BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini persaiangan bisnis di Indonesia sangatlah
ketat. Tidak heran kalau banyak perusahaan yang tumbuh, berkembang dan sukses.
Tetapi ada juga yang mengalami penurunan hingga sampai gulung tikar. Untuk
mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam persaingan bisnis, salah satu yang
dapat dilakukan perusahaan yaitu harus mampu mengendalikan operasionalnya
dengan baik. Karena jika terjadi kesalahan dalam mengambil keputusan, akan
mengakibatkan ketidakmampuan perusahaan ikut dalam kompetisi persaingan bisnis
yang tidak mungkin berhenti.
Pendapatan
sebagai salah satu elemen penentuan laporan laba rugi komprehensif belum
mempunyai pengertian yang seragam. Hal ini disebabkan karena pendapatan
biasanya dibahas dalam hubungan dengan pengakuan, pengukuran, penyajian serta
pengungkapan pendapatan itu sendiri. Suatu permasalahan utama dalam penerapan
akuntansi pendapatan yaitu pada saat mengakui pendapatan.
Bagi
perusahaan yang memiliki aktivitas operasional yang rumit dan kompleks
senantiasa dihadapkan pada masalah manajemen sumber daya agar bisa dimanfaatkan
secara efektif dan efisien. Dalam upaya mengatasi masalah itu manajemen harus
terampil dan mampu bekerja secara cermat, tepat dan akurat.
Ekonomi
yang pasang surut akhir-akhir ini mengakibatkan harga bahan baku serta daya
beli masyarakat berubah-ubah pula. Hal ini memberikan pengaruh bagi perusahaan
dalam menentukan harga dan volume produksi. Sehingga kemampuan manajemen dalam
menerapkan strategi perusahaan harus memadai untuk mengatasi persaingan dengan
perusahaan sejenis agar perusahaan dapat mencapai laba semaksimal mungkin.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang tersebut maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
adalah sebagai berikut :
a)
Apa permasalahan pada fungsi Linier Pada Biaya
Produksi, Pendapatan, BEP, dan Laba Perusahaan ?
b)
Bagaimana penggunaan fungsi linier pada
permintaan, penawaran dan keseimbangan pasar ?
C. Tujuan
Adapun tujuan
pembuatan Makalah ini adalah sebagai berikut :
a)
Untuk mengetahui permasalahan pada fungsi linier
pada biaya produksi, pendapatan, BEP, dan laba perusahaan.
b)
Untuk mengetahui penggunaan fungsi linier pada
permintaan, penawaran dan keseimbangan pasar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fungsi Linier Pada Biaya
Produksi, Pendapatan, BEP, dan Laba Perusahaan
1.
Fungsi Biaya
Biaya
atau ongkos pengertian secara ekonomis merupakan beban yang harus dibayar
produsen untuk menghasilkan barang dan jasa sampai barang tersebut siap
untuk dikonsumsi . Biaya merupakan fungsi dari jumlah produksi, dengan
keluaran, notasi C = f(Q).
C =
biaya total
Q =
jumlah produksi.
Fungsi
biaya merupakan hubungan antara biaya dengan jumlah produksi yang dihasilkan,
fungsi biaya dapat digambarkan ke dalam kurva dan kurva biaya menggambarkan
titik-titik kemungkinan bsarnya biaya di berbagai tingkat produksi. Selain
Pengertian biaya tetap, biaya variable dan biaya total, dalam konsep biaya
dikenal pula pengertian biaya rata-rata (average cost) dan biaya marginal
(marginal cost). Biaya rata-rata adalah biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan tiap unit produk atau keluaran , merupakan hasilbagi biaya total
terhadap jumlah keluaran yang dihasilkan. Adapun biaya marginal ialah biaya
tambahan yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit tambahan produk.
Dalam
membicarakan biaya ada beberapa macam biaya, yaitu:
a.
Biaya Total ( Total Cost = TC = C)
Biaya
total yaitu keseluruhan biaya produksi yang digunakan untuk menghasilkan
sejumlah output tertentu baik yang bersifat tetap maupun variabel.
TC =
TFC + TVC
b.
Biaya Variabel (Variable Cost = VC)
Biaya
variabel (Zulkifli; 2003, 34) adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah
sebanding dengan perubahan volume kegiatan, namun biaya per unitnya tetap.
