BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Pada awal tahun 1990- an adalah masa penurunan suku
bungan dan malaise ekonomi. Pada masa itu, banyak perusahaan tergerak untuk
mengambil keuntungan suku bungan yang lebih rendah dengan menerbitkan sekuritas
hutang baru yang mencapai rekor. Pada pertengahan bulan November 1992,
perusahaan AS telah menccapai rekor sebesar $747 milyar melalui penawaran saham
dan obligari, yaitu $150 milyar lebih tinggi dari rekor untuk keseluruhan tahun
1991.1 Banyak perusahaan menggunakan hasilnya untuk melunasi hutang bersuku
bunga lebih tinggi dan memperbaiki tingkat kredit mereka. Kemudian bagaimana
perusahaan memperhitungkan kewajiban kontraktual untuk membayar kas beberapa
tahun di masa datang ? sebagai contoh, pada tahun 1991, FCM Corporation
menerbitkan obligasi yang tidak menydiakan pembayaran bunga terpisah tetapi
hanya membayar jumlah tunggal sebesar $655 juta pada tahun 2011. Pertanyaan ini
dan pertanyaan lainnya mengenai akuntansi hutang jangka penjang dibahas pada
makalah ini. Prinsip-prinsip akuntansi untuk hutang jangka panjang dirancang
untuk membantu pemakai laporan keuangan menilai resiko relatif dari posisi
keuangan perusahaan. 1 “Many companies Sell Securities To Bolster Their Balance
Sheet, “ The Wall Street Journal, 2 November 1992, hal. AI.
b. Tujuan
1. Untuk memahami kewajiban jangka panjang dan bagaimana
menilai hal itu untuk tujuan laporan keuangan.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis utang jangka panjang.
3. Mengetahui berbagai cara peluanasan utang jangka
panjang.
BAB II PEMBAHASAN
II.1. Pengertian Hutang Jangka Panjang
Hutang atau kewajiban jangka
panjang adalah kewajiban kepada pihak tertentu yang harus dilunasi dalam jangka
waktu lebih dari satu perioda akuntansi (1 tahun) dihitung dari tanggal
pembuatan neraca. Kewajiban jangka panjang merupakan kewajiban yang tidak
memenuhi definisi kewajiban lancar. Hutang jangka panjang juga merupakan saran
pembiayaan yang menarik bagi debitor. Kreditor tidak akan memperoleh hak suara
istimewa dalam perusahaan debitor, dan perbitan hutang tidak menyebabkan dilusi
kepemilikan. Modal hutang lebih mudah diperoleh daripada modal ekuitas bagi
banyak perusahaan baru dan beresiko. Pembiayaan dengan hutang seringkali dapat
memasok modal untuk kegiatan perluasan dan pengambilaliahan sementara
penerbitan saham baru yang sulit diperoleh. Kemungkinan peningkatan laba dari
perluasan ini bisa cukup menarik perusahaan yang biasanya menghindari hutang
untuk menambah tingkat kewajiban.
Perjanjian hutang seringkali
membatasi operasi dan struktur keuangan peminjam guna mengurangi risiko tidak
bisa membayar. Pembatasan ini mencakup pagu atas dividend an hutang masa
datang, pemeliharaan tingkat laba dan likuiditas tertentu, serta pembentukan
dana pelunasan yang mungkin tersedia untuk melunasi hutang. Dana pelunasan
adalah dana kas yang dibatasi untuk tujuan khusus dan diklasifikasikan sebagai
investasi. Hutang adalah investasi yang menarik bagi kreditor karena
menyediakan pembayaran hutang yang dapat dilaksanakan secara sah, pengembalian
pokok pada akhirnya, dan klaim lebhi dahulu atas aktiva pada likuidasi
perusahaan.
Tiga prinsip umum yang
diikuti dalam pengukuran dan pencatatan sebagian besar kewajiban jangka panjang
dan beban bunga adalah :
1. Kewajiban jangka panjang dicatat pada nilai wajar
barang atu jasa yang diperoleh dengan mengadakan hutang. Suku bunga pasar
adalah suku bunga implisit dalam transaksi itu dan menyamakan nilai sekarang
dari pembayaran kas masa datang yang diperlukan dengan nilai wajar barqang dan
jasa.
