BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Campak dalam sejarah
anak telah dikenal sebagai pembunuh terbesar, meskipun adanya vaksin telah
dikembangkan lebih dari 30 tahun yang lalu, virus campak ini menyerang 50 juta
orang setiap tahun dan menyebabkan lebih dari 1 juta kematian. Insiden
terbanyak berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas penyakit campak
yaitu pada negara berkembang, meskipun masih mengenai beberapa negara maju
seperti Amerika Serikat.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara status gizi
dengan gejala klinis campak. Hal ini menunjukkan bahwa
status gizi anak tidak cukup mampu untuk melawan
infeksi virus. Pertahanan tubuh terhadap infeksi
virus memerlukan pertahanan yang bersifat spesifik,
sedangkan protein serum merupakan pertahan tubuh yang
bersifat non spesifik. Kekebalan terhadap infeksi
virus didasarkan pada pembentukan respon imun
terhadap antigen khusus yang terletak pada
permukaan partikel virus atau sel yang terinfeksi oleh
virus. Virus akan menimbulkan respon jaringan yang berbeda
dari respon terhadap bakteri pathogen. Pada infeksi
virus akan terjadi infiltrasi sel berinti satu
dan limfosit. Protein yang disandikan oleh virus, biasanya
protein kapsid, merupakan sasaran dari respon imun. Sel
yang terinveksi oleh virus dapat menjadi
lisis oleh limfosit T sitotoksik yang mengenali
polipeptida-poipeptida virus pada permukaan sel.
Imunitas humoral akan melindungi inang
terhadap infeksi ulang oleh virus yang sama (Jawetz, Melnick,
Aldelberg’s, 2001).
Campak adalah salah
satu penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi dan masih masalah
kesehatan di Indonesia. Penyakit ini umumnya menyerang anak umur di bawah lima
tahun ( balita ) akan tetapi campak bisa menyerang semua umur. Campak telah
banyak diteliti, namun masih banyak terdapat perbedaan pendapat dalam
penanganannya. Imunisasi yang tepat pada waktunya dan penanganan sedini mungkin
akan mengurangi komplikasi penyakit ini.
1.2
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengertian campak?
2.
Bagaimana masa inkubasi dan diagnosis penyakit campak?
3.
Bagaimana cara penularan dan pencegahan penyakit campak?
4.
Bagaimana penanggulangan serta pengobatan penyakit campak?
1.3
TUJUAN
1.
Untuk mengetahui pengertian campak.
2.
Untuk mengetahui masa inkubasi dan diagnosis penyakit campak.
3.
Agar kita mengetahui cara penularan dan pencegahan penyakit campak.
4.
Agar kita mengetahui penanggulangan serta pengobatan penyakit campak.
1.4. MANFAAT
Adapun manfaat yang ingin dikemukakan
dalam makalah ini yaitu :
1.
Dapat menjadi referensi dan literatur
bagi semua kalangan yang membutuhkan.
2.
Dapat menambah ilmu pengetahuan, serta
melatih penulis berpikir secara kritis, analitik, dan logis dalam mengolah dan
mengkaji data menjadi sebuah karya ilmiah
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Penyakit Campak
Penyakit campak dikenal
juga dengan istilah morbili dalam bahasa latin dan measles dalam bahasa inggris
atau dikenal dengan sebutan gabagen (dalam bahasa Jawa) atau kerumut (dalam
bahasa Banjar) atau disebut juga rubeola (nama ilmiah) merupakan suatu infeksi
virus yang sangat menular, yang di tandai dengan demam, lemas, batuk,
konjungtivitas (peradangan selaput ikat mata /konjungtiva) dan bintik merah di
kulit (ruam kulit)
Ada beberapa pengertian
tentang campak menurut beberapa ahli, yaitu :
a. Campak
atau morbili adalah penyakit virus akut , menular yang di tandai dengan 3
stadium yaitu stadium prodromal (kataral), stadium erupsi dan stadium
konvalisensi, yang di manifestasikan dengan demam, konjungtivitis dan bercak
koplik (Ilmu Kesehatan Anak Edisi 2, th 1991. FKUI ).
b. Morbili
adalah penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai dengan gejala-gejala
utama ringan, ruam serupa dengan campak ringan atau demam, scarlet, pembesaran
serta nyeri limpa nadi (Ilmu Kesehatan Anak vol 2, Nelson, EGC, 2000).
c. Campak
adalah penyakit menular yang ditularkan melalui rute udara dari seseorang yang
terinfeksi ke orang lain yang rentan (Brunner & Suddart, vol 3, 2001).
