BAB I
PENDAHULUAN
1.Latar
Belakang
Historiografi merupakan telaah tentang teknik-teknik yang dipergunakan
sejarawan secara perseorangan. Teknik penulisan sejarah pada kenyataannya
sangat dipengaruhi oleh kondisi dari zaman sejarah itu ditulis. Perkembangan
penulisan sejarah di Eropa menunjukkan bahwa benua tersebut pernah
mengalami masa-masa suram dalam perkembangan ilmu pengetahuan termasuk penulisan
sejarah.
Kebudayan Yunani-Romawi yang bertumpu pada kekuatan akal dianggap hasil dari
setan karenanya harus ditolak dan digantikan dengan kebudayaan kristen yang
bertumpu pada agama dan supernatural. Kondisi tersebut menyebabkan perkembangan
ilmu pengetahuan mengalami kemandekan bahkan kemunduran. Eropa mengalami zaman
tersebut cukup lama yaitu sekitar seribu tahun. Orang-orang pada masa
selanjutnya sering menyebutnya sebagai zaman kegelapan.
Eropa kemudian mulai menyadari kekeliruannya berkat persinggungannya dengan
kebudayaan lain yang ternyata jauh lebih tinggi. Selanjutnya Eropa berubah
menjadi sebuah benua dengan kebudayaan yang paling tinggi dan menonnjol.
Kenyataan tersebut membuktikan bahwa tidak ada bangsa atau ras super di dunia
ini. Semua orang semua bangsa memiliki kesempatan untuk berubah menjadi lebih
baik tak tekecuali bangsa Indonesia.
2. Rumusan
Masalah
a. Bagaimana masuknya Eropa ke zaman abad
pertengahan ?
b. Apa ciri-ciri khusus historiografi Eropa abad
pertengahan ?
c. Seperti apakah pemikiran, tokoh dan
karya historiografi Abad Pertengahan
3. Tujuan dan
Manfaat
a. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah
historiografi.
b. Memberikan tambahan pengetahuan bagi pembaca
pada umumnya dan penulis sendiri pada khususnya tentang historiografi Eropa
abad pertengahan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Munculnya
Abad Pertengahan
Sejarah Eropah Barat Abad
Pertengahan ditandai dengan berakhirnya kerajaan Romawi, sebagai akibat
terjadinya perpindahan bangsa-bangsa sejak abad ke-5 di Eropa oleh karena
desakan suku-suku Mongolia di Asia tengah. Salah satu penyebab utama
perpindahan bangsa-bangsa itu adalah iklim atau cuaca di Asia Tengah yang
mengalami musim kering dan panas berkepanjangan. Sebagai akibatnya adalah
semakin menipis atau langkanya sumber dan bahan pangan penopang kehidupan,
sehingga suku-suku pengembara di wilayah itu mengalami kesulitan yang besar
dalam mempertahankan hidup mereka.
Salah satu suku terpenting yang
mendiami Asia Tengah adalah suku Mongol, yang pada abad IV mulai meninggalkan
wilayah mereka menuju Tiongkok Utara, dan bahkan pada tahun 308 –352 berhasil
mendirikan kerajaan Siung-Nu. Namun demikian suku Mongol ini
kemudian dihalau oleh suku Toba We, yang oleh karena itu
mereka mulai bergerak untuk mengembara lagi menuju India dan bahkan ke Eropa
Barat. Di India Suku Mongol melakukan penyerangan terhadap kerajaan Gupta,
kemudian juga bergerak menyerbu Raiput di India Utara, dan bahkan menetap di
wilayah itu.
Berbeda dengan arah gerakan suku
Mongol, maka suku Huns bergerak mengembara menuju ke arah Barat dan bahkan
sampai ke Eropa Barat, yang kronologisnya secara garis besar adalah sebagai
berikut:
a. Pertama-tama mereka menyerang
Persia terutama atas kerajaan Sasanid
.
b. Dari Persia mereka bergerak ke
Eropa Timur melalui Kaspia kemudian menyusur sungai Donau dan menguasai daerah
di sekitarnya khususnya Hongaria, dan pada tahun berhasil mennuju 375 ke Rusia
selatan dan akhirnya ke Eropa Barat.
c. Di Rusia
selatan mengusir suku Goth barat di dekat sungai Dajepr dan Goth Timur di
sebelah barat laut Hitam. Sebagai akibatnya suku Goth Barat masuk wilayah
Romawi di sekitar Donau, sedangkan suku Goth Timur masuk ke Itali.
d. Suku Hans ini
selanjutnya bergerak menuju Hongaria dan mengusir suku2 Germania dan suku2
lainnya. Sebagai akibat desakan suku Huns maka suku Germania terpaksa
menyingkir dari Hongaria dan akhirnya bergerak menuju wilayah Romawi. Masa
inilah yang ,merupakan awal dari kemundiran dan kemudian diikiuti dengan masa keruntuhan
kekaisaran Romawi.