2. Beban bunga periodik didasarkan atas suku bunga pasar
pada tanggal penerbiatan hutang, dan saldo kewajiban pada awal periode
pelaporan.
3. Nilai buku hutang jangka panjang pada tanggal neraca
adalah nilai sekarang dari semua pembayaran kas tersisa yang diperlukan, yang
didiskontokan pada suku bunga pasar ketika diterbitkan. Suku bunga yang
digunakan untuk tujuan ini tidak diubah selama jangka waktu hutang. Dalam
operasional normal perusahaan, rekening hutang jangka panjang tidak pernah
dikenai oleh transaksi pengeluaran kas. Pada akhir perioda akuntansi bagian
tertentu dari hutang jangka panjang berubah menjadi hutang jangka pendek. Untuk
itu harus dilakukan penyesuaian untuk memindahkan bagian hutang jangka panjang
yang jatuh tempo menjadi hutang jangka pendek.
II.2. Jenis-jenis Hutang Jangka Panjang
Dalam praktiknya Hutang
jangka panjang mempunyai beberapa jenis, tetapi pada umumnya hutang jangka
panjang dapat digolongkan menjadi :
1. Hutang Hipotek adalah pinjaman yang harus dijamin
dengan harta tidak bergerak. Di dalam perjanjian hutang disebutkan kekayaan
peminjam yang dijadikan jaminan. Misalnya berupa tanah atas gedung. Jika
peminjam tidak melunasi pinjaman pada waktunya, maka pemberi pinjaman dapat
menjual jaminan untuk diperhitungkan dengan pinjaman yang bersangkutan.
Pinjaman hipotek biasanya diambil jika dana yang diperlukan dapat dipinjam dari
satu sumber, misalnya dengan megambil pinjaman dari suatu bank tertentu.
Kredit-kredit bank dengan jaminan harta tak bergerak adalah contoh hipotik yang
banyak dijumpai dalam praktik.
2. Hutang Obligasi adalah sekuritas utang yang
dikeluarkan oleh perusahaan dan lembaga pemerintah untuk menjamin sejumlah
besar modal atas dasar jangka panjang. Obligasi merupakan janji formal
perusahaan penerbit untuk membayar pokok dan bunga atas modal yang diinvestasikan
berupa pengmbalian.
3. Wesel Jangka Panjang. Wesel merupakan suatu dokumen
formal yang menetapkan syarat-syarat hutang. Wesel jangka panjang seringkali
digunakan unuk akuisisi aktiva tertentu, sedangkan obligasi lebih tepat
digunakan untuk menambah jumlah modal yang besar demi tujuan umum. Wesel
biasanya mempunyai jatuh tempo yang lebih pendek dibandingkan obligasi dan
tidak diperdagangkan pada bursa yang terorganisasi. Teknik nilai sekarang
digunakan untuk menilai dan mengakui bunga wesel jangka panjang. Mengingat
pinjaman hipotik hanya diambil dari satu sumber maka akuntansi untuk hipotik
relatif sederhana, sebaliknya pinjaman obligasi mengandung berbagai masalah dan
variasi yang berpengaruh pula pada akuntansinya.
Olehnya pembahasan dalam
makalah ini akan dititik beratkan pada akuntansi untuk obligasi dan sekilas
mengenai wesel jangka panjang.
1). HUTANG OBLIGASI
Saat skala operasional
perusahaan berkembang atau dalam membangun suatu perusahaan dibutuhkan sejumlah
dana. Dana yang diperlukan untuk Investasi dalam aktiva tetap yang akan
memberikan manfaat dalam jangka panjang sebaiknya diperoleh dari hutang jangka
panjang atau dengan menambah modal. Dalam hal ini perusahaan memiliki dua
pilihan yaitu menarik hutang jangka panjang misalnya obligasi atau menambah
modal sendiri dengan mengeluarkan saham.
