a. Kepemimpinan
Visioner
kepemimpinan Visioner adalah
kemampuan pemimpin dalam mencipta, merumuskan,
mengkomunikasikan/mensosialisasikan/ mentransformasikan dan mengimplementasikan
pemikiran - pemikiran ideal yang berasal dari dirinya atau sebagai hasil
interaksi sosial antara anggota organisasi yang diyakini sebagai cita-cita
organisasi dimasa depan yang harus diraih atau diwujudkan melalui komitmen
semua personil.
Seseorang dapat dikatakan sebagai
pemimpin yang Visioner dalam menghasilkan pendidikan yang produktif, bila
selama melaksanakan tanggugjawabnya sebagai sebagai seorang pemimpin dapat
mengelola proses pendidikannya yang tersedia (jika memungkinkan mengadakan
sumber daya yang baru) telah berhasil menciptakan output yang sesuai dengan
visi yang ditetapkan dan berdaya guna menjadi SDM yang handal sesuai dengan
harapan atau keinginan stakeholder/pengguna jasa pendidikan, dimana hasilnya
dapat menciptakan lulusan yang memiliki benefit terhadap individu yang
melakukannya berupa kemampuan / keahlian yang relevan dengan kehidupan dan
dapat menolong diri dan keluarga dalam kehidupannya.
Agar menjadi pemimpin yang
visioner, maka seseorang harus :
a. Memahami
konsep visi
Visi adalah idealisasi pemikiran tentang masa depan
organisasi yang merupakan kekuatan kunci bagi perubahan organisasi yang
menciptakan budaya dan perilaku organisasi yang maju dan antisipasi terhadap
persaingan global sebagai tantangan zaman.
b. Memahami
karakteristik dan unsure visi.
Suatu visi memiliki karakteristik sebagai berikut :
-
Memperjelas arah dan tujuan, mudah dimengerti dan diartikulasikan
-
Mencerminkan cita-cita yang tinggi
-
Menumbuhkan inspirasi, semangat, kegairahan, dan komitmen
-
Menciptakan makna bagi anggota organisasi
-
Menyiratkan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh organisasi
-
Kontekstual dalam arti memperhatikan secara seksama hubungan organisasi dengan
lingkungan dan sejarah perkembangan organisasi yang bersangkutan.
b. Kepemimpinan
Transformasional
Kepemimpinan transformasional
dibangun dari dua kata, yaitu kepemimpinan dan transformasioanal. Kepemimpinan
sebagaimana yang telah dijelaskan diawal merupakan setiap tindakan yang
dilakukan oleh seseorang untuk mengkoordinasikan, mengarahkan dan mempengaruhi
orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Istilah
transformasi berasal dri kata transform, yang bermakna mentransformasikan atau
mengubah sesuatu menjadi bentuk lain yang berbeda, misalnya mentransformasikan
visi menjadi realita, atau mengubah sesuatu yang potensial menjadi actual.
Burns (1978) orang yang
disebut-sebut sebagai yang pertama kali menggagaskannya, mendefinisikan
kepemimpinan transformasional sebagai “a
process in which leaders and followers raise to higher leves of morality
and motivation”. Gaya kepemimpinan semacam ini akan mampu membawa kesadaran
para pengikut dengan memunculkan ide-ide produktif, hubungan yang sinergikal,
kebertanggungjawaban, kepedulian edukasional dan cita-cita bersama, pemimpin
dengan kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan yang memiliki visi ke
depan dan mampu mengidentifikasikan perubahan lingkungan serta mampu
mentransformasi perubahan tersebut ke dalam organisasi, mempelopori perubahan
dan memberikan motivasi dan inspirasi kepada individu untuk kreatif dan
inovatif serta membangun kerja sama yang solid. Yuki (1996) menyimpulkan esensi
kepemimpinan transformasional adalah memberdayakan para pengikutnya untuk
bekerja secara efektif dengan membangun komitmen mereka terhadap nilai-nilai
baru, mengembangkan keterampilan dan kepercayaan mereka, menciptakan iklim yang
kondusif bagi berkembangnya inovasi dan kreativitas.
Pemimpin transformasioal
sesungguhnya merupakan agen perubahan, karena memang erat kaitannya dengan
transformasi yang terjadi dalam suatu organisasi. Fungsi utamanya adalah
berperan sebagai katalis perubahan, bukanya sebagai control perubahan. Seorang
pemimpin transformasional memiliki visi yang jelas, memiliki gambaran holistic
tentang bagaimana organisasi dimasa depan ketika semua tujuan dan sasarnnya
telah tercapai.
Karakteristik pemimpin trasformasional, menurut Aan
Komariah dan Cepi Triatna (2006;78) adalah sebagai berikut :
1.
Pemimpin yang memiliki wawasan jauh ke depan dan
berupaya memperbaiki dan mengembangkan organisasi bukan untuk saat ini tetapi
di masa datang. Dan oleh karena itu pemimpin ini dapat dikatakan pemimpin
visioner.
2.
Pemimpin sebagai agen perubahan dan bertindak
sebagai katalisator, yaitu yang memberi peran mengubah sistem ke arah yang
lebih baik. Katalisator adalah sebutan lain untuk pemimpin transformasional
karena ia berperan meningkatkan segala sumber daya manusia yang ada.
Berusaha memberikan reaksi yang menimbulkan semangat dan daya kerja cepat
semaksimal mungkin, selalu tampil sebagai pelopor dan pembawa perubahan.
Model
kepemimpinan trasformasional dalam bidang pendidikan memang perlu
diterapkan seperti kepala sekolah, kepala dinas, dirjen dll. Model
kepemiminan ini memang perlu diterakan sebagai salah satu solusi krisis pemimin
pendidikan terutama dalam bidang pendidikan. Adapun alas an-alasan mengapa
perlu diterapkan model kepemimpinan transformasional didasarkan pendapat Epitropika
(2001:1) mengemukakan enam hal mengapa kepemimpinan transformasional
penting bagi suatu organisasi, yaitu:
1.
Secara signifikan meningkatkan kinerja
organisasi
2.
Secara positif dihubungkan dengan orientasi
pemasaran jangka panjang dan kepuasan pelanggan
3.
Membangkitkan komitmen yang lebih tinggi
kepada para anggotanya terhadap organisasi
4.
Meningkatkan kepercayaan pekerja dalam manajemen
dan perilaku keseharian organisasi
5.
Meningkatkan kepuasan pekerja melalui pekerjaan
dan pemimpin
6.
Mengurangi stress para kinerja dan meningkatkan
kesejahteraan.
Implementasi model kepemimpinan
transformasional dalam organisasi pendidikan perlu memperhatikan hal- hal
sebagai berikut :
1.
Mengacu pada nilai-nilai agama yang ada
dalam organisasi atau bahkan suatu negara
2.
Disesuaikan dengan nilai-nilai yang terkandung
dalam sistem organisasi tersebut
3.
Karena sistem pendidikan merupakan suatu
sub sistem maka harus memperlihatkan sistem yang lebih besar yang ada
diatasnya seperti sistem negara
4.
Menggali budaya yang ada dalam organisasi
tersebut