Proses berfikir yang merupakan masa peralihan dari pemahaman kongkrit menuju pengenalan lambing yang anstrak, dimana benda kingkrit itu masih ada dan mulai dikenalkan bentuk lambangnya. Missal : mengenalkan konsep satu dengan menggunakan benda (satu buah pensil), anak-anak dapat menyebutkan benda lain yang memiliki konsep sama sekaligus mengenalkan bentuk lambang dari angka satu itu.


c.      Lambang
Merupakan visualisasi dari berbagai konsep. Misalnya lambang 7 untuk menggambarkan konsep warna, besar untuk menggambarkan konsep ruang dan persegi empat untuk menggambarkan konsep geometri.

Konsep berhitung seperti apa yang harus dikenalkan kepada anak ?
Pada anak usia prasekolah, matematika hanya pengalaman dan bukan penguasaan. Berikut konsep yang harus diperkenalkan pada anak dengan dimulai :
1.     Korespondensi Satu Satu
Mulailah dengan mencoba-coba membilang dari tingkatan yang sangat sederhana.   Contoh : satu buku, satu pensil, satu penghapus, dan lain sebagainya.
2.     Pola
Merupakan kemampuan untuk memunculkan pengaturan sehingga mampu memperkirakan urutan berikutnya setelah melihat bentuk dua sampai pola yang berurutan.
3.     Klasifikasi
Anak belajar klasifikasi materi, pengelompokkn berdasarkan bentuk, ukuran, jenis dan warna.
4.     Membilang
Menghafal bilangan merupakan kemampuan mengulang angka-angka yang akan membantu pemahaman anak tentang arti sebuah angka
Contoh: 1  2  3  4  5  6  7  8 ….dst.
5.     Makna angka dan pengenalannya
Setiap angka memiliki makna dari benda-benda atau symbol-simbol. Angka dari gambar berikut adalah :
****           =         4 bintang
6.     Bentuk
Anak dikenalkan pada bentuk-bentuk yang sama/tidak sama, besar-kecil, panjang-pendek.
7.     Ukuran
Anak perlu pengalaman akan mengukur berat, isi , panjang dengan cara mengukur langsung sehingga proses menemukan angka dari sebuah obyek.

8.     Waktu dan Ruang
Dua hal ini merupakan bagian dari proses kehidupan sehari-hari. Contoh :
Waktu :     1 hari                           Ruang :           sempit
            2 hari                                                   Luas
Dua hal dibawah ini juga dapat dikenalkan pada anak prasekolah dengan
memanipulasi benda.
 Contoh : Penambahan
                       
            3                                       2                                               5
Contoh : Pengurangan
 

         5                                           3                                       2

B.       Metode Permainan Berhitung
Pemilihan metode yang akan digunakan harus relevan dengan tujuan penguasaan konsep, transisi dan lambang dengan berbagai variasi materi, media dan bentuk kegitan yang akan dilakukan. Adapun metode yag digunakan adalah :
1.     Metode Bercerita; adalah cara bertutur kata dan menyampaikan cerita atau memberikan penerangan kepada anak secara lisan. Jenisnya antara lain bercerita dengan alat peraga, tanpa alat peraga, dengan gambar dan lain-lain.
2.     Metode Bercakap-cakap ; adalah salah satu penyampaian bahan pengembangan yang dilaksanakan melalui bercakap-cakap dalam bentuk tanya jawab ntara anak dengan guru atau anak dengan anak.  Jenisnya anatara lain berckap-cakap bebas, berdasarkan gambar seri atau berdasarkan tema.
3.     Metode Tanya Jawab ; dilaksanakan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yng dapat memberikan rangsangan agar anak aktif untuk berfikir. Melalui pertanyaan, anak akan berusaha untuk memahaminya dan menemukan jawabannya.
4.     Metode Pemberian Tugas ; adalah pemberian kegiatan belajar mengajar dengan memerikan kesempatan kepada anak untuk melaksanakan tugas yang telah disiapkan.
5.     Metode Demonstrasi ; adalah suatu cara untuk mempertunjukkan atau memperagakan suatu objek atau proses dari suatu kegiatan atau peristiwa.

