Blogroll

loading...

Blogger templates

loading...

Makalah kesehatan dan gizi pada anak usia dini


BAB I
PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang
Anak usia dini merupakan individu yang berada pada rentang usia 0-8 tahun. Usia ini merupakan pondasi untuk usia-usia selanjutnya. Selain itu pada usia ini dikenal dengan golden age yaitu sebuah kondisi pada saat anak mengalami perkembangan fisik dan psikis yang sangat pesat. Adapun dalam hal ini perkembangan yang sangat pesat tersebut, sangat dipengaruhi oleh kesehatan dari fisik dan psikis anak. Kesehatan fisik terwujud apabila seseorang anak tidak merasa sakit dan memang secara klinis tidak merasa sakit, semua organ tubuh dalam keadaan normal dan berfungsi dengan normal. Begitupun dengan kesehatan psikis terwujud apabila seseorang anak merasa mentalnya dalam keadaan stabil sehingga mampu berfikir sehat dan mampu mengekspresikan emosi secara baik. Ketika kesehatan fisik anak terganggu, maka dalam melakukan tindakan-tindakan lainnya pun akan terganggu bahkan dalam ksehatan psikisnya pun akan mengalami gangguan, begitupun sebaliknya. Jelas ini akan mempengaruhi pada proses pertumbuhan serta perkembangannya.
Pada kenyataannya, dalam kehidupan tidak sedikit anak usia dini yang mengalami masalah dalam kesehatannya, artinya suatu keadaan terganggunya fisik dan psikis anak. Gangguan fisik yang biasa muncul pada anak usia dini contohnya diare, demam, malnutrisi, kejang, cacingan, flu, dan lain sebagainya. Sedangkan gangguan psikis yang biasanya muncul pada anak usia dini adalah stress, tantrum, depresi.
Pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini itu salah satunya dipengaruhi oleh penyajian makanan sehat. Penyajian makanan sehat perlu diperhatikan dengan baik agar anak tidak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Namun, di beberapa sekolah masih belum memperhatikan makanan sehat bagi anak usia dini. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya penjual makanan yang tidak sehat di lingkungan sekolah. Sedangkan anak belum bisa membedakan mana makanan yang sehat dan yang tidak sehat. Anak hanya bisa menilai dan menyukai makanan dari bentuk luarnya saja misalnya warna yang begitu menggoda dan ukurannya besar sekaligus murah. Akibatnya anak menjadi mudah terserang penyakit karena makanan tersebut. Realita tersebut perlu adanya tindakan dari pihak sekolah. Salah satunya mengfungsikan peran guru dalam menyajikan makanan sehat. Dengan hal tersebut pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini tidak terabaikan.
Berdasarkan uraian di atas, agar kesehatan fisik dan psikis anak tetap sehat, maka perlunya upaya untuk memelihara kesehatan anak usia dini. Adapun untuk mengetahui lebih lanjut terkait dengan pemeliharaan kesehatan pada anak usia dini, maka perlu kiranya penyusun menyusun sebuah makalah yang berjudul “Pemeliharaan Kesehatan dan Makanan Sehat untuk Anak Usia Dini.”

B.  Tujuan
            Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk :
1.   Untuk mengetahui  upaya yang dilakukan untuk memelihara kesehatan pada anak usia dini.
2.   Untuk mengetahui makanan yang sehat bagi anak usia dini.

C. Manfaat
            Adapun manfaat pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.   Menambah wawasan mengenai uipaya pemeliharaan kesehatan bagi anak usia dini.
2.   Menambah pengetahuan mengenai makanan yang sehat bagi anak usia dini.
3.   Menambah pengalaman bagi penulis dalam menyusun suatu karya ilmiah.
BAB II
LANDASAN TEORI


A.   Pemeliharaan Kesehatan Anak Usia Dini
1. Pengertian Pemeliharaan Kesehatan Anak Usia Dini
Menurut  UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 menyatakan bahwa yang dimaksud pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dari  pengertian  diatas dapat mengambil inti sari bahwasannya dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak yaitu sebagai tugas seorang pendidik AUD, dalam arti lain dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan anak juga berhubungan dengan pendidik mampu memelihara kesehatan anak usia dini. Maka perlu mengerti akan pengertian memelihara kesehatan anak usia dini itu sendiri dibawah ini penjabaran pengertian memelihara kesehatan anak usia dini.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata memelihara  berasal dari kata ‘pelihara’ yang artinya rawat dan jaga. Sedangkan pengertian kesehatan berasal kata ‘ke-sehat-an’, sehat adalah suatu keadaan ketika seluruh organ tubuh dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Pengertian Kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948 menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai “suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan” Pada tahun 1986.
WHO, dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan, mengatakan bahwa pengertian kesehatan adalah “sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup” Kesehatan adalah konsep positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik. Pengertian Kesehatan Menurut Undang-Undang adalah:
a.      Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
b.     Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat.
c.      Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
d.     Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.
Menurut UU Kesehatan No 23 tahun 1992 kesehatan adalah keadaan sejahtera badan jiwa dan sosial, yang memungkinkan seseorang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dari pengertian tersebut terdapat 4 macam kesehatan
a.    Kesehatan badan / fisik
Terwujud apabila seseorang tidak merasa sakit dan secara klinis memang tidak sakit. Semua organ normal dan berfungsi normal atau tidak ada gangguan fungsi tubuh.
b.   Kesehatan jiwa / mental
1)        Pikiran yang sehat tercermin dari cara berpikir seseorang yakni berpikir yang logis dan runtut.
2)        Emosional yang sehat tercermin dari kemampuan seseorang dalam mengekspresikan emosinya.
3)        Spiritual yang sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukurnya, pujian dan penyembahannya terhadap Sang Pencipta.
c.    Kesehatan sosial
Terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain secara baik atau mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok tanpa membeda-bedakan suku, ras, agama atau bangsa dll.


