Blogroll

loading...

Blogger templates

loading...

Makanan Sehat Untuk Anak Usia Dini



1. Penyusun Menu
a. Pengertian Menu Sehat
            Suatu menu adalah susunan hidangan sekali makan yang secara keseluruhan harmonis dan saling melengkapi untuk kebutuhan makanan seseorang. Dalam hal kesehatan, seringkali istilah  menu adekuat yaitu menu yang mengandung semua golongan bahan makanan yang dibutuhkan dengan memperhatikan keseimbangan unsur-unsur gizi yang terkandung didalamnya.
            Konsep menu sehat menekankan adanya unsur-unsur gizi yang diperlukan oleh tubuh dalam keadaan seimbang. Unsur-unsur gizi yang diperlukan tubuh dalam keadaan seimbang. Unsur gizi yang diperlukan tubuh ini digolongkan atas pemberi tenaga atau energi, penyokong pertumbuhan, pembangun dan pemelihara jaringan tubuh serta pengatur metabolisme dan berbagai keseimbangan dalam sel tubuh.
            Pemilihan makanan secara naluri tidak selalu menghasilkan sesuatu yang baik bagi tubuh. Makanan yang dimakan seseorang dapat ikut menentukan keadaan gizinya sehingga dengan melihat keadaan gizi seseorang dapat diketahui secara sepintas apakah seseorang itu sudah mendapatkan makanan yang sesuai atau belum.
            Untuk dapat menyusun menu sehat, seseorang perlu memiliki pengetahuan mengenai bahan makanan dan  zat gizi, kebutuhan  gizi seseorang serta pengetahuan hidangan dan pengolahannya.  Menu  sehari berarti susunan hidangan untuk satu hari, terdiri dari beberapa waktu makan yaitu makan pagi, makan siang, makan malam, serta makan selingan antara makan pagi dengan makan siang serta antara makan siang dengan makan malam.
b. Syarat Penyusun Menu
            Suatu susunan hidangan sehari-hari secara umum harus memenuhi beberapa fungsi. Pertama mengandung makanan yang memuaskan selera serta memberikan rasa kenyang. Kedua mengandung  zat-zat gizi yang dibutuhkan untuk berada dalam kondisi tetap sehat serta  dapat melakukan kegiatan sehari-hari. Ketiga memenuhi nilai-nilai sosial budaya yaitu kebiasaan, pantangan dan sebagainya dari masyarakat yang mengomsumsi. Keempat, biaya terjangkau bagi konsumennya.
            Di samping keempat hal tersebut perlu diperhatikan beberapa hal lain yang menunjang seluruh proses konsumsi seseorang yaitu kebersihan, pengolahan yang tepat sehingga enak dimakan suasana menyenangkan ketika makan.
            Dalam menyusun menu hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.    Kombinasi rasa yaitu asin, manis, asam, pahit, pedas jika disukai.
b.   Kombinasi warna hidangan yaitu warna merah, hijau, cokelat, kuning dan sebagainya.
c.    Variasi bentuk potongan yaitu persegi, panjang, tipis, bulat dan sebagainya.
d.   Variasi kering atau berkuah karena ada jenis hidangan berkuah banyak seperti sup, sayur asam maupun yang sedikit kuah seperti, tumis sayur, sambal goreng serta yang kering seperti ikan goreng, kering tempe.
e.    Variasi teknik pengolahan yaitu ada hidangan yang diolah dengan teknik pengolahan digoreng, direbus, disetup dan lain-lain sehingga memberi penampilan, tekstur dan rasa berbeda pada pada hidangan tersebut.

