Blogroll

loading...

Blogger templates

loading...

Makalah Fungsi Linier Pada Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan Pasar


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Produksi terdiri dari beberapa analisa mengenai bagaimana seharusnya seorang pengusaha dalam tingkat teknologi tertentu, mampu mengkombinasikan berbagai macam faktor produksi untuk menghasilkan sejumlah produk tertentu dengan seefisien mungkin. Jadi, penekanan proses produksi dalam teori produksi adalah suatu aktivitas ekonomi yang mengkombinasikan berbagai macam masukan (input) untuk menghasilkan suatu keluaran (output). Dalam proses produksi ini, barang atau jasa lebih memiliki nilai tambah atau guna. Hubungan seperti ini terdapat dalam suatu fungsi produksi.
Pendapatan sebagai salah satu elemen penentuan laporan laba rugi komprehensif belum mempunyai pengertian yang seragam. Hal ini disebabkan karena pendapatan biasanya dibahas dalam hubungan dengan pengakuan, pengukuran, penyajian serta pengungkapan pendapatan itu sendiri. Suatu permasalahan utama dalam penerapan akuntansi pendapatan yaitu pada saat mengakui pendapatan.
Kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh keuntungan adalah hal yang penting untuk dapat melanjutkan operasi perusahaan. Keuntungan yang dihasilkan oleh suatu badan usaha adalah suatu ukuran keberhasilan manajer, investor dan kreditor yang menggunakannya untuk mengevaluasi prospek perusahaan dimasa yang akan datang.
.
1.2.  Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dibuat beberapa rumusan masalah yaitu antara lain:
a)       Bagaimana Fungsi Linier Pada Biaya Produksi, Pendapatan, BEP, dan Laba Perusahaan ?
b)       Bagaimana Fungsi Linier Pada Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan Pasar ?

1.3.  Tujuan
Tujuan pembuatan Makalah ini yaitu:
a)       Untuk mengetahui Fungsi Linier Pada Biaya Produksi, Pendapatan, BEP, dan Laba Perusahaan.
b)       Untuk mengetahui Fungsi Linier Pada Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan Pasar












BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Fungsi Linier Pada Biaya Produksi, Pendapatan, BEP, dan Laba Perusahaan
Setiap proses produksi mempunyai landasan teknis, yang dalam teori ekonomi disebut sebagai fungsi produksi. Seperti yang sudah disebutkan diatas, bahwa fungsi produksi merupakan suatu persamaan atau fungsi yang menunjukkan hubungan antara tingkat output dengan tingkat kombinasi penggunaan beberapa input.
Rumus matematis dari fungsi produksi linier adalah sebagai berikut:
Y = f (X1, X2,....Xn).......................................................(2.3.1.1)
Fungsi produksi linier biasanya dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi produksi linier sederhana dan fungsi produksi linier berganda. Perbedaan ini terletak pada jumlah variabel X yang digunakan dalam model. Fungsi produksi linier sederhana dengan jumlah variabel yang digunakan dalam model hanya satu variabel X, maka dapat ditulis persamaannya sebagai berikut :
Y = a + bX........................................................................(2.3.1.2)
Sedangkan fungsi produksi linier berganda memiliki jumlah variabel lebih dari satu, dan dapat ditulis sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + bnXn.........................................(2.3.1.3)
Fungsi produksi seperti ini ilustrasinya dapat dilihat pada Gambar 2.4 dibawah ini (Nicholson, 1999), yang mana disepanjang setiap isoquan yang berbentuk lurus ini, Return to scale (RTS)-nya konstan (σ =~).