d.   Kesehatan ekonomi
Orang dewasa terlihat dari produktivitas seseorang dalam arti mempunyai kegiatan yang dapat menyokong hidupnya dan keluarganya secara finansial.
Jika kita kaitkan antara pengertian memelihara atau pemeliharaan dengan pengertian kesehatan, maka pengertian memelihara kesehatan mengandung arti  upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan.
Kemudian pengertian Anak usia dini Menurut Beichler dan Snowman  adalah anak yang berada pada usia 0-8 tahun. Sedangkan menurut UUD No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 pengertian anak usia dini adalah anak sejak lahir sampai dengan enam tahun.
Dari penjabaran pengertian memelihara kesehatan anak usia dini secara perkata diatas  dapat disimpulkan bahwasanya pengertian memelihara kesehatan anak usia dini adalah upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan terhadap anak usia dini (usia 0-6 tahun) yang meliputi jiwa dan raga.
2.   Status Gizi yang Baik untuk Anak Usia Dini
Status gizi merupakan ekpresi dari keadaan tubuh yang dipengaruhi oleh zat-zat gizi tertentu. Status Gizi dapat dipengaruhi beberapa faktor yaitu:
a.    Penyebab langsung
Penyebab ini bersumber dari makanan anak dan penyakit infeksi yang mungkin diderita oleh anak. Anak yang mendapat makanan yang cukup baik tetapi sering diserang penyakit infeksi dapat berpengaruh terhadap status gizinya. Begitu juga sebaliknya anak yang makannya tidak cukup baik, daya tahan tubuhnya pasti kurang bahkan lemah dan pada akhirnya mempengaruhi status gizinya.
b.   Penyebab tidak langsung, terdiri dari :
1)    Ketahanan pangan di keluarga, ini terkait dengan ketersediaan pangan, harga pangan dan daya beli keluarga, serta yang paling utamanya pengetahuan tentang gizi dan kesehatan.
2)    Pola asuh anak, berupa sikap dan perilaku ibu atau pengasuh lain dalam hal keterdekatannya dengan anak, memberikan makan, merawat, kebersihan, memberi kasih sayang dan sebagainya. Kesemuanya berhubungan dengan keadaan ibu dalam hal kesehatan (fisik dan mental), status gizi, pendidikan umum, pengetahuan tentang pengasuhan yang baik, peran dalam keluarga atau di masyarakat, sifat pekerjaan sehari-hari, adat kebiasaan keluarga dan masyarakat.
3)    Keterjangkauan anak dan keluarga terhadap air bersih dan pelayanan kesehatan yang baik seperti imunisasi, pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, penimbangan anak, pendidikan kesehatan dan gizi, serta sarana kesehatan yang baik seperti posyandu, puskesmas, rumah sakit dan lain-lain. Makin tersedia air bersih yang cukup untuk keluarga serta makin dekat jangkauan keluarga terhadap pelayanan dan sarana kesehatan, ditambah dengan pemahaman ibu tentang kesehatan, maka makin kecil risiko anak terkena penyakit dan kekurangan gizi.
Dalam menentukan status gizi harus ada reference atau ukuran baku dan pada setiap ukuran terdapat ciri-ciri tertentu. Pada status gizi dibagi menjadi empat yaitu :
a.    Gizi Lebih/ Over Weight.
Ciri-cirinya:
1)      Kegemukan atau obesitas,
2)      Berat badan lebih dari umurnya,
3)      Nafsu makan tinggi,
4)      Tidak terlalu bebas bergerak aktif.
b.   Gizi Baik/ Well Nourished.
Ciri-cirinya:
1)      Bertambah umur, bertambah berat, bertambah tinggi
2)      Postur tubuh tegap dan otot padat
3)      Rambut berkilau dan kuat
4)      Kuku dan kulit bersih, tidak pucat, tidak bersisik, dan tidak kering
5)      Wajah ceria, mata bening, dan bibir segar
6)      Gigi bersih dan gusi merah muda
7)      Nafsu makan baik dan BAB teratur
8)      Bergerak aktif dan berbicara lancar sesuai umurnya
9)      Penuh perhatian dan bereaksi aktif
10)  Tidur nyenyak
c.    Gizi kurang untuk under weight.
Ciri-cirinya:
1)      Kurus (berat badan tidak dibawah rata-rata pada usia seharusnya),
2)      Sulit mengalami kenaikan berat badan selama 3 bulan berturut-turut,
3)      Mudah terkena penyakit (diare, demam dll),
4)      Mata yang cekung,
5)      Rambut  tipis,
6)      Tubuh mengalami pembengkakan terutama pada kaki dan punggung sementara ototnya mengalami pengecilan,
7)      Wajah tampak keriput dan mata sayu,
d.   Gizi buruk, termasuk marasmus, kwasiorkor dan marasmus-kwasiorkor.
            Ciri-cirinya (Marasmus):
1)      Badannya kurus,
2)      Wajahnya yang berubah menjadi tua disebabkan karena daging daerah wajah yang menyusut,
3)      Cenderung rewel dan mudah menangis,
4)      Kulit menjadi keriput, karena lapisan lemak yang semakin terkikis,
5)      Jaringan lemak berkurang,
6)      Perut anak menjadi buncit dan terlihat tulang iga yang memprihatinkan,
7)      Sering mengalami penyakit infeksi,
8)      Mengalami diare yang akut.
Ciri-cirinya (Kwasiorkor):
1)      Tubuh membengkak, terutama didaerah kaki dan wajah
2)      Pandangan mata berubah menjadi sayu
3)      Rambut berubah menjadi kemerahan, mudah rontok tnpa menimbulkan rasa sakit pada anak
4)      Anak cenderung rewel dan bersikap apatis
5)      Hati mereka membesar
6)      Otot mengecil
7)      Pada kulitnya terdapat bercak merah yang berubah menjadi hitam lalu mengelupas
8)      Menderita anemia dan diare
9)      Sering menderita penyakit infeksi
Ciri-ciri dari gizi buruk marasmus-kwasiorkor adalah perpaduan dari ciri-ciri diatas bahkan mungkin lebih buruk lagi. Upaya orang tua atau guru harus memberi contoh dengan mengajak makan yang sehat bersama keluarga, pembiasaan tidak jajan sembarangan. Memperkenalkan makanan yang baik dikonsumsi atau tidak baik secara bertahap, terus mencoba makanan yang baru yang bergizi dan membiasakan makan teratur sejak dini serta berikan suasana yang nyaman ketika makan untuk meningkatkan selera makan anak.
Memastikan anak cukup makan untuk memenuhi kebutuhan gizinya serta perhatikan pula ukuran makanan agar disesuaikan dengan gigi geligi anak yang masih tumbuh (potongan kecil atau finger food), porsi kecil tapi sering. Dalam pemilihan bahan makanan, snack atau makanan camilan  harus yang bergizi untuk memberi kecukupan energi dalam aktivitas fisik anak seperti bermain bersama teman, berlari, main sepeda roda tiga.