Gerakan dan
serangan suku Huns khususnya ke Eropa Timur mengakibatkan terdesaknya
suku2 setempat yaitu suku2 Germania yang terpaksa bergerak atau menyingkir ke
Eropa barat yang merupakan wilayah kekaisaran Romawi. Orang-orang dari suku
Goth Barat yang bergerak memasuki wilayah Romawi banyak mengalami penindasan
oleh orang-orang Romawi yang menganggap mereka sebagai suku pendatang dan
sebaliknya menganggap dan merasa diri mereka sebagai penduduk pribumi.
Sebagai akibatnya sering terjadi pemberontakan
yang tentu saja dibalas dengan penindasan. Salah seorang pemimpin suku Goth
Barat yang menggerakkan pemberontakan di Romawi adalah Aleric yang berlangsung
silih berganti antara pemberontakan dan penindasan selama tahun 395-410. Di Yunani
mereka dihalau oleh kaisar Yunani yaitu Arcadius, bahkan kaisar mengirim
ppasukan untuk menyerang Italia, sehingga pada 410 Roma berhasil dikuasai.
Sebagai akibatnya orang Goth ini bergerak lagi ke daerah lain yaitu di Galia
Selatan dan Spanyol Utara. Namun demikian gelombang migrasi suku Germania yang
bergerak memasuki wilayah kekaisaran Romawi ini terus berlangsung, bahkan juga
suku-suku germania lainnya yang terkemuka yaitu suku Vandal, Bourgondia,
Franka, Alamanni, dan Lombard.
Khusus suku
Vandal yang sangat terkenal karena keberingasannya, setelah terusir dari Roma
pada 410 mereka bergerak menuju Spanyol di bawah seorang pimpinannya yang
bernama Genserik. Dari Spanyol Selatan suku Vandal ini pada tahun 429 menyerbu
Afrika dan bakan berhasil merebut dan menduduki Cartago. Nampaknya dari Afrika
Utara ini suku Vandal bertujuan untuk melampiaskan dendamnya terhadap Roma yang
telah mengusirnya. Hal ini terbukti dari serangan mereka terhadap Itali pada
tahun 455, yang dilanjutkan dengan membakar habis kota Roma. Sesudah itu
disamping menetapp di Afrika, mereka juga menetap mendiami Sardinia dan
Corsica.
Untuk suku
Germania yang lain yaitu Bourgondia dan Franka,, bersama-sama dengan suku Goth
Barat dan Alamanni menetap di Galia. Di tempat ini mereka masih mendapat
gangguan serangan dari suku Huns yang menetap di Honggaria dibawah pimppinan
Attila. Namun demikin dengan meninggalnya Attila pada tahun 453 pada waktu
menyerang Galia, maka suku Huns menetap untuk selamanya di Hongaria dan tidak
melakukan serangan2 lagi terhadap suku-suku germania. Di Britania (Inggris)
berdatangan suku-suku Germania lainnya yaitu Angeli, Sax dan Yut, yang
sebelumnya menduduki daerah di sekitar Elbe dan Den Marck.
Dalam
perkembangannya, suku-suku Germania yang berdatangan ke wilayah Romawi itu
ternyata secara lambat laun mengurangi wilayah kekuasaan Romawi, karena
pemerintah di Roma yang mulai lemah tidak mampu menghalau serangan suku-suku
Germania tersebut. Bahkan banyak orang-orang Germania yang dijadikan tentara
kekaisaran Romawi dengan pertimbangan mereka itu memiliki kelebihan dalam
militer atau perang. Namun demikian mereka berkembang seperti benalu di Romawi
bahkan walaupun secara berangsur-angsur dan lama mereka berhasil menguasai
Romawi. Hal ini terjadi pada masa pemerintahan Kaisar Romulus Agustulus yang
pada tahun 476 disingkirkan dari tahtanya oleh orang-orang Germania dibawah
pimpinan Odovaker. Bahkan Odovaker mengangkat dirinya sendiri sebagai Kaisar
Germania yang berkedudukan di Italia. Peristiwa tersebut merupakan akhir dari
pemerintahan kekaisaran Romawi Barat.