Ada beberapa kelebihan
menarik hutang jangka panjang melalui obligasi dibanding menambah modal sendiri
dengan mengeluarkan saham. Obligasi memiliki beberapa keuntungan bagi
perusahaan penerbit antara lain : - Pemegang obligasi tidak mempunyai hak suara
dalam kebijakan perusahaan sehingga tidak mempengaruhi manajemen. - Bunga
obligasi mungkin lebih rendah dibanding deviden yang harus dibayarkan kepada
pemegang saham. - Bunga merupakan biaya yang dibebankan pada perusahaan yang
dapat mengurangi kewajiban pajak sedangkan deviden adalah pembagian laba yang
tidak dapat dibebankan sebagai biaya.
Sebaliknya juga terdapat hal
yang kurang menguntungkan antara lain : - Bunga obligasi adalah beban tetap
baik dalam keadaan perusahaan mendapat laba atau mengalami kerugian - Jika
perusahaan tidak mampu membayar obligasi yang jatuh tempo, pemegang obligasi
tetap mempunyai hak untuk menuntut pengembalian obligasi sedangkan pemegang
saham tidak mempunyai hak demikian karena pemegang saham adalah pemilik
perusahaan yang turut bertanggung jawab menanggung resiko kerugian perusahaan.
Perjanjian obligasi formal, atau surat hutang obligasi, merinci syarat obligasi
dan hak serta kewajiban dari penerbit dan pemegang obligasi.
Kontrak itu merinci
penerbiatan, suku bunga dan tanggal pembayaran, tanggal jatuh tempo, dan hak
istimewa konversi serta penarikan. Investor menerima setifikat obligasi, yang
merupakan kewajiban kontraktual dari penerbit kepada investor
I) A. Klasifikasi Obligasi Investor mempunyai berbagai
macam tujuan, preferensi, dan kebijakan investasi. Sebagai akibatnya banyak
jenis obligasi yang berbeda diterbitkan. Obligasi dapat diklasifikasikan
menurut:
1. Entitas penerbit
a. Obligasi industri : diterbitkan oleh perusahaan swasta
yang mencari laba.
b. Obligasi kotapraja : diterbitkan oleh lembaga
pemerintah.
2. Jaminan.
a. Obligasi yang dijamin: didukung oleh hak gadai atas
aktiva tertentu; pemegang obligasi mempunyai klaim pertama atas hasil penjualan
aktiva yang dijaminkan.
b. Obligasi surat hutang: tidak dijamin; hanya didukung
oleh kredit penerbit; apabila penerbit jatuh bangkrut, pemegang obligasi
menjadi kreditor umum untuk pembagian penerbit.
3. Tujuan penerbitan.
a. Obligasi uang pembelian: diterbitkan untuk pembayaran
penuh atau sebagian atas property.
b. Obligasi pendanaan kembali: diterbitkan unuk menarik
obligasi yang ada. 2 Junk bond adalah obligasi bersuku bunga tinggi, berisiko
tinggi, dan tidak dijamin. Junk bond digunakan secara luas pada tahun 1980-an
untuk membiayai laverage buyout
c. Obligasi konsolidasi: diterbitkan untuk menggantikan
beberapa terbitan yang ada.
4. Pembayaran bunga
a. Obligasi biasa ( berjangka ): menyediakan bunga kas
pada suku bunga ditetapkan.
b. Obligasi laba: bunga bergantung pada laba penerbit.
c. Obligasi terdaftar: membayar bunga hanya kepada orang
yang namanya tercatat atau terdaftar pada obligasi.
d. Obligasi pemegang: tidak terdaftar; bunga dan pokok
dibayar kepada pemeganya, transfer tidak memerlukan pengesahan (endorsement).
e. Obligasi kupon: membayar bunga setelah menerima kupon
yang dipisahkan dari obligasi. 5. Jatuh Tempo.
a. Obligasi biasa (berjangka): jatuh tempo pada satu
tanggal yang telah ditetapkan
b. Obligasi berseri/serial: jatuh tempo pada beberapa
tanggal cicilan.
c. Obligasi yang dapat ditarik: penerbit dapat menarik
obligasi sebelum tanggal jatuh tempo. d. Obligasi yang dapat ditebus: pemegang
obligasi dapat memaksakan penebusan lebih cepat.
e. Obligasi konvertibel: pemegang obligasi dapat
mengkonversi obligasi menjadi sekuritas ekuitas penerbit.
