Optimalisasi otak pada dasarnya adalah menggunakan seluruh bagian
otak secara bersama-sama dengan melibatkan sebanyak mungkin indra secara
serentak. Penggunaan berbagai media pembelajaran merupakan salah satu usaha
membelajarkan seluruh bagian otak, baik kiri maupun kanan, rasional maupun
emosional, atau bahkan spiritual.
Permainan warna, bentuk, tekstur, dan suara sangat dianjurkan.
Ciptakan suasana gembira karena rasa gembira akan merangsang keluarnya endorfin
dari kelenjar di otak, dan selanjutnya mengaktifkan asetilkoloin di sinaps.
Seperti diketahui sinaps yang merupakan penghubung antar sel saraf menggunakan
zat kimia terutama asetilkolin sebagai neurotransmiternya.
Dengan aktifnya asetilkolin maka memori akan tersimpan dengan lebih
baik. Lebih jauh suasana gembira akan mempengaruhi cara otak dalam memproses,
menyimpan, dan mengambil
kembali informasi.
Tiga hal penting dalam belajar menurut Susan (1997) adalah: 1) Bagaimana
mengambil dan menyimpan informasi dengan cepat, menyeluruh, dan efisien; 2)
Bagaimana menggunakannya untuk menyelesaikan masalah, dan 3) Bagaimana
menggunakannya untuk menciptakan ide. Optimalisasi dapat dilakukan dengan
membuatnya dalam keadaan waspada yang relaks sebelum dimasuki informasi. Musik yang
menenangkan dan latihan pernapasan dapat menghilangkan pikiran yang mengganggu
dan mengkondisikan otak agar waspada dan relaks.
Musik juga dapat mengaktifkan otak kanan untuk siaga menerima informasi
dan membantu memindahkan informasi tersebut ke dalam bank memori jangka
panjang. Kondisi relaks dan waspada merupakan pintu masuk _ yelin
_ bawah sadar. Jika informasi dibacakan dengan dibarengi musik dan
aroma menenangkan, maka akan mengambang dibawah sadar dan ditransmisikan dengan
lebih cepat serta disimpan dalam “file” yang benar.
Di samping membutuhkan kondisi waspada yang relaks, otak juga membutuhkan
oksigen untuk bekerjanya. Berhentinya pasokan oksigen akan merusak sel-sel
saraf di otak. Ruang kelas dengan penyediaan oksigen yang berlimpah sangat
kondusif untuk belajar. Pohon dengan daun rimbun di luar kelas dapat menjadi
sumber oksigen. Olahraga yang dilakukan teratur, tidak hanya akan membugarkan
tubuh namun juga akan memperkaya darah dengan oksigen dan meningkatkan pasokan
oksigen ke otak.
Bernafas dalam sebelum belajar sangat dianjurkan. Otak juga membutuhkan
makanan yang berujud glukosa. Glukosa dibutuhkan untuk
menghasilkan aliran listrik. Seperti diketahui setiap pesan bergerak
seperti aliran listrik di sepanjang sel saraf untuk kemudian berubah menjadi
aliran kimiawi ketika meloncat melalui sinaps. Buah-buahan segar sangat banyak
mengandung glukosa. Makanan yang kaya akan lesitin (kacang-kacangan) akan
meningkatkan produksi asetilkolin. Asam linoleat atau lemak tak jenuh yang
terdapat di minyak jagung dan alpokat dapat mendukung perbaikan selubung _
yelin yang bertanggung jawab untuk loncatan listrik di saraf.
Kekurangan zat besi (sayuran hijau) akan menurunkan rentang perhatian,
menghambat pemahaman, dan secara umum mengganggu prestasi belajar. Kurangnya
kalium (buah dan sayuran) akan mengurangi aliran listrik di otak sehingga akan
menurunkan jumlah informasi yang dapat diterima otak. Dengan demikian makan
pagi dengan mengkonsumsi banyak buah, makan siang dengan prinsip empat sehat,
dan makan malam dengan menambahkan susu akan mengoptimalkan otak.
Demikian juga dengan olahraga teratur dan minum banyak air putih
sebagai penghilang racun akan mendukung kerja otak. Rekayasa lingkungan belajar
yang nyaman dan relas akan
memudahkan pengambilalihan tugas dari otak kiri yang rasional ke
otak intuitif yang menerima asupan informasi dari bawah sadar. Intuisi adalah persepsi
yang berada diluar pancaindra meskipun tetap bukan hal mistik, karena tetap
bersifat logis. Menyimpan informasi dengan pola asosiatif dan tidak linier
merupakan langkah pertama menuju pengembangan kemampuan otak yang belum
dikembangkan. Belajar melalui praktik akan melibatkan banyak indra sehingga
memori akan lebih mantap.
Setiap orang memiliki dominasi indra secara individual. Apabila guru
dapat mengenali dominasi indra pada masing-masing peserta didiknya maka akan
dapat memberi layanan dengan tepat.