BAB III
Pelaksanaan Permainan Berhitung

Kemamapuan yang diharapkan dalam permainan berhitung di TK dapat dilaksanakan melalui penguasaan konsep, transisi dan lambang yang terdapat di semua jalur matematika, diantaranya meliputi :
1.     Bermain Pola
Anak diharapkan dapat mengenal dan menyusun pola-pola yang terdapat disekitarnya secara berurutan, setelah melihat dua sampai tiga pola yang ditujukan. Pelaksanaan bemain pola pada kelompok umur 4-5 tahun memakai pola A-B dan pola A-B-C sedangkan pada kelompok umur 5-6 tahun mengenalkan pola A-B-C dan pola A-B-C-D.
Contoh bermain pola :
  • Bermain tepuk tangan
Indicator                     :   Bertepuk dengan 3 pola
Kegiatan                     :   Bermain Teepuk Tangan
Tujuan                         :
-        Anak dapat bertepuk tangan dengan 3 pola secara berurutan
-        Anak mampu membuat pola tepuk tangan     tersendiri
Alat dn Bahan             : Kedua belah tangan anak
Metode                        : Demonstrasi dan pemberian tugas
Langkah – langkah    : anak diajak melakukan 2 pola tepuk tangan yaitu tepuk tangan di depan dada 1 kali, samping telinga kiri 1 kali, di samping telinga kanan 1 kali. Dan seterusnya sampai beberapa kali.
2.     Bermain Klasifikasi
Anak diharapkan dapat mengelompokkan atau memilih benda berdasarkan jenis, fungsi, warna, bentuk pasangannya sesuai dengan yang dicontohkan dan tugas yang diberikan.
Contoh bermain klasifikasi :
  • Bermain Pilah – Pilih
Indikator                 :   mengelompokkan benda dengan berbagai cara   menurut warna,            bentuk, ukuran, jenis dan lain-lain ( Kelompok B )
Kegiatan                 :   Bermain Kepingan Geometri
Tujuan                         :     -  anak dapat megenal berbagai macam bentuk geometri
- anak dapat mengelompokkan benda menurut bentuk dan warna
Alat dan bahan            :    Kepingan bentuk geometrid an kotak
Metode                         :   Pemberian Tugas
Langkah – Langkah      :   -     menyediakan alat yang akan digunakan
-        Anak memilih dan memilah kepingan geometris sesuai bentuk dan warna
Penilaian                      :   berikan penguatan (reinforcement)kepada anak yang melakukan kegiatan dengan tepat.



3.     Bermain Bilangan
Anak diharapkan mampu mengenal dan memhaami konsep bilangan, transisi dan lambang sesuai dengan jumlah benda-benda pengenalan bentuk lambang dan dapat mencocokkan sesuai dengan lambang bilangan.
Contoh Bermain Bilangan :
  • Menjemur Baju YUK
Indikator                           :   Membilang dengan menunjuk benda (mengenal konsep bilangan dengan benda-benda) sampai 5 (kelompok A)
Kegiatan                           :   “Menjemur Baju Yuk,
Tujuan                               :   Melatih daya ingat, anak dapat membilang dengan benda, memberikan pengalaman matematika dengan benda nyata (yang dapat disentuh)
Alat yang digunakan        :   Kawat halus dan botol air mineral untuk alat penjemur, penjepit pakaian, kartu gambar baju dengan aneka warna, wadah untuk menyimpan gambar
Metode                              :   Pemberian Tugas, Tanya Jawab, Praktek Langsung
Langkah-Langkah Kegiatan :
1.     Menyediakan 3 set peralatan untuk 3 anak
2.     Anak memasangkan penjepit ke kawat, sambil berhitung 1,2,3,4,5 dengn benar dan jelas
3.     Setelah 5 penjepit terpasang, anak mencari 5 gambar baju dari dalam kotak sambil berhitung 1,2,3,4,5
4.     Langkah terakhir anak menjepitkn baju satu persatu sambil berhitung 1,2,3,4,5
               Penilaian                  : Penugasan , Unjuk Kerja