B. Karakteristik Obligasi Harga obligasi dinyatakan
sebagai persentase dari nilai nominal obligasi. Jadi, investor dapat membeli
atau menjual obligasi PT. Astra Graphia Tbk. yang dinyatakan pada harga 113,84
sebesar Rp. 1.138.400. Begitu pula dengan obligasi yang dinyatakan pada harga
109 dapat dibeli atau dijual sebesar Rp. 1.090.000. Beberapa karakteristik
obligasi mempengaruhi akuntansi untuk obligasi. Untuk menggambarkan, asumsikan
bahwa pada akhir tahun 2010, PT. Astra Graphia Tbk. merencanakan untuk
menerbitkan surat hutang (obligasi) $ 100.000 ,10%, tertanggal 1 Januari 2010.
Setiap obligasi mempunya nilai nominal $ 1.000. Obligasi tersebut jatuh tempo
per 31 Desember 2012 dan bunganya dibayar pada tanggal 30 Juni dan 31 Desember.
Lima karakteristik yang
dirinci dalam surat obligasi tidak berubah:
1. Nilai nominal (jatuh tempo,pokok, nilai pari) obligasi
adalah jumlah yang terhutang ketika obligasi jatuh tempo ($1.000 untuk PT.
Astra Graphia Tbk. )
2. Tanggal jatuh tempo adalah akhir masa dari obligasi
dan tanggal jatuh tempo untuk nilai nominal (31 Desember 2012 untuk PT. Astra
Graphia Tbk. ). Lamanya masa obligasi mencerminkan kebutuhan kas jangka panjang
penerbit, tujuan untuk apa dana itu akan digunakan, dan kemampuan penerbit yang
diharapkan untuk membayar pokok bunga.
3. Suku bunga ditetapkan (kupon, nominal, kotraktul)
adalah suku bunga yang menentukan pembayaran bunga periodik (10% untuk PT.
Astra Graphia Tbk.). Suku bunga ini biasanya ditetapkan mendekati suku bunga
obligasi dari kelas resiko yang sama.
4. Tanggal pembayaran bunga adalah tanggal pembayaran
bunga periodic yang jatuh tempo (30 Juni dan 31 Desember untuk PT. Astra
Graphia Tbk.). Pembayaran bunga pada umumnya adalah semesteran, walaupun ada
beberapa perusahaan kuartal. PT. Astra Graphia Tbk. membayar $50 pada tanggal
tersebut unuk setiap obligasi (0,10 x $1.000) x ½ tanpa memperhatikan harga
penerbitan atau suku bunga pasar pada tanggal penerbitan.
5. Tanggal (otorisasi) obligasi adalah tanggal paling
awal obligasi dapat diterbitkan dan menunjukkan tanggal penerbitan yang
direncanakan dari obligasi yang diterbitkan (1 Januari 2010 untuk PT. Astra
Graphia Tbk.)
Dua karakteristik lainnya yang penting untuk penilaian
bergantung pada factor factor pasar : 6. Suku bunga pasar (efektif, hasil)
adalah suku bunga majemuk sebenarnya yang menyamakan harga penerbitan obligasi
dengan nilai sekarang dari pembayaran bunga dan nilai nominal. Suku bunga ini
tidak perlu sama dengan suku bunga yang ditetapkan.
7. Tanggal penerbitan obligasi adalah tanggal di mana
obligasi benar-benar terjual kepada investor. Obligasi tersebut seringkali
diterbitkan setelah tanggal otorisasi.