Bentuk isoquant seperti ini jarang sekali ditemui, karena K dan T merupakan substitusi murni (perfect subsitution) antara satu dengan yang lainnya. Suatu usaha dengan fungsi produksi seperti ini bisa menggunakan K saja atau T saja dalam proses produksinya.
            Penerimaan sebuah perusahaan dari hasil penjualan barang merupakan fungsi dari jumlah barang yang terjual atau dihasilkan. Semakin banyak barang yang diproduksi dan terjual semakin besar pula penerimaannya. Penerimaan total (total revenue) adalah hasil kali jumlah barang yang terjual dengan harga jual per unit barang tersebut. Secara matematik, penerimaan merupakan fungsi jumlah barang kurvanya berupa garis lurus berlereng positif dan bermula dari titik pangkal.
R = Q x P = f (Q)
dalam menganalisis penerimaan selalu dianggap bahwa perusahaan senantiasa berhasil menjual setiap barang yang dihasilkannya, dengan demikian Q dalam R = f (Q) bukan saja melambangkan jumlah barang dihasilkan tetapi juga melambangkan jumlah barang yang terjual.
Penerimaan dan biaya merupakan variabel-variabel penting untuk mengetahui kondisi bisnis suatu perusahaan. Bila diketahui penerimaan total (R) yang diperoleh dari biaya total (C) yang dikeluarkan, maka dapat dianalisis apakah perusahaan mendapat keuntungan atau mengalami kerugian. Keuntungan (profit positif, ….> 0) akan didapat bila R > C, secara grafik hal ini terlihat pada area dimana kurva R terletak di atas kurva C. Sebaliknya kerugian (profit positif, ….< 0) akan didapat bila R < C, secara grafik hal ini terlihat pada area dimana kurva R terletak di bawah kurva C.
            Konsep yang lebih penting berkenaan dengan R dan C adalah konsep “pulang pokok (break even point)” yaitu konsep yang digunakan untuk menganalisis jumlah minimum produk yang harus dihasilkan atau terjual agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Keadaan pulang pokok (profit nol, …..=0) terjadi apabila R = C, artinya perusahaan tidak memperoleh keuntungan tetapi tidak pula merugi. Secara grafik hal ini ditunjukkan oleh perpotongan antara kurva R dan C.
 







Q* mencerminkan posisi tingkat produksi/penjualan pulang pokok. Area disebelah kanan Q* merupakan area keuntungan (….>0) sedangkan di sebelah kiri Q* merupakan area kerugian (…. < 0)

Suatu analisa yang menggambarkan bagaimana perubahan biaya variabel, biaya tetap, harga jual, volume penjualan dan bauran penjualan akan mempengaruhi laba perusahaan. Analisis ini merupakan instrumen yang lazim dipakai untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi manajemen untuk pengambilan keputusan, misal : dalam menetapkan harga jual produk.Proses analisis ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan masalah dengan bertumpukan pada pemahaman terhadap pola-pola perilaku biaya perusahaan.Analisis biaya volume laba (cost profit analysis) merupakan alat yang berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan, khususnya jangka pendek, karena analisis ini menekankan pada keterkaitan antara biaya, jumlah yang dijual, dan harga. Analisis biaya volume laba juga dapat menjadi alat yang berharga untuk mengidentifikasi luas dan besarnya masalah ekonomi yang dihadapi perusahaan dan membantu menunjukkan secara tepat jawaban yang diperlukan.
Analisis biaya volume laba dapat diterapkan dalam banyak hal, diantaranya adalah :
1.          Menentukan harga jual produk atau jasa.
2.          Memperkenalkan produk atau jasa baru.
3.          Mengganti peralatan.
4.          Memutuskan apakah produk atau jasa yang ada seharusnya dibuat di dalam perusahaan atau dibeli dari luar perusahaan.
5.          Melakukan analisis apa yang akan dilakukan, jika sesuatu dipilih oleh manajemen.”
 2.1.2.     Asumsi-Asumsi Dari Analisis Biaya Volume Laba
Sebelum bahasan analisis biaya volume laba lebih jauh dibahas,maka terlebih dahulu dijabarkan bagaimana asmsi-asumsi yang mendasari analisis CVP:
1.         Semua biaya diklasifikasikan sebagai biaya variabel dan tetap
2.         Fungsi jumlah biaya adalah linier dalam kisaran relevan
3.         Fungsi jumlah pendapatan adalah linier dalam kisaran relevan, harga jual dianggap konstan
4.         Hanya terdapat satu pemicu biaya : volume unit produk / rupiah penjualan
5.         Tidak ada persediaan
Selain itu beberapa hal yang harus diperhatikan adalah:
1.         Linearitas dan Rentang yang relevan
Model CVP mengasumsikan bahwa pendapatan dan total biaya adalah linear pada rentang aktivitas yang relevan.Meskipun perilaku biaya sebenarnya tidak relevan dengan rentang output yang terbatas,total biaya yang diharapkan meningkat mendekati tingkat yang linear.
2.         Mengidentifikasi biaya tetap dan biaya variable untuk ananlisis CVP
Pada analisis jangka pendek ,biaya tetap yang relevan adalah biaya tetap yang diperkirakan berubah sehubungan dengan peluncuran produk baru Untuk mengukur biaya variable
perunit, akuntanmanajemen harus teliti memasukkan semua biaya variable yang relevan,tidak hanya biaya produksi tapi juga biaya penjualan dan biaya distribusi.