2. Menu Makanan Pada Berbagai Tahapan Perkembangan Anak
UMUR 0-6 BULAN
* Anjuran pemberian makan
Sampai umur 6 bulan
-      Beri ASI setiap kali bayi menginginkan sedikitnya 8 kali sehari, pagi, siang, sore maupun malam.
-      Jangan berikan makanan atau minuman lain selain ASI (ASI eksklusif).
-      Susui/teteki bayi dengan payudara kanan dan kiri secara bergantian.
UMUR 6 – 12 BULAN
Anjuran pemberian makan
* Teruskan pemberian ASI sampai umur 2 tahun.
* Umur 6-9 bulan, kenalkan makanan pendamping ASI dalam bentuk lumat dimulai dari bubur susu sampai nasi tim lumat, 2 kali sehari. Setiap kali makan diberikan sesuai umur :
- 6 bulan : 6 sendok makan
- 7 bulan : 7 sendok makan
- 8 bulan : 8 sendok makan
* Umur 9-12 bulan, beri makanan pendamping ASI, dimulai dari bubur nasi sampai nasi tim, 3 kali sehari. Setiap kali makan diberikan sesuai umur:
- 9 bulan : 9 sendok makan
- 10 bulan: 10 sendok makan
- 11 bulan: 11 sendok makan
* Beri ASI terlebih dahulu kemudian makanan pendamping ASi.
* Pada makanan pendamping ASI, tambahkan telur ayam / ikan / tahu / tempe / daging sapi / wortel / bayam / kacang hijau / santan / minyak pada bubur nasi.
* Bila menggunakan makanan pendamping ASI dari pabrik, baca cara memakainya, batas umur dan tanggal kadaluwarsa.
* Beri makanan selingan 2 kali sehari di antara waktu makan, seperti : bubur kacang hijau, pisang, biscuit, nagasari, dsb.
* Beri buah-buahan atau sari buah seperti air jeruk manis, air tomat saring.
* Mulai mengajari bayi minum dan makan sendiri menggunakan gelas dan sendok.
UMUR 1 – 2 TAHUN
Anjuran pemberian makan
* Teruskan pemberian ASI sampai umur 2 tahun.
* Beri nasi lembik 3 kali sehari.
* Tambahkan telur/ayam/ikan/tem-pe/tahu/daging sapi/wortel/bayam/kacang hijau/santan/minyak pada nasi lembik.
* Beri makanan selingan 2 kali sehari di antara waktu makan, seperti: bubur kacang hijau, pisang, bis-cuit, nagasari, dsb.
* Beri buah-buahan atau sari buah.
* Bantu anak untuk makan sendiri..
UMUR 2 – 3 TAHUN
Anjuran pemberian makan
* Beri makanan yang biasa dimakan oleh keluarga 3 kali sehari yang terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur dan buah.
* Beri makanan selingn 2 kali sehari diantara waktu makan seperti bubur kacang hijau, biscuit, nagasari.
* Jangan berikan makanan yang manis dan lengket diantara waktu makan.
UMUR 3 – 5 TAHUN
Anjuran pemberian makan : sama dengan anak umur 2 – 3 tahun

