Model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan
perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film,
komputer, kurikulum, dan lain-lain. Joyce dalam Trianto menyatakan bahwa setiap
model pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk
membantu siswa sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.[1]
Soekamto dalam Trianto mengemukakan
maksud dari model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar
mengajar.[2]
Model
pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut:[3]
(1)
Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu. Sebagai
contoh, model penelitian kelompok disusun oleh Herbert Thelen dan berdasarkan teori
John Dewey. Model ini dirancang untuk melatih partisipasi dalam kelompok secara
demokratis. (2) Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu, misalnya model berpikir
induktif dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif. (3) Dapat
dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas. (4) Memiliki
bagian-bagian model yang disamakan: (a) Urutan langkah-langkah pembelajaran
(syntax). (b) Adanya prinsip-prinsip reaksi. (c) Sistem sosial. (d) Sistem
pendukung. Keempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis bila guru akan
melaksanakan suatu model pembelajaran. (5) Memiliki dampak sebagai akibat
terapan model pembelajaran. Dampak tersebut meliputi: (a) Dampak pembelajaran,
yaitu hasil belajar yang dapat diukur. (b) Dampak pengiring, yaitu hasil
belajar jangka panjang. (6) Memiliki persiapan mengajar (desain instruksional) dengan
pedoman model pembelajaran yang dipilihnya.
Ada banyak model pembelajaran yang
dikembangkan oleh para ahli dalam usaha mengoptimalkan hasil belajar siswa diantaranya
adalah: 1) Model Pembelajaran Kontekstual (constextual teaching and
learning-CTL) adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan
antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. 2) Model
Pembelajaran Kooperatif (Coorperative learning) merupakan model pengajaran
dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan
berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling kerjasama
dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. 3) Model Pembelajaran
Quantum merupakan ramuan atau rakitan dari berbagai teori atau pandangan
psikologi kognitif dan pemograman neurologi/ neurolinguistik yang jauh
sebelumnya sudah ada. 4) Model Pembelajaran Terpadu pada hakikatnya merupakan suatu
pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun
kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan model yang mencoba memadukan
beberapa pokok bahasan. Melalui pembelajaran terpadu siswa dapat memperoleh
pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima,
menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya. 5)
Model Pembelajaran Berbasis masalah (PBL) dirancang untuk membantu mencapai
tujuan-tujuan seperti meningkatkan keterampilan intelektual dan investigative,
memahami peran orang dewasa, dan membantu siswa untuk menjadi pelajar yang
mandiri. 6) Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) merupakan salah
satu model pengajaran yang dirancang khusus untuk mengembangkan belajar siswa
tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur
dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah. 7) Model
Pembelajaran diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau
lebih (sebagai suatu kelompok).[4]
[1] Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 5
[3] Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme
Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 136
[4] Syaiful Sagala, Konsep dan
Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar,
(Bandung: CV Alfabeta, 2011), hlm. 175