B. Ciri-Ciri Khusus Historiografi Eropa Abad
Pertengahan
Eropa pada masa abad pertengahan berada dalam kondisi
dimana rasio tidak begitu mendapatkan tempat. Agama (kristen) menjadi kekuatan
yang begitu dominan saat itu. Keadaan kebudayaan semacam itu tentu saja juga dipengaruhi oleh “jiwa
jaman” yang bisa diketahui dari pandangan dunia (hidup) dari masyarakat Abad
Pertengahan yaitu:
1. Teosentrisme, yaitu
pandangan hidup yang berpusat pada Tuhan, dalam arti bahwa kehidupan manusia
itu berpusat pada Tuhan, dan Tuhanlah yang mengatur hidup manusia baik per
individu maupun masyarakat. Dalam hal ini Tuhan juga berperan mengatur sejarah
manusia.
2. Providensi, yaitu
pandangan hidup yang mengangap bahwa segala sesuatu di dunia dan seisinya ini
berjalan menurut rencana Tuhan (God Plan). Sengsara merupakan peringatan
terhadap manusia. Faktor Tuhan selalu dikaitkan dengan segala hal, demikian
juga sejarah selalu dikembalikan kepada Tuhan.
3. Yenseitigheit, yaitu pandangan
hidup yang mementingkan kehidupan di alasm baka atau akhirat. Atinya yang
terpenting dalam hidup ini adalah untuk mempersiapkan diri demi kehidupan di
dunia (alam) baka.
Demikianlah bisa dikatakan
bahwa jiwa jaman masyarakat Abad Pertengahan adalah bersifat spiritual.
Dalam hal ini semua kehidupan masyarakat bersumber dan berpedoman pada ajaran
agama (Kristen). Fenomena tersebut berlaku pula dalam bidang historiografi dan
filsafat sejarah yang umumnya bertema orang-orang suci, sejarah penciptaan dan
sebagainya. Penulisan sejarah berpusat pada gereja dan negara, dengan pendeta
dan raja sebagai pelaku utama.
C. Pemikiran, Tokoh, dan karya Historiografi
Eropa Abad Pertengahan
Masa abad pertengahan berlangsung
cukup lama (1000 tahun jika dihitung dari abad ke-5 sampai abad ke-15) dan
pengaruhnya dirasakan di banyak tempat. Tetapi tentu bukan perkara mudah
melacak semua historiografi berabad-abad yang luas itu. Di sini hanya akan
dikemukakan beberapa nama, yaitu Cassiodorus, Procopius, Gregory, dan Bede.
1. Cassiodorus
(480-570)
Cassiodorus,
pegawai tinggi dari istana kaisar suku Goth Timur yaitu Theodorik. Akan tetapi
ia sendiri sebenarnya adalah orang Romawi katolik. Ia sesunguhnya keturunan
orang Siria, akan tetapi sudah sejak lama nenek moyangnya bekerja sebagai
pejabat tinggi pada kekaisaran Romawi. Ia juga pernah belajar pada sekolah
“artes liberals (seni yang bebas, yaitu retorica, gramatika dan dialektika).
Buku pertamanya adalah Chronika, yang merupakan buku asal-usul politik dari
putra mahkota Kaisar Goth Timur sebelum tahun 519. Oleh karena mempunyai
pandangan atau misi politik, maka tidak dilaporkan mengenai kelahiran Kristus
dan kejatuhan dari kekaisaran Romawi Barat.
Setelah tidak
menjadi pejabat, Cassiodorus masih menulis suatu karya lagi yang berasal dari
surat-surat resmi yang sangat banyak ketika masih menjadi pejabat. Karyanya
itu diberi judul Variae, yang bisa dianggap sebagai terbitan
sumber-sumber sejarah tertua. Ketika itu ia juga mengalami penyadaran agama
(masuk agama Kristen), dan sesudah itu terutama sibuk dengan kebudayaan. Selama
lebih dari seperempat abad, walaupun ia sendiri bukan seorang biara, ia
mempelajari Injil, sejarah para murid Yesus dan para penulispenulis antik.