3. Pengolahan Makanan
            Pengolahan makanan sangat menentukan hasil dan kualitas suatu masakan. Oleh sebab itu perlu pengolahan makanan yang baik untuk nutrisi optimal artinya cukup untuk memenuhi gizi. Kita tentunya berharap bahwa makanan yang kita masak dapat memenuhi nutrisi bagi yang memakannya, sehat dan bergizi.
            Pengolahan makanan, baik untuk keluarga maupun masyarakat, perlu mengetahui bahwa proses pengolahan makanan dapat meningkatkan mutu makanan yang dikonsumsi misalnya lebih baik dan mudah dicerna.
            Namun dapat juga terjadi hal yang merugikan yaitu bahwa selama proses pengolahan beberapa zat gizi yang ada pada bahan makanan dapat rusak atau hilang. Oleh sebab itu perlu diperhatikan tahap-tahap dalam proses pengolahan beberapa zat gizi yang ada pada bahan makanan dapat rusak atau hilang. Oleh sebab itu perlu diperhatikan tahap-tahap dalam proses penyiapan makanan dapat rusak atau  hilang. Oleh sebab itu perlu diperhatikan tahap-tahap dalam proses penyiapan makanan yaitu penyiangan, bahan makanan, pencucian, pemotongan dan pengolahan atau pemasakan dengan proses pemanasan sebaga berikut :
a.    Pencucian dan penyiangan bahan makan
       Pencucian makanan perlu dilakukan karena bahan makan yang berasal dari bawah tanah sehingga membawa kotoran dari tanah, tapi juga ada bahan makanan yang kotor karena serangga atau pun dicuci dengan air tidak bersih sehingga mengandung kotoran atau racun limbah yang ada dalam air pencucinya. Proses pencucian sebaiknya sebelum dipotong dengan mengunakan air bersih yang mengalir.
       Bahan makan nabati pada umumnya perlu pembersihan dari bagian-bagian yang tidak dimakan misalnya kulit, batang yang keras, bijian yang tidak termakan, serat yang keras, bagian yang busuk atau rusak dimakan binatang atau serangga. Bahan makanan lain yang disiangi adalah ikan, perlu secepatnya dibuang ingsang dan isi pelarutnya untuk mencegah terjadinya proses pembusukan yang cepat.
b.    Pemotongan bahan makan
       Pemotongan bahan makan bertujuan untuk memudahkan makan masuk ke dalam mulut dan mengunyah, terutama bahan makanan yang agak liat dan keras. Pada proses pemotongan atau penghalusan bahan makan ini, zat-zat gizi mudah keluar dari sel. Dalam keadaan ini bahan makan mudah terkena udara yang mengandung oksigen dan dapat merusak zat tersebut (terjadi oksidasi) Zat gizi yang rusak oleh oksidasi udara adalah thiamin dan vitamin A atau provitaminnya.
       Di samping itu, enzim yang dapat memecahkan zat gizi juga dapat bekerja sehingga mempercepat pembusukan. Maka sebaiknya bahan makanan dipotong atau dihaluskan dengan jarak waktu dekat pada saat pengolahannya. Setelah pemotongan dapat diberi bumbu untuk memperlambat pembusukan dan menambah rasa bahan makanan.
c.    Proses Pengolahan atau Pemasakan
Umumnya pengolahan dilakukan dengan mempergunakan panas, baik panas langsung seperti membakar sate, maupun panas tidak tidak langsung yaitu menggunakan bahan perantara seperti menggoreng, merebus. Panas ini mengubah sifat-sifat kimia makanan yang berakibat lebih lanjut padat sifat-sifat gizi.
d.   Pengaruh Pengolahan makanan
Pengaruh-pengaruh yang terjadi adalah:
1)   Pecahnya diding sel
Zat berada dalam sel bahan makanan, terlindungi dari hal-hal yang dapat merusaknya atau mengganggunya.
2)   Melemahkan dan mematikan mikroba
Berbagai mikroba terdapat di dalam bahan makanan, ada yang tahan panas dan ada yang tidak. Beberapa mikroba yang bersifat pathogenic dan menyebabkan penyakit tidak tahan panas yang cukup tinggi dan lama.
3)   Mengubah berbagai zat gizi secara positif dan negatif
Beberapa bahan makanan memiliki struktur yang tertutup yaitu berada dalam suatu kantung misalnya karbohidrat dari nabati.
4)   Pemasakan yang terlalu tinggi dapat menimbulkan zat carcinogenic
Pada bahan nabati maupun hewan yang diolah dengan panas tinggi sehingga menjadi hangus, dapat terbentuk ikatan-ikatan yang bersifat carcinogenic yaitu merangsang terjadinya kanker.
5)   Panas dapat  meniadakan zat-zat toksik
Beberapa bahan makanan nabati maupun hewani mengandung zat toksin atau racun alami. Panas dapat menetralkan  pengaruh zat-zat toksi ini. Misalnya dalam daging ikan tertentu terdapat enzim yang merusak zat gizi dengan pemanasan tertentu dan waktu tertentu, pengaruh tersebut dapat dihilangkan.




Blog Archive