Mata Bulan Sabit
Tatapannya masih
meneduhkan
Mata bulan sabitnya
ketika tersenyum teramat manis
Ibuku, belasan tahun
memanjakan dan menguatkanku
Tempatku melepas
dahaga dan bercerita
Bola matanya yang
hitam kecoklatan
Pelukannya yang
menghangatkan
Dia hidup dalam
memori kenangan dan masa depan
Pahanya sangat
kurindukan
Aku benci dewasa
Seiring aku dewasa
maka ibuku akan menua
Rambut hitamnya
mulai kusam dan beruban
Tak selebat pertama
kali aku duduk dibangku sekolah
Ketika dunia
sangat kejam
Dia menjadi sandaran
Nasihatnya kadang
tak kuhiraukan
Hingga ketika dia
tiada hanya tinggal penyesalan
Baktiku tak seberapa
Tapi sukma dan
ragaku ingin berbagi bahagia dengannya
Dia yang merangkulku
ketika aku sangat terpukul
Ampuni aku, Bu…
Jika aku tidak
bisa membuatmu bahagia
Seharusnya aku tidak
perlu membuatmu menangis
Engkau takan
tergantikan
Doa-doaku
tidak akan putus
Rasa cintaku tidak
akan pupus