Blogroll

loading...

Blogger templates

loading...

Macam–macam Metode Pembelajaran di TK



Direktorat Pembinaan Taman Kanak–Kanak dan Sekolah Dasar, dibawah naungan Departemen Pendidikan Nasional, mengeluarkan Panduan Pengelolaan Taman Kanak–Kanak. Salah satu pokok bahasan dalam Bab Pengelolaan TK adalah metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang dilakukan di TK (Departemen Pendidikan Nasional, 2006: 30–32, Moeslichatoen, 1999: 24–29), antara lain:
a. Metode Bercerita
Metode bercerita adalah cara penyampaian cerita pada anak. Guru memberikan penjelasan suatu cerita kepada anak secara lisan. Melalui tokoh–tokoh yang ada dalam cerita, banyak pesan moral dan nilai–nilai agama yang dapat ditanamkan kepada anak.
b. Metode Bercakap–cakap
Metode bercakap–cakap berupa dialog atau tanya jawab antara guru dan anak atau sesama anak. Bercakap–cakap dapat dilakukan dengan tiga bentuk, yaitu percakapan bebas, perkacapan menurut tema, dan percakapan berdasarkan gambar seri. Percakapan bebas tidak terikat dengan tema. Percakapan berdasarkan gambar seri menggunakan gambar seri sebagai bahan pembicaraan.
c. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab dilakukan dengan mengajukan pertanyaan tertentu pada anak. Metode tanya jawab digunakan untuk mengetahui pengalaman dan pemikiran yang dimiliki oleh anak. Metode tanya jawab memberikan kesempatan bagi anak untuk bertanya dan mengemukakan pendapat.
d. Metode Karya Wisata
Metode karya wisata dilakukan dengan mengunjungi objek wisata sesuai tema. Melalui karya wisata, anak memperoleh pengalaman belajar secara langsung dengan menggunakan seluruh panca indera. Kegiatan karya wisata dilakukan diluar lembaga sesuai dengan tema yang sedang dibicarakan.
e. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi dilakukan dengan memperagakan suatu karya, proses, atau kegiatan. Kegiatan ini bertujuan supaya anak memahami langkah – langkah melakukan kegiatan yang benar. Anak diharapkan dapat melakukan kegiatan yang
dicontohkan dengan benar.
f. Metode Sosiodrama dan Bermain Peran
Metode sosiodrama memberikan pengalaman kepada anak tentang masalah sosial melalui bermain peran. Anak diminta menjadi tokoh dan melakukan peran tertentu. Berbagai pesan moral dan sosial dapat ditanamkan kepada anak melalui bermain peran.
g. Metode Eksperimen
Metode eksperimen memberikan pengalaman pada anak dengan memberi perlakuan terhadap sesuatu. Anak mengamati sebab dan akibat suatu fenomena secara langsung. Metode eksperimen biasa digunakan pada pembelajaran sains.
h. Metode Proyek
Metode proyek memberikan kesempatan anak untuk belajar secara bertahap. Tahapan awal sampai akhir adalah sebuah kesatuan rangkaian. Anak dikondisikan untuk berpikir kreatif dan inovatif. Metode proyek menggunakan sumber alam sekitar dan kegiatan sehari–hari yang sederhana.
i. Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian memberikan kesempatan anak untuk menjalankan tugas yang diberikan oleh guru. Anak diberi kesempatan melaksanakan kegiatan sesuai petunjuk langsung guru.
j. Metode Bermain
Metode bermain sangat penting pada masa kanak–kanak. Semua kegiatan pembelajaran pada masa kanak–kanak dilakukan dengan konteks bermain. Bermain memberikan kepuasan tersendiri bagi anak. Menurut Gordon dan Browne (Moeslichatoen, 1999: 24), bermain adalah pekerjaan anak dan gambaran pertumbuhan anak. Bermain merupakan kegiatan tidak serius, lentur, imajinatif,
dan transformatif (Moeslichatoen, 1999: 24).
Bermain adalah kegiatan yang anak-anak lakukan sepanjang hari karena bagi anak bermain adalah hidup, dan hidup adalah permainan (Nurani Y. S, 2009 :144). Anak usia dini tidak membedakan antara bermain, belajar dan bekerja. Anak-anak pada umumnya sangat menikmati permainan dan akan terus melakukannya dimanapun mereka memiliki kesempatan.
Piaget dalam Nurani YS (2009:144) menyatakan bahwa bermain adalah sesuatu kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan menimbulkan kesenangan/kepuasan bagi seseorang. Sedangkan Parten dalam Nurani YS (2009:144 ) memandang “kegiatan bermain sebagai sarana sosialisasi, diharapkan melalui bermain dapat memberi kesepakatan pada anak bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, dan belajar secara menyenangkan”. Selain itu kegiatan bermain dapat membantu anak mengenal tentang diri sendiri, dengan siap ia hidup serta tempat dimana ia hidup.
Selanjutnya dockett dan fleern dalam Nurani YS (2004:41-42) berpendapat bahwa bermain merupakan kebutuhan bagi anak, karena melalui bermain anak akan memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya. Bermain merupakan suatu aktivitas yang khas dan sangat berbeda dengan aktivitas lain seperti belajar dan bekerja yang selalu dilakukan dalam rangka mencapai suatu hasil akhir.
Bermain merupakan belajar yang aktif yang melibatkan seluruh pikiran, tubuh, dan spirit. Sampai usia 9 tahun, anak-anak belajar secara optimal ketika mereka terlibat secara total didalam kegiatan. Bermain mengekspresikan dan mengeluarkan aspek-aspek emosional dari pengalaman sehari-hari (Thompson dalam Musfiroh (2005:58). Oleh karena itu kegiatan bermain anak sangat bervariasi, dan setiap kegiatan bermain itu menstimulasi sebagai bagian otak, maka tidak berlebihan jika permainan yang bervariasi dapat dijadikan materi dan cara yang tepat untuk menstimulasi kecerdasan anak. Meskipun tujuan utama bermain adalah untuk bersenang-senang, stimulasi kecerdasan tetaplah menjadi efek positif dari kegiatan tersebut amstrong dalam musfiroh (2005:58).

Blog Archive