Berbicara tentang karakter pada pertumbuhan iman anak dari usia sejak
dini berarti kita tidak bias lepas dari konsepsi Alkitab yang mencatat tentang
penugasan kepada orang tua untuk mengajarkan Firman Tuhan kepada anak-anaknya.
Itu sangat jelas dalam kitab Ulangan 6:6-7 berbunyi :
“Apa yang
Kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah enkau perhatikan, haruslah engkau
mengajarkan berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila
engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau
berbaring dan apabila engkau bangun.”
Dengan membaca ayat ini kita dapat mengerti bahwa betapa Allah sangat
menekankan kepada kita yang lebih tua untuk membangun karakter Tuhan kepada
anak usia dini.
Allah juga menegaskan bahwa perintah Allah wajib disampaikan kepada
setiap generasi, khusus sejak usia dini.
Dunia pendidikan diharapkan sebagai motor penggerak untuk memfasilitasi
perkembangan membangun karakter takut Tuhan sejak usia dini, sehingga anggota
masyarakat mempunyai kesadaran.
Dari mana asalmu tidak penting, ukuran tubuhmu juga tidak penting. Ukuran
otakmu cukup penting, ukuran hatimu itulah yang sangat penting. Karena otak
(pikiran) dan kalbu hati yang paling kuat menggerak seseorang itu “bertutur
kata dan bertindak”. Simak, telaah, dan renungkan dalam hati apakah telah
memadai wahana pembelajaran memberikan peluang bagi peserta didik untuk multi
kecerdasan yang mampu mengembangkan sikap-sikap, integritas dan itu harus
diajarkan sejak usia dini.
Untuk mencapai maksud tersebut maka pendidikan dalam keluarga Kristen dan
Sekolah Kristen harus dilandaskan pada amanat Tuhan Yesus” “Kasihilah Tuhan
Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum
yang terutama dan pertama. Dan hukum yang kedua yang sama dengan itu ialah :
Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri. Sebab pada kedua hukum inilah
tergantung seluruh hukum taurat dan kitab para nabi” (Matius 22:37-40). Dan
kemudian tidak kalah penting tanggung jawab guru sebagai pendidik dan Pembina
anak di luar rumah, sebab setiap anak pasti mengalami pendidikan formal di
sekolah.
Sebab pada masa anak-anak merupakan masa yang paling peka dalam kehidupan
seseorang. Di mana anak pada masa ini masih berada pada periode ketergantungan
dan pertumbuhan sebagai persiapan untuk menerima rangsangan dari lingkungannya.
Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa : “ Masa anak-anak adalah masa
kehidupan antara dua tahun sampai pubertas.” Pada masa ini anak mulai
mengembangkan kepribadiannya dan membentuk dirinya dan sifat-sifat yang akan ia
miliki seumur hidupnya.
Singgih Gunarsa mengutip apa yang dikatakan oleh Sigmund Freud dan Erik
H. Erikson bagaimana pentingnya pendidikan anak usia dini sebagai berikut :
Pentingnya sejak dini anak
memperoleh dasar-dasar yang baik pada masa-masa permulaan dari kehidupan anak,
supaya kelak setelah mereka dewasa tidak mengalami gangguan-gangguan emosi atau
gangguan kepribadian yang berarti. Dan menurut Erikson tahun-tahun pertama dari
kehidupan anak penting sekali untuk menanamkan dasar kepercayaan orang lain.
Sebab seorang anak yang tidak mengalami dan mendapatkan kasih saying dan
kepuasan dari kebutuhan-kebutuhannya, akan mengalami kegagalan dalam
memperkembangkan kepercayaan kepada orang lain dan oleh karena akan mengganggu
hubungan-hubungan sosialnya di kemudian hari. Yang penting sebagai seorang guru
kita harus mengetahui bahwa sebagian besar kehidupan anak berada di sekolah
seperti yang dikatakan oleh Singgih D. Gunarsa sebagai berikut :
Empat sampai lima tahun pertama permulaan hidupnya lebih banyak ia
habiskan di rumah bersama-sama dengan keluarganya. Tetapi sejak ia mulai
menginjak bangku sekolah Taman Kanak-kanak, maka dunianya bertambah luas. Ia
bertemu dengan teman-teman dan gurunya. Di sekolah guru menjadi tokoh utama
dalam mengembangkan keseluruhan eksistensi seorang murid. Myer Pearlman
mengatakan bahwa : “ Dalam masa ini seorang mudah berubah, sanggung memahami
hal-hal yang serius dari kehidupan, dan mudah menerima Injil. Sebab itu, masa
ini adalah masa yang tepat untuk mempersiapkan anak itu untuk menerima
Kristus.” Jadi pembinaan kerohanian yang diberikan kepada anak sejak usia dini,
dapat mempengaruhi pertumbuhan iman mereka, dan ini juga merupakan suatu
tindakan yang preventif untuk mencegah terjadinya kenakalan remaja. Karena
anak-anak sudah dibekali dengan pendidikan Kristen mempunyai dasar kerohanian
yang kuat, sehingga tidak mudah lagi diombang-ambingkan oleh pengaruh yang
negatif yang akan ia hadapi pada masa remajanya nanti.