BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Anak usia dini merupakan individu
yang berada pada rentang usia 0-8 tahun. Usia ini merupakan pondasi untuk
usia-usia selanjutnya. Selain itu pada usia ini dikenal dengan golden age yaitu sebuah kondisi pada
saat anak mengalami perkembangan fisik dan psikis yang sangat pesat. Adapun
dalam hal ini perkembangan yang sangat pesat tersebut, sangat dipengaruhi oleh
kesehatan dari fisik dan psikis anak. Kesehatan fisik terwujud apabila seseorang
anak tidak merasa sakit dan memang secara klinis tidak merasa sakit, semua
organ tubuh dalam keadaan normal dan berfungsi dengan normal. Begitupun dengan
kesehatan psikis terwujud apabila seseorang anak merasa mentalnya dalam keadaan
stabil sehingga mampu berfikir sehat dan mampu mengekspresikan emosi secara
baik. Ketika kesehatan fisik anak terganggu, maka dalam melakukan
tindakan-tindakan lainnya pun akan terganggu bahkan dalam ksehatan psikisnya
pun akan mengalami gangguan, begitupun sebaliknya. Jelas ini akan mempengaruhi
pada proses pertumbuhan serta perkembangannya.
Pada kenyataannya, dalam kehidupan
tidak sedikit anak usia dini yang mengalami masalah dalam kesehatannya, artinya
suatu keadaan terganggunya fisik dan psikis anak. Gangguan fisik yang biasa
muncul pada anak usia dini contohnya diare, demam, malnutrisi, kejang,
cacingan, flu, dan lain sebagainya. Sedangkan gangguan psikis yang biasanya
muncul pada anak usia dini adalah stress, tantrum, depresi.
Pertumbuhan
dan perkembangan anak usia dini itu salah satunya dipengaruhi oleh penyajian
makanan sehat. Penyajian makanan sehat perlu diperhatikan dengan baik agar anak
tidak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Namun, di beberapa
sekolah masih belum memperhatikan makanan sehat bagi anak usia dini. Hal
tersebut dapat dilihat dari banyaknya penjual makanan yang tidak sehat di
lingkungan sekolah. Sedangkan anak belum bisa membedakan mana makanan yang
sehat dan yang tidak sehat. Anak hanya bisa menilai dan menyukai makanan dari
bentuk luarnya saja misalnya warna yang begitu menggoda dan ukurannya besar
sekaligus murah. Akibatnya anak menjadi mudah terserang penyakit karena makanan
tersebut. Realita tersebut perlu adanya tindakan dari pihak sekolah. Salah
satunya mengfungsikan peran guru dalam menyajikan makanan sehat. Dengan hal
tersebut pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini tidak terabaikan.
Berdasarkan uraian di atas, agar
kesehatan fisik dan psikis anak tetap sehat, maka perlunya upaya untuk
memelihara kesehatan anak usia dini. Adapun untuk mengetahui lebih lanjut
terkait dengan pemeliharaan kesehatan pada anak usia dini, maka perlu kiranya
penyusun menyusun sebuah makalah yang berjudul “Pemeliharaan Kesehatan dan
Makanan Sehat untuk Anak Usia Dini.”
B. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan
makalah ini adalah untuk :
1. Untuk
mengetahui upaya yang dilakukan untuk
memelihara kesehatan pada anak usia dini.
2. Untuk
mengetahui makanan yang sehat bagi anak usia dini.
C. Manfaat
Adapun manfaat pembuatan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Menambah
wawasan mengenai uipaya pemeliharaan kesehatan bagi anak usia dini.
2. Menambah
pengetahuan mengenai makanan yang sehat bagi anak usia dini.
3. Menambah
pengalaman bagi penulis dalam menyusun suatu karya ilmiah.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A.
Pemeliharaan Kesehatan Anak Usia Dini
1. Pengertian Pemeliharaan Kesehatan Anak Usia Dini
Menurut UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 menyatakan bahwa yang dimaksud
pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Dari pengertian diatas dapat mengambil inti sari bahwasannya dalam
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak yaitu sebagai
tugas seorang pendidik AUD, dalam arti lain dalam membantu pertumbuhan dan
perkembangan anak juga berhubungan dengan pendidik mampu memelihara kesehatan
anak usia dini. Maka perlu mengerti akan pengertian memelihara kesehatan anak
usia dini itu sendiri dibawah ini penjabaran pengertian memelihara kesehatan
anak usia dini.
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia kata memelihara berasal dari kata ‘pelihara’ yang artinya rawat
dan jaga. Sedangkan pengertian kesehatan berasal kata ‘ke-sehat-an’, sehat
adalah suatu keadaan ketika seluruh organ tubuh dapat melaksanakan fungsinya
dengan baik. Pengertian Kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
tahun 1948 menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai “suatu keadaan
fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau
kelemahan” Pada tahun 1986.
WHO, dalam Piagam Ottawa untuk
Promosi Kesehatan, mengatakan bahwa pengertian kesehatan adalah “sumber daya
bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup” Kesehatan adalah konsep positif
menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik. Pengertian
Kesehatan Menurut Undang-Undang adalah:
a.
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan,
jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial
dan ekonomis.
b.
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat.
c.
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau
keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
d.
Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.
Menurut UU Kesehatan No 23 tahun
1992 kesehatan adalah keadaan sejahtera badan jiwa dan sosial, yang
memungkinkan seseorang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dari
pengertian tersebut terdapat 4 macam kesehatan
a. Kesehatan badan / fisik
Terwujud apabila seseorang tidak merasa sakit dan
secara klinis memang tidak sakit. Semua organ normal dan berfungsi normal atau
tidak ada gangguan fungsi tubuh.
b. Kesehatan jiwa / mental
1)
Pikiran yang sehat tercermin dari cara berpikir
seseorang yakni berpikir yang logis dan runtut.
2)
Emosional yang sehat tercermin dari kemampuan
seseorang dalam mengekspresikan emosinya.
3)
Spiritual yang sehat tercermin dari cara seseorang
dalam mengekspresikan rasa syukurnya, pujian dan penyembahannya terhadap Sang
Pencipta.
c. Kesehatan sosial
Terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan
orang lain secara baik atau mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok
tanpa membeda-bedakan suku, ras, agama atau bangsa dll.
d. Kesehatan ekonomi
Orang dewasa terlihat dari produktivitas seseorang
dalam arti mempunyai kegiatan yang dapat menyokong hidupnya dan keluarganya
secara finansial.
