Blogroll

loading...

Blogger templates

loading...

Kemampuan Berbicara Pada Anak



Pengertian berbicara menurut Tarigan (1990 : 3) berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan yang didahului oleh keterampilan menyimak dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara mulai dipelajari. Strok dan Widdowson  membedakan antara kematangan menyimak (receptive language skill) dan kematangan mengeluarkan bunyi bahasa atau berbicara (expressive language skill). Kematangan menyimak terjadi lebih dulu daripada kematangan berbicara meskipun dalam perkembangan kedua kematangan ini saling berhubungan.
Selanjutnya Tarigan (1990 : 15) mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan gagasan dan perasaan.
Berbicara merupakan tindakan penggunaan bahasa secara lisan. Manusia sebagai makhluk sosial selalu menggunakan bahasa dalam berkomuniksi dengan sesamanya dalam hidup bermasyarakat. Seperti yang diutaraka Tarigan, (2009 : 14) komunikasi adalah suatu ide-ide, gagasan-gagasan informasi dan sebagainya antara dua orang atau lebih.  Berbicara merupakan suatu keterampilan berbahasa yang berkembang dan dipengaruhin oleh keterampilan menyimak. Berbicara dan menyimak adalah kegiatan komunikasi dua arah atau tatap muka yang dilakukan secaya langsung. Kemampuan berbicara berkaitan dengan kosakata yang diperoleh anak dari kegiatan menyimakdan membaca. Menurut Haris & Sipay (dalam Bromley, 1992), menjelang usia 5-6 tahun, anak dapat memahami sekitar 8000 kata dan dalam satu tahun berikutnya kemampuan anak dapat mencapai 9000 kata.
Hurlock dan Itta (2007 : 5) menyatakan bahwa awal masa kanak-kanak umumnya merupakan saat berkembang pesatnya tugas pokok dalam belajar berbicara yaitu menambah kosakata, menguasai pengucapan kata dan menggabungkan kata-kata menjadi kalimat.
Dhieni (2006:3.5) memaparkan bahwa terdapat dua tipe perkembangan berbicara anak, yaitu:
1.       Egosentric Speech, terjadi ketika anak berusia 2-3 tahhun, dimana anak berbicara kepada dirinya sendiri (monolog). Perkembangan berbicara anak dalam hal ini sangat berperan dalam mengembangkan kemampuan berpikirnya.
2.       Socialized Speech, terjadi ketika anak berinteraksi dengan temannya atau pun lingkungannya. Hal ini berfungsi untuk mengembangkan kemampuan beradaptasi sosial anak.
Tahapan kemampuan berbicara anak menurut Jmaris (2006 : 30)    mengatakan pada dasarnya tahapan perkembangan berbicara anak terbagi menjadi dua yaitu perkembangan reseptif ( menerima bahasa ) dan perkembangan ekspresif ( mengungkapkan bahasa ).
Anak akan dapat mengutarakan pendapatnya secara lisan dalm komunikasi sehari hari apabila anak telah melewati tahapan perkembangan berbicara sebelumnya. Berhasilnya anak melewati satu tahapan dengan baik maka akan mempengaruhi tahapan selanjutnya.
Vygotsky dalam Dhieni (2006 : 3.7) ada tiga tahap perkembangan bicara anak yang menentukan tingkat perkembangan berpikir dengan bahasa, yaitu :
1.       Tahap eksternal terjadi ketika anak berbicara secara eksternal dimana sumber berpikir berasal dari luar diri anak. Sumber berpikir ini sebagian besar berasal dari orang dewasa yang memberikan pengarahan, informasi, dan melakukan tanya jawab dengan anak.
2.       Tahap egosentris dimana anak berbicara sesuai dengan jalan pikirannya dan pembicaraan orang dewasa bukan lagi menjadi persyaratan.
3.       Tahap internal dimana dalam proses berpikir, anak telah memiliki penghayatan sepenuhnya.

Blog Archive