Keluarga adalah tempat ideal penyemaian pendidikan budi
pekerti. Didalam keluarga anak akan banyak belajar secara praktis melalui
berlatih dan meniru budi pekerti orang disekitarnya, lebih-lebih meneladani
orang tuanya. Seperti halnya dikemukakan
Geertz (1985:151) bahwa didalam keluarga jawa berkambang nila-nilai
tatakrama penghormatan yang mengarah pada penampilan sosial yang harmonis.
Nilai-nilai tata krama ini akan dipelajari anak secara alamiah dalam keluarga.
Melalui pendidikan moral dalam keluarga yang menjadi
basis awal budi pekerti, anak akan semakin sadar terhadap kehadiran dirinya di
dunia. Namun, menurut Supriyoko (2000:5) ada hal yang perlu dicermati yakni
ihwal normalitas keluarga akan berpengaruh terhadap perilaku sosial anak. Dalam
keluarga normal (harmonis) anak akan cenderung berperilaku positif, sebaliknya
pada keluarga yang tidak normal (rusak) anak akan cenderung berperilaku sosial
negatif. Karena itu, keluarga memang tempat yang sebaik-baiknya untuk melakukan
pendidikan sosial dan budi pekerti. Bahkan para pakar pendidikan juga banyak
yang setuju, kalau pendidikan budi pekerti harus ditanamkan sejak anak memasuki
masa peka (govoelige periode), antar 3,5 – 7 tahun.
Peran keluarga dalam mengembangkan moral anak sangatlah
penting karena hal tersebut berpengaruh pada pembentukan moral dimasa depan.
Orang tua sebagai peran utama dalam pembentukan moral. masing-masing orang tua
berbeda cara dalam mengajarkan pendidikan moral. Sebagai contoh dalam kehidupan
sehari-hari, orang tua mengikuti dan mengajaak anak-anaknya untuk datang ke
pengajian bersama, supaya sang anak mendapatkan ilmu akhlak dan akidah tentang
keagamaan karena hal ini dapat menciptakan etika dan budi pekerti yang baik. Orang
tua memakai pakaian yang sopan dengan maksud mangajarkan kepada anak-anaknya
untuk berpakain sopan didalam dan di luar rumah untuk memperlihatkan jati diri
yang baik. Orang tua mengajarkan bersalaman kepada anak-anaknya sebelum mereka
berangkat sekolah ataupun keluar rumah dengan maksud meminta izin (berpamitan)
supaya dalam keluarga tercipta keteraturan.
Cara lain didalam mendidikan anak yang dilakukan oleh
orang tua yaitu sering meluangkan waktu untuk berkumpul bersama, misalnya makan
bersama, nonton TV bersama, dalam waktu yang bersama itu orang tua dapat
memperingati anak-anaknya untuk berbuat dan berperilaku baik diluar dan didalam
rumah selain itu sang anak juga dapat menceritakan keluh kesahnya ataupun
hal-hal yang telah dialami di luar rumah kepada orang tua, sehingga anak merasa
nyaman berada di rumah. Oarang tua terutama ayah sebagai kepala keluarga harus
dapat menciptakan suasana rumah yang nyaman, baik, tenang, teraturan, dan
saling hidup rukun. Supaya anak dapat merasakan kasih sayang didalam rumah dan
menerima ajaran-ajaran moral yang telah diajarkan oleh orang tua dan dapat
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari maupun kehidupan dimasyarat.
Orang tua tidak hanya
memberikan pendidikan tata krama dan budi pekerti saja, melainkan harus memberi
contoh kepada anak-anaknya supaya sang anak tidak hanya mendengar pesan-pesan
dari orang tua tapi juga melihat dan memahami bahwa orang tua tidak hanya
memerintah saja tetapi juga telah memberi contoh yang baik bagi dirinya. Hal
ini diharapkan supaya anak dapat mengingat apa yang telah diajarkan orang tua
kepada mereka sebagai anak.