Jika kita kaitkan antara
pengertian memelihara atau pemeliharaan dengan pengertian kesehatan, maka
pengertian memelihara kesehatan mengandung arti upaya penanggulangan dan
pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau
perawatan.
Kemudian pengertian Anak usia dini
Menurut Beichler dan Snowman adalah anak yang berada pada usia 0-8 tahun.
Sedangkan menurut UUD No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pasal 28 pengertian anak usia dini adalah anak sejak lahir sampai dengan enam
tahun.
Dari penjabaran pengertian
memelihara kesehatan anak usia dini secara perkata diatas dapat
disimpulkan bahwasanya pengertian memelihara kesehatan anak usia dini adalah
upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan
pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan terhadap anak usia dini (usia 0-6
tahun) yang meliputi jiwa dan raga.
2. Status Gizi yang Baik untuk Anak Usia
Dini
Status gizi merupakan ekpresi dari
keadaan tubuh yang dipengaruhi oleh zat-zat gizi tertentu. Status Gizi dapat
dipengaruhi beberapa faktor yaitu:
a. Penyebab langsung
Penyebab ini bersumber dari
makanan anak dan penyakit infeksi yang mungkin diderita oleh anak. Anak yang
mendapat makanan yang cukup baik tetapi sering diserang penyakit infeksi dapat
berpengaruh terhadap status gizinya. Begitu juga sebaliknya anak yang makannya
tidak cukup baik, daya tahan tubuhnya pasti kurang bahkan lemah dan pada
akhirnya mempengaruhi status gizinya.
b. Penyebab tidak langsung, terdiri dari
:
1) Ketahanan
pangan di keluarga, ini terkait dengan ketersediaan pangan, harga pangan dan
daya beli keluarga, serta yang paling utamanya pengetahuan tentang gizi dan
kesehatan.
2) Pola
asuh anak, berupa sikap dan perilaku ibu atau pengasuh lain dalam hal
keterdekatannya dengan anak, memberikan makan, merawat, kebersihan, memberi
kasih sayang dan sebagainya. Kesemuanya berhubungan dengan keadaan ibu dalam
hal kesehatan (fisik dan mental), status gizi, pendidikan umum, pengetahuan
tentang pengasuhan yang baik, peran dalam keluarga atau di masyarakat, sifat
pekerjaan sehari-hari, adat kebiasaan keluarga dan masyarakat.
3) Keterjangkauan
anak dan keluarga terhadap air bersih dan pelayanan kesehatan yang baik seperti
imunisasi, pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, penimbangan anak,
pendidikan kesehatan dan gizi, serta sarana kesehatan yang baik seperti
posyandu, puskesmas, rumah sakit dan lain-lain. Makin tersedia air bersih yang
cukup untuk keluarga serta makin dekat jangkauan keluarga terhadap pelayanan
dan sarana kesehatan, ditambah dengan pemahaman ibu tentang kesehatan, maka
makin kecil risiko anak terkena penyakit dan kekurangan gizi.
Dalam menentukan status gizi
harus ada reference atau ukuran baku dan pada setiap ukuran terdapat ciri-ciri
tertentu. Pada status gizi dibagi menjadi empat yaitu :
a. Gizi Lebih/ Over Weight.
Ciri-cirinya:
1) Kegemukan atau
obesitas,
2) Berat badan lebih
dari umurnya,
3) Nafsu makan tinggi,
4) Tidak terlalu bebas
bergerak aktif.
b. Gizi Baik/ Well Nourished.
Ciri-cirinya:
1) Bertambah umur,
bertambah berat, bertambah tinggi
2) Postur tubuh tegap
dan otot padat
3) Rambut berkilau dan
kuat
4) Kuku dan kulit
bersih, tidak pucat, tidak bersisik, dan tidak kering
5) Wajah ceria, mata
bening, dan bibir segar
6) Gigi bersih dan gusi
merah muda
7) Nafsu makan baik dan
BAB teratur
8) Bergerak aktif dan
berbicara lancar sesuai umurnya
9) Penuh perhatian dan
bereaksi aktif
10) Tidur nyenyak
c. Gizi kurang untuk under weight.
Ciri-cirinya:
1) Kurus (berat badan
tidak dibawah rata-rata pada usia seharusnya),
2) Sulit mengalami
kenaikan berat badan selama 3 bulan berturut-turut,
3) Mudah terkena
penyakit (diare, demam dll),
4) Mata yang cekung,
5) Rambut tipis,
6) Tubuh mengalami
pembengkakan terutama pada kaki dan punggung sementara ototnya mengalami
pengecilan,
7) Wajah tampak keriput
dan mata sayu,
d. Gizi buruk, termasuk marasmus,
kwasiorkor dan marasmus-kwasiorkor.
Ciri-cirinya (Marasmus):
1) Badannya kurus,
2) Wajahnya yang
berubah menjadi tua disebabkan karena daging daerah wajah yang menyusut,
3) Cenderung rewel dan
mudah menangis,
4) Kulit menjadi
keriput, karena lapisan lemak yang semakin terkikis,
5) Jaringan lemak
berkurang,
6) Perut anak menjadi
buncit dan terlihat tulang iga yang memprihatinkan,
7) Sering mengalami
penyakit infeksi,
8) Mengalami diare yang
akut.
Ciri-cirinya (Kwasiorkor):
1) Tubuh membengkak,
terutama didaerah kaki dan wajah
2) Pandangan mata
berubah menjadi sayu
3) Rambut berubah
menjadi kemerahan, mudah rontok tnpa menimbulkan rasa sakit pada anak
4) Anak cenderung rewel
dan bersikap apatis
5) Hati mereka membesar
6) Otot mengecil
7) Pada kulitnya
terdapat bercak merah yang berubah menjadi hitam lalu mengelupas
8) Menderita anemia dan
diare
9) Sering menderita
penyakit infeksi
Ciri-ciri dari gizi buruk
marasmus-kwasiorkor adalah perpaduan dari ciri-ciri diatas bahkan mungkin lebih
buruk lagi. Upaya orang tua atau guru harus memberi contoh dengan mengajak
makan yang sehat bersama keluarga, pembiasaan tidak jajan sembarangan.
Memperkenalkan makanan yang baik dikonsumsi atau tidak baik secara bertahap,
terus mencoba makanan yang baru yang bergizi dan membiasakan makan teratur
sejak dini serta berikan suasana yang nyaman ketika makan untuk meningkatkan
selera makan anak.