C. Penetapan Nilai Utang Obligasi
Obligasi dijual pada nilai
nominalnya apabila suku bunga pasar (suku bunga efektif) dan yang ditetapkan
(suku bunga kontrak) adalah sama. Dalam kasus ini, pembayaran bunga
menghasilkan pengmbalian yang sama dengan suku bunga pasar untuk obligasi yang
bedurasi dan berisiko sama. Akan tetapi, suku bunga ditetapkan dan pasar
seringkali tidak sama. Jika suku bunga pasar (12%) misalnya, melebihi suku
bunga ditetapkan (10%), maka harga obligasi PT. Astra Graphia Tbk. harus
diturunkan di bawah nilai nominal guna memberikan investor pengembalian yang
sama dengan suku bunga pasar. Investor tidak berharap untuk membayar nilai nominal
$1.000 per obligasi (harga yang menghasilkan 10%) karena sekuritas hutang
pesaing dengan tingkat yang sama menghasilkan 12%. Apabila suku bunga pasar
(effective interest rate) melebihi suku bunga kontrak, maka obligasi dijual
pada diskonto atau diskonto/disagio (dibawah nilai nominal). Namun apabila suku
bunga ditetapkan melebihi suku bunga pasar, maka obligasi dijual pada premium
atau agio (di atas nilai nominal). Obligasi yang ditawarkan dalam suku bunga
kontrak di atas suku bunga pasar lebih menarik investor. Walaupun istilah
premium dan diskonto tidak menyiratkan kualitas negative atau positif dari
penerbitan obligasi. Hal ini hanya menguraikan penyesuaian harga jual untuk
membuat tingkat hasil selaras dengan suku bunga pasar atau obligasi serupa.
D. Akuntansi Untuk Utang Obligasi
Guna memperagakan akuntansi
untuk obligasi, beberapa kasus akan mengilustrasikan situasi pelaporang yang
berbeda. Dalam situasi ini, obligasi diterbitkan pada tanggal obligasi dan pada
awal tahun fiscal. Tiga suku bunga efektif yang berbeda. Informasi Umum :
Obligasi diterbitkan pada tanggal obligasi, awal tahun fiskal. Pada tanggal 1
Januari 2008, Ridwan Company, menerbitkan surat hutang $100.000, 7%, tertanggal
1 Januari 2008, bunga akan dibayar setiap 31 desember.
Obligasi tersebut jatuh
tempo pada tanggal 31 Desember 2012. Situasi A = suku bunga efektif = 7%
Situasi B = suku bunga efektif = 6% Situasi C = suku bunga efektif = 8% Jawab:
Situasi A : Obligasi dijual pada nilai nominal, suku bunga pasar dan ditetapkan
7% Harga = $100.000 (PV, 7%,5) + $100.000 (0,7) (PVA, 7%,5) $100.000 (0,71299)
+ $7.000 (4,10020) = $100.000 Ketika obligasi diterbitkan, penerbit mencatat
nilai jatuh tempo obligasi dalam hutang obligasi, yaitu akun kewajiban jangka
panjang.
Dalam kasus ini, nilai jatuh
tempo sama dengan jumlah yang dibayar oleh pemegang obligasi. Ridwan Company
membuat ayat jurnal berikut selama masa obligasi : 1 Januari 2008 – Menerbitkan
Obligasi: Kas 100.000 - Hutang obligasi - 100.000 31 Desember 2008 – 2012 –
Pembayaran bunga: Beban Bunga 7.000 - Kas - 7.000 31 Desember 2012 – Jatuh
tempo obligasi: Hutang Obligasi 100.000 - Kas - 100.000 Beban bunga untuk
obligasi yang diterbitkan pada nilai nominal sama dengan jumlah pembayaran
bunga. Nilai buku obligasi tetap $100.000 hingga jatuh tempo.
Perubahan selanjutnya dalam
suku bunga pasar diabaikan untuk tujuan ayat jurnal. Obligasi yang jatuh tempo
segera dibatalkan guna mencegah penerbitan kembali. Situasi B : Obligasi dijual
pada harga Premium, suku bunga pasar = 6% Harga = $100.000 (PV, 6%,5) +
$100.000 (0,7) (PVA, 6%,5) $100.000 (0,74726) + $7.000 (4,21236) = $104.213
Obligasi dijual pada premium karena obligasi tersebut membayar suku bunga pokok
yang melebihi tingkat hasil (yield rate) atas obligasi yang sama. Premium awal
sebesr $4.213 dicatat dalam premium hutang obligasi, yaitu akun penilaian ajun
yang menaikkan kewajiban obligasi bersih (akun ajun mempunyai pengaruh terbalik
dengan akun kontra).
