A. Kemampuan Bahasa Anak Usia Prasekolah
Sebagaimana
anak yang baru lahir (baby) mau tidak mau harus melalui
proses
belajar bahasa setahap demi setahap yang dipelajari dari orang
sekelilingnya
yaitu misalnya; ibu, bapak, saudara-saudaranya, nenek-neneknya,
yang
di dalam rumah. Yang menarik perhatian kita adalah, mengapa anak kita
mudah
menerima "kata-kata baru" bila mendengar dari orang sekelilingnya?
Karena
pada dasarnya anak kecil itu belum mempunyai konsep bahasa, tetapi
yang
ada padanya baru berbentuk "potensi", yang mana potensi itu akan
punya
potensi,
jika orang disekelilingnya mau menggunakan. Potensi itulah yang disebut
".fithrah".
Perbedaannya
dengan orang dewasa atau anak remaja yang belajar bahasa
ialah,
baik orang dewasa atau anak remaja itu sudah mempunyai pengalaman dan
konsep
bahasa lain, misalnya bahasa ibu atau bahasa nasional. Pada saat inilah
mereka
akan menghadapi problem untuk mempelajari bahasa asing, karena bahasa
asing
mempunyai bunyi (suara) yang berbeda, kosa kata yang berbeda, tata
kalimat
yang berbeda, dan lain-lain.
Bahasa
merupakan sarana berkomunikasi dengan orang lain. Dalam
pengertian
ini tercakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan
perasaan
dinyatakan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat atat gerak dengan
menggunakan
kata-kata, kalimat bunyi. lambang dan gambar. Menurut Miller
(dalam
Wahyudin dan Agustin,2070: 15) bahasa adalah suatu urutan ka.ta-kata.
bahasa
juga dapat digr:nakan untuk menyampaikan informasi mengenai tempat
yang
berbeda atau waktu yaug berbeda"
Pada
usia 3-6 tahun kemampuan berbahasa anak akan berkembang sejalan
dengan
rasa ingin tahu sefia sikap antusias yang. tinggi. sehingga timbul
pertanyaan-pertanyaan
dari anak dengan kemampuair trahasanya. Anlara usia 4
dan
5 tahun, kalimat anak sudah terdiri dari empat sampai lima kata. Antara 5 dan
6
tahun, kalimat anak sudah terdiri dari enam sampai delapan kata. Mereka juga
sudah
dapat menjelaskan arti kata-kata sederhana, mengetahui lawan kata. Mereka
dapat
menggunakan kata penghubung, kata depan dan kata sandang. Pada masa
akhir
usia prasekolah anak umumnya sudah mampu berkata-kata sederhana, cara
bicara
mereka telah lancar, dapat dimengerti dan cukup mengikuti tata bahasa
walaupun
masih melakukan kesalahan berbahasa.
Jadi
barang siapa ingin mempelajari bahasa asing berarti harus sadar dengan
seluruh
daya upaya untuk membentuk kebiasaan baru, sedangkan pada saat
mempelajari
bahasa ibu (bahasa nasional) proses itu berjalan tanpa sadar. Pada
saat
ini pula anak akan berusaha mengkaitkan dan membuat persamaan dan
perbedaan
antara bahasa ibu (bahasa nasional) dan bahasa asing yang sedang
dipelajarinya.
Ketika
memasuki taman kanak-kanak sudah menguasai hampir semua
kaidah
dasar gramatikal bahasanya. Dia sudah dapat membuat kalimat berita,
kalimat
tanya, dan sejumlah konstruksi lain. Hanya dia masih mendapat kesulitan
dalam
membuat kalimat pasif. Pada masa akhir usia prasekolah anak umumnya
sudah
mampu berkata-kata sederhana dan berbahasa sederhana, cara btcara
mereka
sudah lancar, dapat dimengerti dan cukup mengikuti tata bahasa walaupun
masih
melakukan kesalahan berbahasa (Wahyudin dan Agustin, 2010:16).
Untuk
membantu perkembangan bahasa anak, atau kemampuan
berkomunikasi
maka orang tua dan guru Taman Kanak-kanak seyogianya
memfasilitasi,
memberi kemudahan, atau peluang kepada anak dengan sebaikbaiknya.
Berbagai
peluang itu diantaranya sebagai berikut:
a.
Bertutur kata yang baik dengan anak
b.
Mau mendengarkan pembicaraan anak
c.
Menjawab pertanyaan anak fiangan meremehkannya)
d.