Memastikan anak cukup makan untuk
memenuhi kebutuhan gizinya serta perhatikan pula ukuran makanan agar
disesuaikan dengan gigi geligi anak yang masih tumbuh (potongan kecil atau
finger food), porsi kecil tapi sering. Dalam pemilihan bahan makanan, snack
atau makanan camilan harus yang bergizi untuk memberi kecukupan energi
dalam aktivitas fisik anak seperti bermain bersama teman, berlari, main sepeda
roda tiga.
B.
Makanan Sehat Untuk Anak Usia Dini
1. Penyusun Menu
a. Pengertian Menu Sehat
Suatu
menu adalah susunan hidangan sekali makan yang secara keseluruhan harmonis dan
saling melengkapi untuk kebutuhan makanan seseorang. Dalam hal kesehatan, seringkali
istilah menu adekuat yaitu menu yang mengandung semua golongan bahan
makanan yang dibutuhkan dengan memperhatikan keseimbangan unsur-unsur gizi yang
terkandung didalamnya.
Konsep
menu sehat menekankan adanya unsur-unsur gizi yang diperlukan oleh tubuh dalam
keadaan seimbang. Unsur-unsur gizi yang diperlukan tubuh dalam keadaan
seimbang. Unsur gizi yang diperlukan tubuh ini digolongkan atas pemberi tenaga
atau energi, penyokong pertumbuhan, pembangun dan pemelihara jaringan tubuh
serta pengatur metabolisme dan berbagai keseimbangan dalam sel tubuh.
Pemilihan makanan secara naluri
tidak selalu menghasilkan sesuatu yang baik bagi tubuh. Makanan yang dimakan
seseorang dapat ikut menentukan keadaan gizinya sehingga dengan melihat keadaan
gizi seseorang dapat diketahui secara sepintas apakah seseorang itu sudah
mendapatkan makanan yang sesuai atau belum.
Untuk
dapat menyusun menu sehat, seseorang perlu memiliki pengetahuan mengenai bahan makanan
dan zat gizi, kebutuhan gizi seseorang serta pengetahuan
hidangan dan pengolahannya. Menu sehari berarti susunan hidangan untuk satu
hari, terdiri dari beberapa waktu makan yaitu makan pagi, makan siang, makan
malam, serta makan selingan antara makan pagi dengan makan siang serta
antara makan siang dengan makan malam.
b. Syarat Penyusun Menu
Suatu
susunan hidangan sehari-hari secara umum harus memenuhi beberapa fungsi. Pertama
mengandung makanan yang memuaskan selera serta memberikan rasa kenyang. Kedua
mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan untuk berada dalam kondisi
tetap sehat serta dapat melakukan kegiatan sehari-hari. Ketiga
memenuhi nilai-nilai sosial budaya yaitu kebiasaan, pantangan dan sebagainya
dari masyarakat yang mengomsumsi. Keempat, biaya terjangkau bagi konsumennya.
Di
samping keempat hal tersebut perlu diperhatikan beberapa hal lain yang
menunjang seluruh proses konsumsi seseorang yaitu kebersihan, pengolahan yang
tepat sehingga enak dimakan suasana menyenangkan ketika makan.
Dalam
menyusun menu hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Kombinasi rasa yaitu asin,
manis, asam, pahit, pedas jika disukai.
b. Kombinasi warna hidangan
yaitu warna merah, hijau, cokelat, kuning dan sebagainya.
c. Variasi bentuk potongan yaitu
persegi, panjang, tipis, bulat dan sebagainya.
d. Variasi kering atau berkuah
karena ada jenis hidangan berkuah banyak seperti sup, sayur asam maupun yang
sedikit kuah seperti, tumis sayur, sambal goreng serta yang kering seperti ikan
goreng, kering tempe.
e. Variasi teknik pengolahan
yaitu ada hidangan yang diolah dengan teknik pengolahan digoreng, direbus,
disetup dan lain-lain sehingga memberi penampilan, tekstur dan rasa berbeda
pada pada hidangan tersebut.
2. Menu Makanan Pada Berbagai Tahapan Perkembangan
Anak
UMUR
0-6 BULAN
* Anjuran
pemberian makan
Sampai umur 6
bulan
- Beri ASI setiap kali bayi
menginginkan sedikitnya 8 kali sehari, pagi, siang, sore maupun malam.
- Jangan berikan makanan atau
minuman lain selain ASI (ASI eksklusif).
- Susui/teteki bayi dengan
payudara kanan dan kiri secara bergantian.
UMUR 6 – 12
BULAN
Anjuran pemberian makan
* Teruskan pemberian ASI sampai umur 2 tahun.
* Umur 6-9 bulan, kenalkan makanan pendamping ASI dalam bentuk lumat dimulai dari bubur susu sampai nasi tim lumat, 2 kali sehari. Setiap kali makan diberikan sesuai umur :
- 6 bulan : 6 sendok makan
- 7 bulan : 7 sendok makan
- 8 bulan : 8 sendok makan
* Umur 9-12 bulan, beri makanan pendamping ASI, dimulai dari bubur nasi sampai nasi tim, 3 kali sehari. Setiap kali makan diberikan sesuai umur:
- 9 bulan : 9 sendok makan
- 10 bulan: 10 sendok makan
- 11 bulan: 11 sendok makan
* Beri ASI terlebih dahulu kemudian makanan pendamping ASi.
* Pada makanan pendamping ASI, tambahkan telur ayam / ikan / tahu / tempe / daging sapi / wortel / bayam / kacang hijau / santan / minyak pada bubur nasi.
* Bila menggunakan makanan pendamping ASI dari pabrik, baca cara memakainya, batas umur dan tanggal kadaluwarsa.
* Beri makanan selingan 2 kali sehari di antara waktu makan, seperti : bubur kacang hijau, pisang, biscuit, nagasari, dsb.
* Beri buah-buahan atau sari buah seperti air jeruk manis, air tomat saring.
* Mulai mengajari bayi minum dan makan sendiri menggunakan gelas dan sendok.
Anjuran pemberian makan
* Teruskan pemberian ASI sampai umur 2 tahun.
* Umur 6-9 bulan, kenalkan makanan pendamping ASI dalam bentuk lumat dimulai dari bubur susu sampai nasi tim lumat, 2 kali sehari. Setiap kali makan diberikan sesuai umur :
- 6 bulan : 6 sendok makan
- 7 bulan : 7 sendok makan
- 8 bulan : 8 sendok makan
* Umur 9-12 bulan, beri makanan pendamping ASI, dimulai dari bubur nasi sampai nasi tim, 3 kali sehari. Setiap kali makan diberikan sesuai umur:
- 9 bulan : 9 sendok makan
- 10 bulan: 10 sendok makan
- 11 bulan: 11 sendok makan
* Beri ASI terlebih dahulu kemudian makanan pendamping ASi.