B. Makanan Sehat Untuk Anak Usia Dini
1. Penyusun Menu
a. Pengertian Menu Sehat
            Suatu menu adalah susunan hidangan sekali makan yang secara keseluruhan harmonis dan saling melengkapi untuk kebutuhan makanan seseorang. Dalam hal kesehatan, seringkali istilah  menu adekuat yaitu menu yang mengandung semua golongan bahan makanan yang dibutuhkan dengan memperhatikan keseimbangan unsur-unsur gizi yang terkandung didalamnya.
            Konsep menu sehat menekankan adanya unsur-unsur gizi yang diperlukan oleh tubuh dalam keadaan seimbang. Unsur-unsur gizi yang diperlukan tubuh dalam keadaan seimbang. Unsur gizi yang diperlukan tubuh ini digolongkan atas pemberi tenaga atau energi, penyokong pertumbuhan, pembangun dan pemelihara jaringan tubuh serta pengatur metabolisme dan berbagai keseimbangan dalam sel tubuh.
            Pemilihan makanan secara naluri tidak selalu menghasilkan sesuatu yang baik bagi tubuh. Makanan yang dimakan seseorang dapat ikut menentukan keadaan gizinya sehingga dengan melihat keadaan gizi seseorang dapat diketahui secara sepintas apakah seseorang itu sudah mendapatkan makanan yang sesuai atau belum.
            Untuk dapat menyusun menu sehat, seseorang perlu memiliki pengetahuan mengenai bahan makanan dan  zat gizi, kebutuhan  gizi seseorang serta pengetahuan hidangan dan pengolahannya.  Menu  sehari berarti susunan hidangan untuk satu hari, terdiri dari beberapa waktu makan yaitu makan pagi, makan siang, makan malam, serta makan selingan antara makan pagi dengan makan siang serta antara makan siang dengan makan malam.
b. Syarat Penyusun Menu
            Suatu susunan hidangan sehari-hari secara umum harus memenuhi beberapa fungsi. Pertama mengandung makanan yang memuaskan selera serta memberikan rasa kenyang. Kedua mengandung  zat-zat gizi yang dibutuhkan untuk berada dalam kondisi tetap sehat serta  dapat melakukan kegiatan sehari-hari. Ketiga memenuhi nilai-nilai sosial budaya yaitu kebiasaan, pantangan dan sebagainya dari masyarakat yang mengomsumsi. Keempat, biaya terjangkau bagi konsumennya.
            Di samping keempat hal tersebut perlu diperhatikan beberapa hal lain yang menunjang seluruh proses konsumsi seseorang yaitu kebersihan, pengolahan yang tepat sehingga enak dimakan suasana menyenangkan ketika makan.
            Dalam menyusun menu hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.    Kombinasi rasa yaitu asin, manis, asam, pahit, pedas jika disukai.
b.   Kombinasi warna hidangan yaitu warna merah, hijau, cokelat, kuning dan sebagainya.
c.    Variasi bentuk potongan yaitu persegi, panjang, tipis, bulat dan sebagainya.
d.   Variasi kering atau berkuah karena ada jenis hidangan berkuah banyak seperti sup, sayur asam maupun yang sedikit kuah seperti, tumis sayur, sambal goreng serta yang kering seperti ikan goreng, kering tempe.
e.    Variasi teknik pengolahan yaitu ada hidangan yang diolah dengan teknik pengolahan digoreng, direbus, disetup dan lain-lain sehingga memberi penampilan, tekstur dan rasa berbeda pada pada hidangan tersebut.

