Blogroll

loading...

Blogger templates

loading...

Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran



            Keterampilan membuka pelajaran dimaksudkan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang memungkinkan peserta didik siap secara mental dan penuh perha-tian untuk memulai mengikuti pembelajaran. Pendidik harus mampu menarik perhatian dan memotivasi peserta didik agar segera siap memperhatikan materi yang akan dibicarakan pada pertemuan tersebut.
            Jika ada pepatah “kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah Anda”, maka pada keterampilan membuka pelajaran ini pendidik harus dapat memberi kesan yang “menggoda” agar peserta didik “terperangah” dan “terpaku” seperti terkena magnet dan sihir dari sang pendidik.
            Kegiatan membuka pelajaran yang umum berupa berdoa, presensi dan mena-nyakan peserta didik yang tidak hadir, mengemukakan topik hari itu, mengaitkan topik dengan kehidupan sehari-hari atau dengan topik pertemuan sebelumnya. Jika membu-ka pelajaran hanya demikian terus menerus, maka lama-kelamaan peserta didik bosan dan sama sekali tidak tertarik untuk mendengarkan.
Oleh karena itu tugas pendidik untuk mencari trik atau kiat-kiat untuk dapat menghidupkan suasana di awal pembelajaran, misalkan membawa media atau sesu-atu yang nampak ganjil di mata anak didik tetapi ada kaitannya dengan topik hari itu, atau bercerita sesuatu yang aktual yang berkaitan dengan topik, atau tiba-tiba kita memberi kejutan “bernyanyi” dari suatu lagu terkenal yang syairnya diganti dengan isi materi yang akan diajarkan. Semua itu tergantung kreativitas kita, tetapi harus diingat kesan pertama ini pasti membekas di hati anak didik, jadi usaha “mati-matian” harus kita lakukan. Ketertarikan peserta didik akan membawa pengaruh positif pada kelan-caran proses pembelajaran dan pembangkitan minat dan motivasi belajar mereka.     
Kegiatan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran. Usaha menutup pelajaran tersebut dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar. Usaha-usaha yang dapat dilakukan guru antara lain adalah merangkum kembali atau menyuruh siswa membuat ringkasan dan mengadakan evaluasi tentang materi pelajaran yang baru diberikan. Seperti halnya kegiatan membuka pelajaran, kegiatan menutup pelajaran ini harus dilakukan guru tidak saja pada akhir jam pelajaran tetapi juga pada akhir setiap penggal kegiatan dari inti pelajaran yang diberikan selama jam pelajaran itu. Seperti halnya kegiatan membuka pelajaran, kegiatan menutup pelajaran juga tidak mencakup urut-urutan kegiatan rutin seperti memberi tugas dirumah, tetapi kegiatan yang ada kegiatan langsung dengan penyampaian materi pelajaran.
Namun demikian, dalam pembelajaran guru sering tidak melakukan usaha membuka dan menutup pelajaran tersebut. Setelah melakukan tugas rutin seperti menenangkan kelas, mengisi daftar hadir, menyuruh siswa menyiapkan alat-alat pelajaran guru langsung saja masuk pada kegiatan inti pelajaran. Misalnya guru berkata: “Anak-anak hari ini bu guru akan mengenalkan tentang bentuk pangkat, akar,dan logaritma adalah ...”
Setelah pelajaran usai guru tidak melakukan usaha menutup pelajaran. Ia langsung berkata: “Anak-anak waktunya sudah habis, pelajaran ini kita lanjutkan besok. Selamat siang anak-anak”. Selain itu, dalam inti pelajaran yang bermaksud mengajarkan macam-macam bangun ruang dengan sifat-sifatnya, guru menerangkan terus sampai selesai tanpa ada usaha merangkum ciri-ciri bangun ruang. Disamping itu, guru juga tidak melakukan kegiatan membuka pelajaran sebelum menerangkan pengertian bangun ruang. Prosedur mengajar demikian itu tidak memungkinkan mental siswa siap untuk menerima pelajaran dan perhatian siswa belum terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Sebagai akibatnya adalah siswa akan merasa bahwa pelajaran yang diterimanya membosankan, tidak bermakna baginya, sukar dipahami, dan mereka akan tidak berusaha keras untuk memahaminya.
Ada berbagai alasan mengapa guru tidak melakukan kegiatan membuka dan menutup pelajaran antara lain karena lupa, tidak ada waktu, atau memang belum mempunyai keterampilan untuk melaksanakannya. Karena pentingnya fungsi membuka dan menutup pelajaran ini dalam pembelajaran, maka sangat perlu bagi setiap guru untuk memperoleh pengalaman serta latihan yang intensif dalam membuka dan menutup pelajaran.  

Blog Archive