Keterampilan
membuka pelajaran dimaksudkan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik siap secara mental dan penuh perha-tian untuk
memulai mengikuti pembelajaran. Pendidik harus mampu menarik perhatian dan
memotivasi peserta didik agar segera siap memperhatikan materi yang akan
dibicarakan pada pertemuan tersebut.
Jika ada pepatah “kesan pertama
begitu menggoda, selanjutnya terserah Anda”, maka pada keterampilan membuka
pelajaran ini pendidik harus dapat memberi kesan yang “menggoda” agar peserta
didik “terperangah” dan “terpaku” seperti terkena magnet dan sihir dari sang
pendidik.
Kegiatan membuka pelajaran yang umum
berupa berdoa, presensi dan mena-nyakan peserta didik yang tidak hadir,
mengemukakan topik hari itu, mengaitkan topik dengan kehidupan sehari-hari atau
dengan topik pertemuan sebelumnya. Jika membu-ka pelajaran hanya demikian terus
menerus, maka lama-kelamaan peserta didik bosan dan sama sekali tidak tertarik
untuk mendengarkan.
Oleh karena itu
tugas pendidik untuk mencari trik atau kiat-kiat untuk dapat menghidupkan
suasana di awal pembelajaran, misalkan membawa media atau sesu-atu yang nampak
ganjil di mata anak didik tetapi ada kaitannya dengan topik hari itu, atau
bercerita sesuatu yang aktual yang berkaitan dengan topik, atau tiba-tiba kita
memberi kejutan “bernyanyi” dari suatu lagu terkenal yang syairnya diganti
dengan isi materi yang akan diajarkan. Semua itu tergantung kreativitas kita,
tetapi harus diingat kesan pertama ini pasti membekas di hati anak didik, jadi
usaha “mati-matian” harus kita lakukan. Ketertarikan peserta didik akan membawa
pengaruh positif pada kelan-caran proses pembelajaran dan pembangkitan minat
dan motivasi belajar mereka.
Kegiatan menutup
pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri kegiatan inti
pelajaran. Usaha menutup pelajaran tersebut dimaksudkan untuk memberikan
gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat
pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan guru antara lain adalah merangkum kembali atau
menyuruh siswa membuat ringkasan dan mengadakan evaluasi tentang materi
pelajaran yang baru diberikan. Seperti halnya kegiatan membuka pelajaran,
kegiatan menutup pelajaran ini harus dilakukan guru tidak saja pada akhir jam
pelajaran tetapi juga pada akhir setiap penggal kegiatan dari inti pelajaran
yang diberikan selama jam pelajaran itu. Seperti halnya kegiatan membuka
pelajaran, kegiatan menutup pelajaran juga tidak mencakup urut-urutan kegiatan
rutin seperti memberi tugas dirumah, tetapi kegiatan yang ada kegiatan langsung
dengan penyampaian materi pelajaran.
Namun demikian,
dalam pembelajaran guru sering tidak melakukan usaha membuka dan menutup
pelajaran tersebut. Setelah melakukan tugas rutin seperti menenangkan kelas,
mengisi daftar hadir, menyuruh siswa menyiapkan alat-alat pelajaran guru
langsung saja masuk pada kegiatan inti pelajaran. Misalnya guru berkata: “Anak-anak
hari ini bu guru akan mengenalkan tentang bentuk pangkat, akar,dan logaritma
adalah ...”
Setelah
pelajaran usai guru tidak melakukan usaha menutup pelajaran. Ia langsung
berkata: “Anak-anak waktunya sudah habis, pelajaran ini kita lanjutkan besok.
Selamat siang anak-anak”. Selain itu, dalam inti pelajaran yang bermaksud
mengajarkan macam-macam bangun ruang dengan sifat-sifatnya, guru menerangkan
terus sampai selesai tanpa ada usaha merangkum ciri-ciri bangun ruang.
Disamping itu, guru juga tidak melakukan kegiatan membuka pelajaran sebelum
menerangkan pengertian bangun ruang. Prosedur mengajar demikian itu tidak
memungkinkan mental siswa siap untuk menerima pelajaran dan perhatian siswa
belum terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Sebagai akibatnya adalah
siswa akan merasa bahwa pelajaran yang diterimanya membosankan, tidak bermakna
baginya, sukar dipahami, dan mereka akan tidak berusaha keras untuk
memahaminya.
Ada berbagai
alasan mengapa guru tidak melakukan kegiatan membuka dan menutup pelajaran
antara lain karena lupa, tidak ada waktu, atau memang belum mempunyai
keterampilan untuk melaksanakannya. Karena pentingnya fungsi membuka dan
menutup pelajaran ini dalam pembelajaran, maka sangat perlu bagi setiap guru
untuk memperoleh pengalaman serta latihan yang intensif dalam membuka dan
menutup pelajaran.