Teori
motivasi dikelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu teori kepuasan dan teori
proses.
a.
Teori Kepuasan (Content Theory)
Teori ini
mendasarkan pada faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan individu sehingga mereka
mau melakukam aktivitasnya. Teori ini mencoba mencari tahu tentang kebutuhan
apa yang dapat memuaskan dan yang dapat mendorong semangat kerja seseorang.
Semakin tinggi standar kebutuhan dan kepuasan yang diinginkan, maka semakin
giat seseorang untuk bekerja.
Teori
Kepuasan (Content Theory) ini yang dikenal antara lain teori dua faktor
dan teori motivasi berprestasi.
1)
Teori Dua Faktor (Two Factor) dari Frederich
Herzberg
Dalam teori
ini dijelaskan tentang adanya dua rangkaian kondisi yang mempengaruhi seseorang
didalam pekerjaannya, yaitu faktor motivator dan faktor kesehatan dan
pemeliharaan. Teori ini juga dikenal dengan teori dua faktor dari Herzberg.
Dalam faktor kesehatan dan pemeliharaan dibagi menjadi beberapa aspek, yaitu :
kebijakan dan administrasi perusahaan, hubungan antar pribadi, kondisi kerja,
gaji dan upah. Tujuan dari penerapan teori ini diharapkan bahwa pimpinan
organisasi memotivasi para pegawainya dan membuat perancangan kerja secara
efektif.
Penelitian awal Herzberg melahirkan dua kesimpulan khusus
mengenai teori tersebut yaitu :
a)
Kondisi Ekstrinsik
Faktor kesehatan dan pemeliharaan (Hygiene Factor) pada umumnya
berkaitan dengan keadaan di luar pekerjaan tetapi mempunyai hubungan dengan
pekerjaan. Kehadiran faktor kesehatan dan pemeliharaan tidak terlalu kuat dalam
memberikan motivasi kepada pegawai, tetapi dapat menimbulkan ketidakpuasan (Dissatisfiers)
bila faktor-faktor tersebut tidak ada. Faktor-faktor ini meliputi :
(1)
Upah.
(2)
Keamanan
(3)
Kondisi Kerja
(4)
Status
(5)
Prosedur perusahaan
(6)
Mutu dari Supervisi Teknis
(7)
Mutu dari hubungan Interpersonal diantara teman
sejawat, dengan atasan dan dengan bawahan
b)
Serangkaian Kondisi Intrinsik
Kepuasan
pekerjaan (Job Content) yang apabila terdapat dalam pekerjaan akan
menggerakkan tingkat motivasi yang kuat, yang dapat menghasilkan prestasi kerja
yang baik. Jika kondisi ini tidak ada, maka kondisi ini ternyata tidak
menimbulkan rasa ketidakpuasan yang berlebihan. Serangkaian faktor ini
dinamakan Motivator (Satisfier), yang meliputi :
(1)
Prestasi.
(2)
Pengakuan.
(3)
Tanggung jawab.
(4)
Kemajuan.
(5)
Pekerjaan itu sendiri.
(6)
Kemungkinan Berkembang.
2)
Teori Motivasi Prestasi (Achievement
Motivation) dari David Mc. Clelland
Teori ini
menjelaskan tentang hubungan antara motivasi dan prestasi. Dan dijelaskan pula
bahwa bagaimana proses suatu keberhasilan dari motivasi terhadap pemenuhan
kebutuhan seseorang. Pada akhirnya teori ini bertujuan tentang tidak hanya
penekanan pada pemenuhan kebutuhan tetapi ditekankan pada bagaimana dan tujuan
apa seseorang menjadi termotivasi. Mc. Clelland mengemukakan bahwa apabila
kebutuhan seseorang terasa sangat mendesak, maka kebutuhan itu akan memotivasi
orang tersebut untuk berusaha keras memenuhi kebutuhan tersebut. Ia berpendapat
bahwa banyak kebutuhan diperoleh dari kebudayaan. Tiga dari kebutuhan ini
adalah : kebutuhan akan prestasi (Need for Achievement), kebutuhan akan
afiliasi (Need for Affiliation), kebutuhan akan kekuasaan (Need for
Power).
b. Teori Proses (Process Theory)
Teori ini
berusaha agar setiap pegawai mau bekerja giat sesuai dengan harapan. Daya
penggerak yang memotivasi semangat kerja terkandung dari harapan yang akan
diperolehnya. Jika harapan menjadi kenyataan maka pegawai cenderung akan
meningkatkan kualitas kerjanya, begitu pula sebaliknya. Teori motivasi proses yang
terkenal adalah teori keadilan (Equity Theory) dari Adam.
Inti dari
teori keadilan adalah bahwa pegawai membandingkan antara usaha mereka dan
imbalan yang mereka terima dengan usaha dan imbalan yang diterima orang lain
dalam situasi kerja yang serupa. Teori motivasi ini didasarkan pada asumsi
bahwa individu itu dimotivasi oleh serangkaian keinginan untuk diperlakukan
secara adil dalam pekerjaan. Orang bekerja untuk mendapatkan imbalan dari
organsasi.
Empat
istilah penting dalam teori motivasi ini adalah :
1) Orang
(Person) : Individu yang merasa diperlakukan secara adil atau tidak
adil.
2)
Perbandingan dengan orang lain (Comparison Other)
: Setiap kelompok atau orang yang digunakan oleh orang (Person) sebagai
perbandingan mengenai rasio dari input dan perolehan.
3)
Masukan (Input) : Karakteristik individiual yang dibawa
serta oleh orang (person) ke pekerjaan yang dapat dicari (Misalnya : umur ,
jenis kelamin, suku)
4)
Perolehan (Outcome) : Apa yang diterima oleh
orang (person) dari pekerjaan (Misalnya : penghargaan, tunjangan, upah).
Keadilan terdapat apabila pegawai merasa bahwa
perbandingan dari usaha mereka terhadap perolehan (Outcomes) adalah sama.
Dengan kata lain bahwa gaji atau upah mereka sesuai dengan pekerjaan mereka.