A. Pendahuluan
Bahasa
merupakan sesuatu hal yang penting. Begitu pun dipandang dari segi pendidikan, bahasa memiliki kedudukan penting
dan mendasar karena dengan memiliki kemampuan berbahasa, anak akan mengerti dan
memahami materi yang disampaikan orang lain, dan akhirnya mampu mengoperasikan.
Berkomunikasi sebagai kebutuhan dasar bagi setiap anak karena merupakan makhluk
sosial yang harus hidup berdampingan dengan sesamanya.
Anak usia dini
adalah anak yang berada pada rentangan usia 0 sampai 8 tahun. Pada usia dini
seluruh aspek perkembangan kecerdasan (IQ,EQ,SQ), tumbuh dan berkembang sangat
luar biasa (Balitbang Kurikulum Hasil Belajar:1). Dalam hakikat anak usia dini
(Balitbang Kurikulum Hasil Belajar:3) bahwa:
Anak
usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), intelegensi (daya
pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosial emosional
(sikap perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi yang khusus yang sesuai
dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang sedang dilalui oleh anak
tersebut.
Anak pada masa
usia dini disebut masa emas perkembangan. Masa usia dini merupakan masa kritis
dalam rentang perkembangan kehidupan individu, untuk itu diperlukan berbagai
stimulasi dari orang tua dan lingkungan agar menyiapkan kondisi yang kondusif
guna tercapainya perkembangan yang optimal dari seorang anak. Usia keemasan (golden age) merupakan masa di mana anak
mulai peka/sensitif untuk menerima berbagai upaya pengembangan.
Perkembangan
bahasa bagi anak usia dini itu penting. Anak dapat mengekspresikan pikirannya
menggunakan bahasa, sehingga orang lain dapat menangkap apa yang dipikirkan
oleh anak. Melalui berbahasa, komunikasi antar anak terjalin dengan baik sehingga
membangun hubungan. Tidak heran bahasa dianggap salah satu indikator kesuksesan
anak.
Anak yang
banyak bicara, kadang merupakan cerminan anak yang cerdas. Bahasa merupakan
landasan bagi seorang anak untuk mempelajari hal-hal lain. Sebelum dia belajar
pengetahuan-pengetahuan lain, dia perlu menggunakan bahasa agar dapat memahami
dengan baik. Anak akan dapat mengembangkan kemampuan dalam pengucapan bunyi,
menulis, membaca yang sangat mendukung kemampuan keaksaraan di tingkat yang
lebih tinggi.
Bahwasanya
setiap kebudayaan manusia memiliki bahasa. Bahasa manusia berjumlah ribuan,
yang begitu bervariasi di atas permukaan bumi. Tetapi semua bahasa manusia
memiliki karakteristik umum. Selama ini masyarakat menggunakan beberapa istilah
bahasa, yaitu bahasa lisan, tulisan dan bahasa isyarat. Artinya bahasa tercipta
jika ada komunikasi. Padahal, yang benar adalah istilah komunikasi lisan,
tulisan, dan isyarat karena dalam pengajaran bahasa, unsur permulaannya adalah
“dengar” dan “bicara”, sedang “baca” dan “tulisan” manifestasi kedua.
Salah satu
aspek yang perlu dikembangkan sejak dini adalah bahasa. Anak usia dini
merupakan masa emas atau paling ideal untuk belajar bahasa selain bahasa ibu
(bahasa pertama). Otak anak masih plastis dan lentur, sehingga proses
penyerapan bahasa lebih mulus. Lagi pula daya penyerapan bahasa pada anak
berfungsi secara otomatis. Fenomena seperti itu antara lain terpacu oleh obsesi
orang tua yang menghendaki anaknya cepat bisa berbahasa. Cukup dengan pemajanan
diri (self-exposure) pada bahasa tertentu, misalnya ia tinggal di suatu
lingkungan yang berbahasa lain dari bahasa ibunya, dengan mudah anak akan dapat
menguasai bahasa itu, masa emas itu sudah tidak dimiliki oleh orang dewasa.
Mengajarkan
bahasa kepada anak usia dini di TK tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan bahasa
mempunyai beberapa komponen, antara lain kosakata, pengucapan, dan pemaknaan.