2. Menu Makanan Pada Berbagai Tahapan Perkembangan Anak
UMUR 0-6 BULAN
* Anjuran pemberian makan
Sampai umur 6 bulan
-      Beri ASI setiap kali bayi menginginkan sedikitnya 8 kali sehari, pagi, siang, sore maupun malam.
-      Jangan berikan makanan atau minuman lain selain ASI (ASI eksklusif).
-      Susui/teteki bayi dengan payudara kanan dan kiri secara bergantian.
UMUR 6 – 12 BULAN
Anjuran pemberian makan
* Teruskan pemberian ASI sampai umur 2 tahun.
* Umur 6-9 bulan, kenalkan makanan pendamping ASI dalam bentuk lumat dimulai dari bubur susu sampai nasi tim lumat, 2 kali sehari. Setiap kali makan diberikan sesuai umur :
- 6 bulan : 6 sendok makan
- 7 bulan : 7 sendok makan
- 8 bulan : 8 sendok makan
* Umur 9-12 bulan, beri makanan pendamping ASI, dimulai dari bubur nasi sampai nasi tim, 3 kali sehari. Setiap kali makan diberikan sesuai umur:
- 9 bulan : 9 sendok makan
- 10 bulan: 10 sendok makan
- 11 bulan: 11 sendok makan
* Beri ASI terlebih dahulu kemudian makanan pendamping ASi.
* Pada makanan pendamping ASI, tambahkan telur ayam / ikan / tahu / tempe / daging sapi / wortel / bayam / kacang hijau / santan / minyak pada bubur nasi.
* Bila menggunakan makanan pendamping ASI dari pabrik, baca cara memakainya, batas umur dan tanggal kadaluwarsa.
* Beri makanan selingan 2 kali sehari di antara waktu makan, seperti : bubur kacang hijau, pisang, biscuit, nagasari, dsb.
* Beri buah-buahan atau sari buah seperti air jeruk manis, air tomat saring.
* Mulai mengajari bayi minum dan makan sendiri menggunakan gelas dan sendok.
UMUR 1 – 2 TAHUN
Anjuran pemberian makan
* Teruskan pemberian ASI sampai umur 2 tahun.
* Beri nasi lembik 3 kali sehari.
* Tambahkan telur/ayam/ikan/tem-pe/tahu/daging sapi/wortel/bayam/kacang hijau/santan/minyak pada nasi lembik.
* Beri makanan selingan 2 kali sehari di antara waktu makan, seperti: bubur kacang hijau, pisang, bis-cuit, nagasari, dsb.
* Beri buah-buahan atau sari buah.
* Bantu anak untuk makan sendiri..
UMUR 2 – 3 TAHUN
Anjuran pemberian makan
* Beri makanan yang biasa dimakan oleh keluarga 3 kali sehari yang terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur dan buah.
* Beri makanan selingn 2 kali sehari diantara waktu makan seperti bubur kacang hijau, biscuit, nagasari.
* Jangan berikan makanan yang manis dan lengket diantara waktu makan.
UMUR 3 – 5 TAHUN
Anjuran pemberian makan : sama dengan anak umur 2 – 3 tahun

3. Pengolahan Makanan
            Pengolahan makanan sangat menentukan hasil dan kualitas suatu masakan. Oleh sebab itu perlu pengolahan makanan yang baik untuk nutrisi optimal artinya cukup untuk memenuhi gizi. Kita tentunya berharap bahwa makanan yang kita masak dapat memenuhi nutrisi bagi yang memakannya, sehat dan bergizi.
            Pengolahan makanan, baik untuk keluarga maupun masyarakat, perlu mengetahui bahwa proses pengolahan makanan dapat meningkatkan mutu makanan yang dikonsumsi misalnya lebih baik dan mudah dicerna.
            Namun dapat juga terjadi hal yang merugikan yaitu bahwa selama proses pengolahan beberapa zat gizi yang ada pada bahan makanan dapat rusak atau hilang. Oleh sebab itu perlu diperhatikan tahap-tahap dalam proses pengolahan beberapa zat gizi yang ada pada bahan makanan dapat rusak atau hilang. Oleh sebab itu perlu diperhatikan tahap-tahap dalam proses penyiapan makanan dapat rusak atau  hilang. Oleh sebab itu perlu diperhatikan tahap-tahap dalam proses penyiapan makanan yaitu penyiangan, bahan makanan, pencucian, pemotongan dan pengolahan atau pemasakan dengan proses pemanasan sebaga berikut :
a.    Pencucian dan penyiangan bahan makan
       Pencucian makanan perlu dilakukan karena bahan makan yang berasal dari bawah tanah sehingga membawa kotoran dari tanah, tapi juga ada bahan makanan yang kotor karena serangga atau pun dicuci dengan air tidak bersih sehingga mengandung kotoran atau racun limbah yang ada dalam air pencucinya. Proses pencucian sebaiknya sebelum dipotong dengan mengunakan air bersih yang mengalir.
       Bahan makan nabati pada umumnya perlu pembersihan dari bagian-bagian yang tidak dimakan misalnya kulit, batang yang keras, bijian yang tidak termakan, serat yang keras, bagian yang busuk atau rusak dimakan binatang atau serangga. Bahan makanan lain yang disiangi adalah ikan, perlu secepatnya dibuang ingsang dan isi pelarutnya untuk mencegah terjadinya proses pembusukan yang cepat.
b.    Pemotongan bahan makan
       Pemotongan bahan makan bertujuan untuk memudahkan makan masuk ke dalam mulut dan mengunyah, terutama bahan makanan yang agak liat dan keras. Pada proses pemotongan atau penghalusan bahan makan ini, zat-zat gizi mudah keluar dari sel. Dalam keadaan ini bahan makan mudah terkena udara yang mengandung oksigen dan dapat merusak zat tersebut (terjadi oksidasi) Zat gizi yang rusak oleh oksidasi udara adalah thiamin dan vitamin A atau provitaminnya.
       Di samping itu, enzim yang dapat memecahkan zat gizi juga dapat bekerja sehingga mempercepat pembusukan. Maka sebaiknya bahan makanan dipotong atau dihaluskan dengan jarak waktu dekat pada saat pengolahannya. Setelah pemotongan dapat diberi bumbu untuk memperlambat pembusukan dan menambah rasa bahan makanan.
c.    Proses Pengolahan atau Pemasakan
Umumnya pengolahan dilakukan dengan mempergunakan panas, baik panas langsung seperti membakar sate, maupun panas tidak tidak langsung yaitu menggunakan bahan perantara seperti menggoreng, merebus. Panas ini mengubah sifat-sifat kimia makanan yang berakibat lebih lanjut padat sifat-sifat gizi.
d.   Pengaruh Pengolahan makanan
Pengaruh-pengaruh yang terjadi adalah:
1)   Pecahnya diding sel
Zat berada dalam sel bahan makanan, terlindungi dari hal-hal yang dapat merusaknya atau mengganggunya.
2)   Melemahkan dan mematikan mikroba
Berbagai mikroba terdapat di dalam bahan makanan, ada yang tahan panas dan ada yang tidak. Beberapa mikroba yang bersifat pathogenic dan menyebabkan penyakit tidak tahan panas yang cukup tinggi dan lama.
3)   Mengubah berbagai zat gizi secara positif dan negatif
Beberapa bahan makanan memiliki struktur yang tertutup yaitu berada dalam suatu kantung misalnya karbohidrat dari nabati.
4)   Pemasakan yang terlalu tinggi dapat menimbulkan zat carcinogenic
Pada bahan nabati maupun hewan yang diolah dengan panas tinggi sehingga menjadi hangus, dapat terbentuk ikatan-ikatan yang bersifat carcinogenic yaitu merangsang terjadinya kanker.
5)   Panas dapat  meniadakan zat-zat toksik
Beberapa bahan makanan nabati maupun hewani mengandung zat toksin atau racun alami. Panas dapat menetralkan  pengaruh zat-zat toksi ini. Misalnya dalam daging ikan tertentu terdapat enzim yang merusak zat gizi dengan pemanasan tertentu dan waktu tertentu, pengaruh tersebut dapat dihilangkan.