4.     Bermain Ukuran
Anak diharapkan dapat mengenal konsep ukuran standar yang bersifat informal atau alamiah, seperti: panjang, pendek, besar, tinggi, isi melalui alat ukur sederhana, seperti: jengkal, tali, lidi, dan lain-lain .
Contoh Bermain Ukuran :
o   BERAPA PANJANGKU
Indicator : mengukur panjang dengan langkah, jengkal, lidi, ranting, penggaris, meteran, dan lain-lain. (kelompok B)
Kegiatan                        : “BERAPA PANJANGKU”
Tujuan                            : anak dapat mengukur panjang badannya dengan tali dan menghitung berapa langkah panjang tali tersebut sambil mengucapkan urutan bilangannya.
                                       :  anak memahami alat-alat untuk mengukur
Alat                                :  Tali (Rafia, tambang, bamboo dan lain-lain)
Metode                           : Penugasan
Langkah Kegiatan         :
1.     Siapkan alat-alat yang alkan dipakai
2.     Contohkan cara mengukur panjang badan dengan cara tiduran menggunakan tali
3.     Anak disuruh menghitung panjang tali tersebut dengan langkahnya
4.     Anaksn melakukan secara bergantian melakukan kegiatan mengukur dengan temannya 
Penilaian                           : Penugasan , unjuk kerja

5.     Bermain Geometri
Anak diharapkan dapat mengenal dan menyebutkan berbagai macam benda, berdasakan bentuk geometri dengan cara mengamati bendabenda yang ada disekitar . misalnya : lingkaran, segitiga segi empat, bulat telur (oval), dan setengah lingkaran.

Conto bermain geometri :
  • MEMBUAT BONEKA
Indikator                     : menyebutkan dan menunjukkan bentuk geometri
Kegiatan                     ; “MEMBUAT BONEKA”
Tujuan                         : - anak dapat menyebutkan bentuk geometri
                                      - anak dapat menempel dengan rapi sesuai bentuk 
    (lingkaran, segi empat, segi tiga)
Alat                             : kertas warna dibentuk lingkaran, segitiga, segi empat, lem dan kertas untuk menempel.
Metode                        : Tanya Jawab dan Pemberian Tugas
Langkah Kegiatan      :
1.     Anak diperlihatkan boneka yang sudah jadi
2.     Kemudian menjelaskan cara menempel geometri pada kertas
3.     Anak membuat boneka dari kertas warna
4.     Menghargai hasil kerja anak
Penilaian                     : Penugasan dan hasil kerja

6.     Bermain estimasi (memperkirakan)
Anak diharapkan memiliki kemampuan memperkirakan sesuatu, misalnya perkiraan terhadap waktu, ataupun ruang.
Contoh bermain estimasi :
  • Percobaan dengan magnet (besi berani)
Indicator         : mencoba dan menceritakan apa yang terjadi jika magnet didekatkan dengan benda yang mengandung besi dan tidak mengandung besi.
Kegiatan         : percobaan besi berani (magnet) yang menarik benda-benda tertentu
Tujuan             :
-        anak dapat mengenal benda-benda disekitarnya yang dapat ditarik magnet
-        Anak dapat melaksanakan percobaan
-        Anak dapat menceritakan apa yang terjadi bila benda ditarik magnet
-        Anak dapat menghitung jumlah benda yang dapat ditarik magnet dan yang tidak boleh ditarik magnet.
Alat dan bahan            : magnet, benda-benda dari logam (peniti, paku, klip, penjepit kertas), dan benda-benda bukan dari logam (pensil, kertas, korek, penggaris< dan lain-lain)
Metode                        : pemberian tugas
Langkah kegiatan       :
1.     Siapkan dan bicarakan alat yang ada
2.     Seorang anak ditugaskan untuk mencoba mendekatkan magnet dengan salah satu benda. Apa yang terjadi?
3.     Anak lain diberi kesempatan untuk mencoba sampai enemukan salah satu benda yang dapat ditarik oleh magnet dan seterusnya.
4.     Anak menghitung jumlah benda yang dapat ditarik oleh magnetdan yang tidak dapat ditarik oleh magnet.
5.     Anak mendiskusikan dengan temannya tentang apa yang diamati dan dapat menceritakan apa yag terjadi.
6.     Anak memahami bahwa magnet dapat menarik benda-benda dari logam saja.

Penilaian                     : Penugasan








BAB IV
PENUTUP


Usia prasekolah merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak., termasuk berhitung. Permainan berhitun di TK tidak hanya terkait dengan kemampuan kognitif saja tetapi juga kesiapan mental social dan emosional. Karena itu dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara menarik, bervariasi dan menyenangkan.
Permainan berhitung merupakan bagian dari matematika. Diperlukan untuk menumbuhkembangkan keterampilan berhitung yang sangat diperlukan untuk kehidupan sehari-hari terutama konsep bilangan yang merupakan dasar bagi pengembangan kemampuan matematika mupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar.



















Blog Archive