Artinya, jika volume kegiatan diperbesar 2 (dua) kali lipat,maka total biaya
juga menjadi 2 (dua) kali lipat dari jumlah semula.
Biaya
variabel yaitu keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh
faktor produksi yang bersifat variabel. Misalnya biaya tenaga kerja, pembelian
bahan baku, bahan penolong dll
c.
Biaya Tetap (Fixed Cost = FC)
Biaya
tetap (Zulkifli; 2003, 34) adalah biaya yang jumlahnya sampai tingkat kegiatan
tertentu relatif tetap dan tidak terpengaruh oleh perubahan volume kegiatan.
Biaya tetap yaitu keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
memperoleh faktor produksi yang bersifat tetap. Contoh: pembelian mesin,
bangunan dll
d.
Biaya Total Rata-Rata (Average Total Cost = AC)
Biaya
total rata-rata yaitu biaya diproduksi yang diperhitungkan untuk setiap unit
output.
Average
Total cost (ATC) = AVC + AF
e.
Biaya Variabel Rata Rata ( Average Variable Cost = AVC)
Biaya
variable rata-rata yaitu biaya variabel yang dibebankan kepada kepada setiap
unit output.
AVC
= TVC / Q
f.
Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost = AFC)
Biaya
tetap rata-rata yaitu biaya tetap yang dibebankan kepada satu unit output
Average
Fixed cost (AFC) = TFC / Q
g.
Biaya Marginal
Biaya
marginal per unit output (MC) adalah perubahan biaya total yang berkaitan
dengan perubahan satu unit dari input.
Rumus
:
1. C
= AC x Q atau C = FC + VC
2.
FC = AFC X Q
3.
VC = AVC X Q
Fungsi
Biaya umumnya bisa linier atau kuadrat. Akan linier bila tidak ada efisiensi
dalam produksi, dan berbentuk kuadrat bila ada kecenderungan terjadinya
efisiensi dalam skala produksi.
Contoh
:
TC =
1000 + 5Q Linier
TC =
5Q2 – 100Q + 1000 Kuadrat (pada jumlah
produksi tertentu biaya akan minimum)
2. Fungsi
Pendapatan
Pendapatan hasil penjualan merupakan fungsi dari
jumlah barang yang terjual. Pendapatan total ( total revenue ) adalah hasil
kali jumlah barang yang terjual dengan harga jual perunit.
Pendapatan umumnya bersifat linier, karena tidak ada
alasan mengapa Pendapatan menurun bila produksi meningkat, kecuali bila harga
jual menurun karena produksi meningkat (teori penawaran).
Bentuk
fungsi Pendapatan total (total revenue, R) yang non- linier pada umumnya berupa
sebuah persamaan parabola terbuka kebawah. Ini merupakan bentuk fungsi
penerimaaanyang lazim dihadapi oleh seorang produsen yang beroperasi di pasar
monopoli. Sedangkan fungsi Pendapatan total yang linier, merupakan fungsi Pendapatan
yang dihadapi oleh seorang produsen yang beroperasi di pasar persaingan
sempurna.
Pendapatan total merupakan fungsi dari jumlah barang, juga merupakan hasil kali
jumlah barang dengan harga barang per unit. Seperti halnyadalam konsep biaya,
dalam konsep Pendapatan pun dikenal pengertian rata-rata dan marjinal. Pendapatan
rata-rata (average revenue, AR) ialah Pendapatan yang diperoleh per unit
barang, merupakan hasil bagi Pendapatan total terhadap jumlah barang. Pendapatan
marjinal (marjinal revenue, MR) ialah Pendapatan tambahan yang diperoleh dari
setiap tambahan satu unit barang yang dihasilkan atau terjual.
Dalam
menganalisa biaya umumnya tidak terlepas dari analisa Pendapatan atau revenue
atau total revenue. Pengertian revenue atau Pendapatan adalah seluruh
pendapatan yang diterima dari hasil penjualan barang pada tingkat harga
tertentu. Secara matematik total revenue dirumuskan sebagai berikut:
•
TR = PQ.
TR
= Pendapatan Total
P
= Harga Barang
Q =
Jumlah barang yang dijual.