Analisis Biaya –Volume Laba (Analisis Titik Impas)
Yakni merupakan salah satu alat analisis yang dapat digunakan untuk menghitung dampak perubahan harga jual, volume penjualan, dan biaya terhadap laba untuk membantu manajemen dalam perencanaan laba jangka pendek.
Dengan Analisis Biaya-Volume Laba perusahaan dapat mengambil kebijakan atau langkah-langkah yang harus diambil dalam rangka untuk mencapai perolehan laba yang diharapkan.
Ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi Laba :
a.        Volume produk yang dijual, berpengaruh terhadap volume produksi produk atau jasa tersebut.
b.       Harga jual produk, atau jasa akan mempengaruhi besarnya volume penjualan produk atau jasa yang bersangkutan.
c.        Biaya produksi, adalah biaya yang timbul dari perolehan atau untuk pengolahan suatu produk atau jasa akan mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan.
Anggapan yang Mendasari Analisis Titik Impas
a.    Variabilitas biaya dianggap akan mendekati pola perilaku yang diramalkan. Biaya tetap akan selalu konstan dalam kisaran volume yang dipakai dalam perhitungan impas, sedangkan biaya variabel berubah sebanding dengan perubahan volume penjualan.
b.    Harga jual produk dianggap tidak berubah-ubah pada berbagai tingkat kegiatan. Jika dalam usaha menaikkan volume penjualan dilakukan penurunan harga jual atau dengan memberikan potongan harga, maka hal ini mempengaruhi hubungan biaya, volume dan laba.
c.    Kapasitas produksi pabrik dianggap secara relatif konstan. Penambahan fasilitas produksi akan berakibat pada penambahan biaya tetap dan akan mempengaruhi hubungan biaya-volume- laba.
d.   Harga faktor-faktor produksi dianggap tidak berubah. Jika harga bahan baku dan tarif upah menyimpang terlalu jauh dibanding dengan data yang dipakai sebagai dasar perhitungan impas, maka hal ini akan mempengaruhi hubungan biaya, volume laba.
e.    Efisiensi produksi dianggap tidak berubah.
f.     Perubahan jumlah persediaan awal dan akhir dianggap tidak signifikan.
g.    Komposisi produk yang akan dijual dianggap tidak berubah.

