Blogroll

loading...

Blogger templates

loading...

Hakikat Menulis


Hakikat Menulis
1.      Pengertian Menulis
Tarigan (2008:21) menyatakan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.
Ketika menulis, penulis berkomunikasi dengan cara mengubah pesan menjadi lambang-lambang. Dalam kaitan ini Load (Tarigan, 2008 : 21) menyatakan bahwa menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Gambar atau lukisan mungkin dapat menyampaikan makna-makna, tetapi tidak menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa.    
Yang dilukiskan dengan lambang-lambang grafik adalah pikiran penulis, karena menurut D’angelo dalam Tarigan (2008:21)  menulis adalah suatu bentuk berpikir dan belajar menulis adalah belajar berpikir dengan cara tertentu.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan menulis adalah suatu proses dan aktivitas yang melahirkan pikiran, gagasan, dan perasaan kepada orang lain ataupun diri sendiri melalui media bahasa berupa tulisan.
2.      Tujuan Menulis
         Tujuan menulis adalah response atau jawaban yang diharapkan oleh penulis dari pembaca. (Tarigan, 2008: 23). Menurut tujuan dan maksud yang dikandungnya, tulisan dapat dibagi ke dalam beberapa jenis. Menurut tujuan dan maksud yang dikandungnya, tulisan dapat dibagi ke dalam beberapa jenis. Menurut D’angelo dalam Tarigan (2008: 24), diantara tujuan menulis adalah sebagai berikut:
  1. Tulisan yang bertujuan meyakinkan pembaca, disebut dengan wacana persuasif;
  2. Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan, disebut wacana informatif;
  3. Tulisan yang bertujuan untuk mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat dan berapi-api, disebut wacana ekspresif.

Hartig dalam Tarigan (2008: 24-25) mengemukakan tujuan menulis sebagai berikut :
a.   Tujuan penugasan : Penulis tidak memiliki tujuan, untuk apa dia menulis. Penulis hanya menulis, tanpa mengetahui tujuannya. Dia menulis karena mendapat tugas, bukan atas kemauan sendiri. Misalnya siswa ditugaskan merangkum sebuah buku atau seorang guru disuruh membuat laporan oleh kepala sekolahnya.
b.   Tujuan altrustik : Penulis bertujuan untuk menyenangkan pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan menyenangkan dengan karyanya itu. Penulis harus berkeyakinan bahwa pembaca adalah “teman” hidupnya, sehingga penulis benar-benar dapat mengkomunikasikan suatu ide atau gagasan bagi kepentingan pembaca.
c.   Tujuan persuasif : Penulis bertujuan mempengaruhi pembaca, agar pembaca yakin akan kebenaran gagasan atau ide yang dituangkan atau diutarakan oleh penulis. Tulisan semacam ini banyak dipergunakan oleh para penulis untuk menawarkan sebuah produksi barang dagangan, atau dalam kegiatan politik.
d.   Tujuan penerangan : Penulis menuangkan ide/gagasan dengan tujuan memberi informasi atau keterangan-keterangan kepada pembaca. Di sini, penulis berusaha menyampaikan informasi agar pembaca menjadi tahu mengenai apa yang diinformasikan oleh penulis.

Akhadiah, dkk (1998:45) menyatakan bahwa setiap kegiatan menulis apa yang disampaikan kepada pembaca? Mungkin penulis ingin menyampaikan amanat atau pesan sekedar memberikan informasi saja tentang sesuatu. Dalam hal ini ada kalanya penulis menyampaikan suatu gagasan dan mengembangkan melalui tulisannya.
Dalam menulis bukan hanya memiliki tujuan menyampaikan informasi, tetapi memiliki tujuan lain, antara lain : menghibur dan mengutarakan perasaan. Dalam hal ini Tarigan (2008:23) berpendapat bahwa tujuan menulis adalah memberitahukan atau mengajak, meyakinkan atau mendesak, menghibur atau menyenangkan, mengutarakan atau mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi-api.
Lebih jauh diungkapkan pula oleh Tarigan (2008:23) yang dimaksud dengan tujuan menulis adalah respon atau jawaban yang diharapkan oleh penulis akan diperolehnya dari pembaca. Berdasarkan batasan tersebut maka dapat dikatakan bahwa:
a.      Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajak disebut wacana informasi (informative discourse).
b.     Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut wacara persuasif (persuasive discourse).
c.      Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau yang mengandung tujuan estetik disebut tulisan literer (wacana kesastraan atau literary discourse)
d.     Tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-api disebut wacana ekspresif (expressive discourse).