Mengajak berdialog dalam hal-hal sederhana, seperti memelihara
kebersihan
rumah" sekolah. dan memelihara kesehatan diri.
e.
Di Taman Kanak-kanak, anak dibiasakan untuk bertanya,
mengekspresikan
keinginannya, menghafal, dan melantunkan lagu dan
puisi.
(Yusuf, 2005: 170).
B.
Tahap Perkembangan Bahasa Berbicara Anak Secara Umum
Perkembangan
bahasa terbagi atas dua periode besar, yaitu: periode
Prelinguistik
(0-1 tahun) dan Linguistik (1-5 tahun). Mulai periode linguistik
inilah
mulai hasrat anak mengucapkan kata kata yang perlama, yang merupakan
saat
paling menakjubkan bagi orang tua. Periode linguistik terbagi dalam tiga fase
besar,
yaitu:
1.
Fase satu kata atau Holofrase
Pada
tase ini anak mempergunakan satu kata untuk menyatakan pikiran
yang
kornpleks, baik yang bcrupa keinginan, perasaan atau temuannya tanpa
pcrbedaan
yang jelas. Misalnya kata duduk, bag: anak dapat berarti "saya mau
duduk",
atau kursi tempat duduk, dapat juga berarti "mama sedang duduk".
Orang
tua
baru dapat mengerti dan memahami apa yang dimaksudkan oleh anak tersebut,
apabila
kiia tahu dalam konteks apa kata tersrbut diucapkan, sambil mcngamati
mimik
(ruut muka) gerak serta bahasa tubuh lainnya. Pada umumnya kata peftama
yang
diurapkan oleh anak adalah kata benda, setelah beberapa waktu barulah
disusul
dengan kata kerja.
2.
Fase lebih dari satu kata
Fase
dua kata muncul pada anak berusia sekkar 18 bulan. Pada fase ini
anak
sudah dapat membuat kalimat sederhana yang terdiri dari dua kata. Kalimat
tersebut
kadang-kadang terdiri dari pokok kalimat dan predikat, kadang-kadang
pokok
kalimat dengan obyek dengan tata bahasa yang tidak benar. Setelah dua
kata,
muncullah kalimat dengan tiga kata, diikuti oleh empat kata dan seterusnya.
Pada
periode ini bahasa yang digunakan oleh anak tidak lagi egosentris, dari dan
uniuk
dirinya sendiri. Mulailah mcngadakan komunikasi dengan orang lain secara
lancar.
Orang tua mulai melakukan tanyajawab dengan anak secara sederhana.
Anak
pun mulai dapat bercerita dengan kalimat-kalimatnya sendiri yang
sederhana.
3.
Fase ketiga adalah fase diferensiasi
Periode
terakhir dari masa balita yang bcrlangsung antata usia dua
setengah
sampai lima tahun. Keterampilan anak dalam berbicara mulai lancar dan
berkembang
pesat. Dalam berbicara anak bukan saja menambah kosakatanya yang
mengagumkan
akan tetapi anak mulai mampu mengucapkan kata demi kata sesuai
dengan
jenisnya, terutama dalam pemakaian kata benda dan kata kerja. Anak telah
mampu
mempelgunakan kata ganti orang "saya" untuk menyebut dirinya, mampu
mempergunakan
kata dalam bentuk jamak, awalan, akhiran dan berkomunikasi
lebih
lancar lagi dengan lingkungan. Anak mulai dapat mengkritik, bertanya,
menjawab,
memerintah, memberitahu dan bentuk-bentuk kalimat lain yang umum
untuk
satu pembi caraan " gaya" dewasa.
Menurut
Vygostky menjelaskan ada 3 tahap perkembangan bicara pada
anak
yang berhubungan erat dengan perkembangan berpikir anak yaitu :
1.
Tahap eksternal. Yaitu terjadi ketika anak berbicara secara eksternal dimana
sumber
berpikir berasal dari luar diri anak yang memberikan pengarahan,
informasi
dan melakukan suatu tanggung jawab dengan anak.
2.
Tahap egosentris. Yaitu dimana anak berbicara sesuai dengan jalan pikirannya
dan
dari pola bicara orang dewasa.
3.
Tahap Intemal.Yaitu dimana dalam proses berpikir anak telah memiliki suatu
penghayatan
kemampuan berbicara sepenuhnya.
Bicara
merupakan salah satu alat komunikasi yang paling efektif.
Semenjak
anak masih bayi string kali menyadari bahwa dengan mempergunakan
bahasa
tubuh dapat terpenuhi kebutuhannya. Namun hal tersebut kurang mengerli
apa
yang dimaksud oleh anak. Oleh karena itu baik bayi maupun anak kecil stlalu
berusaha
agar orang lain mengcrti maksudnya. Hal ini yang mendorong orang
untuk
belajar berbicara dan membuktikan bahwa berbicara merupakan alat
komunikasi
yang paling efektif dibandingkan dengan bentuk-bcntuk komunikasi
yang
lain yang dipakai anak sebelum pandai berbicara. Oleh karena bagi anak
bicara
tidak sekedar merupakan prestasi akan tctapi juga birfungsi nntuk mcncapai
tujuannya,
misalnya:
1)
Sebagai pemuas kebutuhan dan keinginan.Dengan berbicara anak mudah untuk
mcnjclaskan
kebutuhan dan keinginannya tanpa harus menunggu orang lain
mengerti
tangisan, gerak tubuh atau ekspresi wajahnya. Dengan demikian
kemampuan
berbicara dapat mengurangi frustasi anak yang disebabkan oleh
orang
tua atau lingkungannya tidak mengerti apa saja yang dimaksudkan oleh
anak.
2)
Sebagai alat untuk menarik perhatian orang lain. Pada umumnya setiap anak
merasa
senang menjadi pusat perhatian orang lain. Dengan melalui
keterampilan
berbicara anak berpendapat bahwa perhatian Orang lain
terhadapnya
mudah diperoleh melalui berbagai peftanyaan yang diajukan
kepada
orang tua misalnya apabila anak dilarang mengucapkan kata-kata yang
tidak
pantas. Di samping itu berbicara juga dapat untuk menyatakan berbagai
ide,
sekalipun sering kali tidak masuk akal-bagi orang tua, dan bahkan dengan
mempergunakan
keterampilan berbicara anak dapat mendominasi situasi
sehingga
terdapat komunikasi yang baik antara anak dengan teman bicaranya.
3)
Sebagai alat untuk membina hubungan sosial. Kemampuan anak
berkomunikasi
dengan orang lain merupakan syarat penting untuk dapat
menjadi
bagian dari kelompok di lingkungannya. Dengan keterampilan
berkomunikasi
anak-anak Icbih mudah diterima oleh kelompok sebayanya dan
dapat
mempcroleh kescmpatan Icbih banyak untuk mendapat peran sebagai
pcmimpin
dari suatu kelompok, jika dibandingkan dengan anak yang kurang
terampil
atau tidak memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik.
4)
Sebagai alat untuk mengevaluasi diri sendiri. Dari pernyataan orang lain anak
dapat
mengetahui bagaimana perasaan dan pendapat orang tersebut terhadap
sesuatu
yang telah dikatakannya. Di samping anak juga mendapat kesan
bagaimana
lingkungan menilai dirinya. Dengan kata lain anak dapat
mengevaluasi
diri melalui orang lain.
5)
Untuk dapat mcmpengaruhi pikiran dan peiasaan orang lain. Anak yang suka
berkomentar,
menyakiti atau mengucapkan sesuatu yang tidak menyenangkan
tentang
orang lain dapat menyebabkan anak tidak populer atau tidak disenangi
lingkungannya.
Sebaliknya bagi anak yang suka mcngucapkan kata-kata yang
menyenangkan
dapat merupakan medal utama .bagi anak agar diterima dan
mendapat
simpati dari lingkungallnya.
6)
Untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Dengan kemampuan berbicara
dengan
baik dan penuh rasa percaya diri anak dapat mempengaruhi orang lain
atau
teman sebaya yang berperilaku kurang baik menjadi teman yang bersopan
santun.
Kemampuan dan keterampilan berbicara dengan baik juga dapat
merupakan
modal utama bagi anak untuk menjadi pemimpin di lingkungan
karena
teman sebryanya menaruh kepercayaan dan simpatik kepadanya.
C.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa
Pengenalan
bahasa yang lebih dini dibutuhkan untuk memperoleh
ketrampilan
bahasa yang baik Dalam bukunya "Psikologi Perkembangan Anak
dan
Remaja" Syamsu Yusuf mengatakan bahwa perkembangan bahasa
dipengaruhi
oleh 5 faktor, yaitu: faktor kesehatan, intelegensi, statsus sosial
ekonomi,
jenis kelamin, dan hubungan keluarga.
Secara
rinci dapat diidentifikasi sejumlah faktor yang mempengaruhi
perkembangan
bahasa, yaitu:
a.
Kognisi (Proses Memperoleh Pengetahuan)
Tinggi
rendahnya kemampuan kognisi individu akan mempengaruhi cepat
lambatnya
perkembangan bahasa individu. Ini relevan dengan pembahasan
sebelumnya
bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara pikiran dengan bahasa
seseorang.
b.
Pola Komunikasi Dalam Keluarga.
Dalam
suatu keluarga yang pola komunikasinya banyak arah akan mempercepat
perkembangan
bahasa keluarganya.
c.
Jumlah Anak Atau Jumlah Keluarga.
Suatu
keluarga yang memiliki banyak anggota keluarga, perkembangan bahasa
anak
lebih cepat, karena terjadi komunikasi yang bervariasi dibandingkan dengan
yang
hanya memiliki anak tunggal dan tidak ada anggota lain selain keluarga inti.
d.
Posisi Urutan Kelahiran.
Perkembangan
bahasa anak yang posisi kelahirannya di tengah akan lebih cepat
ketimbang
anak sulung atau anak bungsu. Hal ini disebabkan anak sulung
memiliki
arah komunikasi ke bawah saja dan anak bungsu hanya memiliki arah
komunikasi
ke atas saja.
e.
Kedwibahasaan(Pemakaian dua bahasa)
Anak
yang dibesarkan dalam keluarga yang menggunakan bahasa lebih dari satu
atau
lebih bagus dan lebih cepat perkembangan bahasanya ketimbang yang hanya
menggunakan
satu bahasa saja karena anak terbiasa menggunakan bahasa secara
bervariasi.
Misalnya, di dalam rumah dia menggunakan bahasa sunda dan di luar
rumah
dia menggunakan bahasa Indonesia.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi anak berbicara Awal masa kanak-kanak
terkenal
sebagai masa tukang ngobrol, karena sering kali anak dapat berbicara
dengan
mudah tidak terputus-putus bicaranya. Adapun faktor-faktor yang
terpenting
didalam anak banyak bicara yaitu :
1.
Inteligensi. Yaitu semakin cerdas (pintar) anak, semakin cepat anak
menguasai
keterampilan berbicara.
2.
Jenis disiplin. Yaitu anak-anak yang cenderung dibesarkan dengan cara
disiplin
lebih banyak bicaranya ketimbang pada suatu kekerasan.
3.
Posisi urutan. Yaitu anak sulung cenderung/didorong oftu untuk banyak
berbicara
daripada adiknya.
4.
Besarnya keluarga
5.
Status sosial ekonomi
6.
Status ras
7.
Berbahasa dua
8.
Penggolonganperan seks
Potensi
Anak Berbicara Didukung oleh Beberapa Hal :
1)
Kematangan alat berbicara. Kemampuan berbicara juga tergantung pada
kematangan
alat-alat berbicara. Misalnya tenggorokan, langit-langit, lebar
rongga
mulut dan Iain-lain dapat mempengaruhi kematangan berbicara.
Alat-alat
tersebut baru dapat berfungsi dengan baik setelah sempi'tpa dan
d.
Posisi Urutan Kelahiran.
Perkembangan
bahasa anak yang posisi kelahirannya di tengah akan lebih cepat
ketimbang
anak sulung atau anak bungsu. Hal ini disebabkan anak sulung
memiliki
arah komunikasi ke bawah saja dan anak bungsu hanya memiliki arah
komunikasi
ke atas saja.
e.
Kedwibahasaan(Pemakaian dua bahasa)
Anak
yang dibesarkan dalam keluarga yang menggunakan bahasa lebih dari satu
atau
lebih bagus dan lebih cepat perkembangan bahasanya ketimbang yang hanya
menggunakan
satu bahasa saja karena anak terbiasa menggunakan bahasa secara
bervariasi.
Misalnya, di dalam rumah dia menggunakan bahasa sunda dan di luar
rumah
dia menggunakan bahasa Indonesia.
Faktor-faktor
yang mempengamhi anak berbicara Awal masa kanak-kanak
terkenal
sebagai masa tukang ngobrol, karena sering kali anak dapat berbicara
dengan
mudah tidak terputus-putus bicaranya. Adapun faktor-faktor yang
terpenting
didalam anak banyak bicara yaitu :
1.
Inteligensi. Yaitu semakin cerdas (pintar) anak, semakin cepat anak
menguasai
keterampilan berbicara.
2.
Jenis disiplin. Yaitu anak-anak yang cenderung dibesarkan dengan cara
disiplin
lebih banyak bicaranya ketimbang pada suatu kekerasan.
