Definisi
Kepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan (Leadership)
merupakan salah satu yang sangat vital bagi terlaksananya fungsi-fungsi
manajemen. Pengertian umum pendidikan adalah kemampuan dan kesiapan yang
dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak,
menuntun, menggerahkan, dan kalau perlu memaksa orang atau kelompok agar
menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu
tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
Menurut Ralp M. Stogdill,
kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan kelompok yang
diorganisis menuju kepada penentuan dan pencapaian tujuan. Sondang P. Siagian,
kepemimpinan merupakan motor atau daya penggerak dari pada semua sumber-sumber,
dan alat yang tersedia bagi suatu organisasi. Mardjin syam (1966) mengartikan
kepemimpinan sebagai keseluruhan tindakan guna mempengaruhi serta mengingatkan
orang, dalam usaha bersama untuk mencapai tujuan, atau dengan definisi yang
lebih lengkap dapat dikatakan bahwa kepemimpinan adalah proses pemberian jalan
yang mudah dari pada pekerjaan orang lain yang terorganisir dalam organisasi
guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sedangkan “Pendidikan” mengandung
arti dalam lapangan apa dan dimana kepemimpinan itu berlangsung, dan sekaligus
menjelaskan pula sifat atau ciri-ciri yang harus dimiliki oleh kepemimpinan
itu.
Dengan demikian Kepemimpinan
pendidikan merupakan kemampuan untuk menggerakan pelaksanaan pendidikan,
sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif
dan efisien.
B.
Fungsi Pemimpin Pendidikan
Fungsi utama pemimpin pendidikan, antara lain :
1)
Pemimpin membantu tercapainya suasana persaudaraan, kerjasama, dengan
penuh rasa kebebasan.
3
|
2)
Pemimpin membantu kelompok untuk mengorganisir
diri yaitu ikut serta dalam memberikan rangsangan dan bantuan kepada kelompok
dalam menetapkan dan menjelaskan tujuan.
3)
Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan
prosedur kerja, yaitu membantu kelompok dalam menganalisis situasi untuk
kemudian menetapkan prosedur mana yang paling praktis dan efektif.
4)
Pemimpin bertanggung jawab dalam mengambil
keputusan bersama dengan kelompok. Pemimpin memberi kesempatan kepada kelompok
untuk belajar dari pengalaman. Pemimpin mempunyai tanggung jawab untuk melatih
kelompok menyadari proses dan isi pekerjaan yang dilakukan dan berani menilai
hasilnya secara jujur dan objektif.
5)
Pemimpin bertanggung jawab dalam mengembangkan
dan mempertahankan eksistensi organisasi.
Sedangkan dari definisi berikutnya memberikan
indikasi bahwa :
1)
Seorang pemimpin berfungsi sebagai orang yang
mampu menciptakan perubahan secara efektif di dalam penampolan kelompok.
2)
Seorang pemimpin berfungsi menggerakan orang
lain, sehingga secara sadar orang lain tersebut mau melakukan apa yang
dikehendaki oleh pemimpin.
C.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi pemimpin
Ngalim Purwanto (2004) menjelaskan
beberapa faktor yang mempengaruhi pemimpin, sebagai berikut :
1. Keahlian dan
Pengetahuan
Keahlian dan pengetahuan yang dimaksud di sini adalah
latar belakang pendidikan atau ijazah yang dimilikinya, sesuai tidakna latar
belakang pendidikan itu dengan tugas-tugas kepemimpinan yang menjadi tanggung
jawabannya, pengalaman kerja sebagai pemimpin, apakah pengalaman yang telah
dilakukannya mendorong dia untuk memperbaiki dan mengembangkan kecakapan dan
keterampilanya dalam memimpin.
2. Jenis pekerjaan atau
lembaga tempat pemimpin itu melaksanakan tugas jabatannya.