BAB III
PEMBAHASAN

A.   Pentingnya Pemeliharaan Kesehatan untuk Anak Usia Dini
Anak usia dini merupakan masa dimana anak akan mengeksplor dan menggali segala kemampuannya terutama dengan kegiatan yang melibatkan fisik motoriknya. Telah dijelaskan bahwa karakteristik anak adalah aktif, tidak mau diam, penjelajah tanguh, memiliki keingintahuan yang besar, dan lain sebagainya. Menurut Soegeng Santoso dan Anne Lies Ranti, “anak sehat biasanya akan mampu belajar dengan baik. ia banyak berkomunikasi dengan teman-temannya, saudara, orangtua dan orang lain di lingkungannya. anak yang banyak bergaul, ia akan banyak pengetahuan dan pengalaman. anak tidak akan puas atas sesuatu yang kurang dipahami dan ingin mendapat contoh”.
Ketika anak sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat ini, sebagai orangtua dan guru hendaknya selalu memperhatikan kesehatan dan gizi anak agar anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya. Anak yang sehat akan mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang wajar sesuai dengan usianya yaitu sesuai dengan standar fisik yang dimiliki oleh anak seusianya, juga memiliki kemampuan-kemampuan yang sesuai dengan standar anak seusianya. Dalam hal ini pemeliharaan kesehatan sangat diperlukan untuk pengoptimalan pertumbuhan dan perkembangan anak. Pemeliharaan kesehatan ini tentunya harus disesuaikan dengan perkembangan anak.
Intensitas dalam pemeliharaan dalam pelayanan kesehatan anak akan lebih tinggi dari orang dewasa, tentu ini dikarenakan anak usia dini belum mandiri dan masih membutuhkan bantuan dari orang lain. Pada anak usia dini juga, harus dibiasakan dan dilatih untuk mandiri dalam menjaga kesehatan pribadi dengan kegiatan sehari-hari yang mudah dilakukan oleh anak, seperti memotong kuku, menggosok gigi, melatih untuk mandi sendiri. Namun dalam hal ini pengawasan dari orangtua dan guru masih sangat diperlukan untuk membenarkan dan juga menghindari kesalahan yang mungkin dilakukan oleh anak.
Secara umum, pemeliharaan kesehatan pada anak usia dini bertujuan agar tidak terjadi penyakit yang dapat mengganggu belajar serta kecerdasan anak. Selain itu cara pemeliharaan kesehatan ini bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan diri anak serta lingkungannya, menjaga jenis makanan yang dikonsumsi, imunisasi tepat waktu, pembiasaan perawatan diri yang baik, pembiasaan mengatur pola hidup anak yang baik dan lain sebagainya.
Dalam hal ini perawatan kesehatan pada anak usia dini dapat diawali dari pemberian makanan yang sehat dan menjaga kebersihan. Mendidik anak sejak usia dini untuk menanamkan kebiasaan hidup sehat akan memberikan manfaat bagi kesehatan fisiknya, tentu saja ini harus didukung oleh orang-orang sekitarnya terutama keluarganya agar mencontohkan juga membimbing anak untuk hidup dengan sehat. Makanan yang diberikan kepada anak harus sesuai dengan kebutuhan gizi anak usia dini. Dalam pemberian makanan pada anak, usahakan makanan tersebut terlihat menarik agar anak tertarik untuk memakannya. Ini juga dapat bermanfaat ketika anak tidak menyukai suatu makanan, kita dapat memanipulasi makanan tersebut dengan masakan-masakan, bentuk serta warna yang menarik untuk anak sehinggga anak mau untuk memakannya. Tentu saja makanan yang disediakan harus baik dan sehat juga tidak membahayakan anak itu sendiri dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Tidak dipungkiri ketika pemeliharaan kesehatan anak usia dini buruk, maka berbagai penyakit dapat diperoleh anak usia dini. Setiap penyakit memiliki ciri, penyebab dan akibatnya masing-masing. Gejala penyakit-penyakit yang sering timbul pada anak usia dini hendaknya diketahui oleh orangtua dan guru agar dapat memantau perkembangan anak juga memberikan pelayanan yang tepat untuk anak. Guru di kelas perlu menjelaskan kepada anak mengenai berbagai hal dalam pemeliharaan kesehatan, yaitu pemeliharaan kesehatan lingkungan, mata, telinga, kulit, gigi, dan jasmani. Hidup dengan budaya sehat perlu ditanamkan sejak dini, sejak anak sudah mulai dapat menangkap dengan panca inderanya mengenai arti pentingnya memelihara dan menjaga kesehatan.
Salah satu bentuk pemeliharaan dan pelayanan kesehatan pada anak usia dini, salah satunya dapat dilakukan dengan imunisasi. Imunisasi dilakukan dengan memberikan vaksin kepada seseorang agar tubuh dapat membuat antibodi sendiri terhadap bibit penyakit. Imunisasi dapat melindungi anak usia dini dari serangan bermacam-macam virus sehingga diharapkan seorang anak yang memang sangat rentan terhadap penyakit akan lebih kuat dan terjaga kesehatannya. Vaksin yang biasanya digunakan dalam imunisasi, yaitu:
a. BCG (Bacillus Calmette-Guerin)
Untuk mencegah penyakit tuberkulosis
b. Polio oral vaksin
Untuk mencegah panyakit polio
c. DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus)
Untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis, dan Tetanus
d. Hepatitis B
Untuk mencegah penyakit Hepatitis B
e. Campak
Untuk mencegah penyakit campak
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pemeliharaan kesehatan sangat dibutuhkan untuk anak usia dini selain untuk pencegahan dari berbagai macam penyakit, juga untuk pembiasaaan pada anak agar selalu hidup sehat. Pemeliharaan dan pelayanan kesehatan pada anak ini harus disesuaikan dengan perkembangan anak. Orang tua dan guru dapat menanamkan hidup sehat pada anak dengan memberikan pembiasaan-pembiasaan dimulai dari hal yang kecil yang biasa dilakukan anak dikesehariannya, pemberian asupan makan bergizi yang sesuai dengan kebutuhan anak, juga pemberian imunisasi serta pemeriksaan kesehatan yang rutin bagi anak usia dini. 