Hubungan antara biaya, volume dan laba dipengaruhi oleh 5 faktor atau suatukombinasi faktor-faktor berikut ini :
a.    Harga jual persatuan
b.    Volume penjualan
c.    Komposisi produk yang dijual
d.   Biaya variabel pertahun
e.    Total biaya tetap.
Agar perencanaan laba perusahaan dapat efektif, manajemen harus dapat memperkirakan dampak perubahan masing-masing faktor tersebut terhadap laba bersih, impas dan return of investment perusahaan. Pembuatan anggaran pendapatan dan biaya dan penyajian informasi tersebut dalam grafik laba dan volume merupakan alat yang efektif dalam menyajikan informasi bagi manajemen untuk keperluan perencanaan laba jangka pendek. Hal ini memungkinkan manajemen memperkirakan pengaruh kegiatan atau usaha-usaha yangakan dilaksanakan dan pengaruh perubahan kondisi pasar terhadap laba, sehingga manajemen dapat memilih berbagai macam usul kegiatan yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pencapaian laba di masa yang akan datang.
Analisis biaya, volume dan laba dapat digunakan untuk menentukan titik impas dengan beberapa pendekatan persamaan matematika, pendekatan contribution margin per unit, pendekatan contribution margin ratio dan pendekatan grafik. 
Suatu perusahaan dikatakan dalam keadaan break even apabila dalam usahanya pada suatu periode antara jumlah biaya dengan jumlah hasil penjualan adalah sama. Pada keadaan ini berarti bahwa perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak mengalami kerugian. Jadi break even itu dapat diartikan suatu keadaan dimana jumlah biaya dan jumlah penghasilan dari penjualan adalah sama, sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian dan tidak memperoleh keuntungan.
Break even adalah keadaan suatu perusahaan yang pendapatan penjualannya sama dengan jumlah total biayanya, atau besarnya contribution margin sama dengan total biaya tetap, dengan kata lain perusahaan tidak memperoleh laba tetapi juga tidak menderita rugi atau rugi labanya sama dengan nol.
Suatu perusahaan dikatakan break even point apabila setelah dibuat perhitungan rugi laba dari suatu periode kerja atau dari suatu kegiatan usaha tertentu, perusahaan tidak memperoleh laba tetapi juga tidak mengalami kerugian. Break even point merupakan suatu usaha yang tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi. Dengan kata lain suatu usaha dikatakan break even jika jumlah pendapatan sama dengan jumlah biaya atau apabila laba konstribusi hanya dapat digunakan untuk menutup biaya tetap saja. Break even point adalah volume (V) yang jumlah total pendapatan dengan total biaya dan keuntungan adalah nol.
Berdasarkan devinisi yang telah dikemukakan maka dapalah ditarik suatu kesimpulan bahwa break even point adalah suatu tingkat penjualan yang diperlukan untuk menutupi biaya operasional, dimana pada titik impas laba sebelum bunga dan pajak sama dengan nol atau dengan kata lain perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak mengalami kerugian.
Analisis break even adalah suatu cara atau suatu teknik yang digunakan untuk mengetahui pada volume (jumlah) penjualan dan volume produksi, apakah perusahaan yang bersaing ketat tidak menderita kerugian dan tidak pula memperoleh laba, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Untuk mengetahui besarnya tingkat penjualan yang minimum yang harus dilakukan perusahan agar biaya-biaya yang dikeluarkan dapat dikendalikan dengan tingkat keuntungan atau laba yang direncanakan dapat dicapai, maka digunakan rumus sebagai berikut :
Dimana:
FC = Biaya Tetap
P = Harga Jual Per Unit
S = Penjualan
VC = Biaya Variabel Per Unit
1 = Konstanta
π = Laba yang direncanakan

2.2. Fungsi Linier Pada Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan Pasar
1.     Pengertian Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran adalah persamaan yang menunjukkan hubungan harga barang di pasar dengan jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen. Fungsi penawaran digunakan oleh produsen untuk menganalisa kemungkinan2 banyak barang yang akan diproduksi. Menurut hukum penawaran bila harga barang naik, dengan asumsi cateris paribus (faktor-faktor lain dianggap tetap), maka jumlah barang yang ditawarkan akan naik, dan sebaliknya apabila harga barang menurun jumlah barang yang ditawarkan juga menurun. jadi dalam fungsi penawaran antara harga barang dan jumlah barang yang ditawarkan memiliki hubungan positif, karenanya gradien (b) dari fungsi penawaran selalu positif.
Bentuk umum dari fungsi penawaran linear adalah sebagai berikut:
Qs = a + bPs
dimana :
a dan b = adalah konstanta, dimana b harus bernilai positif
b = ∆Qs/ ∆Ps
Ps= adalah harga barang per unit yang ditawarkan
Qs= adalah banyaknya unit barang yang ditawarkan
Ps≥ 0, Qs≥ 0, serta dPs/ dQs > 0