2.2
Masa Inkubasi Dan Diagnosis Penyakit Campak
2.2.1 Masa inkubasi
Masa tunas/ inkubasi penyakit
berlangsung kurang lebih 10 – 20 hari dan kemudian timbul gejala-gejala yang di
bagi dalam 3 stadium, yaitu :
1.
Stadium Kataral atau Prodromal
Biasanya berlangsung 4-5 hari, ditandai
dengan panas, lesu, batuk-batuk dan mata merah. Pada akhir stadium,
kadang-kadang timbul bercak Koplik`s (Koplik spot) pada mukosa pipi/daerah
mulut, tetapi gejala khas ini tidak selalu dijumpai. Bercak Koplik ini berupa
bercak putih kelabu, besarnya seujung jarum pentul yang dikelilingi daerah
kemerahan. Koplik spot ini menentukan suatu diagnose pasti terhadap penyakit
campak.
2.
Stadium Erupsi
Batuk pilek bertambah, suhu badan
meningkat oleh karena panas tinggi, kadan-kadang anak kejang-kejang, disusul
timbulnya rash (bercak merah yang spesifik), timbul setelah 3 – 7 hari demam.
Rash timbul secara khusus yaitu mulai timbul di daerah belakang telinga,
tengkuk, kemudian pipi, menjalar keseluruh muka, dan akhirnya ke badan. Timbul
rasa gatal dan muka bengkak
3. Stadium
Konvalensi atau penyembuhan
Erupsi (bercak-bercak) berkurang,
meninggalkan bekas kecoklatan yang disebut hiperpigmentation, tetapi lama-lama
akan hilang sendiri. panas badan menurun sampai normal bila tidak terjadi
komplikasi.
2.2.2 Diagnosis
penyakit campak
Diagnosis
dapat ditegakkan dengan :Ø anamnese (berdasarkan riwayat timbulnya penyakit
seperti adanya kontak dengan penderita)yaitu :
1) Anak
dengan panas 3-5 hari (biasanya tinggi,mendadak) batuk Pilek, harus dicurigai
atau di diagnosis banding morbili (artinya kemungkinan penyakit lain yang mirip
campak, misal : german measles,eksentema subitum,infeksi virus lain).
2) Mata
merah, mukopurulen, menambah kecurigaan.
3) Dapat
disertai diare dan muntah.
4) Dapat
disertai gejala perdarahan (pada kasus yang berat) : Epitaksis, petekie,
ekimosis.
5) Anak
resiko tinggi adalah bila kontak dengan penderita morbili (1 atau 2 minggu
sebelumnya) dan belum pernah vaksinasi Campak.
2.3 Cara
Penularan Dan Pencegahan Penyakit Campak
2.3.1
Cara Penularan
Cara penularan penyakit
ini adalah melalui droplet dan kontak, yakni karena menghirup Percikan ludah
(droplet) dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita morbili atau
campak. Artinya seseorang dapat tertular campak bila menghirup virus morbili,
bisa di tempat umum, di kendaraan atau dimana saja. Penderita bisa
menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum timbulnya ruam kulit dan
selama ruam kulit ada. Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul.
Sebelum vaksinasi
campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3 tahun, terutama
pada anak usia pra- sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah menderita
campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini. Kekebalan
terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan pasif
pada seorang bayi yang lahirdari ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1
tahun).
Orang-orang
yang rentan terhadap campak adalah :
Ø
Bayi berumur lebih dari 1 tahun
Ø
Bayi yang tidak mendapatkan imunisasi
Ø
Remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua.
2.3.2
Cara Pencegahan Penyakit Campak
a. Pencegahan
Primordial
Pencegahan primordial dilakukan dalam
mencegah munculnya factor predisposisi/ resiko terhadap penyakit Campak.
Sasaran dari pencegahan primordial adalah anak-anak yang masih sehat dan belum
memiliki resiko yang tinggi agar tidak memiliki faktor resiko yang tinggi untuk
penyakit Campak.
b. Pencegahan
Primer
Sasaran dari pencegahan primer adalah
orang-orang yang termasuk kelompok beresiko, yakni anak yang belum terkena
Campak, tetapi berpotensi untuk terkena penyakit Campak. Pada pencegahan primer
ini harus mengenal faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya Campak
dan upaya untuk mengeliminasi faktor-faktor tersebut.
b.1.
Penyuluhan
Edukasi Campak adalah pendidikan dan
latihan mengenai pengetahuan mengenai Campak. Disamping kepada penderita
Campak, edukasi juga diberikan kepada anggota keluarganya, kelompok masyarakat
beresiko tinggi dan pihak-pihak perencana kebijakan kesehatan.
b.2.