Komponen-komponen tersebut harus diajarkan kepada anak secara menyeluruh.
Mengingat karakteristik anak usia dini yang masih mempunyai rentang konsentrasi
rendah, komponen-komponen bahasa tersebut tidak mudah diserap oleh anak
sehingga kemampuan bahasa anak menjadi tidak sempurna.
B. Pembahasan
1. Empat
Keterampilan Berbahasa
Perkembangan kemampuan berbahasa
anak merupakan suatu proses yang secara berturut-turut dimulai dari mendengar,
selanjutnya, berbicara, membaca dan menulis. Adapun perkembangan dari setiap
kemampuan pada anak usia TK (4 – 6 tahun) adalah sebagai berikut:
a. Kemampuan Mendengar
Kemampuan mendengar anak-anak
harus dikembangkan karena berkenaan dengan upaya memahami lingkungan mereka.
Agar mereka belajar untuk mengembangkan kemampuan tersebut, mereka harus
menerima masukan informasi dan mengolahnya. Menurut Cassel dan Jalongo
(Seefeldt dan Wasik 2008: 353), mendengarkan dan memahami informasi adalah
langkah inti dalam memperoleh pengetahuan.
Anak usia
TK mengembangan kemampuan mengingat untuk sesuatu yang
didengar. Anak mungkin tidak selalu menjadi pendengar yang baik. Hal
itu bisa terjadi karena sebagian besar waktu yang dimiliki dipergunakan untuk
kegiatan bermain sehingga dirinya tidak sungguh-sungguh dalam mendengar
sesuatu, misalnya apa yang disampaikan oleh orang tuanya. Pada umumnya anak
mendengarkan cerita yang panjang, dengan alur yang menarik dan dalam cerita
tersebut terdapat tokoh dengan bermacam-macam karakter.
Stimulus seperti itu berguna untuk membangkitkan daya imajinasi
anak.
b. Perkembangan Berbicara
Untuk belajar bahasa, menurut
Dickinson dan Snow (Seefeldt dan Wasik 2008: 354), anak-anak
memerlukan kesempatan untuk bicara dan didengarkan. Pengalaman menyaksikan,
mendengarkan, dan terlibat pembicaraan dengan anggota keluarga merupakan
pengalaman yang sangat berharga karena anak dapat belajar bahwa situasi yang
mereka hadapi menjadi factor yang dipertimbangkan dalam berbicara.
Pada usia 4 – 6 tahun anak sudah
mulai mampu berperan serta dalam percakapan yang panjang. Sebagain dari
anak-anak ada yang bisa mendominasi pembicaraan. Pada usia ini anak belajar
menjadi pengguna bahasa yang kreatif. Anak dapat membuat atau menamakan sesuatu
dengan bahasanya sendiri, khususnya untuk hewan atau mainan kesayangannya.
c. Perkembangan Membaca
Pembelajaran membaca secara formal
belum dilaksanakan pada pendidikan di Taman Kanak-kanak. Apa yang dilakukan di
lembaga pendidikan tersebut adalah pengembangan keterampilan agar anak siap
untuk belajar membaca. Gambar-gambar binatang yang ditempel di dinding kelas
yang disertai tulisan yang menerangkan tentang binatang apa merupakan stimulus
untuk perkembangan kemampuan membaca.
Anak semakin mengenal kata yang
sering dia dengar dan mengenal tulisan untuk kata itu, misalnya kata toko, tv
dst. Setiap saat anak melihat huruf dan rangkaian huruf yang kemudian
menimbulkan rasa ingin tahu tentang bagaimana mengucapkannya.
d. Perkembangan Menulis
Sama halnya dengan membaca formal,
pembelajaran menulis formal tidak dilaksanakan di TK. Yang dilakukan di TK
berkenaan dengan kemampuan menulis adalah pengembangan kemampuan agar anak siap
untuk belajar menulis. Dan untuk itulah maka upaya pengembangan motorik halus
dilakukan secara intensif. Perkembangan anak pada motorik halusnya yang semakin
meningkat membuat anak mampu menggambar garis lurus, garis tegak,
garis lengkung, lingkaran dan sebainya, yang merupakan dasar untuk menggembangkan
kemampuan menulis.
