Kesegaran jasmani merupakan hal yang sudah populer di kalangan masyarakat
saat ini. Untuk mempertegas agar pengertian lebih sesuai dengan apa yang
dimaksud, ada beberapa pendapat para ahli atau pakar kesegaran jasmani. Kesegaran jasmani menurut ahli faal
dapat didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk melakukan satu tugas khas
yang memerlukan kerja muskular di mana kecepatan dan ketahanan merupakan
kriteria utama. Sedang menurut ahli-ahli pendidikan jasmani kesegaran jasmani
adalah kapasitas fungsional total seseorang untuk melakukam sesuatu kerja
tertentu dengan hasil yang baik tanpa kelelahan yang berarti (Depdikbud,
1992:9).
Seseorang yang memilik kasegaran jasmani yang baik dapat diartikan cukup
mempunyai kesanggupan untuk melakukan pekerjaannya dengan efisien tanpa
menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga masih memiliki sisa tenaga untuk
mengisi waktu luangnya dan tugas-tugas mendadak lainnya. Bisa dikatakan pula
bahwa tingkat kesegaran jasmani yang baik memberikan seseorang kesanggupan pada
seseorang untuk menjalankan hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan diri
pada tiap pembebanan yang banyak.
Menurut Sajoto (1995:8-11) kondisi fisik atau kesegaran jasmani adalah satu
kesatuan yang utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu
saja. Baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Disebutkan pula bahwa komponen
kondisi fisik meliputi: kekuatan, daya tahan, daya otot, kecepatan, daya
lentur, kelincahan, koordinasi, keseimbangan, dan ketepatan.
|
Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat di simpulkan bahwa kesegaran
jasmani dapat diartikan sebagai kemapuan fisik untuk melakukan tugas pekerjaan
sesuai dengan bidangnya tanpa mengalami kelelahan yang berlebih dan mendapat
pemulihan yang cepat seperti pada saat belum melakukan aktivitas.
Tujuan Kesegaran Jasmani
Kesegaran jasmani sangatlah penting bagi semua orang termasuk anak-anak
usia sekolah. Muhajir (dalam Sipayung, 8:2007) mengatakan bahwa “tujuan
kesegaran jasmani adalah untuk meningkatkan kemampuan sistem sirkulasi dan
kerja jantung, komponen kondisi tubuh, ekonomi gerakan pada waktu latihan,
pemulihan yang cepat dari tubuh sewaktu-waktu respon demikian diperlukan”.
Kesegaran jasmani juga diperlukan anak usia sekolah untuk dapat melaksanakan aktifitas sehari-hari, baik ketika berada di sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap manusia perlu menjaga dan meningkatkan kesegaran jasmaninya sendiri, agar dapat hidup sehat, terhindar dari penyakit dan selalu ceria sepanjang hidup.
Kesegaran jasmani juga diperlukan anak usia sekolah untuk dapat melaksanakan aktifitas sehari-hari, baik ketika berada di sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap manusia perlu menjaga dan meningkatkan kesegaran jasmaninya sendiri, agar dapat hidup sehat, terhindar dari penyakit dan selalu ceria sepanjang hidup.
Komponen Kebugaran Jasmani
Pengertian kesegaran jasmani adalah pengertian yang sangat kompleks, oleh
karena itu untuk mengetahui dan memahami secara mendalam perlu mempelajari
komponen-komponen yang membentuk dan saling bertautan antara yang satu dengan
yang lainnya. Dwiyogo dan Sulistyorini (1991:24) menjelaskan bahwa
komponen-komponen kesegaran jasmani adalah: a) daya tahan, b) daya tahan otot,
c) daya tahan jantung, d) kelentukan, e) kecepatan, f) kelincahan, g)
koordinasi, h) keseimbangan dan, i) ketepatan. Penjelasan tentang peranan
masing-masing komponen adalah sebagai berikut:
1.
Kekuatan
Kekuatan atau strength,
adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam
mempergunakan otot dalam menjalankan aktivitas (Dwiyogo dan Sulistyorini,
1991:25). Tetapi menurut Kirkendall dkk (1980:226) kekuatan adalah kemampuan
atau kekuatan otot tubuh yang bekerja mengeluarkan energi untuk mengatasi atau
melawan kontraksi dari luar yang berfungsi untuk bergerak dari satu tempat ke
tempat lain atau memindahkan benda mendekati tubuh atau menjauhi tubuh.
