1. Latar Belakang
Untuk
memenuhi perkembangan dan kebutuhan masyarakat dalam memberikan layanan
pendidikan pada anak usia dini dengan maksimal dan membantu pertumbuhan dan
perkembangan anak yang sesuai dengan tingkat kemampuan dan usianya.
Dalam hal ini pula perlu
diperkenalkan pada anak usia dini sebagai pembelajaran keterampilan anak dalam
permainan, yaitu dengan memperkenalkan model pembelajaran melalui permainan
tradisional.
2. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Pengertiannya
adalah suatu wadah pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak usia 4-6 tahun
yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
memasuki pendidikan lebih lanjut.
3. Konsep Perkembangan Anak
* Hakekat : bermain
adalah dunia kerja anak usia dini menjadi hak setiap anak tanpa dibatasi usia.
Bermain merupakan pengalaman yang efektif dilakukan anak usia dini dengan atau
tanpa alat permainan serta mempuynyai tujuan atau misi dari kegiatan bermain
tersebut.
* Tujuan Bermain : membantu anak mengembangkan
berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai
agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian, dan seni
untuk siap memasuki pendidikan dasar.
* Manfaat Bermain : menghilangkan kejenuhan anak,
menambah pengalaman, melatih bersosialisasi, menjadikan anak ceria, menjadikan
anak sehat, mengenalkan dunia sekitar.
* Aspek-aspek perkembangan : Melalui bermain dan
permainan dapat mengembangkan beberapa aspek perkembangan, antara lain Moral
dan nilai-nilai agama, sosial emosional, bahasa, kognitif serta fisik motorik
kasar dan halus pada anak usia dini.
* Perkembangan motorik kasar dan halus
- Anak mampu melakukan aktifitas fisik
terkoordinasi dalam rangka kelenturan, keseimbangan dan kelincahan.
- Anak dapat menggerakkan lengannya dalam
rangka kelenturan dan koordinasi.
4. Konsep Bermain
* Hakekat Permainan Tradisional adalah :
Proses kegiatan anak usia dini
yang melibatkan seluruh aktifitas kemampuan anak di dalam dunia bermain dengan
kegiatan melalui permainan tradisional.
* Tujuannya Permainan Tradisional
- Mengenalkan dan mengangkat kembali
jenis permainan tradisional pada anak usia dini.
- Mengembangkan aspek-aspek kecerdasan
yang dimiliki anak usia dini.
- Meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan pendidik dalam melaksanakan metode pembelajaran melalui
permainan tradisional.
* Manfaat Permainan Tradisional
Agar
anak dapat mengenal dan melestarikan budaya bangsa sendiri dalam hal bermain,
khususnya dalam permainan tradisional.
* Jenis-Jenis Bermain dan Permainan Tradisional
Antara lain :
- Permainan congklak adalah :
Permainan memasukkan
biji-bijian ke dalam sederetan lubang, permainan congklak ini memerlukan dua
orang pemain, perempuan maupun laki-laki. Permainan ini sangat digemari oleh
anak-anak maupun orang dewasa.
- Oray-orayan adalah :
Permainan yang menirukan
bentuk dan perilaku dua ekor ular yang sedang berkelahi. Permainan ini pada
dasarnya tidak jauh berbeda dengan permainan ular naga. Biasanya dimainkan oleh
10-20 orang anak laki-laki maupun perempuan, usia 3-6 tahun dibagi menjadi dua
kelompok.
Permainan tidak memerlukan
alat bantu, tetapi hanya menggunakan syair-syair lagu yang berisi tanya jawab
yang dilakukan sendiri oleh pemain.
- Galah Bandung adalah :
Permainan yang hampir sama
dengan permainan loncat dengan rintangan, alat permainan/rintangan memanfaatkan
anggota badan anak yang mengikuti permainan. Permainan ini dimainkan oleh dua
kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 2-4 orang anak, usia 3-6 tahun,
laki-laki dan perempuan.
- Anjang-anjangan adalah :
Permainan ini hampir sama
dengan main peran, artinya anak-anak melakukan suatu permainan dengan meniru
kebiasaan orang tua/anggota keluarga dalam menjalankan aktifitas sehari-hari.
Permainan ini biasa dilakukan oleh anak usia 2-6 tahun, laki-laki dan
perempuan.
- Hayam jeung Careuh adalah :
Permainan ini, pemainnya
menirukan perilaku seperti seekor ayam yang sedang dikejar-kejar musang
(Careuh). Pemain dibagi menjadi tiga peran, yaitu seorang anak berperan sebagai
ayam, seorang lagi menjadi musang (careuh) dan satu kelompok menjadi
pagar/sangkar ayam. Permainan ini memerlukan tempat yang cukup luas, biasanya
dilakukan di halaman atau lapangan. Waktu permainan + 20-30 menit/sesuai
dengan kondisi dan situasi.
- Sondah/Engklek adalah :
Permainan meloncati garis
dengan satu kaki. Permainan ini dapat dimainkan secara individual atau kelompok
oleh anak laki-laki dan perempuan usia 3-6 tahun.