2.   Keterlibatan Kesehatan Psikologis Dengan Kesehatan Fisik Pada Anak Usia Dini
Kesehatan seringkali identik dengan keadaan tubuh atau fisik, namun demikian bahwa pada dasarnya kesehatan tidak hanya melingkupi fisik saja. Hal ini sesuai dengan Undang-undang kesehatan No. 23 Tahun 1992 menyatakan bahwa “kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.”
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa keadaan sehat pada seseorang itu tidak hanya melingkupi fisik atau badan saja tetapi juga keadaan jiwa atau psikis juga ikut menentukan kualitas kesehatan. Baik kesehatan yang dimaksud bersifat menyeluruh atau integral. Artinya, kesehatan antara yang satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi.
Adapun pada anak usia dini kesehatannya melingkupi kesehatan fisik dan psikis, yang keduanya merupakan komponen penyusun manusia yang saling mempengaruhi. Kesehatan fisik yaitu terwujud apabila seseorang tidak merasa sakit dan memang secara klinis tidak sakit, semua organ tubuh normal dan berfungsi normal atau tidak ada gangguan fungsi tubuh. Sedangkan kesehatan psikis adalah terwujud apabila pikirannya sehat, emosional sehat dan spiritualnnya sehat.  Pertama, pikiran sehat tercermin dari cara berfikir seseorang yakni mampu berfikir logis atau berfikir secara runtut. Kedua, emosional yang sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya. Ketiga, spiritual yang sehat tercermin dari cara seseorang mampu mengekspresikan rasa syukur, pujian, atau penyembahan terhadap sang pencipta.
Lebih lanjut, kedua jenis kesehatan tersebut sangatlah berpengaruh antara satu dengan yang lainnya. Artinya kesehatan fisik sangatlah berpengaruh terhadap kesehatan psikis, begitupun juga sebaliknya. Dalam hal ini bisa dilihat bahwa ketika anak sehat secara psikis maka akan menunjang terhadap kesehatan fisiknya, yang kemudian berpengaruh terhadap semangat dan kesiapan anak untuk beraktivitas.
Lain halnya ketika psikisnya terganggu maka seringkali menyebabkan fisiknya sakit, dalam hal ini dikenal dengan istilah  somatoform yaitu gangguan mental yang mempengaruhi fisik, tetapi pada dasarnya, fisiknya tidak mengalami gangguan apa-apa. Adapun contohnya adalah dengan seorang anak yang mengalami gangguan psikis seperti trauma, stress, takut yang berlebihan seringkali menyebabkan anak memiliki perilaku menarik diri, nafsu makannya berkurang, bahkan cenderung takut untuk tidur. Dengan berbagai penyebab tersebut tentunya akan berdampak pada fisik anak yang lemas karena kekurangan nutrisi dan di sisi lain energinya terkuras karena munculnya berbagai pemikiran-pemikiran yang tidak sehat dan emosi yang tidak sehat. Lebih lanjut hal ini berdampak munculnya penyakit-penyakit fisik seperti maag, tifus, dan lain-lain.
Selain itu juga, sehatnya fisik anak juga akan sangat berpengaruh terhadap psikis. Ketika keadaan fisiknya sehat dalam arti semua organnya normal dan berfungsi normal, maka menunjang terhadap pemikirannya yang sehat, mampu mengekspresikan emosinya secara positif dan bahkan mampu berekspresi secara spiritual. Contohnya, anak mampu konsentrasi dan semangat belajar.
Adapun ketika kondisi fisiknya terganggu seringkali menyebabkan sakitnya psikis anak atau yang dikenal dengan istilah psikomatik yaitu gangguan fisik yang mempengaruhi keadaan psikis. Contohnya adalah ketika anak sakit seperti diare, typus, atau pun gangguan fisik lainnya cenderung menyebabkan anak menjadi merasa lemas, tidak memiliki semangat untuk berpikir positif bahkan berdampak terhadap munculnya stress dan depresi karena penyakit yang dialami. Selain itu juga emosi anak seringkali tidak terkendali bahkan diekspresikan dengan tantrum.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa baik kesehatan fisik atau pun psikis merupakan komponen yang harus senantiasa diperhatikan, dijaga, dan dipelihara. Dengan demikian, anak akan tumbuh dan berkembang dengan optimal, baik secara fisik maupun psikis.
3.   Permasalahan Kesehatan yang Sering Terjadi pada Anak Usia Dini
a.      Kurang Gizi/ Malnutrisi
Banyak anak kekurangan gizi karena mereka tidak mendapatkan cukup makanan. Atau jika mereka hanya mendapatkan makanan yang kurang kandungan gizinya, misalnya makanan dengan banyak air dan serat di dalamnya, seperti ubi kayu, talas akar, atau bubur jagung. Makanan jenis ini hanya membuat anak-anak menjadi kenyang dan tidak memenuhi kebutuhan zat gizi untuk pertumbuhannya. Kadang-kadang pada anak ditemukan kekurangan zat-zat gizi tertentu, seperti kekurangan vitamin A, yodium, dan lain-lain. Malnutrisi dapat menyebabkan berbagai masalah pada anak, termasuk dalam kasus ringan seperti:
1)          pertumbuhan lambat
2)          perut bengkak
3)          tubuh kurus
4)          kehilangan nafsu makan
5)          kehilangan energi
6)          pucat (anemia)
7)          luka di sudut-sudut mulut
8)          sering pilek dan infeksi lainnya
9)          rabun ayam
Dalam kasus lain yang lebih serius, yaitu:
1)          berat badan tidak bertambah
2)          pembengkakan kaki (kadang-kadang muka juga)
3)          bintik hitam, 'memar', atau buka mengupas luka
4)          rambut menipis atau bahkan rontok
5)          kurangnya keinginan untuk tertawa atau bermain
6)          luka dalam mulut
7)          kecerdasan tidak berkembang
8)          'Mata kering' (xeroftalmia)
9)          kebutaan

