Pada saat penjajahan Belanda di
Indonesia, guru-guru tidak dapat mengikuti kemajuan dan pembaharuan di dalam
dunia pendidikan. Ki Hajar Dewantara yang diasingkan oleh Belanda karena
kegiatannya politiknya, belajar untuk menjadi guru. Tahun 1914 di Den Haag ia
turut menyelenggarakan pengajaran Montessori. Di samping itu dia pun mengikuti
gerakan pendidikan yang dilakukan oleh Jan Ligthart.
Setelah ia ada di Indonesia, ia
menjadi guru di sekolah Adidarma yang dipimpin oleh kakaknya, R.M. Suryopranoto
selama satu tahun. Pada 3 Juli 1922, ia bersama kakaknya mendirikan Sekolah
Taman Siswa yang pertama di Yogyakarta. Sekolah Taman Siswa yang pertama-tama
dibuka dimulai dengan Kidergarten (Taman Indrya) dan Kursus Guru (Taman Guru).
Tujuan Taman Siswa adalah mendidik
manusia Indonesia yang memiliki kepribadian, yang tidak merasa asing menghadapi
perkembangan kebudayaan bangsa sendiri. Dasar pendidikan Taman Siswa adalah sistim
Among yaitu hubungan guru dan murid dapat disamakan dengan hubungan anak
asuh dengan pengasuhnya. Pelaksanaan pendidikannya dengan Tut Wuri
Handayani.
Ki Hajar Dewantara melaksanakan
pendidikannya berdasarkan teori Tri Kon yaitu : 1. konvergensi 2. konsentris 3.
kontinuitas
Ada tiga pusat lingkungan pendidikan yang kita kenal sebagai Tri Pusat
Pendidikan, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
Dalam kongres Taman Siswa yang ke V tahun 1947 azas Taman Siswa yang juga
program perjuangannya yaitu :
- kemerdekaan 4.
kebangsaan
- kodrat alam 5.
kemanusiaan
- kebudayaan
Sesuai dengan perkembangan pendidikan Taman Siswa dan berdasarkan
kebutuhan, jenjang persekolahan didirikan antara lain :
- Taman Indrya (Kindergarten)
- Taman Anak (sekolah rendah 3 tahun)
- Taman Muda (3 tahun setelah Taman Anak)
- Taman Antara (sebagai persiapan Taman Dewasa)
- Taman Dewasa (3 tahun setelah Taman Muda)
- Taman Dewasa Raya (5 tahun setelah Taman Dewasa
Muda)
- Taman Madya (3 tahun setelah Taman Dewasa)
- Taman Guru Indrya (Sekolah guru Taman Kanak-Kanak)
- Taman Guru Umum
Setelah Indonesia merdeka pendidikan anak prasekolah
ditentukan oleh pemerintah, bahwa pemerintah belum dapat menanggung pendidikan
prasekolah, yang dapat dilakukan ialah membantu usaha masyarakat di lapangan
pendidikan prasekolah dengan jalan mendidik guru-guru yang akan bertugas.
Lembaga baru ini disebut Taman Kanak-Kanak, sebagai terjemahan dari
Kindergarten. Dasar utama pendidikan yang digunakannya ialah ajaran Froebel.