Pada saat harga durian Rp. 3.000 perbuah toko A hanya mampu menjual Durian sebanyak 100 buah, dan pada saat harga durian Rp. 4.000 perbuah toko A mampu menjual Durian lebih banyak menjadi 200 buah. dari kasus tersebut buatlah fungsi penawarannya ?
Jawab :
dari soal diatas diperoleh data sebagai berikut :
P1 = 3.000     Q1 = 100 buah
P2 = 4.000     Q2 = 200 buah
Langkah selanjutnya, kita memasukan data-data di atas ke dalam rumus persamaan linear a:

 P - P1        Q - Q1
--------  =  ---------
P2 - P1      Q2 - Q1

    P  - 3.000         Q - 100
--------------  = -------------
4.000 - 3.000      200 - 100

     P - 3.000           Q - 100
--------------   =  -------------
        1.000                 100
(P - 3.000)(100) = (Q - 100) (1.000)
100P - 300.000  = 1.000Q - 100.000
1.000Q = -300.000 + 100.000 + 100P
1.000Q = -200.000 + 100P
Q = 1/1000 (-200.000 + 100P )
Q = -200 + 0.1P
============
Jadi dari kasus diatas diperoleh Fungsi penawaran : Qs = -200 + 0,1Pd

2.   Fungsi Permintaan
Fungsi Permintaan adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah suatu barang yang diminta dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. fungsi permintaan adalah suatu kajian matematis yang digunakan untuk menganalisa perilaku konsumen dan harga. fungsi permintaan mengikuti hukum permintaan yaitu apabila harga suatu barang naik maka permintaan akan barang tersebut juga menurun dan sebaliknya apabila harga barang turun maka permintaan akan barang tersebut meningkat. jadi hubungan antara harga dan jumlah barang yang diminta memiliki hubungan yang terbalik, sehingga gradien dari fungsi permintaan (b) akan selalu negatif.
Bentuk umum fungsi permintaan dengan dua variabel adalah sebagai beriut :
Qd = a - bPd    atau  Pd = -1/b ( -a + Qd)
dimana :
a dan b = adalah konstanta, dimana b harus bernilai negatif
b          = ∆Qd / ∆Pd
Pd        = adalah harga barang per unit yang diminta
Qd       = adalah banyaknya unit barang yang diminta
Syarat, P  ≥  0, Q ≥  0, serta dPd / dQ < 0

untuk lebih memahami tentang fungsi permintaan, dibawah ini disajikan soal dan pembahasan tentang fungsi permintaan.
·         Pada saat harga Jeruk Rp. 5.000 perKg permintaan akan jeruk tersebut sebanyak  1000Kg, tetapi pada saat harga jeruk meningkat menjadi Rp. 7.000 Per Kg permintaan akan jeruk menurun menjadi  600 Kg,  buatlah fungsi permntaannya ?
Pembahasan :
Dari soal diatas diperoleh data :
P1 = Rp. 5.000      Q1 = 1000 Kg
P2 = Rp. 7.000      Q2 = 600 Kg
untuk  menentukan fungsi permintaannya maka digunakan rumus persamaan garis melalui dua titik, yakni :
y - y1            x - x1
------    =    --------
y2 - y1         x2 - x1

dengan mengganti x = Q dan y = P maka didapat,
P - P1           Q - Q1
-------    =    --------
P2 - P1         Q2 - Q1

mari kita masukan data diatas kedalam rumus :
    P    -     5.000                     Q - 1000
-----------------------  = ----------------
   7.000 -  5.000                   600 - 1000

           P - 5.000                 Q - 1000
----------------------- = ----------------
             2.000                        -400