Imunisasi
Di Indonesia sampai saat ini pencegahan
penyakit campak dilakukan dengan vaksinasi Campak secara rutin yaitu
diberikan pada bayi berumur 9 – 15 bulan. Vaksin yang digunakan adalah Schwarz
vaccine yaitu vaksin hidup yang dioleh menjadi lemah. Vaksin ini
diberikan secara subkutan sebanyak 0,5 ml. vaksin campak tidak boleh diberikan
pada wanita hamil, anak dengan TBC yang tidak diobati, penderita leukemia.
Vaksin Campak dapat diberikan sebagai vaksin monovalen atau polivalen yaitu
vaksin measles-mumps-rubella (MMR). vaksin monovalen diberikan pada bayi
usia 9 bulan, sedangkan vaksin polivalen diberikan pada anak usia 15
bulan.
b .3.
Isolasi
Penderita rentan menghindari kontak
dengan seseorang yang terkena penyakit campak dalam kurun waktu 20-30 hari,
demikian pula bagi penderita campak untuk diisolasi selama 20-30 hari guna
menghindari penularan lingkungan sekitar.
c. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah upaya
untuk mencegah atau menghambat timbulnya komplikasi
dengan tindakan-tindakan seperti tes penyaringan yang
ditujukan untuk pendeteksian dini campak serta penanganan segera
dan efektif. Tujuan utama kegiatan-kegiatan pencegahan
sekunder adalah untuk mengidentifikasi orang-orang tanpa
gejala yang telah sakit atau penderita yang beresiko
tinggi untuk mengembangkan atau memperparah penyakit.
d. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah semua upaya
untuk mencegah kecacatan akibat komplikasi. Kegiatan yang dilakukan
antara lain mencegah perubahan dari komplikasi
menjadi kecatatan tubuh dan melakukan rehabilitasi sedini mungkin bagi
penderita yang mengalami kecacatan. Dalam upaya ini diperlukan kerjasama
yang baik antara pasien-pasien dengan dokter maupun antara dokter-dokter yang
terkait dengan komplikasinya. Penyuluhan juga sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan motivasi pasien untuk mengendalikan penyakit campak.
Dalam penyuluhan ini hal yang dilakukan adalah :
1.
Maksud, tujuan, dan cara pengobatan komplikasi kronik
2.
Upaya rehabilitasi yang dapat dilakukan
3.
Kesabaran dan ketakwaan untuk dapat menerima dan memanfaatkan
keadaan hidup dengan komplikasi kronik.
2.4 Penangggulangan
Dan Pengobatan Penyakit Campak
2.4.1
Penanggulangan Campak
Pada sidang
CDC/ PAHO / WHO, tahun 1996 menyimpulkan bahwa penyakit
Campak dapat dieradikasi, karena satu-satunya pejamu/
reservoir campak hanya pada manusia serta tersedia vaksin dengan
potensi yang cukup tinggi yaitu effikasi
vaksin 85% dan dirperkirakan eradikasi dapat dicapai 10
– 15 tahun setelah eliminasi. World Health Organisation
(WHO) mencanangkan beberapa tahapan dalam upaya eradikasi
(pemberantasan) penyakit Campak dengan tekanan strategi yang
berbeda-beda pada setiap tahap yaitu :
a.
Tahap Reduksi
Tahap ini dibagi dalam 2 tahap :
1. Tahap Pengendalian Campak
Pada tahap ini ditandai
dengan upaya peningkatan cakupan imunisasi campak
rutin dan upaya imunisasi tambahan di daerah dengan morbitas
campak yang tinggi. Daerah ini masih
merupakan daerah endemis campak, tetapi telah terjadi
penurunan insiden dan kematian, dengan pola epidemiologi kasus Campak
menunjukkan 2 puncak setiap tahun.
2. Tahap Pencegahan
KLB
Cakupan imunisasi dapat dipertahankan
tinggi ≥ 80% dan merata,terjadi penurunan tajam kasus dan kematian,
insidens campak telah bergeser kepada umur yang lebih tua, dengan
interval KLB antara 4-8 tahun.
b. Tahap Eliminasi
Cakupan imunisasi sangat tinggi ≥ 95%
dan daerah-daerah dengan cakupan imunisasi rendah sudah sangat
kecil jumlahnya, kasus campak sudah sangat jarang dan
KLB hampir tidak pernah terjadi. Anak-anak yang dicurigai rentan
(tidak terlindung) harus diselidiki dan diberikan imunisasi campak.
c. Tahap Eradikasi
Cakupan imunisasi sangat tinggi dan
merata, serta kasus Campak sudah tidak ditemukan.