Dari pendapat di atas, maka dapat ditarik kesimpilan bahwa kekuatan adalah
kemampuan otot untuk mengatasi atau melawan beban dengan usaha yang maksimal
dalam melaksanakan aktivitas tertentu.
2. Daya
Tahan
Daya tahan otot tidak hanya dikenal pada istilah kekuatan tetapi juga
kemampuan otot berkontraksi dalam beberapa waktu tanpa mengalami kelelahan.
Suharno (dalam Budiwanto, 2004:35)) menjelaskan bahwa daya tahan adalah
kemampuan organ atlet untuk melawan kelelahan yang timbul saat melakukan
aktivitas olahraga dalam waktu yang lama.
Daya tahan atau endurance dalam
hal ini dikenal dua macam daya tahan, yakni: daya tahan umum atau general endurance kemampuan seseorang
dalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru, dan peredaran darahnya secara
efektif dan efisien untuk menjalankan kerja secara terus menerus yang
melibatkan kontraksi sejumlah otot dengan intensitas tinggi dalam waktu yang
cukup lama. Daya tahan otot atau local
endurance yaitu kemampuan seseorang dalam mempergunakan ototnya untuk
berkontraksi secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban
tertentu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa daya tahan/endurance merupakan salah satu komponen kesegaran jasmani
yang paling penting untuk dilatih, karena daya tahan ini secara langsung juga
untuk melatih otot, kelenturan dan komponen kesegaran jasmani lainnya.
3. Power
Menurut Kirkendall dkk (1980:228) power
adalah masa kerja dibagi dengan waktu atau lama kerja. Dijelaskan pula bahwa
power dapat diperoleh dalam melakukan kegiatan tertentu. Power menurut pendapat Gabbard dkk (dalam Budiwanto,
2004:34) adalah gabungan antara kekuatan dan daya ledak (kecepatan), kontraksi
otot dengan kekuatan maksimum dan kecepatan maksimum. Sedangkan definisi yang
dikemukakan oleh Kent (dalam Budiwanto, 2004:34), power adalah kemampuan untuk mengubah energi fisik ke dalam
kekuatan yang sangat cepat dan tergantung pada banyaknya adenosine triphosphat (ATP) yang
diproduksi setiap satuan waktu. Dari sini dapat disimpulkan bahwa power itu adalah kemampuan tubuh untuk
memadukan kekuatan dan kecepatan dalam waktu yang bersamaan.
4.
Kecepatan
Kecepatan atau speeds, adalah
kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk
yang sama dalam waktu sesingkat-singkatnya. Seperti dalam lari cepat, pukulan
dalam tinju, balap sepeda, smash
dalam bulutangkis, dan lain-lain (Dwiyogo dan Sulistyorini, 1991:29). Kecepatan menurut Kirkendall dkk
(1980:243) adalah jarak dibagi waktu; kecepatan diukur dengan satuan jarak
dibagi dengan satuan waktu. Menurut Kent (dalam Budiwanto, 2004:37) kecepatan
adalah jarak tempuh per satuan waktu yang diukur dalam menit atau skala
kuantitas, kecepatan adalah kemampuan melakukan gerakan dalam periode waktu
yang pendek. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kecepatan adalah
kemampuan tubuh atau bagian tubuh untuk melakukan gerakan dalam waktu yang
pendek.
5.
Kelincahan
Kelincahan atau agility adalah
kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu. Seseorang yang mampu
mengubah posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang
baik, berarti kelincahannya cukup baik. Menurut Kirkendall dkk (1980:243) kelincahan adalah kemampuan badan untuk
mengubah arah tubuh atau bagian tubuh lainnya dengan sangat cepat dan efisien.
Jadi kelincahan tidak hanya memerlukan suatu kecepatan saja, akan tetapi juga memerlukan
fleksibilitas yang baik dari sendi-sendi anggota tubuh. Untuk melatih
kecepatan, dibutuhkan bentuk latihan yang sesuai dan mengharuskan orang itu
untuk dapat bergerak dengan cepat dan mengubah arah dengan lincah. Seseorang
dikatakan memiliki kelincahan cukup baik apabila mampu merubah satu posisi ke
posisi yang berbeda dengan kecepatan tinggi dan koordinasi gerakan yang baik.
