Blogroll

loading...

Blogger templates

loading...

Pengertian Motivasi, Teori Motivasi



Heidjrahman Ranupandojo dan Suad Husnan (2000 : 78) menyatakan bahwa motivasi sebagai keadaan dalam pribadi seseorang untuk mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Jadi motivasi yang ada pada seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan.
James L. Gibson, John M. Ivancevich, James H. Donelly. Jr. (1999 : 87) mengatakan bahwa :
“Motivasi adalah hubungan erat dengan bagaimana perilaku itu dimulai, dikuatkan, disokong, diarahkan, dihentikan, dan reaksi subyektif macam apakah yang timbul dalam organisme ketika semua berlangsung. Apabila terdapat kekurangan kebutuhan, maka pegawai lebih peka terhadap usaha motivasi dari para manajer”.

Berdasarkan pendapat tersebut motivasi dapat disimpulkan sebagai suatu dorongan yang ada dalam diri manusia dalam berperilaku yang dapat menimbulkan semangat sebagai upaya pemenuhan kebutuhan, yang dipengaruhi oleh situasi dan kondisi lingkungan sekitar.
1.   Teori Motivasi
Teori motivasi dikelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu teori kepuasan dan :
          a.   Teori Kepuasan (Content Theory)
Teori ini mendasarkan pada faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan individu sehingga mereka mau melakukan aktivitasnya. Teori ini mencoba mencari tahu tentang kebutuhan apa yang dapat memuaskan dan yang dapat mendorong semangat kerja seseorang. Semakin tinggi standar kebutuhan dan kepuasan yang diinginkan, maka semakin giat seseorang untuk bekerja.
Teori kepuasan (Content Theory) ini yang dikenal antara lain teori dua faktor dan teori motivasi berprestasi.
          1)  Teori Dua Faktor (Two Factors) dari Federich Herzberg
Dalam teori ini dijelaskan tentang adanya dua rangkaian kondisi yang mempengaruhi seseorang didalam pekerjaannya, yaitu faktor motivator dan faktor kesehatan dan pemeliharaan. Teori ini juga dikenal dengan teori dua faktor dari Herzberg. Dalam faktor kesehatan dan pemeliharaan dibagi menjadi beberapa aspek yaitu : kebijakan dan administrasi perusahaan, hubungan antar pribadi, kondisi kerja, gaji dan upah. Tujuan dari penerapan teori ini diharapkan bahwa pimpinan organisasi memotivasi para pegawainya dan membuat perancangan kerja secara efektif.
Penelitian awal Herzberg melahirkan dua kesimpulan khusus mengenai teori tersebut yaitu :
a)  Kondisi Ekstrinsik
Faktor kesehatan dan pemeliharaan (Hygiene Faktor) pada umumnya berkaitan dengan keadaan di luar pekerjaan tetapi mempunyai hubungan dengan pekerjaan. Kehadiran faktor kesehatan dan pemeliharaan tidak terlalu kuat dalam memberikan motivasi kepada pegawai, tetapi dapat menimbulkan ketidakpuasan (Dissatisfiers) bila faktor-faktor tersebut tidak ada. Faktor-faktor ini meliputi :
(1)  Upah.
(2)  Keamanan.
(3)  Kondisi Kerja.
(4)  Status.
(5)  Prosedur Perusahaan.
(6)  Mutu dari Supervisi Teknis.
(7)  Mutu dari hubungan Interpersonal diantara teman sejawat, dengan atasan, dan dengan bawahan.
b)   Serangkaian Kondisi Intrinsik
Kepuasan pekerjaan (Job Content), yang apabila terdapat dalam pekerjaan akan menggerakkan tingkat motivasi yang kuat, yang dapat menghasilkan prestasi kerja yang baik. Jika kondisi ini tidak ada, maka kondisi ini ternyata tidak menimbulkan rasa ketidakpuasan yang berlebihan. Serangkaian faktor ini dinamakan Motivator (Satisfier), yang meliputi :
(1)  Prestasi.
(2)  Pengakuan.
(3)  Tanggung Jawab.
(4)  Kemajuan.
(5)  Pekerjaan itu sendiri.
(6)  Kemungkinan Berkembang.
           
2) Teori Motivasi Prestasi (Achievement Motivation) dari David          Mc. Clleland
Teori ini menjelaskan tentang hubungan antara motivasi dan prestasi. Dan dijelaskan pula bahwa bagaimana proses suatu keberhasilan dari motivasi terhadap pemenuhan kebutuhan seseorang. Pada akhirnya teori ini bertujuan tentang tidak hanya penekanan pada pemenuhan kebutuhan tetapi ditekankan pada bagaimana dan tujuan apa seseorang menjadi termotivasi. Mc. Clleland mengemukakan bahwa apabila kebutuhan seseorang terasa sangat mendesak, maka kebutuhan itu akan memotivasi orang tersebut untuk berusaha keras memenuhi kebutuhan tersebut. Ia berpendapat bahwa banyak kebutuhan diperoleh dari kebudayaan. Tiga dari kebutuhan ini adalah : kebutuhan akan prestasi (Need for Achievement), kebutuhan akan afiliasi (Need for Affiliation), kebutuhan akan kekuasaan (Need for Power).