Pendapatan
Rata-rata (AR) adalah Pendapatan rata-rata tiap unit produksi, dapat dirumuskan
:
•
AR = TR/Q
Pendapatan
Marginal atau Marginal Revenue adalah tambahan Pendapatan sebagai akibat dari
tambahan produksi, dirumuskan
•
MR = ∆TR/∆Q atau turunan dari TR
MR = Marginal Revenue
∆TR
= Tambahan Pendapatan
∆Q = Tambahan Produksi
Berdasarkan
konsep Pendapatan dan biaya (TR dan TC) dapat diketahui beberapa
kemungkinan diantaranya :
TR
>TC = keadaan untung / laba
TR=
TC = keadaan Break Even Point
TR
< TC = Keadaan rugi
3. BEP (Break Event Point)
Ketertarikan
untuk mengetahui pendapatan, beban, dan laba berprilaku ketika volume berubah
adalah sesuatu yang lazim untuk memulai dengan menentukan titik impas
perusahaan dalam jumlah unit yang terjual. Titik impas (break-even
point) adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya atau titik
dimana laba sama dengan nol (zero profit). Untuk menentukan titik impas dalam
unit (pendapatan sama dengan total biaya), maka perlu difokuskan pada laba
operasi. Dalam hal ini, yang dilakukan pertama kali adalah menentukan titik
impas, kemudian melihat bagaimana pendekatan yang telah digunakan itu dapat
dikembangkan untuk menentukan jumlah unit yang harus dijual guna menghasilkan
laba yang ditargetkan.
Penggunaan Laba Operasi Dalam
Analisis Cost Volume Profit
Laporan laba rugi merupakan suatu
alat yang berguna untuk mengorganisasikan biaya-biaya perusahaan dalam kategori
tetap dan variable. Laporan laba rugi dapat dinyatakan sebagai persamaan
berikut.
Laba operasi = Pendapatan penjualan
– Beban variable –Beban tetap
Dalam persamaan ini, istilah laba
operasi digunakan untuk menunjukkan penghasilan atau laba sebelum pajak
penghasilan (taxes). Laba operasi (operating income) hanya mencakup
pendapatan dan beban dari operasional normal perusahaan. Sedangkan, laba
bersih (net income) adalah laba operasi dikurangi pajak penghasilan.
Setelah memiliki ukuran unit yang terjual, maka dapat dikembangkanlah persamaan
laba operasi dengan menyatakan pendapatan penjulan dan beban variabel dalam
jumlah unit dolar dan jumlah unit. Secara lebih spesifik, pendapatan penjualan
dinyatakan sebagai harga jual per unit dikali jumlah unit yang terjual, dan
total biaya variabel adalah biaya variabel per unit dikali jumlah unit yang
terjual. Dengan demikian, persamaan laba operasi menjadi
Laba operasi = (Harga x Jumlah unit
terjual) – (Biaya Variabel per unit x jumlah unit terjual ) – Total biaya
tetap.
Sebuah
keunggulan penting dari pendekatan laba operasi adalah bahwa seluruh persamaan
cost volume profit berikutnya diturunkan dari laporan laba rugi menurut
perhitungan biaya variabel. Sehingga setiap persoalan cost volume profit dapat
diselesaikan dengan menggunakan pendapatan ini.
Salah
satu cara cepat yang digunakan untuk menghitung titik impas dalam unit yaitu
dengan menggunakan margin kontribusi. Margin
kontribusi (contribution margin) adalah pendapatan penjualan
dikurangi total biaya variable. Pada titik impas, margin kontribusi sama dengan
beban tetap. Jika margin kontribusi per unit untuk harga dikurangi biaya variable
per unit telah diganti pada persamaan laba operasi dan pada akhinya memperoleh
jumlah unit, maka akan didapatkan persamaan dasar
Jumlah unit BEP = Biaya
tetap/Margin kontribusi per unit
4. Laba Perusahaan
Analisis biaya
volume laba cukup mudah diterapkan dalam pengaturan produk tunggal. Namun,
kebanyakan perusahaan memproduksi dan menjual sejumlah produk atau jasa.
Meskipun kompleksitas konseptual dari analisis CVP lebih tinggi dalam situasi
multiproduk, pengoperasiannya tidak berbeda jauh.
Beban tetap
langsung (direct fixed expenses) adalah biaya tetap yang dapat
ditelusuri ke setiap produk dan akan hilang jika produk tersebut tidak ada.