Sedangkan kelincahan menurut Verducci (dalam Budiwanto, 2004:39)
disampaikan bahwa pembentukan kelincahan lebih sulit dari pada pembentukan yang
lainnya. Kelincahan adalah hasil pembentukan dari unsur kecepatan, kekuatan dan
keseimbangan.
6. Kelenturan
Daya lentur atau flexibility,
adalah ukuran kemampuan seseorang dalam penyesuaian diri untuk segala aktivitas
dengan penguluran tubuh yang luas, hal ini akan sangat mudah ditandai dengan
tingkat flexibility persendian
pada seluruh tubuh. Bompa (dalam Budiwanto, 2004:40) menjelaskan bahwa
kapasitas melakukan gerakan dengan rentangan yang luas diketahui sebagai
kelenturan.
Kelenturan menurut Kirkendall dkk (1980:248) adalah kemampuan tubuh atau
bagian-bagian tubuh untuk melakukan berbagai gerakan dengan leluasa dan
seimbang antara kelincahan dan respon keseimbangan. Secara umum, suhu badan dan
usia sangat mempengaruhi luasnya gerakan bagian-bagian tubuh. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa kelenturan adalah ukuran kemampuan seseorang yang mempunyai ruang gerak
yang luas dalam sendi-sendinya dan yang mempunyai otot-otot yang elastis.
7. Keseimbangan
Keseimbangan menurut Kent (dalam Budiwanto, 2004:41) adalah kemampuan
memelihara suatu yang berorientasi pada keadaan stabil dan khusus dikaitkan
dengan lingkungan saat itu. Sedangkan Dwiyogo dan Sulistyorini (1991:33)
menjelaskan bahwa keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan tubuh agar
tetap stabil.
Sedangkan Kirkendall dkk (1980:257) mengemukakan bahwa keseimbangan adalah
fenomena yang kompleks yang melibatkan vestibular
system pada bagian dalam
telinga, penglihatan mata, otak menafsirkan secara komplek, menghasilkan
berbagai respon gerakan pada situasi fisik tertentu. Di bidang olahraga banyak
hal yang harus dilakukan oleh atlet dalam masalah keseimbangan ini baik dalam
menghilangkan atau mempertahankan keseimbangan.
Dari beberapa uraian di atas, maka keseimbangan dapat diartikan sebagai
kemampuan untuk mempertahankan posisi badan dalam berbagai keadaan, sehingga
tidak mendapat gangguan pada keseimbangannya atau bisa juga diartikan bahwa
keseimbangan adalah kemampuan sikap tubuh yang tepat pada saat melakukan
gerakan.
8. Koordinasi
Menurut Kirkendall dkk (1980:257), koordinasi adalah kerjasama yang selaras
antara sekelompok otot selama bergerak yang dilakukan dengan indikasi
keterampilan yang sama. Sedangkan koordinasi menurut Kent (dalam Budiwanto,
2004:42) adalah kemampuan untuk menyatukan sistem indera, sistem syaraf dan
sistem otot rangka menjadi rangkaian untuk mengatur bagian-bagian badan secara
terpisah yang terlibat dalam satu pola gerak yang rumit dan mempersatukan
bagian-bagian tersebut menjadi suatu gerak tunggal dan berhasil mencapai
beberapa tujuan.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa koordinasi adalah
kemampuan tubuh seseorang yang selaras antara sekelompok otot selama bergerak
yang terlibat dalam satu pola gerak yang rumit dan mempersatukan bagian-bagian
tersebut menjadi suatu gerak tunggal dan berhasil mencapai beberapa tujuan.
9. Ketepatan
Ketetapan atau accuracy, adalah
kemampuan gerak tubuh seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap
suatu sasaran. Sasaran ini dapat merupakan jarak atau mungkin suatu objek
langsung yang harus dikenal dengan salah satu bagian tubuh.
Ketepatan menurut Dwiyogo dan Sulistyorini (1991:33) adalah kemampuan
seseorang untuk mengarahkan suatu gerak ke suatu sasaran sesuai dengan tujuan.
Cara mengembangkan ketepatan ialah dengan mengulang-ulang gerakan dengan
frekuensi yang banyak, mempercepat gerakan, dan menjauhkan atau mempersempit
gerakan.