.
Poerwadarminta (1984) memberikan
arti kepada “pelatihan” sebagai pelajaran untuk membiasakan atau memperoleh
sesuatu kecakapan. Flippo (1961) menegaskan bahwa pelatihan pada dasarnya
merupakan suatu usaha pengetahuan dan kecakapan agar karyawan dapat mengerjakan
suatu pekerjaan tertentu.
Berdasarkan uraian di atas,
pelatihan dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan pendidikan yang dilakukan
dengan sengaja, terorganisir dan sistematik di luar sistem persekolahan untuk
memberikan dan meningkatkan suatu pengetahuan dan keterampilan tertentu kepada
kelompok tenaga kerja tertentu dalam waktu yang relatif singkat dengan metode
yang mengutamakan praktek daripada teori, agar mereka memperoleh pengetahuan,
sikap dan keterampilan dalam memahami dan melaksanakan suatu pekerjaan tertentu
dengan cara yang efisien dan efektif.
Pelatihan dilaksanakan guna
mengajarkan sejumlah pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dibutuhkan
anggota / kader penggerak suatu organisasi atau untuk peningkatan kemampuan
dalam menjalankan aktivitas tertentu. Telah banyak metode pelatihan yang telah
dikenal, antara lain program pelatihan di tempat kerja (On the job training),
pelatihan di kelas, dan pelatihan vestibule (balai), sejenis pelatihan dengan
simulasi menggunakan peralatan dalam laboratory setting. Saat ini telah
dikembangkan pula pelatihan di alam terbuka (outdoor) misalnya outbond
management training, yaitu metode pelatihan di alam terbuka dengan penekanan
pada pengembangan kemampuan di bidang manajemen organisasi dan pengembangan
diri (personal development) yang disimulasikan melalui permainan-permainan yang
secara langsung bisa dirasakan oleh peserta dengan tujuan untuk meningkatkan
motivasi dan kepercayaan diri (personal development), berpikir kreatif
(inovasi), rasa kebersamaan, saling percaya (trust) dll.
Menurut Stoner (1996) Manajemen
adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan semua sumber daya
yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Pengelolaan program pelatihan
tidak jauh berbeda dengan pengelolaan sebuah proyek atau program tertentu. Akan
tetapi, seringkali pengelolaan program pelatihan dianggap sebagai suatu yang
sederhana hingga banyak dikesampingkan. Hal ini ditengarai dengan "tingkat
keseriusan dan komitmen" berbagai pihak. Banyak pihak lebih memperhatikan
dan lebih menguntungkan "mengelola proyek fisik" daripada
"proyek pengembangan sumberdaya manusia melalui program pelatihan".
Di samping itu, tercermin pula dalam "penyediaan atau alokasi dana"
yang relatif kecil untuk komponen pelatihan, baik pelatihan bagi staf maupun
pelatihan bagi kelompok sasaran.
Sekaitan dengan judul tulisan ini,
terdapat dua kata yang dikombinasikan, yakni “manajemen” dan “pelatihan”. Kata
manajemen berasal dari bahasa Inggris management, yang dalam bahasa Indonesia
disebut “pengelolaan”, sedangkan kata pelatihan merupakan asli bahasa
Indonesia, yang dalam bahasa Inggris disebut “training”. Dengan kata lain,
judul tulisan ini dapat juga disebutkan sebagai “manajemen training” atau
“pengelolaan pelatihan”, yakni proses penggunaan sumber daya secara efektif
untuk mencapai sasaran yang berupa kegiatan memahirkan.
Setiap pengelola pelatihan tidak
dapat menggantungkan keberhasilan pelatihan dari satu atau dua aspek saja,
tetapi harus melihat secara komprehensif semua faktor yang dapat
mempengaruhi keberhasilan pelatihan tersebut. Salah satu aspek yang sangat
penting tersebut adalah aspek manajemen, yaitu bagaimana sebuah pelatihan
dikelola dan diarahkan pada pencapaian tujuan.
Manajemen pelatihan,
dalam konteks yang lebih luas manajemen pelatihan memiliki dimensi tentang
bagaimana pengelolaan pelatihan, supaya pelatihan bisa berjalan dengan baik dan
berhasil secara efektif dan efisien. Manajemen pelatihan secara konsep bisa
diartikan “Proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan
Pengevaluasian terhadap kegiatan pelatihan dengan memanfaatkan aspek-aspek
pelatihan untuk mencapai tujuan pelatihan secara efektif dan efisien”. Dalam
konteks yang lain manajemen pelatihan atau pengelolaan pelatihan identik dengan
manajemen proyek atau pada istilah lain sama dengan mengelola proyek.