Nilai sekarang (yang sama
dengan nilai buku) pada tanggal penerbitan ($104.213) adalah jumlah yang, jika
diinvestasikan oelh perusahaan penerbit pada suku bunga efektif, memenuhi semua
pembayaran yang diwajibkan pada penerbitan obligasi tersebut, termasuk nilai
nominal. Ayat jurnal jurnal yang dibuat untuk mencatat penerbitan ini : 1
Januari 2008 – Menerbitkan obligasi: Kas 104.213 Hutang Obligasi - 100.000
Premium hutang obligasi - 4.213 Total beban bunga sepanjang jangka waktu
penerbitan obligasi sama dengan total pembayaran kas yang diwajibkan oleh
obligasi (nilai nominal dan bunga) di kurangi harga penerbitan agregat. Total
beban bunga tidak sama dengan total bunga kas apabila obligasi dijual pada
premium atau diskonto, seperti yang ditunjukkan untuk Ridwan Company (situasi
B): Nilai nominal $100.000 Total bunga kas 5 tahun 35.000 Ttl pembayaran kas yg
diwjibkn obligasi $135.000 Harga penerbitan 104.213 Total b.bunga selama jw
obligasi $ 30.787 Ridwan Company akan menerima $4.213 yang lebih besar dari
nilai nominal pada saat penerbitan tetapi hanya akan membayar nilai nominal
pada saat jatuh tempo. Oleh karena itu, suku bunga efektif lebih kecil dari
suku bunga kontrak, dan total beban bunga untuk Ridwan Company sepanjang jangka
waktu obligasi lebih kecil dari total bunga yang dibayarkan. Setelah
penerbitan, premium atau diskonto sepenuhnya diamortisasi sepanjang jangka
waktu obligasi sehingga nila buku bersih sama dengan nilai nominal pada saat
jatuh tempo. Premium yang diamortisasi akan mengurang beban bunga periodik
relative terhadap bunga yang dibayarkan, dan diskonto yang diamortisasi akan
menaikkan beban bunga. Sementara kewajiban obligasi bersih sama dengan nilai
nominal ditambah premium obligasi yang belum diamortisasi atau dikurangi
diskonto obligasi yang belum diamortisasi. Metode Amortisasi Premium dan
Diskonto Terdapat dua metode amortisasi premium dan diskonto obligasi: Metode
Bunga dan Metode Garis Lurus. Ayat jurnal berikut menggambarkan penerapan dua
metode tersebut terhadap obligasi Ridwan Company : Keterangan Metode Bunga
Metode Garis Lurus 31 Desember 2008 Beban Bunga Premium hutang obligasi Kas
$100.000(0,07) 6.253* 747 - - - 7.000 6.157 843** - - - 7.000 31 Desember 2009
Beban Bunga Premium hutang obligasi Kas $100.000(0,07) 6.208*** 792 - - - 7.000
6.157 843 - - - 7.000 * $104.213(0,06) ** $4.213/5 tahun *** ($104.213 -
$747)(0,06) Tabel 1. Metode Amortisasi Premium & Diskonto obligasi Menurut
metode bunga, obligasi diungkapkan dalam bagian kewajiban jangka panjang di
neraca Ridwan Company per 31 desember 2009 sebagai berikut: Hutang obligasi
$100.000 Premium hutang obligasi yang belum diamortisasi 2.674 Nilai buku
bersih hutang obligasi $102.674 Beban bunga menurut metode bunga adalah produk
dari suku bunga efektif (6 persen) dan saldo kewajiban bersih pada awal
periode. Oleh karena itu beban bunga adalah beban bunga konstan dari nilai buku
awal. Investor akan menerima kembali bagian dari investasi awal pada setiap
pembayaran bunga. Tabel amortisasi seringkali disiapkan untuk mendukung ayat
jural obligasi. Tabel tersebut memberikan semua data yang diperlukan untuk ayat
jurnal sepanjang masa obligasi dan saldo kewajiban bersih pada akhir setiap
tahun. (tabel amortisasi untuk metode bunga tersedia dilampiran pada bagian
akhir makalah ini). Metode garis lurus adalah alternatif yang populer bagi
metode bungayang mengamortisasi jumlah diskonto atau premi yang sama pada
setiap periode bunga. Beban bunga sama dengan bunga kas yang dibayar dikurang
premium yang diamortisasi atau ditambah diskonto yang diamortisasi. Metode ini
menghasilkan jumlah dolar yang stabil untuk beban bunga setiap periode
disbanding suku bunga konstan pada setiap periode. Metode garis lurus mengakui
jumlah rata-rata setiap tahun ($6.175 =$30.787/5), sementara metode bunga
mencerminkan perubahan saldo hutang. Metode garis lurus hanya diizinkan apabila
beban bunga tidak berbeda secara material dalam kedua metode ( APB Opinion No.
