Blogroll

loading...

Blogger templates

loading...

RESUME PSIKOLOGI PENDIDIKAN




 Secara etimologis, psikologis berasal dari kata ”psyche” yang berarti jiwa atau nafas hidup,dan ”logos” atau ilmu. Psikologi merupakan ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Psikologi terbagi ke dalam dua bagian yaitu psikologi umum (general phsychology) yang mengkaji perilaku pada umumnya dan psikologi khusus yang mengkaji perilaku individu dalam situasi khusus, diantaranya :

-        Psikologi Perkembangan; mengkaji perilaku individu yang berada dalam proses perkembangan mulai dari masa konsepsi sampai dengan akhir hayat.
-        Psikologi Kepribadian; mengkaji perilaku individu khusus dilihat dari aspek-aspek kepribadiannya.
-        Psikologi Klinis; mengkaji perilaku individu untuk keperluan penyembuhan (klinis).
-        Psikologi Abnormal; mengkaji perilaku individu yang tergolong abnormal.          
-        Psikologi Industri; mengkaji perilaku individu dalam kaitannya dengan dunia industri.
-        Psikologi Pendidikan; mengkaji perilaku individu dalam situasi pendidikan.


Psikologi pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu ilmu karena didalamnya telah memiliki kriteria persyaratan suatu ilmu, yakni : Ontologis; obyek dari psikologi pendidikan adalah perilaku-perilaku individu yang terlibat langsung maupun tidak langsung dengan pendidikan, seperti peserta didik, pendidik, administrator, orang tua peserta didik dan masyarakat pendidikan. Epistemologis; teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan dalil-dalil psikologi pendidikan dihasilkan berdasarkan upaya sistematis melalui berbagai studi longitudinal maupun studi cross sectional, baik secara pendekatan kualitatif maupun pendekatan kuantitatif. Aksiologis; manfaat dari psikologi pendidikan terutama sekali berkenaan dengan pencapaian efisiensi dan efektivitas proses pendidikan.
Muhibbin Syah (2003) mengatakan bahwa ”diantara pengetahuan-pengetahuan yang perlu dikuasai guru dan calon guru adalah pengetahuan terapan yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar peserta didik.”
Dengan memahami psikologi pendidikan, seorang guru melalui pertimbangan-pertimbangan psikologisnya diharapkan dapat :
  1. Merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat.
  2. Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai.
  3. Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling.
  4. Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik.
  5. Menciptakan iklim belajar yang kondusif.
  6. Berinteraksi secara tepat dengan siswanya.
  7. Menilai hasil pembelajaran yang adil.


Kontribusi Psikologi terhadap Pendidikan
1.     Kontribusi Psikologi Pendidikan terhadap Pengembangan Kurikulum
Dengan demikian dalam pengembangan kurikulum berbasis kompetensi, kajian psikologis terutama berkenaan dengan aspek-aspek: (1) kemampuan siswa melakukan dalam berbagai konteks; (2) pengalaman dengan aspek-aspek; (3) hasil belajar (learning outcomes), dan (4) standarisasi kemampuan siswa.
2.     Kontribusi Psikologi Pendidikan terhadap Sistem Pembelajaran
Di samping itu, kajian psikologi pendidikan telah melahirkan pula sejumlah prinsip-prinsip yang melandasi kegiatan pembelajaran. Nasution (Daeng Sudirwo, 2002) mengetengahkan tiga belas prinsip dalam belajar, yakni :
  1. Agar seorang benar-benar belajar, ia harus mempunyai suatu tujuan.
  2. Tujuan itu harus timbul dari atau berhubungan dengan kebutuhan hidupnya dan bukan karena dipaksakan oleh orang lain.
  3. Orang itu harus bersedia mengalami bermacam-macam kesulitan dan berusaha dengan tekun untuk mencapai tujuan yang berharga baginya.
  4. Belajar itu harus terbukti dari perubahan kelakuannya.
  5. Selain tujuan pokok yang hendak dicapai, diperolehnya pula hasil sambilan.
  6. Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan.
  7. Seseorang belajar sebagai keseluruhan, tidak hanya aspek intelektual namun termasuk pula aspek emosional, sosial, etis dan sebagainya.
  8. Seseorang memerlukan bantuan dan bimbingan dari orang lain.
  9. Untuk belajar diperlukan insight. Apa yang dipelajari harus benar-benar dipahami. Belajar bukan sekedar menghafal fakta lepas secara verbalistis.
  10. Di samping mengejar tujuan belajar yang sebenarnya, seseorang sering mengejar tujuan-tujuan lain.
  11. Belajar lebih berhasil, apabila usaha itu memberi sukses yang menyenangkan.
  12. Ulangan dan latihan perlu akan tetapi harus didahului oleh pemahaman.
  13. Belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat untuk belajar.