* Pada makanan pendamping ASI, tambahkan telur ayam / ikan / tahu / tempe / daging sapi / wortel / bayam / kacang hijau / santan / minyak pada bubur nasi.
* Bila menggunakan makanan pendamping ASI dari pabrik, baca cara memakainya, batas umur dan tanggal kadaluwarsa.
* Beri makanan selingan 2 kali sehari di antara waktu makan, seperti : bubur kacang hijau, pisang, biscuit, nagasari, dsb.
* Beri buah-buahan atau sari buah seperti air jeruk manis, air tomat saring.
* Mulai mengajari bayi minum dan makan sendiri menggunakan gelas dan sendok.
UMUR 1 – 2
TAHUN
Anjuran pemberian makan
* Teruskan pemberian ASI sampai umur 2 tahun.
* Beri nasi lembik 3 kali sehari.
* Tambahkan telur/ayam/ikan/tem-pe/tahu/daging sapi/wortel/bayam/kacang hijau/santan/minyak pada nasi lembik.
* Beri makanan selingan 2 kali sehari di antara waktu makan, seperti: bubur kacang hijau, pisang, bis-cuit, nagasari, dsb.
* Beri buah-buahan atau sari buah.
* Bantu anak untuk makan sendiri..
Anjuran pemberian makan
* Teruskan pemberian ASI sampai umur 2 tahun.
* Beri nasi lembik 3 kali sehari.
* Tambahkan telur/ayam/ikan/tem-pe/tahu/daging sapi/wortel/bayam/kacang hijau/santan/minyak pada nasi lembik.
* Beri makanan selingan 2 kali sehari di antara waktu makan, seperti: bubur kacang hijau, pisang, bis-cuit, nagasari, dsb.
* Beri buah-buahan atau sari buah.
* Bantu anak untuk makan sendiri..
UMUR 2 – 3
TAHUN
Anjuran pemberian makan
* Beri makanan yang biasa dimakan oleh keluarga 3 kali sehari yang terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur dan buah.
* Beri makanan selingn 2 kali sehari diantara waktu makan seperti bubur kacang hijau, biscuit, nagasari.
* Jangan berikan makanan yang manis dan lengket diantara waktu makan.
Anjuran pemberian makan
* Beri makanan yang biasa dimakan oleh keluarga 3 kali sehari yang terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur dan buah.
* Beri makanan selingn 2 kali sehari diantara waktu makan seperti bubur kacang hijau, biscuit, nagasari.
* Jangan berikan makanan yang manis dan lengket diantara waktu makan.
UMUR 3 – 5
TAHUN
Anjuran pemberian
makan : sama dengan anak umur 2 – 3 tahun
3. Pengolahan Makanan
Pengolahan
makanan sangat menentukan hasil dan kualitas suatu masakan. Oleh sebab itu
perlu pengolahan makanan yang baik untuk nutrisi optimal artinya cukup untuk
memenuhi gizi. Kita tentunya berharap
bahwa makanan yang kita masak dapat memenuhi nutrisi bagi yang memakannya,
sehat dan bergizi.
Pengolahan
makanan, baik untuk keluarga maupun masyarakat, perlu mengetahui bahwa proses
pengolahan makanan dapat meningkatkan mutu makanan yang dikonsumsi misalnya
lebih baik dan mudah dicerna.
Namun
dapat juga terjadi hal yang merugikan yaitu bahwa selama proses pengolahan
beberapa zat gizi yang ada pada bahan makanan dapat rusak atau hilang. Oleh
sebab itu perlu diperhatikan tahap-tahap dalam proses pengolahan beberapa zat
gizi yang ada pada bahan makanan dapat rusak atau hilang. Oleh sebab itu perlu
diperhatikan tahap-tahap dalam proses penyiapan makanan dapat rusak atau hilang.
Oleh sebab itu perlu diperhatikan tahap-tahap dalam proses penyiapan makanan
yaitu penyiangan, bahan makanan, pencucian, pemotongan dan pengolahan atau
pemasakan dengan proses pemanasan sebaga berikut :
a. Pencucian
dan penyiangan bahan makan
Pencucian makanan
perlu dilakukan karena bahan makan yang berasal dari bawah tanah sehingga
membawa kotoran dari tanah, tapi juga ada bahan makanan yang kotor karena
serangga atau pun dicuci dengan air tidak bersih sehingga mengandung kotoran
atau racun limbah yang ada dalam air pencucinya. Proses pencucian sebaiknya
sebelum dipotong dengan mengunakan air bersih yang mengalir.
Bahan makan nabati
pada umumnya perlu pembersihan dari bagian-bagian yang tidak dimakan misalnya
kulit, batang yang keras, bijian yang tidak termakan, serat yang keras, bagian
yang busuk atau rusak dimakan binatang atau serangga. Bahan makanan lain yang
disiangi adalah ikan, perlu secepatnya dibuang ingsang dan isi pelarutnya untuk
mencegah terjadinya proses pembusukan yang cepat.
b. Pemotongan
bahan makan
Pemotongan bahan
makan bertujuan untuk memudahkan makan masuk ke dalam mulut dan mengunyah, terutama
bahan makanan yang agak liat dan keras. Pada proses pemotongan atau penghalusan
bahan makan ini, zat-zat gizi mudah keluar dari sel. Dalam keadaan ini bahan
makan mudah terkena udara yang mengandung oksigen dan dapat merusak zat
tersebut (terjadi oksidasi) Zat gizi yang rusak oleh oksidasi udara adalah
thiamin dan vitamin A atau provitaminnya.
Di samping itu, enzim
yang dapat memecahkan zat gizi juga dapat bekerja sehingga mempercepat
pembusukan. Maka sebaiknya bahan makanan dipotong atau dihaluskan dengan jarak
waktu dekat pada saat pengolahannya. Setelah pemotongan dapat diberi bumbu
untuk memperlambat pembusukan dan menambah rasa bahan makanan.
c. Proses
Pengolahan atau Pemasakan
Umumnya pengolahan dilakukan dengan mempergunakan panas, baik
panas langsung seperti membakar sate, maupun panas tidak tidak langsung yaitu
menggunakan bahan perantara seperti menggoreng, merebus. Panas ini mengubah
sifat-sifat kimia makanan yang berakibat lebih lanjut padat sifat-sifat gizi.
d. Pengaruh
Pengolahan makanan
Pengaruh-pengaruh
yang terjadi adalah:
1) Pecahnya
diding sel
Zat
berada dalam sel bahan makanan, terlindungi dari hal-hal yang dapat merusaknya
atau mengganggunya.
