Blogroll

loading...

Blogger templates

loading...

LINGKUNGAN PENDIDIKAN INFORMAL



1. Pengertian Lingkungan Pendidikan Informal
   Menurut Undang Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab 1 Pasal 13, Pendidkan Informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Pelaksanaan pendidikan berlangsung tidak dengan cara-cara artificial, melainkan secara alamiah atau berlangsung secara wajar, oleh sebab itu pendidikan dalam keluarga disebut pendidikan informal.
2. Bentuk Pendidikan  informal
   Bentuk pendidikan informal adalah keluarga. Bentuk keluarga berdasarkan keanggotaannya, menurut Kamanto Sunarto (Wahyudin, 2007 : 3.11) dibedakan menjadi keluarga batih (nuclear family) dan keluarga luas (extended family). Keluarga batih adalah keluarga terkecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.Sedangkan keluarga luas adalah keluarga yang terdiri atas beberapa keluarga batih.
5. Tujuan Pendidikan Informal
   Sekalipun tidak ada tujuan pendidikan dalam keluarga yang dirumuskan secara tersurat, tetapi secara tersirat dipahami bahwa tujuan pendidikan dalam keluarga pada umumnya adalah agar anak menjadi pribadi yang mantap, beragama, bermoral, dan menjadi anggota masyarakat yang baik. Fungsi pendidikan dalam keluarga menurut Wahyudin (2007 : 3.7) adalah
 (a) sebagai peletak dasar pendidikan anak, dan
 (b) sebagai persiapan ke arah kehidupan anak dalam masyarakatnya.

6. Karakteristik Pendidikan Informal
Karakteristik pendidikan informal antara lain :
(a) tujuan pendidikan lebih menekankan pada pengembangan karakter
(b) peserta didiknya bersifat heterogen
(c) isi pendidikan tidak terprogram secara formal
(d) tidak berjenjang
(e) waktu pendidikan tidak terjadwal ketat, relatif lama
(f) cara pelaksanaan pendidikan bersifat wajar
(g) evaluasi pendidikan tidak sistematis dan incidental
(h) credential tidak ada dan tidak penting.
2.10 Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar
   Prestasi Belajar terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1985 : 768), prestasi adalah hasil yang telah dicapai atau dilakukan atau dikerjakan. Sedangkan belajar menurut Fontana dalam Panen (2001 : 1.2) adalah suatu proses perubahan yang relatif tetap dalam prilaku individu sebagai hasil pengalaman. Pendapat lain mengenai belajar dikemukakan Nana Sujana dalam Yusniyah (2008 : 23) belajar adalah proses yang ditandai dengan adanya perubahan, dimana perubahan tersebut dapat menunjukkan dalam berbagai bentuk seperti penambahan pengetahuan, pemahaman setiap tingkah laku, kecakapan atau kemampuan, daya reaksi, daya penerimaan dan sebagainya yang ada pada individu.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil dari proses perubahan dalam perilaku individu dalam bentuk penambahan pengetahuan, pemahaman, kecakapan, reaksi dan sebagainya sebagai hasil pengalaman.
2.Hubungan keluarga, sekolah, dan masyarakat dengan prestasi belajar
   Dalam Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab I Pasal 10, yang dimaksud dengan Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Bedjo dalam Suharni (diakses tanggal 14 juli 2011) bahwa: “Berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan dan prestasi belajar siswa di antaranya adalah siswa sebagai individu, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat”. Pendapat tersebut menguatkan bahwa ke tiga aspek tersebut saling berkaitan dalam pengupayaan pendidikan yang optimal.
   Berbagai upaya dilakukan agar program-program pendidikan dari ke tiga sub system tersebut saling mendukung dan memperkuat antara satu dengan lainnya dalam rangka meningkatkan prestasi belajar. Di lingkungan keluarga di upayakan berbagai hal terkait pola asuh yang efektif, antara lain dengan kasih sayang, motivasi, perhatian, pendidikan keagamaan, pendidikan etika, serta dalam hal asupan gizi yang menunjang yang dapat menjadi landasan pengembangan atau peningkatan prestasi belajar baik di sekolah khususnya serta masyarakat pada umumnya.
   Dengan dukungan penuh dari keluarga peserta didik akan lebih merasa termotivasi untuk mencapai tingkat prestasi belajar yang baik di sekolah. Hal ini sejalan dengan penelitian penulis tentang pengaruh pola asuh orang tua dengan prestasi belajar anak, dimana terdapat keterkaitan yang erat antara pola asuh yang baik dengan prestasi belajar (Amalia : 2002). Hal serupa juga dikemukakan Suharmi (diakses tangggal 14 Juli 2011) pada hasil penelitannya yang menunjukkan pengaruh yang besar antara pendidikan keluarga dengan prestasi belajar siswa.Dalam pendidikan informal, orang tua berperan dalam pembentukan sikap siswa, prestasi yang baik dan berkualitas.Sikap yang demokratis dan bijaksana dari orang tua siswa dapat meningkatkan keinginan untuk lebih giat belajar supaya dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi.
   Dalam lingkungan formal, guru sebagi pengemban tanggung jawab hendaknya dapat menggantikan fungsi orang dewasa dalam keluarga sebagai pendidik.Tidak hanya dengan motivasi dan perhatian, penggunaan media pengajaran dan metode penyampaian materi yang baik juga memberikan nilai yang sangat menunjang keberhasilan peserta didik dalam berprestasi.
   Di samping pendidikan formal dan informal, pendidikan non formal memiliki fungsi yang tak kalah penting dalam pencapaian prestasi belajar yang baik.Pendidikan non formal ini dapat berfungsi sebagai pengganti, pelengkap, penambah juga pengembang pendidikan di keluarga dan pendidikan di sekolah.Dalam rangka mengoptimalkan prestasi belajar, individu atau peserta didik dapat menambah pengetahuannya mengenai bidang pendidikan yang di peroleh pada pendidikan non formal.Hal ini diperkuat dengan penelitian mengenai hubungan bimbingan belajar (bimbel) terhadap upaya peningkatan prestasi belajar siswa menunjukkan hasil yang positif antara pengaruh bimbingan belajar terhadap prestasi belajar siswa (Internet, diakses 21 Juli 2011). Penelitian lain mengenai pengaruh bimbingan belajar terhadap prestasi belajar siswa dengan menggunakan populasi dalam penelitian berjumlah 109 siswa, juga menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara bimbingan belajar dan prestasi belajar (Internet, diakses 21 Juli 2011). Dalam artian hasil belajar siswa cenderung meningkat lebih tinggi dengan diiringi pendidikan tambahan atau pendidikan non formal, hal ini dapat dikarenakan pendidikan non formal cenderung lebih spesifik pada bidang yang ditekuni, sehingga peserta didik lebih dapat meningkatkan prestasi belajar serta dapat mengaplikasikan hasil pendidikan keluarga dan sekolah pada masyarakat.
Dari pemaparan di atas terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan formal, non formal dan informal sebagai upaya peningkatan prestasi belajar. Dengan demikian dapat diartikan pendidikan formal dan non formal berfungsi untuk melengkapi pendidikan yang tidak bisa diberikan pendidikan informal, dan pendidikan informal diharapkan dapat bekerja sama serta mendukung kegiatan pendidikan formal dan pendidikan non formal. Ketiga sub system tersebut tidak dapat dipisahkan, namun saling menyempurnakan dan pada akhirnya akan menghasilkan peningkatan prestasi belajar atau keberhasilan pendidikan individu.

Blog Archive