 P - 5.000 (-400)    =  2.000 (Q - 1000)
-400P + 2.000.000 = 2000Q - 2.000.000
2000Q = 2000.000 + 2.000.000 - 400P
Q = 1/2000 (4.000.000 - 400P)
Q = 2000 - 0,2P
============
Jadi Dari kasus diatas diperoleh fungsi permintan Qd = 2000 - 0,2P

3.   Fungsi Keseimbangan Pasar
Dalam ilmu ekonomi, harga keseimbangan atau harga ekuilibrium adalah harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.
Untuk menentukan keadaan keseimbangan pasar kita dapat menggabungkan tabel permintaan dan tabel penawaran menjadi tabel permintaan dan penawaran. Keadaan keseimbangan pasar dapat ditentukan dengan menggabungkan kurva permintaan dan kurva penawaran menjadi kurva permintaan dan penawaran.
Keadaan keseimbangan dapat pula ditentukan secara matematik, yaitu dengan memecahkan persamaan permintaan dan persamaan penawaran secara serentak atau simultan.
      Keseimbangan harga di pasar tercapai apabila Qd = Qs atau Pd = Ps, Jadi keseimbangan harga merupakan kesepakatan-kesepakatan antara produsen dan konsumen dipasar.
untuk lebih jelasnya perhatikan contoh soal dibawah ini :
Tentukan jumlah barang dan harga pada keseimbangan pasar untuk fungsi permintaan Qd = 10 - 0,6Pd dan fungsi penawaran Qs = -20 + 0,4Ps.

Jawab:
Keseimbangan terjadi apabila Qd = Qs, Jadi
10 - 0,6Pd   = -20 + 0,4Ps
0,4P + 0,6P =  10 + 20
P = 30
Setelah diketahui nilai P, kita masukan nilai tersebut kedalam salah satu fungsi tersebut:
Q = 10 - 0,2(30)
Q = 10 - 6
Q = 4,
Jadi keseimbangan pasar terjadi pada saat harga (P)=30 dan jumlah barang (Q) = 4.










BAB III
PENUTUP

 Analisis biaya volume laba menghasilkan informasi dampak perubahan harga jual, biaya dan/atau volume penjualan terhadap laba bersih. Dalam penyusunan anggaran, berbagai kemungkinan pilihan harga jual, volume penjualan, dan biaya selalu dihadapi oleh manajemen. Dalam proses penyusunan anggaran, manajemen memerlukan berbagai parameter. Berbagai parameter tersebut memberikan bantuan yang penting bagi manajemen, dalam mempertimbangkan berbagai usulan kegiatan dalam proses penyusunan anggaran perusahaan. Kiranya makalah yang telah disusun oleh kelompok kami bisa bermanfaatbagi para pembaca. Kritik dan saran kepada kami sangat kami butuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Permintaan merupakan suatu harapan atau suatu keinginan. Sedangkan dalam Ilmu Ekonomi Permintaaan merupakan keinginan yang disertai kemampuan untuk membeli barang dan jasa pada berbagai tingkat harga dalam waktu tertentu.bunyi hukum permintaan sebagai berikut
“apabila harga suatu barang naik, jumlah barang yang diminta cenderung turun; begitupun sebaliknya jika harga suatu barang turun, jumlah barang yang diminta cenderung naik”.
Sedangkan penawaran menurut Ilmu Ekonomi adalah jumlah barang dan jasa yang dipasok oleh produsen ke pasar (konsumen) baik berupa barang dan jasa pada berbagai tingkat harga dalam periode waktu tertentu. Bunyi Hukum Penawaran sebagai berikut :
“apabila harga suatu barang naik, jumlah barang yang ditawarkan cenderung naik; begitupun sebaliknya jika harga suatu barang turun, jumlah barang yang ditawarkan cenderung turun”.



DAFTAR PUSTAKA


Buku Akuntansi Manajemen : konsep, manfaat dan rekayasa,1997.
Buku Anthony A.Atkinson, Robert S.Kaplan, Ella mae matsumura, S.Mark Young : Akuntansi Manajemen, Edisi ke 5 jilid 1.
Buku Sofyan Syafri : Teori Akuntansi

Blog Archive