Beban tetap umum adalah
biaya tetap yang tidak dapat ditelusuri ke produk dan akan tetap muncul
meskipun salah satu produk ditelusuri.
Laporan laba
rugi merupakan suatu alat yang berguna untuk mengorganisasikan biaya-biaya
perusahaan dalam kategori tetap dan variable. Laporan laba rugi dapat
dinyatakan sebagai persamaan berikut.
Laba operasi = Pendapatan penjualan
– Beban variable –Beban tetap
Dalam persamaan
ini, istilah laba operasi digunakan untuk menunjukkan penghasilan atau laba
sebelum pajak penghasilan (taxes). Laba operasi (operating income)
hanya mencakup pendapatan dan beban dari operasional normal perusahaan.
Sedangkan, laba bersih (net income) adalah laba operasi dikurangi pajak
penghasilan. Setelah memiliki ukuran unit yang terjual, maka dapat
dikembangkanlah persamaan laba operasi dengan menyatakan pendapatan penjulan
dan beban variabel dalam jumlah unit dolar dan jumlah unit. Secara lebih
spesifik, pendapatan penjualan dinyatakan sebagai harga jual per unit dikali
jumlah unit yang terjual, dan total biaya variabel adalah biaya variabel per
unit dikali jumlah unit yang terjual. Dengan demikian, persamaan laba operasi menjadi
Laba operasi = (Harga x Jumlah unit
terjual) – (Biaya Variabel per unit x jumlah unit terjual ) – Total biaya
tetap.
Sebuah
keunggulan penting dari pendekatan laba operasi adalah bahwa seluruh persamaan
cost volume profit berikutnya diturunkan dari laporan laba rugi menurut
perhitungan biaya variabel. Sehingga setiap persoalan cost volume profit dapat
diselesaikan dengan menggunakan pendapatan ini.
Target Laba
Setelah Pajak Pada saat menghitung titik impas, pajak penghasilan tidak
berperan. Ini disebabkan karena pajak yang dibayar atas laba nol adalah nol.
Namun, ketika perusahaan ingin mengetahui berapa unit yang harus dijual untuk
menghasilkan laba bersih tertentu, maka diperlukan beberapa pertimbangan
tambahan. Ingat kembali, bahwa laba bersih adalah laba operasi setelah pajak
penghasilan dan bahwa angka target laba dinyatakan dalam kerangka sebelum
pajak. Dengan demikian, ketika target laba dinyatakan sebagai laba bersih,
harus menambahkan kembali pajak penghasilan untuk memperoleh laba operasi.
Umumnya, pajak
dihitung sebagai persentase dari laba. Laba setelah pajak dihitung dengan
mengurangkan pajak dari laba operasi (atau laba sebelum pajak).
Laba bersih
= laba operasi – pajak
penghasilan
= laba operasi – (tarif pajak x
laba operasi)
= laba operasi (1 – tarif pajak)
Atau
Laba operasi
= Laba bersih/(1- Tarif Pajak)
Untuk pengaturan produk tunggal,
pengubahan titik impas dalam unit menjadi impas dalam pendapatan penjualan
hanya merupakan masalah pengalian harga jual per unit dengan unit yang terjual.
Namun ada dua alasan yang membuat manajemen menggunakan kedua rumus tersebut,
yaitu:
1.
Rumus pendapatan penjualan memungkinkan kita untuk mencari pendapatan secara
angsung jika hal tersebut dikehendaki
2.
Pendekatan pendapatan penjualan jauh lebih mudah untuk digunakan dalam
pengaturan multiproduk yang memiliki harga yang bervariasi.
Analisis biaya
volume laba cukup mudah diterapkan dalam pengaturan produk tunggal. Namun,
kebanyakan perusahaan memproduksi dan menjual sejumlah produk atau jasa.
Meskipun kompleksitas konseptual dari analisis CVP lebih tinggi dalam situasi
multiproduk, pengoperasiannya tidak berbeda jauh.
Beban tetap
langsung (direct fixed expenses) adalah biaya tetap yang dapat
ditelusuri ke setiap produk dan akan hilang jika produk tersebut tidak ada.