2) Melemahkan
dan mematikan mikroba
Berbagai
mikroba terdapat di dalam bahan makanan, ada yang tahan panas dan ada yang
tidak. Beberapa mikroba yang bersifat pathogenic dan menyebabkan penyakit tidak
tahan panas yang cukup tinggi dan lama.
3) Mengubah
berbagai zat gizi secara positif dan negatif
Beberapa
bahan makanan memiliki struktur yang tertutup yaitu berada dalam suatu kantung
misalnya karbohidrat dari nabati.
4) Pemasakan
yang terlalu tinggi dapat menimbulkan zat carcinogenic
Pada
bahan nabati maupun hewan yang diolah dengan panas tinggi sehingga menjadi
hangus, dapat terbentuk ikatan-ikatan yang bersifat carcinogenic yaitu merangsang terjadinya kanker.
5) Panas
dapat meniadakan zat-zat toksik
Beberapa
bahan makanan nabati maupun hewani mengandung zat toksin atau racun alami. Panas
dapat menetralkan pengaruh zat-zat toksi ini. Misalnya dalam daging
ikan tertentu terdapat enzim yang merusak zat gizi dengan pemanasan tertentu
dan waktu tertentu, pengaruh tersebut dapat dihilangkan.
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
Pentingnya Pemeliharaan Kesehatan untuk Anak Usia Dini
Anak usia dini merupakan masa
dimana anak akan mengeksplor dan menggali segala kemampuannya terutama dengan
kegiatan yang melibatkan fisik motoriknya. Telah dijelaskan bahwa karakteristik
anak adalah aktif, tidak mau diam, penjelajah tanguh, memiliki keingintahuan
yang besar, dan lain sebagainya. Menurut Soegeng Santoso dan Anne Lies Ranti,
“anak sehat biasanya akan mampu belajar dengan baik. ia banyak berkomunikasi
dengan teman-temannya, saudara, orangtua dan orang lain di lingkungannya. anak
yang banyak bergaul, ia akan banyak pengetahuan dan pengalaman. anak tidak akan
puas atas sesuatu yang kurang dipahami dan ingin mendapat contoh”.
Ketika anak sedang dalam masa
pertumbuhan dan perkembangan yang pesat ini, sebagai orangtua dan guru
hendaknya selalu memperhatikan kesehatan dan gizi anak agar anak dapat tumbuh
dan berkembang sesuai dengan usianya. Anak yang sehat akan mengalami
perkembangan dan pertumbuhan yang wajar sesuai dengan usianya yaitu sesuai
dengan standar fisik yang dimiliki oleh anak seusianya, juga memiliki kemampuan-kemampuan
yang sesuai dengan standar anak seusianya. Dalam hal ini pemeliharaan kesehatan
sangat diperlukan untuk pengoptimalan pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pemeliharaan kesehatan ini tentunya harus disesuaikan dengan perkembangan anak.
Intensitas dalam pemeliharaan
dalam pelayanan kesehatan anak akan lebih tinggi dari orang dewasa, tentu ini
dikarenakan anak usia dini belum mandiri dan masih membutuhkan bantuan dari
orang lain. Pada anak usia dini juga, harus dibiasakan dan dilatih untuk
mandiri dalam menjaga kesehatan pribadi dengan kegiatan sehari-hari yang mudah
dilakukan oleh anak, seperti memotong kuku, menggosok gigi, melatih untuk mandi
sendiri. Namun dalam hal ini pengawasan dari orangtua dan guru masih sangat
diperlukan untuk membenarkan dan juga menghindari kesalahan yang mungkin
dilakukan oleh anak.
Secara umum, pemeliharaan
kesehatan pada anak usia dini bertujuan agar tidak terjadi penyakit yang dapat
mengganggu belajar serta kecerdasan anak. Selain itu cara pemeliharaan
kesehatan ini bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan diri anak serta
lingkungannya, menjaga jenis makanan yang dikonsumsi, imunisasi tepat waktu,
pembiasaan perawatan diri yang baik, pembiasaan mengatur pola hidup anak yang
baik dan lain sebagainya.
Dalam hal ini perawatan kesehatan
pada anak usia dini dapat diawali dari pemberian makanan yang sehat dan menjaga
kebersihan. Mendidik anak sejak usia dini untuk menanamkan kebiasaan hidup
sehat akan memberikan manfaat bagi kesehatan fisiknya, tentu saja ini harus
didukung oleh orang-orang sekitarnya terutama keluarganya agar mencontohkan
juga membimbing anak untuk hidup dengan sehat. Makanan yang diberikan kepada
anak harus sesuai dengan kebutuhan gizi anak usia dini. Dalam pemberian makanan
pada anak, usahakan makanan tersebut terlihat menarik agar anak tertarik untuk
memakannya. Ini juga dapat bermanfaat ketika anak tidak menyukai suatu makanan,
kita dapat memanipulasi makanan tersebut dengan masakan-masakan, bentuk serta
warna yang menarik untuk anak sehinggga anak mau untuk memakannya. Tentu saja
makanan yang disediakan harus baik dan sehat juga tidak membahayakan anak itu
sendiri dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Tidak dipungkiri ketika
pemeliharaan kesehatan anak usia dini buruk, maka berbagai penyakit dapat
diperoleh anak usia dini. Setiap penyakit memiliki ciri, penyebab dan akibatnya
masing-masing. Gejala penyakit-penyakit yang sering timbul pada anak usia dini
hendaknya diketahui oleh orangtua dan guru agar dapat memantau perkembangan anak
juga memberikan pelayanan yang tepat untuk anak. Guru di kelas perlu
menjelaskan kepada anak mengenai berbagai hal dalam pemeliharaan kesehatan,
yaitu pemeliharaan kesehatan lingkungan, mata, telinga, kulit, gigi, dan
jasmani. Hidup dengan budaya sehat perlu ditanamkan sejak dini, sejak anak
sudah mulai dapat menangkap dengan panca inderanya mengenai arti pentingnya
memelihara dan menjaga kesehatan.