Uraian di atas dapat dijelaskan bahwa pada dasarnya tujuan menulis adalah untuk menyampaikan informasi, mengajak, meyakinkan, menghibur, dan mengekspresikan perasaan.
3. Fungsi Menulis
Fungsi utama menulis adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Penulis dan pembaca dapat berkomunikasi melalui tulisan. Oleh karena itu, pada prinsipnya hasil (tulisan) yang paling utama ialah dapat menyampaikan pesan penulis kepada pembaca, sehingga pembaca memahami maksud penulis yang dituangkan dalam tulisannya.
Pada prinsipnya fungsi utama menulis adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan siswa berpikir juga dapat menolong kita berpikir secara kritis. Selain itu, memudahkan pula untuk merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap, atau persepsi kita memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman. Tulisan dapat membantu kita menjelaskan pikiran-pikiran kita”. (D’Angelo dalam Tarigan, 2008:22)
         Menurut Tarigan (2008:26) fungsi menulis berdasarkan kegunaannya adalah melukiskan, memberi petunjuk, memberi tahu dan mengingat.
a.   Melukiskan : Dalam hal ini, penulis menggambarkan atau mendeskripsikan sesuatu baik menggambarkan wujud benda atau mendeskripsikan keadaan sehingga pembaca dapat membayangkan secara jelas apa yang digambarkan atau yang dideskripsikan penulisnya. Pembaca seolah-olah melihat sendiri atau mengalami sendiri. Fungsi ini terdapat dalam karangan lukisan.
b.   Memberi petunjuk : Dalam tulisan ini, penulis memberikan petunjuk tentang cara melaksanakan  sesuatu. Fungsi seperti ini terdapat dalam resep, pedoman, dan lain-lain.
c.   Memerintahkan : Penulis dalam karangan ini memberi perintah, permintaan anjuran, nasihat, agar pembaca memenuhi keinginan penulis. Sebaliknya penulis juga melarang, meminta, maupun menganjurkan untuk tidak berbuat sesuatu dengan memberi alasan, mengapa hal itu harus dilaksanakan atau dilarang. Tulisan ini terdapat pada tulisan berbentuk undang-undang atau peraturan.
d.   Mengingat : Penulis karangan mencatat peristiwa, keadaan, keterangan dengan tujuan mengingat atau hal-hal penting itu tidak terlupakan. Tulisan seperti ini biasanya diperlukan untuk penulis itu sendiri atau bisa saja keperluan orang lain, misalnya penulis piagam.
e.   Berkorespondensi : Dalam karangan ini, penulis melakukan surat menyurat dengan orang lain. Ia memberitahukan, menanyakan, memerintahkan atau meminta sesuatu kepada orang yang dituju dan mengharapkan orang itu memenuhi kepada orang yang dituju dan mengharapkan orang itu memenuhi apa yang dikemukakannya. Fungsi tersebut terdapat pada karangan surat.

Dinyatakan pula Erdina, dkk (2001:5) bahwa “Fungsi menulis yaitu penulis berusaha membuat suatu karangan dengan jalan menggambarkan atau mendeskripsikan tentang suatu hal kepada pembaca”.
Fungsi menulis dalam kegiatan berbahasa yang utama adalah sebagai alat komunikasi secara tertulis dan tidak langsung. Fungsi lain kegiatan menulis atau mengarang adalah sebagai berikut.
a.   Fungsi Penataan : Tulisan merupakan proses penataan terhadap gagasan, pikiran, pendapat, dan imajinasi. Oleh karena itu, tulisan dapat menggambarkan proses penataan gagasan, pikiran, pendapat, dan imajinasi dari seorang penulis.
b.   Fungsi Pengawetan : Mengarang dapat berfungsi untuk mengawetkan pengutaraan sesuatu wujud dokumen tertulis. Dokumen tersebut sangat berharga, misalnya karena dapat mengungkapkan kehidupan zaman dahulu.
c.   Fungsi Penciptaan : Dengan menulis, kita menciptakan sesuatu yaitu mewujudkan sesuatu hal yang baru. Karangan sastra menunjukkan fungsi yang demikian.
d.   Fungsi Penyampaian : Gagasan, pikiran, imajinasi yang sudah ditata dan diawetkan dalam wujud tertulis sehingga dapat dibaca dan disampaikan kepada orang lain.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dijelaskan pada dasarnya menulis berfungsi untuk mengembangkan kemampuan seseorang melalui tulisan untuk melukiskan, memberi petunjuk, dan memberitahu.
4.      Aspek-aspek Menulis  
Menurut Gie (2002:4) ada 4 aspek yang harus diperhatikan dalam menulis yaitu :
a.   Gagasan, berupa pendapat pengalaman atau pengetahuan yang ada dalam pikiran masing-masing.
b.   Tuturan, ialah bentuk pengungkapkan gagasan sehingga dapat dipahami pembaca.
c.   Tatanan, ialah tertib pengaturan dan penyusunan gagasan dengan mengintai berbagai asas, aturan dan teknik sampai merencanakan rangka dan langkah.
d.   Wahana, ialah sarana pengantar gagasan berupa bahasa tulis yang terutama menyangkut kosa kata, gramatika, dan retorika.

5. Ragam Tulisan
         Salisbury (dalam Tarigan, 2008:27) membagi tulisan berdasarkan bentuknya sebagai berikut :
a.       Bentuk-bentuk obyektif, yang mencakup Penjelasan yang terperinci mengenai proses, batasan, laporan, dan dokumen
b.       Bentuk-bentuk subyektif, yang mencakup Otobiografi, Surat-surat, Penilaian pribadi, Esei informal, Potret/gambaran, Satire
Brooks dan Warren (dalam Tarigan, 2008:29) juga berdasarkan bentuk, membuat klasifikasi sebagai berikut Eksposisi yang mencakup komparasi dan kontras, ilustrasi, klasifikasi, definisi, analisis; Persuasi; Argumen dan Deskripsi


Blog Archive