Blogroll

loading...

Blogger templates

loading...

Media Pewarna Makanan



Kata media berasal dari bahasa latin, yang bentuk tunggalnya adalah medium. Dalam hal ini akan dibatasi pengertian media dalam dunia pendidikan saja, yakni media yang digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran (Daryanto, 2011:4). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Poerwadarminta, 2005:125), media adalah alat, perantara, penghubung sarana, melalui majalah, radio, televisi, film, poster dan spanduk. Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari “medium” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.
Makna umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber infomasi kepada penerima informasi. Istilah media sangat popular dalam bidang komunikasi. Proses belajar mengajar pada dasarnya juga merupakan proses komunikasi antara guru dan peserta didik serta peserta didik dengan peserta didik.
Beberapa batasan yang diberikan para ahli tentang media diantaranya, Gagne (Sadiman, 1993:6) mengemukakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan peserta didik yang dapat merangsangnya untuk belajar. Kemudian Nasution menyatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Menurut Suparman (1997:177) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan media adalah alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan.
Bahan pewarna secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu benda berwarna yang memiliki afinitas kimia terhadap benda yang diwarnainya. Bahan pewarna pada umumnya memiliki bentuk cair dan larut di air. Pada berbagai situasi, proses pewarnaan menggunakan mordant untuk meningkatkan kemampuan menempel bahan pewarna.
Bahan pewarna dan pigmen terlihat berwarna karena mereka menyerap panjang gelombang tertentu dari cahaya. Berlawanan dengan bahan pewarna, pigmen pada umumnya tidak dapat larut, dan tidak memiliki afinitas terhadap substrat.
Bukti arkeologi menunjukkan bahwa, khususnya di India dan Timur Tengah, pewarna telah digunakan selama lebih dari 5000 tahun. Bahan pewarna dapat diperoleh dari hewan, tumbuhan, atau mineral. Pewarna yang diperoleh dari bahan-bahan ini tidak memerlukan proses pengolahan yang rumit. Sampai sejauh ini, sumber utama bahan pewarna adalah tumbuhan, khususnya akar-akaran, beri-berian, kulit kayu, daun, dan kayu. Sebagian dari pewarna ini digunakan dalam skala komersil.
Pewarna makanan merupakan zat rona yang dicampur ke dalam makanan atau minuman. Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988 menyebutkan bahwa pewarna makanan merupakan bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki atau memberi rona pada makanan atau minuman. Penambahan rona dalam makanan bertujuan buat memperbaiki rona makanan yang tadinya terlihat pucat menjadi lebih menarik.
Sebagai konsumen yang cerdas, tentunya kita tak dapat menilai kualitas bahan makanan dari warnanya. Akan tetapi, harus berdasarkan cita rasa, tekstur, dan juga nilai gizi yang terkkandung di dalamnya.
Namun, kita pun tak dapat melarang apabila masih banyak konsumen yang tertarik pada makanan sebab warnanya yang terlihat menggoda. Hanya saja, Anda wajib mempertimbangkan mengenai akibat dari mengonsumsi beberapa makanan atau minuman yang mengandung zat pewarna buat makanan yang berlebihan. Satu hal lagi buat memperkaya pengetahuan Anda, berikut ini akan kami jelaskan mengenai seluk-beluk pewarna buat makanan.

Blog Archive