B. Penyelenggaraan Program Makan  di TK/PAUD
Pentingnya pengetahuan gizi dan kualitas kesehatan anak usia dini secara langsung berpengaruh pada perkembangan dan kebutuhan anak. Salah satu kebutuhan anak adalah kebutuhan gizi atau asupan makanan bergizi, karena faktor gizi sangat menentukan perkembangan dan pertumbuhan anak. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan dinyatakan bahwa pemberian makanan yang sehat dan berprotein akan mempengaruhi perkembangan kognitif anak selanjutnya. Menurut Broom (2005) apa yang anak makan juga ikut mempengaruhi irama pertumbuhan ukuran badan dan ketahanan terhadap penyakit. Dengan pentingnya kesehatan dan gizi bagi anak maka PAUD mengadakan program makan bersama di PAUD dengan menggunakan metode deskriptif naturalistik. Program ini dilaksanakan seminggu sekali dengan sajian menu yang berbeda. Makanan yang diberikan merupakan makanan yang ditelah dinilai nilai gizinya.
-  Tujuan penyelenggaraan makan bersama di PAUD
 Dengan diselenggarakan makan bersama di PAUD dapat memberikan dampak positif. Kelebihannya adalah dapat memberikan motivasi bagi anak dan guru dalam melaksanakan pola hidup sehat, dapat membimbing anak dalam mengenalkan berbagai jenis makanan yang bergizi, dapat menciptakan kebersamaan, mengajarkan tata cara makan, dapat mengenalkan dan membudayakan jenis-jenis dari makanan.
-   Fungsi penyelenggaraan makanan di TK
a.    Menambah konsumsi zat gizi anak dalam menu makanan sehari-hari.
b.   Mendidik sopan santun dalam acara makan bersama,
c.    Memupuk kebersamaan
d.   Melatih anak makan berbagai jenis makanan serta hidangan bergizi
e.    Melatih anak mandiri, dalam hal ini makan sendiri.
f.    Melatih anak menggunakan peralatan makan yang benar
            Perlu di ingat bahwa anak usia TK ini amat memerlukan makanan yang bergizi untuk pertumbuhan tubuhnya. Juga bahwa melalui pemberian makan disekolah, anak yang sulit makan atau tidak suka makan, seringkali menjadi mau makan karena suasana lingkungan dan ada teman di sekolah.
-  Syarat makanan di TK
            Secara umum hal yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan makanan di sekolah adalah :
a.    Mengandung zat-zat gizi yang dbutuhkan anak.
b.   Higienis dan tidak membahayakan anak
c.    Mudah dan praktis dalam pelaksanaan kegiatan makan yaitu mudah dibawa (tidak tumpah), dapat dimakan dengan cepat (tidak perlu mengupas yang sulit bertulang/duri halus).
d.   Dibuat sama jenis hidangan (bisa beberapa jenis ) dan porsi yang standar sehingga cukup menyenangkan anak.
e.    Efesien dan mudah dalam pengolah program makan, persiapan, pengolahan dan penyajian.
f.    Memenuhi syarat-syarat makan anak usia tertentu.
- Tahap-tahap penyelenggaraan makan di sekolah
a. Persiapan
Tahap persiapan adalah tahap awal yang cukup memerlukan pemikiran dan usaha dari berbagai pihak yaitu:
1.    Kepala sekolah atau pimpinan sekolah mengatur jadwal kegiatan sekolah dalam hal penentuan waktu dan lama makan
2.    Kepala sekolah dan staf guru menentukan frekwensi penyelenggaraan makan oleh sekolah.
3.    Kepala sekolah dan guru menentukan menu makanan dengan memperhitungkan anggaran yang tersedia dan  bahan makanan yang ada, tenaga, dan peralatan yang ada serta kesukaan anak dan kemudahan untuk disantap anak TK.
4.    Libatkan orang tua pada waktu penyelenggaraan makan di sekolah. Sebaiknya orang tua diberitahu mengenai menu makan anak sehingga dapat bekerjasama yaitu :
-         Ikut menjelaskan mengenai makanan itu untuk kesehatan anak.
-         Memperhatikan pemberian makanan kepada anak sebelum dan sesudah makan.
Berikut ini contoh beberapa hidangan:
Makanan Utama : Nasi, Sop, dan Sayur, bubur ayam,
                             Nasi, Sayur Asam dan teri goreng
Makanan selingan : Bubur kacang hijau, ketan hitam, singkong, jagung muda, pudding, jagung kue, bolu pelangi
5. Persiapan guru untuk program makan
Sebaiknya sebelum makan anak diberi penjelasan mengenai makan maupun cara makan yang benar. Guru menjelaskan dengan menggunakan alat dan bahan sebenarnya dan media lainnya. Guru merencanakan ketika menyusun rencana pengajaran sehari atau beberapa hari sebelumnya, membuat alat peraga, hiasi kelas, lembaran kerja siswa untuk mewarnai atau menggunting dan sebagainya.
6. Kepala sekolah menentukan pelaksanaan yaitu tempat pengolahan personel yang mengerjakan dan pembelian bahan dan persiapan alat-alat.
Berikut ini disajikan contoh perencanaan makanan anak TK  yang sederhana:
-       Langkah pertama : Penyusunan menu
Berdasarkan informasi, diketahui bahwa daerah setempat bayak menghasilkan sayuran, kacang-kacangan di samping hasil pertanian lainya seperti jagung dan singkong.


