Blogroll

loading...

Blogger templates

loading...

Internet Sebagai Media Belajar



Media berasal dari kata medium yang artinya perantara atau pengantar. Media adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Media ada yang tinggal dimanfaatkan guru dalam kegiatan pembelajaran, artinya media dibuat oleh pihak tertentu (produsen media) dan guru tinggal menggunakannya secara langsung dalam kegiatan pembelajaran, begitu juga media yang sifatnya alamiah yang tersedia di lingkungan sekolah juga termasuk yang dapat langsung digunakan. Selain itu, kita juga dapat merancang dan membuat media sendiri sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa.[1]
Media merupakan alat yang harus ada apabila kita ingin memudahkan sesuatu dalam pekerjaan. Setiap orang pasti ingin pekerjaan yang dilakukan dapat diselesaikan dengan baik dan dengan hasil yang memuaskan. Media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.[2]
Media pembelajaran meliputi segala sesuatu yang dapat membantu pengajar dalam menyampaikan materi pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan motivasi, daya pikir, dan pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran yang sedang dibahas atau mempertahankan perhatian peserta terhadap materi yang sedang dibahas.[3]
Pemanfaatan media harus terencana dan sistemik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Kehadiran media sangat membantu siswa untuk memahami suatu konsep tertentu yang sulit dijelaskan dengan bahasa verbal (verbal simbol). Dengan demikian pemanfaatan media sangat tergantung pada karakteristik media dan kemampuan guru maupun siswa memahami cara kerja media tersebut, sehingga pada akhirnya media dapat dipergunakan dan dikembangkan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Penggunaan media itu sendiri dimaksudkan agar siswa mampu menciptakan sesuatu yang baru dan mampu memanfaatkan sesuatu yang telah ada untuk dipergunakan dengan bentuk dan variasi lain yang berguna dalam kegiatan belajarnya.[4]
Jaringan internet telah menjadi pelopor terjadinya revolusi teknologi. Internet semakin diminati oleh banyak kalangan baik perorangan maupun instansi–instansi pemerintah ataupun swasta, termasuk diantaranya perpustakaan. Hal–hal yang menyebabkan internet menjadi solusi praktis, sehingga diminati banyak kalangan.
Internet memberikan banyak kemudahan dalam pemanfaatan setiap fasilitas yang disuguhkan untuk di akses pengguna. Fasilitas yang terdapat di internet cukup banyak jenis dan kegunaannya sehingga dapat memberikan dukungan bagi kegiatan akademik, kalangan media massa, praktisi bisnis, keperluan pemerintahan, dan para peneliti. Fasilitas  tersebut seperti Telnet, Gopher, Wais, E-mail, Mailing list (milis), Newsgroup, File Transfer Protocol (FTP), Internet Relay Chat, USEnet, Bulletin Board Service (BBS), Internet Telephony, Internet Fax, Layanan Multimedia (WWW).
Di antara fasilitas yang ada di internet tersebut ada lima aplikasi standar internet yang dapat dipergunakan untuk keperluan pendidikan, yaitu: World Wide Web (www), FTP (File Transfer Protocol), E-Mail, Mailing List, News Group.[5]
Kegiatan pembelajaran dengan media internet termasuk dalam model pembelajaran yang masih relatif baru. Karakteristik pembelajaran berbasis internet pun sangat bervariasi tergantung pada implementasinya dalam dunia pendidikan. Implementasi dari pembelajaran berbasis internet setidaknya ada dua, yaitu: pertama, pembelajaran berbasis internet yang diselenggarakan secara sederhana, sekedar kumpulan bahan pembelajaran yang dimuat dalam web server dengan tambahan forum komunikasi lewat e-mail atau milist. Kedua, terpadu melalui portal e-learning yang berisi berbagai obyek pembelajaran yang diperkaya dengan multimedia serta dipadukan dengan sistem informasi akademik, evaluasi, komunikasi, diskusi dan berbagai education tools lainnya. Implementasi pembelajaran berbasis internet bisa masuk ke dalam kategori tersebut, yakni bisa terletak diantara keduanya, atau bahkan bisa merupakan gabungan beberapa komponen dari dua sisi tersebut.[6]
E-learning termasuk model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Dengan ini, peserta didik dituntut mandiri dan bertanggung jawab terhadap proses pembelajarannya, sebab ia dapat belajar di mana saja, kapan saja, yang penting tersedia alatnya. Melalui e-learning, peserta didik dapat mencari dan mengambil informasi atau materi pembelajaran berdasarkan silabus atau kriteria yang telah ditetapkan pengajar atau pengelola pendidikan. Peserta didik akan memiliki kekayaan informasi, sebab ia dapat mengakses informasi dari mana saja yang berhubungan dengan materi pembelajarannya. Peserta didik juga dapat berdiskusi secara online dengan pakar-pakar pada bidangnya, melalui e-mail atau chatting. Dengan demikian, jelas bahwa keaktifan peserta didik dalam e-learning sangat menentukan hasil belajar yang mereka peroleh. Semakin ia aktif, semakin banyak pengetahuan atau kecakapan yang akan diperoleh.[7]
E-learning merupakan sebuah media pembelajaran buatan manusia yang pastinya mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menurut Soekartawi (2002), Mulvihil (1997), Utarini (1997) kelebihan e-learning antara lain: (1) Tersedianya fasilitas e-moderating di mana guru dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu. (2) Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadual melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari. (3) Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer. (4) Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah. (5) Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas. (6) Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif dan lebih mandiri. (7) Relatif lebih efisien, misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari sekolah atau perguruan tinggi.[8]
Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-learning juga tidak terlepas dari kekurangan, antara lain (1) Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bias memperlambat terbentuknya values dalam proses pembelajaran, (2) Kecenderungan mengabaikan aspek psikomotorik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek komersial, (3) Proses pembelajarannya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan, (4) Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang berbasis pada ICT, (5) Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal, (6) tidak semua tempat tersedia fasilitas internet atau jaringan, (7) Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan mengoperasikan internet, (8) Kurangnya personil dalam hal penguasaan bahasa pemrograman komputer


[1] Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung : Alfabeta, 2010), hlm. 138
[2] Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, (Bandung : Alfabeta, 2012), hlm. 159
[3]  Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung : Alfabeta, 2010), hlm. 138
[4] Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, (Bandung : Alfabeta, 2012), hlm. 160-161
[5] Hardjito, “Internet untuk Pembelajaran” dalam Jurnal Teknodik, 6 (10), (2002). hlm. 1
[6] Surjono, Dwi, Herman, Pengantar Elearning dan Penyiapan Materi, Makalah diklat dosen FT UNY,http:herman//.elearning-jogja.org, 2008 (diakses 28 Maret 2015).
[7] Mawar Ramadhani, Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning Berbasis Web Pada Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kalasan, (Skripsi : Universitas Negeri Yogyakarta,2012), hlm. 19
[8] Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, (Bandung : Alfabeta, 2012), hlm. 321-322

Blog Archive