Bermain
merupakan sarana bagai anak-anak untuk mengenal lingkungan kehidupan nya. pada
saat bermain, anak-anak mencobakan gagasan-gagasan mereka, bertanya serta
mempertanyakan berbagai persoalan, dan memperoleh jawaban atas
persoalan-persoalan mereka.
Melalui permaian
menyusun balok, misalnya anak-anak belajar menghubungkan ukuran suatu obyek
dengan lainnya. Mereka belajar memahami bagaimana balok yang besar menompang
balok yang kecil. Mereka belajar konsep bagaimana hal-hal yang lebih besar
mampu menompang hal-hal yang lebih kecil.
Bermain tidak
sekedar bermain-main. Bermain memberikan kesempatan pada anak untuk
mengembangkan kemampuan emosional, fisik, sosial dan nalar mereka. Melalui
intraksi nya dengan permainan, seorang anak belajar meningkatkan toleransi
mereka terhadap kondisi yang secara potensial dapat menimbulkan frustasi.
Kegagalan membuat rangkaian sejumlah obyek atau mengkonstruksi suatu bentuk
tertentu dapat menyebabkan anak mengalami frustasi .
Dengan
mendapingi anak pada saat bermain, pendidik dapat melatih anak untuk belajar
bersabar, mengendalikan diri dan tidak cepat putus asa dalam mengkonstruksi
sesuatu. Bimbingan yang baik bagi anak yang mengarahkan anak untuk dapat
mengendalikan dirinya kelak di kemudian hari untuk tidak cepat frustasi dalam
menghadapi permasalahan kelak dikemudian hari. Oleh karena itu fungsi bermain
secara fisik, dapat memberikan peluang bagi anak untuk mengembangkan kemampuan
motoriknya. Permainan seperti dalam olahraga mengembangkan kelenturan, kekuatan
serta ketahanan otot pada anak.
Permaian dengan
kata-kata (mengucapkan kata-kata) merupakan suatu kegiatan melatih otot organ
bicara sehingga kelak pengucapan kata-kata menjadi lebih baik, dan anak juga
belajar berintraksi secara sosial berlatih untuk saling berbagi dengan orang laen, meningkatkan
toleransi sosial, dan belajar berperan untuk memberikan konstribusi sosial bagi
kelompoknya.
Dalam hal ini
para ahli sepakat bahwa, anak harus bermain agar mereka dapat mencapai
perkembangan secara optimal. Oleh karena itu kegiatan beramain sambil belajar
yang di maksud adalah, pelaksanaan kegiatan di TK/RA yang tidak semata- mata
hanya melakukan kegiatan bermain yang tidak bermakna bagi anak. Melalui
kegiatan bermain, diharapkan anak juga bisa mengembangkan segala potensi
positif dan pembentukan perilaku yang baik yang ada pada diri mereka.
Hoont et.al
dalam Takdiroatun Musfiroh bermain memiliki kekuatan untuk menggerakan
perkembangan anak. Pada masa kanak-kanak bermain merupakan
landasan bagi
perkembangan mereka karena bermain merupakan dari perkembangan sekaligus sumber
energi pekembangan itu sendiri.16
Melalui bermain
anak menemukan, mengembangkan, meniru dan memperatiakan rutinitas sehari-hari.
Kesuksesan terhadap usaha ini menaikan perasaan kopetensi mereka dalam membuat
keputusan sehrai-hari seperti bermain boneka menyusun balok-balok. Menurut
Hetherington dan parke, bermain juga berfungsi untuk mempermudah perkembangan
kognitif sosial anak.17
Berdsarkan beberapa teori yang telah dikemukakan
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa bermain merupakan suatu kegiatan yang
memberikan informasi, memberi kesenanngan, tanpa ada paksaan ataupun tekanan
dari luar serta mampu mengembangkan berbagai potensi pada anak.