Beban tetap umum adalah
biaya tetap yang tidak dapat ditelusuri ke produk dan akan tetap muncul
meskipun salah satu produk ditelusuri
B. Fungsi Linier Pada Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan Pasar
1. Fungsi Permintaan
Fungsi
Permintaan adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah suatu
barang yang diminta dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. fungsi
permintaan adalah suatu kajian matematis yang digunakan untuk menganalisa
perilaku konsumen dan harga. fungsi permintaan mengikuti hukum permintaan yaitu
apabila harga suatu barang naik maka permintaan akan barang tersebut juga
menurun dan sebaliknya apabila harga barang turun maka permintaan akan barang
tersebut meningkat. jadi hubungan antara harga dan jumlah barang yang diminta
memiliki hubungan yang terbalik, sehingga gradien dari fungsi permintaan (b)
akan selalu negatif.
Bentuk umum fungsi permintaan
dengan dua variabel adalah sebagai beriut :
Qd = a - bPd
atau Pd = -1/b ( -a + Qd)
dimana :
a dan b = adalah konstanta, dimana
b harus bernilai negatif
b
= ∆Qd / ∆Pd
Pd
= adalah harga barang per unit yang diminta
Qd
= adalah banyaknya unit barang yang diminta
Syarat, P ≥ 0, Q
≥ 0, serta dPd / dQ < 0
untuk lebih memahami tentang fungsi
permintaan, dibawah ini disajikan soal dan pembahasan tentang fungsi
permintaan.
·
Pada saat harga Apel Rp. 5.000 per Kg permintaan akan Apel
tersebut sebanyak 1000 Kg, tetapi pada saat harga Apel meningkat menjadi
Rp. 7.000 Per Kg permintaan akan Apel menurun menjadi 600 Kg,
buatlah fungsi permntaannya ?
Pembahasan :
Dari soal diatas diperoleh data :
P1 = Rp.
5.000 Q1 = 1000 Kg
P2 = Rp.
7.000 Q2 = 600 Kg
untuk menentukan fungsi
permintaannya maka digunakan rumus persamaan garis melalui dua titik, yakni :
y -
y1 x - x1
------ =
--------
y2 - y1
x2 - x1
dengan mengganti x = Q dan y = P
maka didapat,
P -
P1 Q - Q1
------- =
--------
P2 -
P1 Q2 - Q1
mari kita masukan data diatas
kedalam rumus :
P
- 5.000
Q -
1000
----------------------- =
----------------
7.000 -
5.000
600 - 1000
P -
5.000
Q - 1000
----------------------- =
----------------
2.000
-400
P - 5.000 (-400)
= 2.000 (Q - 1000)
-400P + 2.000.000 = 2000Q -
2.000.000
2000Q = 2000.000 + 2.000.000 - 400P
Q = 1/2000 (4.000.000 - 400P)
Q = 2000 - 0,2P
============
Jadi Dari kasus diatas diperoleh
fungsi permintan Qd = 2000 - 0,2P
2. Fungsi
Penawaran
Fungsi penawaran
adalah persamaan yang menunjukkan hubungan harga barang di pasar dengan jumlah
barang yang ditawarkan oleh produsen. Fungsi penawaran digunakan oleh produsen
untuk menganalisa kemungkinan2 banyak barang yang akan diproduksi.
Menurut hukum penawaran bila harga barang naik, dengan asumsi cateris paribus (faktor-faktor lain
dianggap tetap), maka jumlah barang yang ditawarkan akan naik, dan sebaliknya
apabila harga barang menurun jumlah barang yang ditawarkan juga menurun. jadi
dalam fungsi penawaran antara harga barang dan jumlah barang yang ditawarkan
memiliki hubungan positif, karenanya gradien (b) dari fungsi penawaran selalu
positif.
Bentuk umum dari fungsi penawaran
linear adalah sebagai berikut:
Qs = a + bPs
dimana :
a dan b = adalah konstanta, dimana
b harus bernilai positif
b = ∆Qs/ ∆Ps
Ps= adalah harga barang per unit
yang ditawarkan
Qs= adalah banyaknya unit barang
yang ditawarkan
Ps≥ 0, Qs≥ 0, serta dPs/ dQs > 0
Pada saat harga Mangga Rp. 3.000
perbuah toko A hanya mampu menjual Mangga sebanyak 100 buah, dan pada saat
harga Mangga Rp. 4.000 perbuah toko A mampu menjual Mangga lebih banyak menjadi
200 buah. dari kasus tersebut buatlah fungsi penawarannya ?