Tiap organisasi atau lembaga yang tidak sejenis
memiliki tujuan yang berbeda, dan menuntun cara-cara pencapaian tujuan yang
tidak samma. Oleh karena itu, tiap jenis lembaga memerlukan perilaku dan sikap
kepemimpinan yang berbeda pula.
3. Sikap-sikap Kepribadian Pemimpin
Kita mengetahui bahwa secara psikologi manusia itu
berbeda-beda sifat, watak, dn kepribadiannya. Ada yang selalu bersikap keras
dan tegas, tetapi ada pula yang lemah dan kurang berani. Dengan adanya
perbedaan-perbedaan watak dan kepribadian yang dimiliki oleh masing-masing
pemimpin, meskipun beberapa orang pemimpin memiliki latar pendidikan yang sama
dan diserahi tugas pemimpin dalam lembaga yang sejenis, karena perbedaan
kepribadiannya akan menimbulkan perilaku dan sikap yang berbeda pula dalam
menjalankan kepemimpinannya.
4. Sikap-Sikap
kepribadian Pengikut
Tentang sifat-sifat pengikut, yaitu mengapa dan bagaimana
anggota kelompok menerima dan mau menjalankan perintah atau tugas-tugas yang
diberikan oleh pemimpin.
D.
Tipe-tipe Kepemimpinan Pendidikan
Berdasarkan konsep, sifat, sikap,
dan cara-cara pemimpin tersebut melakukan dan mengembangkan kegiatan
kepemimpinan dalam lingkunagn kerja yang dipimpinnya, maka kepemimpinan
pendidikan dapat diklasifikasikan kedalam 4 tipe, yaitu :
1. Tipe otoriter
Tipe kepemimpinan otoriter disebut juga tipe
kepemimpinan “outhoritarian”. Dalam kepemimpinan yang otoriter, pemimpin
bertindak sebagai diktator terhadap anggota-anggota kelompoknya. Dominasi yang
berlebihan mudah menghidupkan oposisi atau menimbulkan sifat apatis, atau
sifat-sifat pada anggota-anggota kelompok terhadap pemimpinnya.
2. Tipe “Laissez-faire”
Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak
memberikan kepemimpinannya, dia membiarkan bawahannya berbuat sekehendaknya.
Pemeimpin sama sekali tidak memberikan kontrol dan koreksi pekerjaan
bawahannya. Pembagian tugas dan kerja sama diserahkan sepenuhnya kepada
bawahannya tanpa petunjuk atau saran-saran dari pemimpin. Tingkat keberhasilan
organisasi atau lembaga semata-mata disebabkan karena kesadaran dan dedikasi
beberapa anggota kelompok, dan bukan karena pengaruh dari pemimpin. Struktur organisasinya
tidak jelas dan kabur, segala dilakukan tanpa rencana dan tanpa pengawasan dari
pemimpin.
3. Tipe Demokratis
Pemimpin yang bertipe demokratis menafsirkan kepemimpinanya bukan sebagai
diktator, melainkan sebagai pemimpin ditengah-tengah anggota kelompoknya.
Pemimpin yang demokratis selalu berusaha menstimulasi anggota-anggotanya agar
bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan bersama. Dalam tindakan dan
usaha-usahanya ia selalu perpangkal pada kepentingan dan kebutuhan kelompoknya,
dan mempertimbangkan kesanggupan serta kemampuan kelompoknya.
4. Tipe
Pseudo-demokratis
Tipe ini disebut juga demokratis semu atau manipulasi
diplomatik. Pemimpin yang bertipe peseudo demokratis hanya tampaknya saj
bersifat demokratis padahal sebenarnya dia bersikap ookratis. Misalnya jika ia
mempunyai ide-ide, pikiran, konsep-konsep yang ingin diterapkan di lembaga yang
dipimpinnya, maka hal tersebut didiskusikan dan dimusyawarahkan dengan
bawahannya, tetapi situasi diatur dan diciptakan sedemikian rupa sehingga pada
akhirnya bawahan didesak agar menerima ide/pikiran/konsep tersebut sebagai
keputusan bersama.