Jumlah pemain harus genap,
alat yang digunakan pecahan genting sesuai jumlah pemain, arang/kapur tulis,
lama permainan berdasarkan kesepakatan pemain.
5. Rencana
Bermain dan Permainan Anak
· Judul Bermain dan Permainan Tradisional
” Oray-orayan”
Oray-orayan adalah
dwiwacana/kata berulang memakai akhiran ”an” yang artinya meniru/menyerupai
oray atau ular. Yaitu permainan dengan menirukan bentuk dan perilaku dua ekor
ular yang sedang berkelahi. Permainan ini pada dasarnya tidak jauh berbeda
dengan ular naga, biasanya dimainkan oleh 10-20 orang anak laki-laki dan
perempuan, usia 3-6 tahun dibagi menjadi dua kelompok. Permainan ini tidak
memerlukan alat bantu, tetapi hanya menggunakan syair-syair lagu yang berisi
tanya jawab yang dilakukan sendiri oleh pemain.
Tempat dan Waktu Bermain
a. Tempat bermain : di halaman, lapangan atau
di tempat yang agak luas (+ 8 x 8 meter)
b. Waktu bermain: antara 20-30 menit
· Cara Bermain
Menyiapkan lingkungan/tempat
main
1) Mempersiapkan tempat
2) Mempersiapkan pemain
3) Membuat/membagi kelompok
4) Mengatur posisi pemain
· Aturan bermain
1) Kedua kelompok membuat barisan berjejer ke
belakang, paling depan menjadi kepala ular, sedangkan yang ditengah dan
belakang menjadi bagian tubuh dan ekornya.
Agar terlihat seperti ular,
setiap pemain meletakkan tangannya di bahu temannya yang berada di muka,
kecuali yang menjadi kepala ular. Kedua kepala ular itu saling berhadapan. Anak
yang menjadi ekor atau paling akhir, dipilih anak yang paling kecil tapi lincah
karena ia harus mengelakkan tangkapan si kepala ular lawannya.
Masing-masing kelompok
berjalan meliuk-liuk seperti ular sambil menyanyikan lagu:
Oray-orayan luar leor mapay
sawah
Entong ka sawah parena keur
sedeng beukah
Oray-orayan luar leor mapay
kebon
Entong ke kebon loba barudak
keur ngangon
Mending ge teuleum
Di leuwi loba nu mandi
Saha anu mandi
Anu mandina pandeuri
Hok......hok.....hok......
Terjemahannya dalam Bahasa Indonesia
Ular-ularan
meliuk-liuk melewati sawah
Jangan
pergi ke sawah padinya sedang berisi
Ular-ularan
meliuk-liuk melewati kebun
Jangan
pergi ke kebun banyak anak sedang menggembala
Lebih
baik menyelam
Di
sungai banyak yang mandi
Siapa
yang mandi
Yang
mandinya paling belakang
Hok....hok.....hok.....
2) Setelah selesai melantunkan lagu tersebut,
kepala ular berusaha menangkap ekor lawan sambil diiringi suara hok hok.
3) Kelompok yang barisan ularnya terputus
atau ekornya tersentuh lawan dinyatakan kalah/lasut.
· SKH Bermain Oray-orayan
· Praktek Bermain Oray-orayan
· Manfaat Permainan Oray-orayan
Dapat mengembangkan aspek dan kemampuan :
1) Moral dan nilai-nilai agama:
·
Membedakan
ciptaan Tuhan dan manusia,
·
Menghargai
teman dan tidak memaksakan kehendak,
·
Membantu
dan menolong teman
2) Sosial-emosional :
· Mau bermain bersama,
· Menunjukkan ekspresi wajar saat senang dan
takut,
· Mengerti aturan main dalam bermain
bersama,
· Mengerti akibat jika melanggar aturan,
· Bisa memimpin kelompok kecil,
· Dapat memecahkan masalah sederhana,
3) Bahasa:
· Menirukan suara ular, berbicara lancar
dengan menggunakan kalimat kompleks
· Mengerti dan dapat melaksanakan lebih dari
3 perintah,
· Memperkaya kosa kata,
4) Kognitif:
· Membedakan besar-kecil, panjang-pendek,
kepala-ekor
5)
Fisik:
· Berjalan dengan berbagai variasi (maju,
mundur, ke samping)
6)
Seni:
· Menyanyikan lagu sesuai dengan tema
6. Kesimpulan
Dari
pembahasan di atas dan melalui praktek langsung, penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa dalam pembelajaran pada anak usia dini khususnya dalam bermain
dan permainan melalui permainan tradisional diharapkan anak dapat mengenal seni
budaya setempat, serta manfaat lainnya.
Selain itu juga dapat
mengembangkan aspek pengembangan moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional,
bahasa, kognitif, serta fisik motorik anak. Maka dari itu kita perlu
memperkenalkan permainan tradisional dari Tanah Air tercinta pada anak-anak
sejak dini.