Pada siding The World Health Assambley
(WHA) tahun 1998, menetapkan kesepakatan Eradikasi Polio (ERAPO), Eliminasi
Tetanus Noenatorum (ETN) dan Reduksi Campak (RECAM). Kemudian pada
Technical Consultative Groups (TGC) Meeting di Dakka Bangladesh tahun 1999,
menetapkan bahwa reduksi campak di Indonesia berada pada tahap reduksi dengan
pencegahan Kejadian Luar Biasa (KLB).
Strategi operasional yang dilakukan
ditingkat Puskesmas untuk mencapai reduksi Campak tersebut adalah :
a. Imunisasi
rutin pada bayi 9 –11 bulan (UCI Desa ≥ 80)
b. Imunisasi
tambahan (suplemen)
c. Surveilans
(surveilan rutin, system kewaspadaan dini dan respon kejadian luar biasa).
2.4.2
Pengobatan Penyakit Campak
Penderita
Campak tanpa komplikasi dapat berobat jalan.Sehingga pengobatannya bersifat
symptomatic, yaitu memperbaiki keadaan umum atau untuk mengurangi gejalanya
saja dalam hal ini :
Ø anak
memerlukan istirahat di tempat tidur
Ø kompres
dengan air hangat bila demam tinggi namun dapat diberikan antipiretik
bila suhu tinggi parasetamol 7,5-10 mg/kgBB/kali, interval 6-8 jam
Ø ekspektoran
: gliseril guaiakolat anak 6-12 tahun : 50-100 mg tiap 2-6 jam, dosis maksimum
600 mg/hari.
Ø Antitusif
perlu diberikan bila batuknya hebat/mengganggu
Ø
narcotic antitussive (codein) tidak boleh digunakan.
Ø Mukolitik bila
perlu.vitamin terutama vitamin A dan C. Vitamin A pada stadium kataral sangat
bermanfaat. Pemberian vitamin A 100.000 IU per oral satu kali. Vitamin A
dosis tinggi ( menurut rekomendasi WHO dan UNICEF)
Usia
6 bln-1 thn :100.000 unit dosis tunggal p.o
Umur
> 1 thn : 200.000 unit dosis tunggal p.o
Dosis
tersebut diulangi pada hari ke-2 dan 4 minggu kemudian bila telah didapat tanda
defisiensi vitamin A. Apabila terdapat malnutrisi maka pemberian vitamin
A ditambah dengan 1500 IU tiap hari.
Ø Mempertahankan
status nutrisi dan hidrasi (cukup cairan dan kalori)
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Campak ialah
penyakit infeksi virus akut, menular, secara epidemiologi merupakan penyebab
utama kematian terbesar pada anak. Menurut etiologinya campak disebabkan oleh
virus RNA dari family paramixoviridae, genus Morbilivirus, yang ditularkan
secara droplet. Gejala klinis campak terdiri dari 3 stadium, yaitu stadium
kataral, stadium erupsi dan stadium konvalesensi. Campak dapat dicegah dengan
melakukan imunisasi secara aktif, pasif dan isolasi penderita. Serta pada
Technical Consultative Groups (TGC) Meeting di Dakka Bangladesh tahun 1999,
menetapkan bahwa reduksi campak di Indonesia berada pada tahap reduksi dengan
pencegahan Kejadian Luar Biasa (KLB). Pada tahap ini terjadi penurunan kasus
dan kematian yang tajam, dan interval terjadinya KLB relative lebih panjang
3.2 Saran
Kita harus menerapkan
pola hidup sehat, utamanya untuk anak dan balita perlu mendapatkan asupan gizi
yang cukup sehingga status gizi anak pun menjadi lebih baik. Selalu menjaga
kebersihan dengan selalu mencuci tangan anak sebelum makan.
Jika anak
belum waktunya menerima imunisasi campak, atau karena
hal tertentu dokter menunda pemberian imunisasi campak (MMR), sebaiknya anak
tidak berdekatan dengan anak lain atau orang lain yang sedang demam dan jika
sudah terkena penyakit ini sebaiknya secepatnya berobat dan jika dalam kondisi
yang lebih akut sebaiknya perlu dirujuk ke rumah sakit.
Untuk para orangtua
jangan mengabaikan vaksinasi untuk anak karena anak atau balita yang
tidak mendapat imunisasi campak memiliki resiko 5 kali lebih besar untuk
terkena penyakit campak dibanding dengan anak atau balita yang mendapat
imunisasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Ade,2010,Penyakit
Campak Gejala dan Pengobatannya,http:// penyakit-campak-gejala-dan.html di
akses tanggal 12 Juni 2015
Adhien,2012,Penyakit
Campak, http://adhienbinongko.blogspot.com/2012/05/makalah-penyakit-campak.html
di akses tanggal 13 Juni 2015