Salah satu bentuk pemeliharaan dan
pelayanan kesehatan pada anak usia dini, salah satunya dapat dilakukan dengan
imunisasi. Imunisasi dilakukan dengan memberikan vaksin kepada seseorang agar
tubuh dapat membuat antibodi sendiri terhadap bibit penyakit. Imunisasi dapat
melindungi anak usia dini dari serangan bermacam-macam virus sehingga
diharapkan seorang anak yang memang sangat rentan terhadap penyakit akan lebih
kuat dan terjaga kesehatannya. Vaksin yang biasanya digunakan dalam imunisasi,
yaitu:
a. BCG (Bacillus Calmette-Guerin)
Untuk mencegah penyakit tuberkulosis
b. Polio oral vaksin
Untuk mencegah panyakit polio
c. DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus)
Untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis, dan
Tetanus
d. Hepatitis B
Untuk mencegah penyakit Hepatitis B
e. Campak
Untuk mencegah penyakit campak
Jadi dapat ditarik kesimpulan
bahwa pemeliharaan kesehatan sangat dibutuhkan untuk anak usia dini selain
untuk pencegahan dari berbagai macam penyakit, juga untuk pembiasaaan pada anak
agar selalu hidup sehat. Pemeliharaan dan pelayanan kesehatan pada anak ini
harus disesuaikan dengan perkembangan anak. Orang tua dan guru dapat menanamkan
hidup sehat pada anak dengan memberikan pembiasaan-pembiasaan dimulai dari hal
yang kecil yang biasa dilakukan anak dikesehariannya, pemberian asupan makan
bergizi yang sesuai dengan kebutuhan anak, juga pemberian imunisasi serta
pemeriksaan kesehatan yang rutin bagi anak usia dini.
2. Keterlibatan Kesehatan Psikologis
Dengan Kesehatan Fisik Pada Anak Usia Dini
Kesehatan seringkali identik
dengan keadaan tubuh atau fisik, namun demikian bahwa pada dasarnya kesehatan
tidak hanya melingkupi fisik saja. Hal ini sesuai dengan Undang-undang
kesehatan No. 23 Tahun 1992 menyatakan bahwa “kesehatan adalah keadaan
sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomi.”
Berdasarkan pengertian tersebut
dapat disimpulkan bahwa keadaan sehat pada seseorang itu tidak hanya melingkupi
fisik atau badan saja tetapi juga keadaan jiwa atau psikis juga ikut menentukan
kualitas kesehatan. Baik kesehatan yang dimaksud bersifat menyeluruh atau
integral. Artinya, kesehatan antara yang satu dengan yang lainnya saling
mempengaruhi.
Adapun pada anak usia dini
kesehatannya melingkupi kesehatan fisik dan psikis, yang keduanya merupakan
komponen penyusun manusia yang saling mempengaruhi. Kesehatan fisik yaitu
terwujud apabila seseorang tidak merasa sakit dan memang secara klinis tidak
sakit, semua organ tubuh normal dan berfungsi normal atau tidak ada gangguan
fungsi tubuh. Sedangkan kesehatan psikis adalah terwujud apabila pikirannya
sehat, emosional sehat dan spiritualnnya sehat. Pertama, pikiran sehat
tercermin dari cara berfikir seseorang yakni mampu berfikir logis atau berfikir
secara runtut. Kedua, emosional yang sehat tercermin dari kemampuan seseorang
untuk mengekspresikan emosinya. Ketiga, spiritual yang sehat tercermin dari
cara seseorang mampu mengekspresikan rasa syukur, pujian, atau penyembahan
terhadap sang pencipta.
Lebih lanjut, kedua jenis
kesehatan tersebut sangatlah berpengaruh antara satu dengan yang lainnya.
Artinya kesehatan fisik sangatlah berpengaruh terhadap kesehatan psikis,
begitupun juga sebaliknya. Dalam hal ini bisa dilihat bahwa ketika anak sehat
secara psikis maka akan menunjang terhadap kesehatan fisiknya, yang kemudian
berpengaruh terhadap semangat dan kesiapan anak untuk beraktivitas.
Lain halnya ketika psikisnya
terganggu maka seringkali menyebabkan fisiknya sakit, dalam hal ini dikenal
dengan istilah somatoform yaitu gangguan mental yang mempengaruhi fisik,
tetapi pada dasarnya, fisiknya tidak mengalami gangguan apa-apa. Adapun contohnya
adalah dengan seorang anak yang mengalami gangguan psikis seperti trauma,
stress, takut yang berlebihan seringkali menyebabkan anak memiliki perilaku
menarik diri, nafsu makannya berkurang, bahkan cenderung takut untuk tidur.
Dengan berbagai penyebab tersebut tentunya akan berdampak pada fisik anak yang
lemas karena kekurangan nutrisi dan di sisi lain energinya terkuras karena
munculnya berbagai pemikiran-pemikiran yang tidak sehat dan emosi yang tidak
sehat. Lebih lanjut hal ini berdampak munculnya penyakit-penyakit fisik seperti
maag, tifus, dan lain-lain.
Selain itu juga, sehatnya fisik
anak juga akan sangat berpengaruh terhadap psikis. Ketika keadaan fisiknya
sehat dalam arti semua organnya normal dan berfungsi normal, maka menunjang
terhadap pemikirannya yang sehat, mampu mengekspresikan emosinya secara positif
dan bahkan mampu berekspresi secara spiritual. Contohnya, anak mampu
konsentrasi dan semangat belajar.
Adapun ketika kondisi fisiknya
terganggu seringkali menyebabkan sakitnya psikis anak atau yang dikenal dengan
istilah psikomatik yaitu gangguan fisik yang mempengaruhi keadaan psikis.
Contohnya adalah ketika anak sakit seperti diare, typus, atau pun gangguan
fisik lainnya cenderung menyebabkan anak menjadi merasa lemas, tidak memiliki
semangat untuk berpikir positif bahkan berdampak terhadap munculnya stress dan
depresi karena penyakit yang dialami. Selain itu juga emosi anak seringkali
tidak terkendali bahkan diekspresikan dengan tantrum.
Berdasarkan uraian di atas dapat
dikatakan bahwa baik kesehatan fisik atau pun psikis merupakan komponen yang
harus senantiasa diperhatikan, dijaga, dan dipelihara. Dengan demikian, anak
akan tumbuh dan berkembang dengan optimal, baik secara fisik maupun psikis.
