1.
Pengertian
Pendidikan
Pendidikan
adalah pertolongan orang-orang yang bertanggung jawab atas perkembangan anak
supaya ia tumbuh dan berkembang menjadi dewasa. Pendidikan adalah usaha sadar
untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan
latihan bagi peranannya di masa yang akan datang (UU No. 21 / 1989 Bab I Pasal
1).
Gunawan
(2005) mengemukakan bahwa
”Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”
Nanang
Fatah dalam skripsi Sumiati (2005 : 30) mengemukakan bahwa pendidikan sama
dengan hidup. Pendidikan adalah keseluruhan pengalaman belajar setiap orang
sepanjang hidupnya. Pendidikan berlangsung tidak dalam batas usia tertentu,
tetapi berlangsung sepanjang hidup, sejak lahir sampai mati.
Coombs
dalam skripsi Sumiati (2005 : 30) mendefinisikan pendidikan formal adalah
sistem pendidikan yang mempunyai struktur berjenjang dan bertingkat, mulai dari
SD sampai Universitas atau perguruan tinggi termasuk di dalamnya
kegiatan-kegiatan yang berorientasi umum dan akademik serta latihan profesional
yang dilaksanakan dalam waktu yang terus menerus. Sedangkan pendidikan
nonformal adalah semua bentuk kegiatan yang terorganisasikan di luar sistem
sekolah yang mapan, yang dilaksanakan secara sengaja untuk melayani peserta
didik guna mencapai tujuan belajarnya, baik yang dilakukan secara terpisah
maupun yang merupakan bagian terpenting dari suatu kegiatan yang luas.
2.
Konsep
Pendidikan Dalam Keluarga
Keluarga
merupakan unsur terpenting dalam pembentukan perilaku anak. Keluarga adalah
orang yang pertama dikenal anak dan akan mempengaruhi dalam perkembangannya.
Oleh karena itu keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama diterima
oleh anak. Seorang anak dalam lingkungan sosial mampu mengenal dirinya dan membentuk
kepribadian melalui proses perkenalan dan interaksi antara dirinya dengan
anggota keluarga.
Keluarga
adalah lingkungan awal dari kehidupan anak yang berpengaruh besar dalam
pembentukan kepribadian anak. Sikap dan perlakuan keluarga baik sifat positif maupun
sifat negatif akan diterima oleh anak, maka untuk membentuk dan mengembangkan
konsep diri yang positif pada anak diperlukan porsi perlakuan positif yang
lebih banyak dari pada perlakuan negatif.
Menurut
Teori Tabularasa, seorang anak tak ubahnya secarik kertas putih yang bersih
tanpa noda. Gambaran anak yang akan muncul pada anak tergantung dari tulisan
apa yang ditorehkan dalam kertas tersebut. Apabila tulisan yang baik yang
ditorehkan maka anak itu akan berperilaku baik, tetapi apabila tulisan-tulisan
yang ditorehkan jelek maka yang akan muncul perilaku yang jelek pula.
Telah
ditegaskan oleh para ahli ilmu jiwa dan pendidikan bahwa pengalaman-pengalaman
sosial yang benar dari berbagai bentuk interaksi yang dilakukan anak di dalam
lingkup keluarga pada tahun-tahun pertama dari kehidupannya, memiliki peranan
penting dalam pembentukan dan pembinaan kepribadiannya dalam pembentukan
perilaku kebudayaan dan penyesuaian dirinya.
Pembentukan
kepribadian anak sangat membutuhkan kerja sama antar keluarga dan sekolah,
karena pada dasarnya pembentukan kepribadian anak terletak di lingkungan
keluarga, keluarga juga bertugas untuk mengajarkan kepada anak mengenai
nilai-nilai agama, tradisi, kemasyarakatan, keterampilan dan pola perilaku
dalam segala aspek. Dalam hal ini keluarga harus benar-benar berperan sebagai
sarana pendidikan dan pemberi nilai-nilai budaya yang mendasar dalam kehidupan
anak, keluarga harus membekali anak dengan pengetahuan bahasa, agama serta
mengajarkan tentang berbagai pemikiran, kepercayaan dan nilai-nilai yang baik.
Pendidikan
keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang
diselenggarakan dalam keluarga yang memberi keyakinan agama, nilai budaya,
moral dan keterampilan. Ngalim Purwanto dalam Skripsi Suparida (2003 : 9) mengatakan
: Pendidikan keluarga merupakan fundamen atau dasar dari pendidikan yang
diperoleh anak dalam keluarga menentukan pendidikan anak selanjutnya, baik di
sekolah maupun di masyarakat.
Setiap
keluarga mempunyai ciri khas tertentu seperti peraturan dan kebiasaan-kebiasaan
di dalam keluarga. Salah satu fungsi keluarga adalah sebagai tempat
sosialisasi. Fungsi ini menunjuk pada peranan keluarga dalam membentuk
kepribadian anak. Pendidikan dalam keluarga mempelajari pola-pola tingkah laku,
sikap, keyakinan, cita-cita dan nilai-nilai dalam kehidupan bermasyarakat serta
dalam perkembangan pribadinya.
