Kreativitas didefinisikan secara berbeda-beda.
Sedemikian beragam definisi itu, sehingga pengertian kreativitas tergantung
pada bagaimana orang mendefinisikanya “Creativity is Matter of Definition”.
Tidak ada satu definisi yang dianggap mewakili pemahaman yang beragam tentang
kreativitas (Supriadi, 1997:6). Hal ini disebabkan oleh dua alasan. Pertama,
sebagai suatu “konstrak hipotesis” kreativitas merupakan ranah psikologis yang
komlpleks dan multi demensial, yang mengandung berbagai tafsiran yang beragam .
Kedua, definisi-definisi kreativitas memberikan tekanan-tekanan yang
berbeda-beda, tergantung dasar teori yang menjadi acuan sang pembuat definisi.
Guilford dalam Supriyadi (1997) mengemukakan,
ada lima sifat yang menjadi ciri kemampuan berfikir kreatif, yaitu kelancaran
(fluency), penguraian (elaboration), keluwesan (flexibility), keaslian
(originality) dan perumusan kembali (redifinition).
Kelancaran adalah kemampuan untuk menghasilkan
banyak gagasan. Keluwesan adalah kemampuan untuk mengemukakan ermacam-macam
pemecahan atau pendekatan terhadap masalah. Originalitas adalah kemampuan untuk
mencetuskan gagasan dengan cara-cara yang asli, tidak klise. Elaborasi adalah
kemampuan untuk meninjau suatu persoalan berdasarkan persspektif yang berbeda
dengan apa yang sudah diketahui oleh orang banyak.
Menurut Mareno dalam Slameto (1995:146) yang
penting dalam kreativitas bukanlah penemuan sesuatu yang belum pernah diketahi
orang sebelumnya, melainkan bahwa produk kreativitas itu merupakan sesuatu yang
baru bagi diri sendiri dan tidak harus merupakan sesuatu yang baru bagi orang
lain atau dunia.
Menurut Lowenfeld yang dikutip oleh Barret
(1984) kreativitas adalah kemampuan seseorang dalam hal-hal berikut : (a).
kepekaan mengamati berbagai masalah melalui indera, (b). kelancaran
mengeluarkan berbagai alternative pemecahan masalah, (c). keluwesan dalam
melihat atau memandang suatu masalah serta kemungkinan jawaban pemecahannya, (d).
kemampuan merespon atau membuahkan gagasan dalam pemecahan masalah yang
berbeda, (e). kemampuan yang berkaitan dengan keunikan cara atau mengungkapkan
gagasan dalam mencipta karya seni, (f). kemampuan memadukan atau
mengkombinasikan unsur-unsur seni menjadi karya seni yang utuh, (g). kemampuan
menata secara terpadu dari keseluruhan unsur-unsur seni kedalam tatanan yang
selaras.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan
sesuatu yang baru, baik berupa gagasan, karya nyata yang relative berbeda
dengan apa yang telah ada.
7. Topeng
Topeng pada mulanya digunakan untuk ritual kepercayaan atau
sebagai sarana upacara. Adanya perkembangan zaman, topeng tidak hanya digunakan
sebagai sarana upacara akan tetapi dijadikan koleksi, hiasan atau mainan.
Topeng yang semula menjadi barang dikeramatkan, kini menjadi banyak
diperdagangkan. Berkembangnya fungsi topeng membuat para pengrajin topeng
semakin kreatif.
Bentuk topeng bermacam-macam. Ada topeng yang berbentuk
wajah orang, hewan, maupun robot. Berbagai topeng dibuat para seniman dengan
karakter yang berbeda-beda dan menarik. Ada topeng yang sedang tertawa,
berpikir, tidur, bernyannyi, marah, sedih dan ketakutan. Bahan untuk membuat
topeng pun mudah didapat. Tidak semua topeng sulit dibuat. Ada topeng yang
mudah dibuat. Bahan tersebut bisa diambil dari bahan-bahan alam dan bahan-bahan
sisa. Misalnya bahan-bahan untuk membuat topeng dari bahan alam yaitu batok
kelapa, blukang (dahan kelapa), bambu, tanah, kayu ataupun bahan-bahan dari
alam lainnya. Bahan-bahan dari bahan sisa yaitu kertas-kertas bekas, gabus
(sterofoam) dari sisa bungkus alat-alat elektronik ataupun dari limbah pabrik.
Beberapa macam-macam bentuk topeng dari bahan alam dan dari
bahan sisa.
a. Topeng dari bubur kertas
b.
Topeng dari kelapa dan blukang
kelapa
c.
Topeng dari bambu
d.
Topeng dari sterofoam atau gabus
e.
Topeng dari semen dan kendi tanah
f.
Topeng dari semen dan cobek tanah
g.
Topeng dari bahan bekas plastik
(tutup ember dan toples)