3. Permasalahan Kesehatan yang Sering
Terjadi pada Anak Usia Dini
a. Kurang Gizi/
Malnutrisi
Banyak anak kekurangan gizi karena
mereka tidak mendapatkan cukup makanan. Atau jika mereka hanya mendapatkan
makanan yang kurang kandungan gizinya, misalnya makanan dengan banyak air dan
serat di dalamnya, seperti ubi kayu, talas akar, atau bubur jagung. Makanan
jenis ini hanya membuat anak-anak menjadi kenyang dan tidak memenuhi kebutuhan
zat gizi untuk pertumbuhannya. Kadang-kadang pada anak ditemukan kekurangan
zat-zat gizi tertentu, seperti kekurangan vitamin A, yodium, dan lain-lain.
Malnutrisi dapat menyebabkan berbagai masalah pada anak, termasuk dalam kasus
ringan seperti:
1)
pertumbuhan lambat
2)
perut bengkak
3)
tubuh kurus
4)
kehilangan nafsu makan
5)
kehilangan energi
6)
pucat (anemia)
7)
luka di sudut-sudut mulut
8)
sering pilek dan infeksi lainnya
9)
rabun ayam
Dalam kasus lain yang lebih serius, yaitu:
1)
berat badan tidak bertambah
2)
pembengkakan kaki (kadang-kadang muka juga)
3)
bintik hitam, 'memar', atau buka mengupas luka
4)
rambut menipis atau bahkan rontok
5)
kurangnya keinginan untuk tertawa atau bermain
6)
luka dalam mulut
7)
kecerdasan tidak berkembang
8)
'Mata kering' (xeroftalmia)
9)
kebutaan
B.
Penyelenggaraan Program Makan di TK/PAUD
Pentingnya pengetahuan gizi dan kualitas kesehatan anak usia
dini secara langsung berpengaruh pada perkembangan dan kebutuhan anak. Salah
satu kebutuhan anak adalah kebutuhan gizi atau asupan makanan bergizi, karena
faktor gizi sangat menentukan perkembangan dan pertumbuhan anak. Dalam sebuah
penelitian yang dilakukan dinyatakan bahwa pemberian makanan yang sehat dan
berprotein akan mempengaruhi perkembangan kognitif anak selanjutnya. Menurut Broom
(2005) apa yang anak makan juga ikut mempengaruhi irama pertumbuhan ukuran
badan dan ketahanan terhadap penyakit. Dengan pentingnya kesehatan dan gizi
bagi anak maka PAUD mengadakan program makan bersama di PAUD dengan menggunakan
metode deskriptif naturalistik. Program ini dilaksanakan seminggu sekali dengan
sajian menu yang berbeda. Makanan yang diberikan merupakan makanan yang ditelah
dinilai nilai gizinya.
- Tujuan
penyelenggaraan makan bersama di PAUD
Dengan diselenggarakan makan bersama di PAUD dapat
memberikan dampak positif. Kelebihannya adalah dapat memberikan motivasi bagi
anak dan guru dalam melaksanakan pola hidup sehat, dapat membimbing anak dalam
mengenalkan berbagai jenis makanan yang bergizi, dapat menciptakan kebersamaan,
mengajarkan tata cara makan, dapat mengenalkan dan membudayakan jenis-jenis
dari makanan.
- Fungsi
penyelenggaraan makanan di TK
a. Menambah konsumsi zat gizi
anak dalam menu makanan sehari-hari.
b. Mendidik sopan santun dalam
acara makan bersama,
c. Memupuk kebersamaan
d. Melatih anak makan berbagai
jenis makanan serta hidangan bergizi
e. Melatih anak mandiri, dalam
hal ini makan sendiri.
f. Melatih anak menggunakan
peralatan makan yang benar
Perlu
di ingat bahwa anak usia TK ini amat memerlukan makanan yang bergizi untuk
pertumbuhan tubuhnya. Juga bahwa melalui pemberian makan disekolah, anak yang
sulit makan atau tidak suka makan, seringkali menjadi mau makan karena suasana
lingkungan dan ada teman di sekolah.
- Syarat makanan di TK
Secara
umum hal yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan makanan di sekolah
adalah :
a. Mengandung zat-zat gizi yang
dbutuhkan anak.
b. Higienis dan tidak
membahayakan anak
c. Mudah dan praktis dalam
pelaksanaan kegiatan makan yaitu mudah dibawa (tidak tumpah), dapat dimakan
dengan cepat (tidak perlu mengupas yang sulit bertulang/duri halus).
d. Dibuat sama jenis hidangan
(bisa beberapa jenis ) dan porsi yang standar sehingga cukup menyenangkan anak.
e. Efesien dan mudah dalam
pengolah program makan, persiapan, pengolahan dan penyajian.
f. Memenuhi syarat-syarat makan
anak usia tertentu.
-
Tahap-tahap penyelenggaraan makan di sekolah
a.
Persiapan
Tahap
persiapan adalah tahap awal yang cukup memerlukan pemikiran dan usaha dari
berbagai pihak yaitu:
1. Kepala
sekolah atau pimpinan sekolah mengatur jadwal kegiatan sekolah dalam hal
penentuan waktu dan lama makan
2. Kepala
sekolah dan staf guru menentukan frekwensi penyelenggaraan makan oleh sekolah.
3. Kepala
sekolah dan guru menentukan menu makanan dengan memperhitungkan anggaran yang
tersedia dan bahan makanan yang ada, tenaga, dan peralatan yang ada
serta kesukaan anak dan kemudahan untuk disantap anak TK.
4. Libatkan
orang tua pada waktu penyelenggaraan makan di sekolah. Sebaiknya orang tua
diberitahu mengenai menu makan anak sehingga dapat bekerjasama yaitu :
- Ikut
menjelaskan mengenai makanan itu untuk kesehatan anak.
- Memperhatikan
pemberian makanan kepada anak sebelum dan sesudah makan.
Berikut
ini contoh beberapa hidangan:
Makanan
Utama : Nasi, Sop, dan Sayur, bubur ayam,
Nasi,
Sayur Asam dan teri goreng
Makanan
selingan : Bubur kacang hijau, ketan hitam, singkong, jagung muda, pudding, jagung kue,
bolu pelangi
5. Persiapan
guru untuk program makan
Sebaiknya sebelum makan anak diberi penjelasan mengenai
makan maupun cara makan yang benar. Guru menjelaskan dengan menggunakan alat
dan bahan sebenarnya dan media lainnya. Guru merencanakan ketika menyusun
rencana pengajaran sehari atau beberapa hari sebelumnya, membuat alat peraga, hiasi
kelas, lembaran kerja siswa untuk mewarnai atau menggunting dan sebagainya.