2. Mendengar, Berbicara, dan Awal Membaca dalam Pengembangan Berbahasa
Direktorat Pembinaan TK dan SD
(2007: 3 – 4) memberikan pedoman berkenaan dengan upaya pengembangan berbahasa
pada anak TK berupa penakanan pada kemampuan mendengar, berbicara, dan awal
membaca:
a. Kemampuan Mendengar
dan Berbicara
b. Kemampuan Awal
Membaca
Pengembangan kemampuan mendengar dan berbicara
dilakukan agar anak dapat:
a. mendengarkan
dengan sungguh-sungguh dan merespon dengan tepat
b. berbicara
penuh percaya diri
c. menggunakan
bahasa untuk mendapatkan informasi dan untuk komunikasi yang efektif dan
interaksi sosial dengan orang lain
d. menikmati
buku, cerita dan irama
e. mengembangkan
kesadaran bunyi
Sehubungan dengan tujuan tersebut
maka perilaku yang dapat dilakukan anak adalah menurut Direktorat Pembinaan TK
dan SD (2007: 4) adalah sebagai berikut:
a. Melakukan kontak mata ketika mendengar atau mulai
berbicara
b. Memberi perhatian ketika mendengarkan sebuah
cerita
c. Merespon sumber bunyi atau suara
d. Menggunakan kata-kata yang sopan ketika berbicara
dengan orang lain
e. Menyampaikan pesan sederhana dengan akurat
f. Membuat permintaan sederhana
g. Merespon ketika diajak berbicara atau ditanya
h. Memulai pembicaraan dengan teman sebaya dan orang
dewasa
i. Berkomunikasi secara efektif dalam situasi
tertentu
j. Menggunakan bahasa untuk menjelaskan tujuan
sederhana
k. Berbicara tentang pengalaman pribadi, perasaan,
dan ide
l. Berpartisipasi dalam cerita, lagu, dan irama
m. Berpartisipasi dalam dramatisasi dari cerita yang
terkenal
n. Menceritakan kembali cerita dan peristiwa tertentu
secara sederhana
o. Membuat cerita sendiri dan memerankannya
p. Menggabungkan suara dengan pola irama tertentu
C. Kesimpulan
Kemampuan
berbahasa merupakan salah satu dari bidang pengembangan kemampuan dasar yang
dipersiapkan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas anak sesuai
dengan tahap perkembangannya. Kemampuan berbahasa pada anak usia dini harus
dikembangkan seoptimal mungkin. Konsekwensinya, orang dewasa dan pendidik harus
menyediakan dan menciptakan kondisi lingkungan belajar yang mendukung bagi
perkembangan optimal kemampuan berbahasa pada anak usia dini.
Guru Taman Kanak-kanak, perlu
menyusun bentuk kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berbahasa
yang sesuai dengan karakteristik perkembangan fisik dan psikologis anak TK,
keadaan lingkungan sekitar dan ketersediaan sarana prasarana pendidikan. Salah
satu bentuk kegiatan yang dapat dilakukan sebagai wahana untuk mengembangkan
kemampuan bahasa pada anak usia dini adalah dengan media gambar. Dengan melihat
gambar. anak dapat lebih mudah untuk
mengungkapkan pikiran dan perasaan. Apa berwujud pernyataan atau pesan dan
memiliki daya yang dapat menggerakkan hati, berwawasan citarasa keindahan.
DAFTAR PUSTAKA
Allen, K. Eileen. 2010. Profil Perkembangan Anak : Prakelahiran Hingga Usia 12 Tahun.
(Penterjemah: Valentino). Jakarta: PT Indeks
Direktorat Pembinaan TK dan SD. 2007. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan
Bahasa di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Kemendiknas
Pane, Eli Tohonan Tua. 2009. “Implementasi Pengembangan
Bahasa Anak Usia Dini.” Tersedia pada: http://www..bpplsp-reg-1.go.id/buletin/.
Patmonodewo, Soemiarti. 2003. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Seefeldt, Carol dan Wasik Barbara A. 2008. Pendidikan Anak Usia Dini: Menyiapkan Anak
Usia Tiga, Empat, dan Lima Tahun Masuk Sekolah. (Penterjemah: Pius Nasar).
Jakarta: PT Indeks
Siti Aisyah dkk. 2007. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta:
Universitas Terbuka
Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks