Blogroll

loading...

Blogger templates

loading...

PENGARUH KEBUDAYAAN DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR





A.    Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan adalah perilaku sekelompok orang sebagai hasil belajar. Adat-istiadat atau kebiasaan (custom) adalah perilaku yang biasa atau diterima atau dipraktekkan dalam kelompok manusia. Etika adalah keputusan di dalam suatu kelompok tentang apa yang baik dan benar. Ras menggambarkan sekelompok besar orang yang mempunyai gambaran yang dapat dibedakan secara jelas dan membedakannya dari kelompok lainnya.
Hukum adalah perangkat aturan yang resmi yang disetujui oleh suatu kelompok dan dijadikan sebagai pedoman perilaku. Keyakinan (beliefs) adalah kebenaran yang diterima yang kita pegang tanpa bukti yang positif. Tradisi adalah keyakinan adat istiadat yang turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Kebudayaan mencakup kesemuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perikelakuan yang normatif, yaitu mencakup segala cara-cara atau pola-pola berfikir, merasakan dan bertindak. (Soekanto, 1982:167)
4
 
Budaya suatu masyarakat bukan ciri khas individu secara perorangan yang lepas dari konteks masyarakatnya, melainkan merupakan atribut yang melekat dalam diri individu sebagai anggota dari suatu komunitas. Budaya tidaklah diartikan sebagai kumpulan kebiasaan dan keyakinan yang sifatnya asal-asalan melainkan suatu sistem berpola dan terpadu dengan dukungan pola kebiasaan, pranata, sistem religi, dan sistem nilai sosial budaya yang dianut oleh sebagian besar komunitasnya (Rakhmat, 2007:14).
 Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan mencakup kesemuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Masyarakat sebagai wadah dan budaya sebagai isi merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan dua komponen yang bersatu. Setiap masyarakat memiliki budaya dan setiap budaya pasti ada masyarakat yang memilikinya. Masing-masing masyarakat seringkali memiliki budaya yang bersifat khas, yaitu hanya dimiliki oleh masyarakat tersebut (Effendi, 2006:139).

B.    Pengaruh Kebudayaan Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar sebagai salah satu program pendidikan sekolah yang diharapkan memberdayakan siswa dari segi pengetahuan, nilai-nilai, sikap serta keterampilan-keterampilan sosial kemasyarakatan juga tidak dapat lepas dari konteks masyarakat yang melingkupinya. Berbagai konteks kemasyarakatan tersebut memberikan pengalaman sosial budaya kepada seluruh sivitas sekolah.
Proses pembelajaran IPS yang dilakukan dengan menggunakan teknik dan metode yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi belajar, yang meliputi siswa, lingkungan sekolah, sarana prasarana dan lingkungan masyarakat setempat.
Sesuai dengan perubahan paradigma pendidikan di Indonesia yang berorientasi pada pendidikan berbasis masyarakat luas, maka pembelajaran IPS juga harus mengikuti perubahan tersebut. Apalagi materi pembelajaran IPS sangat berkaitan dan berhubungan erat dengan kondisi sosial budaya masyarakat.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai proses enkulturasi, dan akulturasi budaya menunjukkan adanya pengaruh konteks sosial, budaya dan ideologi masyarakatnya yang tercermin dalam persepsi dan orientasi nlai para pendidik dan siswa. Visi dan misi Pembelajaran IPS yang diwujudkan melalui berbagai kebijakan untuk memfasilitasi siswa dapat secara partisipatif dalam pembelajaran terhadap kehidupan sosial budaya masyarakat lokal, kehidupan berbangsa dan bernegara dan kehidupan masyarakat global juga dipengaruhi oleh agen-agen perubahan sosial budaya yang ada.
Seiring dengan perkembangan kebutuhan masyarakat yang terakomodasi dalam pengembangan visi sekolah dalam pengembangan SDM bermutu, beriman dan berbudaya, maka upaya memasukkan kebudyaaan khususnya kebudayaan lokal dalam pembelajaran IPS perlu dilakukan di sekolah. Untuk ini perkembangan kepentingan masyarakat lokal dalam mempertahankan kebudayaan lokal, kepentingan nasional dan kepentingan masyarakat global dicoba diakomodasi. Untuk ini pendekatan keselarasan dan pendekatan konflik digunakan untuk menjelaskan pengembangan paradigma pendidikan sosial yang berorientasi pada pengembangan kemampuan dan nilai-nilai seperti adagium “think globally, act locally, commit nationality”.
Kebudayaan merupakan hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat itu menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah yang diperlukan manusia untuk menguasai alam sekitarnya. Sedangkan rasa masyarakat itu mencakup jiwa manusia, mewujudkan segala kaidah-kaidah nilai-nilai sosial yang perlu untuk mengatur masalah-masalah kemasyarakatan dalam arti luas seperti ideologi, kebatinan, kesenian dan semua unsur sebagai hasil ekspresi jiwa manusia yang hidup sebagai anggota masyarakat. Cipta merupakan kemampuan mental, kemampuan berfikir orang-orang yang hidup bermasyarakat. (Hermana, 2006:11).
Kebudayaan semakin berkembang seiring dengan semakin berkembangnya peradaban manusia dari masa ke masa. Mulai dari masa prasejarah, masa berburu, masa bercocok tanam sampai masa sekarang dimana dikenal dengan masa teknologi komunikasi dan informasi.
Perkembangan kebudayaan tersebut amat cepat dinamikanya. Sehingga perlu adanya usaha untuk mempelajari dinamika tersebut. Untuk itu dimasukkanlah kebudayaan tersebut dalam pembelajaran di SD khususnya mata pelajaran IPS.
Kebudayaan dalam pembelajaran IPS di SD sangat penting untuk dipelajari oleh siswa. Karena selain sebagai pengetahuan juga sebagai bekal bagi siswa dalam menjalani kehidupannya di masyarakat. Seorang siswa berperan sebagai makhluk individu sekaligus juga sebagai makhluk sosial yang hidup bermasyarakat.
Berdasarkan dengan adanya kebutuhan sosial tersebut, maka seorang siswa SD dalam kehidupannya selalu berhubungan dengan orang lain mulai dari lingkungan keluarga yaitu orang tua, kakak, adik, kakek, nenek sampai lingkungan masyarakat teman sekolah, tetangga. Untuk memahami peranan ini perlu adanya pengetahuan tentang hal tersebut.

Blog Archive