6. Kepala
sekolah menentukan pelaksanaan yaitu tempat pengolahan personel yang
mengerjakan dan pembelian bahan dan persiapan alat-alat.
Berikut
ini disajikan contoh perencanaan makanan anak TK yang sederhana:
- Langkah
pertama : Penyusunan menu
Berdasarkan
informasi, diketahui bahwa daerah setempat bayak menghasilkan sayuran, kacang-kacangan
di samping hasil pertanian lainya seperti jagung dan singkong.
Contoh
perencanaan hidangan untuk anak TK
1) Berdasarkan
informasi, diketahui bahwa daerah tersebut terdapat banyak menghasilkan sayuran
dan kacang-kacangan serta telur (daerah pegunungan) disampin hasil pertanian
sepeti singkong dan jagung. Menu disusun mengandung protein, karbohidrat, vitamin
dan mineral. Berdasarkan kebutuhan anak dan bahan makanan yang menu untuk makan
2 kali seminggu adalah :
Minggu
ke Hari
ke Jenis
hidangan Nama
hidangan
|
I I Makanan
utama Nasi
putih,Sop Jagung-telur
4 Makanan
Selingan Bubur
kacang hijau
|
II 1 Makanan
Utama Singkong
kukus,orak arik
Telor
dengan sayur asam
4 Makanan
selingan Lepek
jagung
|
III I Makanan
Utama Nasi
jagung,sop sayur dan
Kacang
merah
4 Makanan
selingan Ketimus (kue singkong kukus)
|
IV 1 Makanan
Utama Nasi putih,sayuran, dadar telur
4 Makanan
selingan Kue mata roda
|
2) Penghitungan
kebutuhan belanja
Data
jumlah anak TK : 40 anak, usia : 3-6
Berdasarkam
menu, dapat dilakukan belanja atau disiapkan bahan makanan secara bersamaan
atau bertahap. Beras, telor dan bahan yang tahan lama dapat dibeli dalam jumlah
yang besar sekaligus. Hanya sayuran yang perlu dibeli segar untuk dimasak. Hanya
sayuran yang perlu dibeli segar untuk dimasak hari itu.
3) Persiapan
alat pengolahan dan alat makan serta alat penghidang berdasarkan jumlah anak
dan jenis hidangan dapat diketahui kebutuhan alat saat ini.
b.
Pelaksanaan
1)
Pelaksanaan pengolahan makanan
Pada
waktu pengolahan yang amat perlu diperhatikan adalah hal kebersihan bahan, alat
dan cara memasak. Bahan harus bersih dari kotoran dan bagian-bagian yang
berbahaya atau sulit dimakan bagi anak. Misalnya duri, tulang kecil, biji dan
lainnya.
2)
Pelaksanaan acara makan di kelas
Makanan
yang telah dimasak dapat dibagi kepada anak dengan cara :
a. Diporsikan, disiapkan baru
dari dapur dalam piring-piring dan dibawa ke ruang kelas atau makanan bersama
wadahnya dibawa ke kelas dan diporsikan disana.
b. Anak mengambil sendiri dari
wadah makanan di ruang kelas.
c.
Pengawasan
Setiap
kegiatan memerlukan pengawasan pada tahap-tahap kegiatan tersebut. Pengawasan pada
waktu pelaksanaannya makan amat diperlukan, oleh kepala sekolah maupun guru, saat
pengolahan makanan dan saat acara makan di kelas.
d.Penilaian
Penilaian
dilakukan untuk semua tahap penyelenggaraan makan, mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, pengawasannya. Misalnya dapat dipertanyakan :
- Apakah
menu baik ?
- Apakah
makanan disukai anak ?
- Apakah
pembiayaannya tepat ?
Penilaian ditulis dan dibahas bersama oleh kepala sekolah
dan guru serta pengolahan makanan. Kepada orang tua dapat juga dibahas mengenai
penyelenggaraan makan ini.
BAB
IV
KESIMPULAN
DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Kesehatan merupakan bagian penting
pada manusia dalam menjalani kehidupan, sebab kondisi kesehatan akan
mempengaruhi kualitas seseorang. Kesehatan yang kurang baik dapat menyebabkan
rasa tidak nyaman pada seseorang, terutama pada anak usia dini yang masih
sangat rentan terserang virus. Penyakit yang menyerang kesehatan dapat
datang kapan saja pada seseorang bila stamina atau imunnya sedang lemah. Dampak
dari gangguan kesehatan ada bermacam-macam, hal tersebut dapat meliputi
gangguan fisik dan psikis.
Makanan sehat adalah makanan yang beragam, bergizi, dan
berimbang, serta aman bila dikonsumsi. Fungsi makanan bukan hanya sekedar untuk
menghilangkan rasa lapar, tetapi lebih utama adalah untuk mendapatkan tenaga,
mendapatkan zat-zat pembangun bagi sel-sel tubuh, mempertinggi daya tahan tubuh
terhadap penyakit, serta untuk menjamin kelancaran segala macam proses yang
terjadi di dalam tubuh. Makanan sehat dan tidak sehat memiliki ciri-ciri khusus
untuk dapat membedakan antar keduanya
B. Rekomendasi
Setelah mengetahui pentingnya
makanan sehat untuk memacu perkembangan dan pertumbuhan anak-anak, maka harus
diperhatikan beberapa hal :
1. Berikan
penjelasan kepada anak tentang makanan sehat bagi tubuh dan perkembangan anak
sejak dini.
2. Berikanlah
makanan kepada anak-anak dengan gizi yang seimbang
3. Selalu
mengingatkan dan menjelaskan kepada anak-anak tentang zat-zat negatif
yang ada di makanan siap saji dan dampaknya bagi kesehatan tubuh.
DAFTAR
PUSTAKA
Almatsier, S.2001. Prinsip
Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Francin, P.2005. Gizi
Dalam Kesehatan Reproduksi. EGC: Jakarta.
Moehji, S.1982. Ilmu
Gizi. Jilid I. Bhatara Karya Pustaka: Jakarta.
Santoso,Soegeng
dan Anne Lies Ranti.2009. Kesehatan dan
gizi. Jakarta: Rineka Cipta.
Supariasa, I.2002. Penilaian
Status Gizi. EGC: Jakarta.
Hendawati, Y. dan Suko P. Panduan Pengetahuan Ilmu Kesehatan dan Gizi. UPI Bandung: Bandung