Hasil dari studinya disusun dalam suatu karangan yang berjudul Institutiones.
Dalam edisi bahasa Latin karyanya terkenal dengan namahistoria exclesiastica
of Historia tripatita, yang tidak lain adalah sejarah gereja.
2. Procopius
(500-565)
Tulisan-tulisan
Procopius umumnya dalam bahasa Yunani. Menulis The History of His Own Time yang
menceritakan perang-perang Byzantium melawan Persia, Afrika, dan bangsa Goths.
Ia menyertai seorang jenderal Byzantium dalam perang, sehingga sebagian
tulisannya bisa dikatan sebagai saksi mata. Kelemahannya terletak dalam biasnya
sebagai pengagum empirium dan penggunaan sumber yang tanpa seleksi
3. Gregory
(538-594)
Tulisannya yang
terkenal yaitu History of The Franks yang menceritakan sejarah dunia sejak
zaman kuno sampai abad ke-5. Sejarah bangsa Franka dimulainya dari 417 sampai
591, lima puluh tahun terakhir ditulisnya dari sudut pandang saksi mata. Dia
menulis dalam bahas latin, bahasa yang dimengerti kebanyakan orang pada
masanya. Gregory menulis keajaiban-keajaiban sebagai umsur yang membuat tulisannya
saksi kekuasaan agama atas bangsa Franka. Tulisannya menandai peralihan menuju
abad pertengahan.
4. Bede (672-735)
Menulis sebuah
buku Ecclesiastical History of English Poeple, isinya menceritakan tentang
terbentuknya kebudayaan Anglo-Saxon. Ia menulisnya dalam bahasa latin. Bede
menggunakan banyak sumber dan berkonsultasi dengan gerejawan. Ia sangat
berhati-hati dengan hal-hal yang ajaib, sehingga tulisannya terkesan objektif.
Bukunya dirancang secara sistematis. Biografi dalam bukunya menjadi bagian yang
sangat penting, karena dia menulis tentang orang-orang yang berjasa dalam
membawa misi kristen di Inggris.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Perubahan cuaca menyebabkan suku-suku di Asia Tengah terpaksa berpindah
untuk mempertaankan hidup. Pergerakan suku di Asia Tengah menyebabkan suku-suku
di Eropa Timur bergeser memasuki Romawi. Serbuan suku-suku dari Eropa Timur
telah melemahkan Romawi bahkan mengantarkanpada keruntuhnya. Pada saat yang
hampir bersamaan agama kristen berkembang pesat dan menjadi kekuatan yang
besar.
Perkembangan Historiografi Eropa abad pertengahan sangat dipengaruhi oleh agama
(kristen) yang waktu itu mencengkram hampir seluruh aspek kehidupan. Penggunaan
akal sehat sebagaimana pada masa Yunani dan Romawi ditentang karena dianggap
hasil dari setan. Penulisan sejarah berpusat pada gereja dan negara dengan
pelaku utama raja dan pendeta. Kondisi seperti ini berlangsung cukup lama di
Eropa yaitu sekitar 1000 tahun.
Rentan waktu yang cukup lama tentunya memungkinkan banyak muncul karya-karya
penulisan sejarah. Namun penulisan sejarah saat itu bisa dikatakan jauh dari
metode sejarah yang ilmiah. Karya-karya penulisan sejarah sangat dipengaruhi
oleh kepentingan-kepentingan agama dan politik. Penulisan sejarah disesuaikan
dengan doktrin agama dan kepentingan negara.
Daftar Pustaka
Haikal
Husain.1982.Mengenal Historiografi Barat : Historiografi Yunani dan Romawi.Majalah
Informasi No. 1 Th.XXI
Kuntowijoyo.2001.Pengantar
Ilmu Sejarah.Yogyakarta:Yayasan Bentang Budaya.
Pradjoko Didik,
dkk.2008.Modul I Sejarah Indonesia :Hibah Modul Pengajaran
:Content
Development Tema B1.Depok:Universitas Indonesia.
Supriyono
Agust.2003.Diktat Historiografi Eropa Barat.Semarang:Jurusan Sejarah
Fakultas Sastra Universitas
Diponegoro.