Definisi kualitas memiliki konotasi yang bermacam – macam
tergantung orang yang memakainya. Kualitas berasal dari bahasa latin yakni “Qualis” yang berarti what kind of (tergantung kata apa yang mengikutinya). Kualitas
menurut Deming ialah kesesuaian dengan kebutuhan. Kualitas menurut Juran ialah
kecocokan dengan kebutuhan (Usman, 2006 : 407).
Menurut Coombs
melihat konsep kualitas pembelajaran tidak hanya diukur dari prestasi
belajar, seperti yang dikaitkan dengan kurikulum dan standarnya saja tetapi kualitas
harus dilihat dari segi relevansi dan sejauh mana apa yang diajarkan dan
dipelajari itu sesuai dengan kebutuhan belajar saat ini dan untuk masa yang
akan datang. Lebih jauh dikemukakan bahwa masalah kualitas pembelajaran
hendaknya dikaitkan dengan keseluruhan dimensi kualitas secara sistemik yang
berubah dari masa ke masa (Sabur, 1998 : 53).
Beeby melihat kualitas pembelajaran dari tiga perspektif
yaitu: perspektif ekonomi, sosiologi dan pendidikan. Berdasarkan perspektif
ekonomi, yang berKualitas adalah pendidikan yang mempunyai kontribusi tinggi
terhadap pertumbuhan ekonomi. Lulusan pendidikan secara langsung dapat memenuhi
angkatan kerja di dalam berbagai sektor ekonomi. Dengan bekerjanya mereka
pertumbuhan ekonomi dapat didorong lebih tinggi. Menurut pandangan sosiologi,
pendidikan yang berKualitas adalah pendidikan yang bermanfaat terhadap seluruh
masyarakat dilihat dari berbagai kebutuhan masyarakat, seperti mobilitas sosial,
perkembangan budaya, pertumbuhan kesejahteraan, dan pembebasan kebodohan.
Sedangkan menurut perspektif pendidikan, melihat Kualitas pendidikan dari sisi
pengayaan (richness) dari proses
belajar mengajar dan dari segi kemampuan lulusan dalam hal memecahkan masalah
(1998 : 33).
Sedangkan menurut Sudradjad pembelajaran yang berkualitas
adalah pendidikan yang mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan atau
kompetensi, baik kompetensi akademik maupun kompetensi kejuruan, yang dilandasi
oleh kompetensi personal dan sosial, serta nilai–nilai akhlak mulia, yang
keseluruhannya merupakan kecakapan hidup (life
skill), lebih lanjut Sudradjad mengemukakan pembelajaran berkualitas adalah
pembelajaran yang mampu menghasilkan manusia seutuhnya (manusia paripurna) atau
manusia dengan pribadi yang integral (integrated
personality) yaitu mereka yang mampu mengintegralkan iman, ilmu dan amal
(2005 : 17).