Tidak ada orangtua yang mendambakan
buah hatinya menjadi seorang pembohong. Jujur sebagaimana bohong bukan
merupakan sifat bawaan, tetapi lahir dari proses belajar dan pembiasaan. Anak
belajar kejujuran dari lingkungan tempat mereka tumbuh, mereka akan jujur apa
bila lingkungan disekitar memelihara kejujuran. Sebaliknya mereka akan menjadi
tidak jujur manakala lingkungannya sarat dengan nilai-nilai kebohongan.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia
(KBBI), jujur adalah lurus hati, tidak berbohong, tidak curang, tulus
ikhlas. Sedangkan kejujuran adalah sifat jujur, ketulusan hati, kelurusan
hati. Oleh karena itu pengertian kejujuran atau jujur adalah mengatakan atau
memberikan informasi yang sebenarnya atau sesuai dengan kenyataan, kejujuran
merupakan investasi yang sangat berharga, karena dengan kejujuran akan sangat
memberikan manfaat bagi diri kita baik sekarang maupun di waktu yang akan
datang.
“Kejujuran adalah dasar dari komunikasi yang efektif dan
hubungan yang sehat (Kelly, 2003/2005). Hal ini membuktikan bahwa
kejujuran sangat penting agar hubungan anak dan keluarga dapat terjalin dengan
harmonis. Kejujuran juga akan menciptakan komunikasi yang baik antara orang tua
dan anak, sehingga dapat menciptakan rasa saling percaya. Namun pada
kenyataannya nilai kejujuran pada anak sangatlah kurang, banyaknya anak yang
suka berbohong untuk membela dirinya sendiri, baik di dalam keluarga maupun di
lingkungan masyarakat.
Lebih memprihatinkan lagi banyaknya anak yang tidak jujur di
lingkungan sekolah, seperti banyaknya murid yang menyontek pada saat ulangan
maupun ujian, hal ini mereka lakukan karena mereka malas atau enggan untuk
belajar. Banyak juga diantara mereka yang membolos dari sekolah, dari rumah
berpamitan pada orang tua untuk ke sekolah ternyata mereka tidak sampai ke
sekolah ada yang berkeliaran di pasar dan juga di tempat umum lainnya, hingga
waktu pulang sekolah hal ini menunjukan bahwa tingkat kejujuran di kalangan
generasi muda sangatlah kurang.
Sebagai solusi dari permasalahan diatas maka guru berperan
penting dalam mengembangkan nilai kejujuran pada anak sejak usia dini,
memberikan pelajaran agama dan pendidikan moral di sekolah, disamping itu juga
memberikan sanksi terhadap murid yang bertindak tidak jujur saat ujian
berlangsung. Dengan demikian, dapat melatih anak untuk bersikap lebih disiplin
dan bertindak jujur, serta mengetahui bahwa bersikap tidak jujur dapat
merugikan dirinya sendiri maupun orang lain.
Disamping peranan guru orang tua juga memegang
peranan yang penting dalam mengembangkan nilai kejujuran pada anak. “Seluruh
Etika Kejujuran dan Intrgritas di mulai sejak dini” (Kelly 2003/2005).
Oleh karena itu peran orang tua dalam menanamkan nilai kejujuran pada anak
sejak usia dini sangat penting, pada saat anak-anak mulai bisa berbicara kita
harus mengajarkan pada anak untuk selalu jujur, hal tersebut juga harus selalu
di dukung dengan contoh atau perilaku yang jujur secara langsung dari orang tua
sehingga anak bisa mencontoh hal yang baik dari orang tuanya, dengan demikian
anak akan tumbuh dengan nilai kejujuran yang tinggi dan memiliki rasa tanggung
jawab yang akan berguna bagi dirinya baik di masa sekarang maupun yang akan
datang.