b.  Teori Proses (Process Theory)
Teori ini berusaha agar setiap pegawai mau bekerja giat sesuai dengan harapan. Daya penggerak yang memotivasi semangat kerja terkandung dari harapan yang akan diperolehnya. Jika harapan menjadi kenyataan maka pegawai cenderung akan meningkatkan kualitas kerjanya, begitu pula sebaliknya. Teori motivasi proses yang terkenal adalah teori keadilan (Equity Theory) dari Adam.
Inti dari teori keadilan adalah bahwa pegawai membandingkan antara usaha mereka dan imbalan yang mereka terima dengan usaha dan imbalan yang diterima orang lain dalam situasi kerja yang serupa. Teori motivasi ini didasarkan pada asumsi bahwa individu itu dimotivasi oleh keinginan untuk diperlakukan secara adil dalam pekerjaan. Orang bekerja untuk mendapatkan imbalan dari organisasi. 
Empat istilah penting dalam teori motivasi ini adalah :
1)     Orang (Person) : Individu yang merasa diperlakukan secara adil atau tidak adil.
2)     Perbandingan dengan orang lain (Comparasion Other) : Setiap kelompok atau orang yang digunakan oleh orang (Person) sebagai perbandingan mengenai rasio dari input dan perolehan.
3)     Masukan (Input) : Karakteristik individual yang dibawa serta oleh orang (Person) ke pekerjaan yang dapat dicari (Misalnya : umur, jenis kelamin, suku).
4)     Perolehan (Outcomes) : Apa yang diterima oleh orang (Person) dari pekerjaan (Misalnya : penghargaan, tunjangan, upah).
Keadilan terdapat apabila pegawai merasa bahwa perbandingan dari usaha mereka terhadap perolehan (Outcomes) adalah sama. Dengan kata lain bahwa gaji atau upah mereka sesuai dengan pekerjaan mereka.

2.  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Pencapaian tujuan perusahaan dipengaruhi oleh produktivitas para pegawai. Produktivitas tersebut dipengaruhi oleh motivasi para pegawai untuk mencapai tujuan tersebut. Oleh karena itu manajer perusahaan harus berusaha agar para pegawai mempunyai motivasi yang tinggi di dalam menjalankan tugasnya. Identifikasi faktor-faktor dan keadaan yang mungkin mempengaruhi motivasi para pegawai adalah realita yang harus dipahami oleh manajemen sehingga mereka dapat memotivasi para pegawai.
Menurut Sabma (2001 : 28) mengutip pendapat Stoner (1986 : 187) mengatakan bahwa motivasi kerja yang merupakan suatu sistem dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu individu, karakteristik pekerjaan, karakteristik situasi kerja.
a.   Karakteristik Individu
James A.F Stoner (1986 : 87) dalam Sabma (2001 : 28) mendefinisikan karakteristik individu sebagai “minat, sikap, dan kebutuhan yang dibawa seseorang ke dalam situasi kerja”. Dengan demikian dapat diketahui bahwa karakteristik individu meliputi minat, sikap terhadap dirinya, pekerjaannya, dan kebutuhan yang diinginkannya.
Menurut As’ad (1995 : 6) pengertian minat adalah sikap yang membuat orang senang akan obyek situasi atau ide-ide tertentu yang diikuti oleh perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari obyek-obyek yang disenangi itu”. Pola minat seseorang merupakan salah satu faktor yang menentukan kesesuaian seseorang dengan pekerjaanya.
Menurut Gibson (1996 : 144) dalam Sabma (2001 : 29) “sikap adalah kesiapsiagaan mental yang dipelajari dan diorganisasi melalui pengalaman dan mempunyai pengaruh tertentu atas cara tanggap seseorang terhadap orang lain, obyek, dan situasi yang berbeda dengannya.“

b.  Karakteristik Pekerjaan
Suatu pekerjaan yang intrinsik memuaskan akan lebih memotivasi kebanyakan orang, daripada pekerjaan yang tidak memuaskan. Menurut Herzberg ada dua rangkaian kondisi yang mempengaruhi seseorang di dalam pekerjaannya. Rangkaian kondisi yang pertama disebut faktor “penyebab kepuasan”, sedangkan yang kedua disebut faktor “penyebab ketidakpuasan”.
Faktor penyebab kepuasan menyangkut pencapaian hasil, pengakuan, tanggung jawab, dan kemajuan. Penyebab kepuasan ini berkaitan dengan sifat pekerjaan dan imbalan yang dihasilkan langsung dari prestasi tugas pekerjaan. Sedangkan faktor penyebab ketidakpuasan meliputi faktor-faktor seperti gaji, kondisi kerja dan kebijakan perusahaan, dimana faktor ini timbul disebabkan oleh hubungan seseorang dengan lingkungan organisasi (suasana pekerjaan) dimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.

c.   Karakteristik Situasi Kerja
Faktor karakteristik situasi kerja terdiri dari dua hal yaitu lingkungan kerja terdekat dan tindakan organisasi sebagai satu kesatuan. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi menurut A.W Widjaja (1986:41) adalah kondisi kerja yang baik dilihat dari lingkungan kerja, perasaan diikutsertakan dalam proses administrasi dan manajemen, cara mendisiplinkan yang manusiawi artinya sesuai dengan pepatah bahwa manusia tidak luput dari salah dan punya kelemahan, pemberian penghargaan atas dilaksanakannya tugas yang baik, kesetiaan bawahan terhadap pimpinan yang didasarkan dari segi pembentukan perilaku yang diinginkan, promosi dan perkembangan organisasi, serta simpatik pada masalah pribadi bawahan.

Blog Archive