Dalam pembelajaran menggambar,
guru perlu mengetahui bagaimana cara untuk mencapai tujuan yaitu anak mampu
menggambar dengan baik. Sebelum guru
memberikan tugas, terlebih dahulu hendaknya memahami kondisi siswa yang akan
dihadapi nanti.
Tahap perkembangan pada dasarnya
sama bagi setiap anak, bila anak berbeda pada tiap tahap perkembangan,
penyebabnya adalah kemungkinan dari pembawaan, pengalaman, kepercayaan diri,
sosial budaya dan ekonomi.
a. Masa Perkembangan Anak
1. Masa Mencoreng (Usia 2-4 tahun)
Pada masa mencoreng ini anak belum
mampu berkomunikasi dengan baik terutama bahasa lisan, belum memiliki
perbendaharaan kata-kata. Anak seusia ini masih mengalami hambatan dalam
berkomunikasi. Untuk mengatasinya adalah dengan bahasa gambar. Pada usia ini anak
belum mempunyai daya tangkap visual (pengamatan) terutama dalam pengamatan
lingkungan masih sangat terbatas dan belum mempunyai keterampilan anggota tubuh
secara baik, misalnya anak seusia ini diberi alat tulis, kemudian diminta untuk
membuat gambar, hasil goresannya memperlihatkan bentuk garis beraneka ragam.
Dari goresan yang berupa
garis-garis panjang yang tidak rata, garis-garis pendek yang tidak menentu
arahnya, garis-garis putus, tegak lurus diulang-ulang. Kemudian berkembang
menjadi benang kusut walaupun bentuk gambarnya demikian adalah merupakan
curahan, ungkapan, keinginan, dan batin anak. Gambar yang dihasilkan sukar untuk dimengerti oleh
orang lain. Namun andaikata ditanya lagi pada esok harinya jawaban anak berubah
tidak sama dengan jawaban kemarin. Oleh karena itu gambar merupakan bahasa anak
dalam bentuk visual.
2. Masa Prabagan (Usia 4-7 tahun)
Pada masa prabagan, seiring dengan
perkembangannya kemampuan motorik dan konsep-konsep yang dimiliki, gambar anak
pun sudah menunjukkan kemiripan dengan objek yang digambar. Obyek yang mereka
gambar pun biasanya lebih bervariasi. Hal ini disebabkan oleh pengalaman hidup
mereka yang lebih kaya.
Pada masa ini perkembangan fisik,
mental, pikiran dan perasaan anak mulai memiliki daya pengamatan, sedikit demi
sedikit mulai mengenal bentuk. Anak sudah mulai menghubungkan hasil pengamatan
baik pengamatan yang sudah tersimpan dalam otak maupun pengamatan langsung pada
saat itu dengan tangan yang dikendalikan otak, sehingga menghasilkan gambar.
Pada mulanya anak mulai mencoba-coba membentuk gambar yang sangat sederhana,
misalnya lingkaran, segitiga, segiempat, dan sebagainya. Anak membuat lingkaran
yang tidak rata dan tidak bulat. Pada masa ini bertambahnya usia anak, daya
visual atau penglihatan semakin kuat, sehingga bentuk gambar mereka mudah
dipahami orang lain (U. Danarto, 1990:32).
3. Masa Bagan
Pada masa bagan anak-anak sudah
memahami bentuk-bentuk suatu benda di sekitar. Dari hasil pengamatan, mereka
mengenal berbagai macam benda, kemudian mencoba membangun setiap benda yang
pernah ditemuinya ke dalam gambar, misalnya bagan rumah, pohon, meja, kursi,
bunga, gunung, sungai, orang, mobil dan binatang. Bagian yang dibuat anak
nampaknya akan sama. Namun halnya membuat huruf setiap garis yang ditarik
anak-anak ketika menghasilkan bagan menunjukkan ungkapan pikiran, perasaan dan
watak mereka. Bagan buatan anak yang satu berbeda dengan bagan yang dibuat oleh
anak yang lainnya. Bertambahnya usia anak, bagan yang dibuat anak akan
mengalami perubahan, bergantung kepada lingkungan, suasana hati dan pikiran
anak ketika menggambar sesuatu objek.
4. Karakteristik Gambar Anak
Karakteristik gambar anak terdiri
dari enam karakter :
a.
Obyek tegak lurus di atas garis mendatar
Anak dalam membentuk ruangan dinyatakan dengan garis mendatar, tidak
terpikirkan olehnya bahwa benda yang ada di belakang benda yang lain itu,
bahkan ada sebagian lain yang terhalang oleh benda di depannya.
b.
Peristiwa beruntun
Pada aktivitas menggambar pun anak suka menggambar suatu peristiwa yang
beruntun. Peristiwa beruntun adalah gambar yang menunjukkan beberapa peristiwa
yang beruntun dalam lembar kertas gambar.
c.
Gambar bening/tembus pandang
Yang disebut gambar bening yaitu anak menggambar dengan memperlihatkan
bagian luar dan dalam, seakan-akan rumah itu bening, seolah-olah dindingnya
terbuat dari kaca.
d.
Gambar rebahan
Gambar rebahan adalah gambar terlentang atau suatu gambar yang dilihat
dari beberapa sudut atau dari atas, namun posisi orang dalam gambarnya seperti
orang tidur terlentang.
e.
Mengutamakan kejelasan obyek dan pengetahuan
aktif
Obyek lebih banyak ditentukan oleh pertalian batinnya dengan tiap-tiap
sosok obyek itu. Sebuah bagan adalah pemahaman yang dicapai pada usia anak akan
bertambah luas dan wawasannya berkembang dan merupakan perwujudan pengetahuan
aktif dan dinamis tentang suatu obyek.
Misalnya anak biasanya menggambar sebuah rumah yang hanya beratap dan
berjendela saja. Suatu ketika anak mengalami suatu peristiwa yang berarti
baginya yaitu ia membuat pintu rumah, maka anak mengubah gambar rumahnya dengan
menambah pintu. Melalu perubahan bagan seperti itu anak melahirkan
pengalamannya yang baru dan akan berubah pada aktivitas menggambar selanjutnya.
f.
Warna
Warna
adalah unsur rupa yang paling menyentuh perasaan secara langsung kita dapat
menangkap keindahan. Susunan warna sebuah lukisan abstrak dari susunan garis
atau bentuknya. Warna merupakan sesuatu yang sangat menarik untuk melengkapi
sebuah gambar. Anak dapat menuangkan sebuah obyek yang dilihat dari obyek
gambar. Anak dapat menyesuaikan warna yang cocok untuk obyek yang digambarnya.
Misalnya gambar pohon, anak ingat bahwa pohon itu daunnya hijau, maka anak
dapat menentukan warna sesuai dengan yang dilihatnya.