Menurut
Sadeli dalam skripsi Suparida (2003 : 9) bahwa orang tua di dalam keluarga
mempunyai peranan penting dalam pembentukan kepribadian anak. Orang tua inilah
berfungsi sebagai pendidik di dalam keluarga.
Fungsi
orang tua sebagai pendidik yaitu :
1.
Orang
tua sebagai pendidik memberikan pengalaman, sikap dan keterampilan terhadap
anak dalam keluarga.
2.
Orang
tua sebagai pemimpin dalam keluarga yang harus mengatur kehidupan dalam
keluarga.
3.
Orang
tua harus memberikan perlindungan terhadap anak baik secara fisik maupu mental
bagi seluruh anggota keluarga.
4.
Orang tua
memberikan suri teladan yang baik bagi anggota keluarganya.
Gunarsa
dalam Skripsi Suparida (2003 : 10), mengatakan bahwa keluarga khususnya orang
tua mempunyai peranan penting terhadap perkembangan nilai-nilai moral anak
yaitu :
1.
Tingkah
laku orang tua di dalam rumah dijadikan model/contoh keluarga bagi anak.
2.
Mendidik
anak untuk bertingkah laku sesuai dengan tata cara dan norma-norma dalam
lingkungan sosial misalnya adanya anjuran terhadap perbuatan yang tidak baik
serta hukuman.
Dalam
konsep Islam, anak adalah amanat yang diberikan oleh Allah SWT untuk dididik
dan diasuh oleh orang tuanya agar menjadi anak yang sholeh dan sholehah serta
nantinya orang tua akan diminta pertanggungjawabannya atas anak yang telah
dibesarkan. Tanggung jawab orang tua terhadap anak adalah dengan memberikan
pendidikan bagi anak-anak dalam keluarga.
Pendidikan
dalam keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga sebagai
lingkungan pendidikan yang pertama dalam membina kepribadian anak di mulai
sejak dalam kandungan, maka pendidikan dan pengalaman yang diterima anak dari
orang tua dalam keluarga, baik pendidikan yang dilakukan dengan sengaja, maupun
yang tidak disengaja. Keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya
mengembangkan kepribadian anak. Perawatan orang tua yang penuh kasih sayang dan
pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan, baik agama maupun sosial budaya yang
diberikannya merupakan faktor yang kondusif untuk mempersiapkan anak menjadi
pribadi dan anggota keluarga yang sehat.
Karena
melalui pengalaman anak, baik yang didengar, dilihat, dan dirasakan akan
menjadi bagian dari pribadinya yang sedang berkembang. Apabila ibu bapaknya
baik, rukun dan menyayanginya, maka ia akan mendapatkan unsur-unsur yang
positif dalam kepribadiannya. Dan apabila orang tuanya taat melaksanakan agama
dalam kehidupannya sehari-hari maka anak akan mendapatkan pengalaman keagamaan
yang menjadi unsur dalam kepribadiannya.
Faktor
yang terpenting dalam lingkungan keluarga yang sangat diperlukan untuk
pembinaan anak-anaknya adalah pengertian orang tua terhadap kebutuhan jiwa anak
yang pokok, diantaranya yaitu rasa kasih sayang, rasa aman, harga diri, rasa
bebas dan sukses, dengan demikian orang tua harus berusaha menciptakan suasana
dan lingkungan yang kondusif untuk memungkinkan terjaminnya pemenuhan kebutuhan
pokok anak.
Orang tua
yang tidak memperhatikan perasaan dan keperluan anak, atau kurang mengerti
perkembangan jiwa dan keperluan anak akan menyebabkan timbulnya rasa kurang
puas, kesal, tertekan dan macam-macam perasaan lainnya yang negatif, maka hal
ini akan merupakan faktor yang mempunyai pengaruh negatif dalam pertumbuhan
jiwa anak.
Apabila
anak telah menginjak usia dewasa, maka faktor pengertian orang tua perlu
ditingkatkan. Dengan pengertian pada perkembangan jiwa anak, orang tua harus
lebih bijaksana dalam menghadapi dan membantu anak-anaknya yang sedang
mengalami perubahan. Perlakuan dan pengertian orang tua masih tetap diperlukan
ketenangan dan kebahagiaan orang tua merupakan faktor positif yang terpenting
dalam pembinaan anak.
Tujuan
pendidikan dalam keluarga adalah supaya anak mampu dan berkembang secara
maksimal yang meliputi seluruh aspek perkembangan yaitu jasmani, rohani, dan
akal. Orang tua sebagai pendidik dalam keluarga berperan membentuk pribadi anak
ke arah yang lebih baik. Keluarga berfungsi sebagai ”transmitter budaya atau
mediator” sosial budaya bagi anak.