Contoh perencanaan hidangan untuk anak TK
1)   Berdasarkan informasi, diketahui bahwa daerah tersebut terdapat banyak menghasilkan sayuran dan kacang-kacangan serta telur (daerah pegunungan) disampin hasil pertanian sepeti singkong dan jagung. Menu disusun mengandung protein, karbohidrat, vitamin dan mineral. Berdasarkan kebutuhan anak dan bahan makanan yang menu untuk makan 2 kali seminggu adalah :
Minggu ke        Hari ke       Jenis hidangan                   Nama hidangan
 I                           I            Makanan utama                Nasi putih,Sop Jagung-telur
                            4         Makanan Selingan             Bubur kacang hijau
II                           1         Makanan Utama              Singkong kukus,orak arik
                                                                                  Telor dengan sayur asam
                            4        Makanan selingan               Lepek jagung
III                          I       Makanan Utama                   Nasi jagung,sop sayur dan
                                                                                  Kacang merah
                             4      Makanan selingan           Ketimus (kue singkong kukus)
IV                        1        Makanan Utama            Nasi putih,sayuran, dadar telur
                          4         Makanan selingan                 Kue mata roda

2)   Penghitungan kebutuhan belanja
Data jumlah anak TK : 40 anak, usia : 3-6
Berdasarkam menu, dapat dilakukan belanja atau disiapkan bahan makanan secara bersamaan atau bertahap. Beras, telor dan bahan yang tahan lama dapat dibeli dalam jumlah yang besar sekaligus. Hanya sayuran yang perlu dibeli segar untuk dimasak. Hanya sayuran yang perlu dibeli segar untuk dimasak hari itu.
3)   Persiapan alat pengolahan dan alat makan serta alat penghidang berdasarkan jumlah anak dan jenis hidangan dapat diketahui kebutuhan alat saat ini.
b. Pelaksanaan
1) Pelaksanaan pengolahan makanan
         Pada waktu pengolahan yang amat perlu diperhatikan adalah hal kebersihan bahan, alat dan cara memasak. Bahan harus bersih dari kotoran dan bagian-bagian yang berbahaya atau sulit dimakan bagi anak. Misalnya duri, tulang kecil, biji dan lainnya.
2) Pelaksanaan acara makan di kelas
Makanan yang telah dimasak dapat dibagi kepada anak dengan cara :
a.       Diporsikan, disiapkan baru dari dapur dalam piring-piring dan dibawa ke ruang kelas atau makanan bersama wadahnya dibawa ke kelas dan diporsikan disana.
b.       Anak mengambil sendiri dari wadah makanan di ruang kelas.
c. Pengawasan
Setiap kegiatan memerlukan pengawasan pada tahap-tahap kegiatan tersebut. Pengawasan pada waktu pelaksanaannya makan amat diperlukan, oleh kepala sekolah maupun guru, saat pengolahan makanan dan saat acara makan di kelas.
d.Penilaian
Penilaian dilakukan untuk semua tahap penyelenggaraan makan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasannya. Misalnya dapat dipertanyakan :
-   Apakah menu baik ?
-   Apakah makanan disukai anak ?
-   Apakah pembiayaannya tepat ?
Penilaian ditulis dan dibahas bersama oleh kepala sekolah dan guru serta pengolahan makanan. Kepada orang tua dapat juga dibahas mengenai penyelenggaraan makan ini.
            



BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


A.  Kesimpulan
Kesehatan merupakan bagian penting pada manusia dalam menjalani kehidupan, sebab kondisi kesehatan akan mempengaruhi kualitas seseorang. Kesehatan yang kurang baik dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada seseorang, terutama pada anak usia dini yang masih sangat rentan terserang virus. Penyakit yang menyerang kesehatan dapat datang kapan saja pada seseorang bila stamina atau imunnya sedang lemah. Dampak dari gangguan kesehatan ada bermacam-macam, hal tersebut dapat meliputi gangguan fisik dan psikis.
Makanan sehat adalah makanan yang beragam, bergizi, dan berimbang, serta aman bila dikonsumsi. Fungsi makanan bukan hanya sekedar untuk menghilangkan rasa lapar, tetapi lebih utama adalah untuk mendapatkan tenaga, mendapatkan zat-zat pembangun bagi sel-sel tubuh, mempertinggi daya tahan tubuh terhadap penyakit, serta untuk menjamin kelancaran segala macam proses yang terjadi di dalam tubuh. Makanan sehat dan tidak sehat memiliki ciri-ciri khusus untuk dapat membedakan antar keduanya

B.  Rekomendasi
Setelah mengetahui pentingnya makanan sehat untuk memacu perkembangan dan pertumbuhan anak-anak, maka harus diperhatikan beberapa hal :
1.   Berikan penjelasan kepada anak tentang makanan sehat bagi tubuh dan perkembangan anak sejak dini.
2.   Berikanlah makanan kepada anak-anak dengan gizi yang seimbang
3.   Selalu mengingatkan dan menjelaskan kepada anak-anak tentang  zat-zat negatif yang ada di makanan siap saji dan dampaknya bagi kesehatan tubuh.


DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S.2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Francin, P.2005. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. EGC: Jakarta.

Moehji, S.1982. Ilmu Gizi. Jilid I. Bhatara Karya Pustaka: Jakarta.

Santoso,Soegeng dan Anne Lies Ranti.2009. Kesehatan dan gizi. Jakarta: Rineka Cipta.

Supariasa, I.2002. Penilaian Status Gizi. EGC: Jakarta.

Hendawati, Y. dan Suko P. Panduan Pengetahuan Ilmu Kesehatan dan Gizi. UPI Bandung: Bandung



Blog Archive