3.     Kontribusi Psikologi Pendidikan terhadap Sistem Penilaian

Taksonomi Perilaku Individu
            Dalam konteks pendidikan, Bloom mengungkapkan tiga kawasan (domain) perilaku individu yakni : (1) kawasan kognitif; (2) kawasan afektif; dan (3) kawasan psikomotor. Dengan merujuk ada tulisan Gulo (2005) di bawah ini akan diuraikan ketiga kawasan tersebut beserta sub kawasannya.

A.    Kawasan Kognitif
Kawasan kognitif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek intelektual atau berfikir/nalar terdiri dari :
1.     Pengetahuan (knowledge)
a.      Mengetahui sesuatu secara khusus
Mengetahui terminologi yaitu berhubungan dengan mengenal atau mengingat kembali istilah atau konsep tertentu yang dinyatakan dalam bentuk simbol, baik berbentuk verbal maupun non verbal.
b.     Mengetahui tentang cara untuk memproses atau melakukan sesuatu
-   Mengetahui kebiasaan atau cara mengetengahkan ide atau pengalaman
-   Mengetahui urutan dan kecenderungan yaitu proses, arah dan gerakan suatu gejala atau fenomena pada waktu yang berkaitan.
-   Mengetahui penggolongan atau pengkategorisasian. Mengetahui kelas, kelompok, perangkat, atau susunan yang digunakan di dalam bidang tertentu, atau memproses sesuatu.
-   Mengetahui kriteria yang digunakan untuk mengidentifikasi fakta, prinsip, pendapat atau perlakuan.
-   Mengetahui metodologi, yaitu perangkat cara yang digunakan untuk mencari, menemukan atau menyelesaikan masalah.
-   Mengetahui hal-hal yang universal dan abstrak dalam bidang tertentu,yaitu ide, bagan dan pola yang digunakan untuk mengorganisasi suatu fenomena atau pikiran.
-   Mengetahui prinsip dan generalisasi.
-   Mengetahui teori dan struktur.
2.     Pemahaman (comprehension)
Temuan-temuan ini diakomodasikan dan kemudian berasimilasi dengan struktur kognitif yang ada, sehingga membentuk struktur kognitif baru. Tingkatan dalam pemahaman ini meliputi :
-        Translasi, yaitu mengubah simbol tertentu menjadi simbol lain tanpa perubahan makna. Misalkan simbol dalam bentuk kata-kata diubah menjadi gambar, bagan atau grafik.
-        Interpretasi, yaitu menjelaskan makna yang terdapat dalam simbol, baik dalam bentuk simbol verbal maupun non verbal. Seseorang dapat dikatakan telah dapat menginterpretasikan tentang suatu konsep atau prinsip tertentu jika dia telah mampu membedakan, memperbandingkan atau mempertentangkannya dengan sesuatu yang lain. Contoh seseorang dapat dikatakan telah mengerti konsep tentang ”motivasi kerja” dan dia telah dapat membedakannya dengan konsep tentang ”motivasi belajar”; dan
-        Ekstrapolasi; yaitu melihat kecenderuangan, arah, atau kelanjutan dari suatu temuan. Misalnya, kepada siswa dihadapkan rangkaian bilangan 2, 3, 5, 7, 11, dengan kemampuan ekstrapolasinya tentu dia akan mengatakan bilangan ke-6 adalah 13 dan ke-7 adalah 19. untuk bisa seperti itu, terlebih dahulu dicari prinsip apa yang bekerja diantara kelima bilangan itu. Jika ditemukan bahwa kelima bilangan tersebut adalah urutan bilangan prima, maka kelanjutannya dapat dinyatakan berdasarkan prinsip tersebut.
3.     Penerapan (application)
4.     Penguraian (analysis)
Secara rinsi Bloom mengemukakan tiga jenis kemampuan analisis yaitu :

a.      Menganalisis unsur
b.     Menganalisis hubungan
c.      Menganalisis prinsip-prinsip organisasi




5.     Memadukan (synthesis)
6.     Penilaian (evaluation)

B.    Kawasan Afektif
Kawasan afektif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek emosional seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya terdiri dari :
1.     Penerimaan (receiving/attending)
2.     Sambutan (responding)
3.     Penilaian (valuing)
4.     Pengorganisasian (organization)
5.     Karakterisasi (characterization)

C.    Kawasan Psikomotor
Kawasan psikomotor yaitu kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system) dan fungsi psikis. Kawasan ini terdiri dari : (a) kesiapan (set); (b) peniruan (imitation); (c) membiasakan (habitual); (d) menyesuaikan (adaptation) dan (e) menciptakan (origination).
Sementara itu, Abin Syamsudin Makmun (2003) memerinci sub kawasan ini dengan tahapan yang berbeda yaitu :

-        Gerakan refleks (reflex movements)
-        Gerakan dasar biasa (Basic fundamental movements)
-        Gerakan persepsi (Perceptual abilities)
-        Gerakan fisik (Pshysical Abilities)
-        Gerakan terampil (Skilled movements)
-        Gerakan indah dan kreatif (Non-discurve communications)



Blog Archive