Jawab :
dari soal diatas diperoleh data
sebagai berikut :
P1 = 3.000
Q1 = 100 buah
P2 = 4.000
Q2 = 200 buah
Langkah selanjutnya, kita memasukan
data-data di atas ke dalam rumus persamaan linear a:
P -
P1 Q - Q1
-------- = ---------
P2 -
P1 Q2 - Q1
P -
3.000 Q - 100
-------------- =
-------------
4.000 -
3.000 200 - 100
P -
3.000 Q - 100
--------------
= -------------
1.000
100
(P - 3.000)(100) = (Q - 100)
(1.000)
100P - 300.000 = 1.000Q -
100.000
1.000Q = -300.000 + 100.000 + 100P
1.000Q = -200.000 + 100P
Q = 1/1000 (-200.000 + 100P )
Q = -200 + 0.1P
============
Jadi dari kasus diatas diperoleh
Fungsi penawaran : Qs = -200 + 0,1Pd
3. Fungsi Keseimbangan Pasar
Dalam ilmu
ekonomi, harga keseimbangan atau harga ekuilibrium adalah harga yang terbentuk
pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga
dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli
(konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang
ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik
keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak
penjual dalam menentukan harga.
Untuk menentukan
keadaan keseimbangan pasar kita dapat menggabungkan tabel permintaan dan tabel
penawaran menjadi tabel permintaan dan penawaran. Keadaan keseimbangan pasar
dapat ditentukan dengan menggabungkan kurva permintaan dan kurva penawaran menjadi
kurva permintaan dan penawaran.
Keadaan keseimbangan dapat pula
ditentukan secara matematik, yaitu dengan memecahkan persamaan permintaan dan
persamaan penawaran secara serentak atau simultan.
Keseimbangan harga di pasar tercapai apabila Qd = Qs atau Pd = Ps, Jadi
keseimbangan harga merupakan kesepakatan-kesepakatan antara produsen dan
konsumen dipasar.
untuk lebih jelasnya perhatikan
contoh soal dibawah ini :
Tentukan jumlah barang dan harga
pada keseimbangan pasar untuk fungsi permintaan Qd = 10 - 0,2Pd dan fungsi
penawaran Qs = -20 + 0,8Ps.
Jawab:
Keseimbangan
terjadi apabila Qd = Qs, Jadi
10 - 0,2Pd = -20 + 0,8Ps
10 + 20 = 0,2P + 0,8P
P = 30
Setelah
diketahui nilai P, kita masukan nilai tersebut kedalam salah satu fungsi
tersebut:
Q = 10 - 0,2(30)
Q = 10 - 6
Q = 4,
Jadi
keseimbangan pasar terjadi pada saat harga (P)=30 dan jumlah barang (Q) = 4.
BAB III
PENUTUP
Permintaan
merupakan suatu harapan atau suatu keinginan. Sedangkan dalam Ilmu Ekonomi
Permintaaan merupakan keinginan yang disertai kemampuan untuk membeli barang
dan jasa pada berbagai tingkat harga dalam waktu tertentu. Sedangkan penawaran
menurut Ilmu Ekonomi adalah jumlah barang dan jasa yang dipasok oleh produsen
ke pasar (konsumen) baik berupa barang dan jasa pada berbagai tingkat harga
dalam periode waktu tertentu.
Analisis biaya
volume laba menghasilkan informasi dampak perubahan harga jual, biaya dan/atau
volume penjualan terhadap laba bersih. Dalam penyusunan anggaran, berbagai
kemungkinan pilihan harga jual, volume penjualan, dan biaya selalu dihadapi
oleh manajemen. Dalam proses penyusunan anggaran, manajemen memerlukan berbagai
parameter. Berbagai parameter tersebut memberikan bantuan yang penting bagi manajemen,
dalam mempertimbangkan berbagai usulan kegiatan dalam proses penyusunan
anggaran perusahaan. Kiranya makalah yang telah disusun oleh kelompok kami bisa
bermanfaat bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Akuntansi Manajemen : konsep,
manfaat dan rekayasa,1997.
Buku Anthony A.Atkinson, Robert
S.Kaplan, Ella mae matsumura, S.Mark Young : Akuntansi Manajemen, Edisi ke 5
jilid 1.
Buku Sofyan Syafri : Teori
Akuntansi