3.
Posisi urutan. Yaitu anak sulung cenderungididorong ortu untuk banyak
berbicara
daripada adiknya.
4.
Besarnya keluarga
5.
Status sosial ekonomi
6.
Status ras
7.
Berbahasa dua
8.
Penggolongan peran seks
Potensi
Anak Berbicara Didukung oleh Beberapa Hal :
1)
Kematangan alat berbicara. Kemampuan berbicara juga tergantung pada
kematangan
alat-alat berbicara. Misalnya tenggorokan, langit-langit, lebar
rongga
mulut dan Iain-lain dapat mempengaruhi kematangan berbicara.
Alat-alat
tersebut baru dapat berfungsi dengan baik setelah sempi'rpa dan
dalam
berbicara anak berbuat suatu kesalahan. Bimbingan tersebut
sebaiknya
selalu dilakukan secara terus menerus dan konsisten sehingga
anak
tidak mengalami kesulitan apabila berbicara dengan orang lain.
Langkah-langkah
untuk membantu perkembangan bahasa anak :
1)
Membaca. Kegiatan ini adalah kegiatan yang paling penting yang dapat
dilakukan
bersama anak setiap hari. Ketika orang tua membaca, tunjuklah
gambar
yang ada di buku dan sebutkan nama dari gambar tersebut keraskeras.
Mintalah
anak untuk menunjuk gambar yang sama dengan yang ada
sebutkan
tadi. Buatlah kegiatan membaca menjadi menyenangkan dan
menarik
bagi anak dan lakukanlah setiap hari.
2)
Berbicaralah mengenai kegiatan sederhana yang orang tua dan anak
lakukan
dengan menggunakan bahasa yang sederhana.
3)
Perkenalkan kata-kata baru pada anak setiap hari, dapat berupa namanama
tanaman,
nama hewan ataupun nama makanan yang disiapkan
baginya.
4)
Cobalah untuk tidak menyelesaikan kalimat anak. Berikan kesempatan
baginya
untuk menemukan sendiri kata yang tepat yang ingin dia
sampaikan.
5)
Berbicaralah pada anak setiap hari. dan pandanglah mereka ketika
berbicara
atau mendengarkan mereka. Biarkan mereka tahu bahwa mereka
sangat
penting.
Berikut
beberapa cara untuk menstimulasi agar perkembangan bicara
batita
semakin lancar dan ia gemar bicara:
1.
Ceritakan kesibukan Anda. Omongkan dengan lantang apa saja yang sedang
Anda
kerjakan dan lemparkan pertanyaan-pertanyaan untuk batita. "Teruslah
bicara,
walaupun Anda nampak konyol karena batita tak bisa menjawab,"
usul
Pam Quinn, terapis wicara di RS Rehabilitasi Schwab, Chicago
2.
Jadi 'role model'. Bila batita Anda mengatakan o'cucu" untuk susu, gunakan
pengucapan
yang benar ketika Anda merespon, "Ini susumu." Kembangkan
penguasaan
bahasanya dengan menambahkan kata-kata baru, misalnya
"Susumu
wamanya putih, enak sekali." Strategi ini tak hanya akan
11
J.
menambah
jumlah kosa katanya tapi juga mengajarkan cara kombinasi kata.
Namun
hindari mengoreksi ucapannya. "Menunjukkan kesalahan anak bisa
membuatnya
tak nyaman. Bahkan anak seusia itupun dapat mulai merasa
bahwa
apapun yang dilakukannya selalu salah di mata ibu," kata Pam lagi.
Berlagak
"bodoh". Beri batita kesempatan untuk meminta dan
mengungkapkan
kebutuhannya sebelum Anda memberikan padanya.
Contohnya,
saat bermain, ia menggulirkan bola dan Anda tahu ia ingin Anda
mengembalikan
bola itu padanya, pura-pura saja Anda tidak mengerti,
berikan
ekspresi wajah bingung dan bertanya, "Ibu harus apa?" Jeda seperti
ini
akan menyemangatinya untuk berkomunikasi.
Tetap
nyata. Hindari untuk mengucapkan kata berlebihan atau berbicara
dalam
bahasa slang atau bahasa pergaulan yang tak dimengerli balita usia 1-2
tahun.
Orangtua wajib berbicara dalam kalimat-kalimat reguler dan dalam
bahasa
yang benar, yang akan membantu anak mengerti cara memadukan
kata
menjadi kalimat yang bermakna.