21, par 15). Situasi C : Obligasi dijual pada diskonto, suku bunga pasar = 8%;
akuntasi oleh penerbit dan investor Harga = $100.000 (PV1, 8%,5) + $100.000
(0,07)(PV A, 8%,5) = $100.000 (0,68058) + $7.000 (3,99271) = 96.007 Dalam kasus
ini, obligasi Ridwan Company dijual pada diskonto karena suku bunga ditetapkan
lebih kecil daripada tingkat hasil obligasi serupa. Diskonto dicatat dalam akun
diskonto atas hutang obligasi, yaitu akun penilaian kewajiban kontra, yang
dikurangkan dari hutang obligasi untuk menghasilkan kewajiban bersih pada nilai
sekarang. Apabila kreditor bermaksud memiliki obligasi hingga jatuh tempo
(seperti diasumsikan di sini), maka akuntansi kreditor sejajar dengan debitor,
meskipun kreditor biasanya menggunakan metode bersih daripada melaporkan secara
terpisah premi atau diskonto. Demikian pula, periode amortisasi untuk kreditor
berlangsung dari tanggal pembelian hingga jatuh tempo, yang seringkali lebih pendek
daripada periode amotisasi perusahaan penerbit. Ayat jurnal untuk dua tahun
pertama setelah penjualan obligasi Ridwan Company disajikan berikut ini,
bersama dengan tabel amortisasi (tersedia di lampiran bagian akhir makalah
ini). Di sini hanya metode bunga yang diilustrasikan, meskipun metode garis
lurus dapat digunakan oleh kedua perusahaan. Ridwan Company (Penerbit) STIE
Company (Investor) 1 Januari 2008 – Menerbitkan Obligasi: Kas 96.007 - Diskonto
ats hutang Oblg 3.993 - Hutang Oblg - 100.000 31 Desember 2008- Beban Bunga:
Beban bunga 7.681* - Diskonto ats hutang Oblg - 681 Kas ($100.000x0,07) - 7.000
*7.681= $96.007(0,08) 31 Desember 2009 – Beban Bunga: Beban bunga 7.735* -
Diskonto ats hutang Oblg - 735 Kas ($100.000x0,07) - 7.000 *7.735= ($96.007 +
$681)(0,08) Investasi Oblg 96.007 - Kas - 96.007 Kas 7.000 Investasi Oblg 681
Pendapatan bunga 7.681 Kas 7.000 - Investasi Oblg 735 - Pendapatan bunga -
7.735 Diskonto awal sebesar $3.993 adalah jumlah yang melebihi total harga
obligasi yang harus dibayar penerbit kepada investor pada saat jatuh tempo.
Oleh karenanya, diskonto itu merupakan bunga tambahan pada pembayaran bunga kas
yang diwajibkan sepanjang jangka waktu obligasi. Bagian dari diskonto itu
diakui (diamortisasi) setaip periode, yang menyebabkan baik beban bunga maupun
kewajiban obligasi bersih yang meningkat. Pada saat diamortisasi penuh, akun
kewajiban obligasi bersih dan investasi obligasi meningkat menjadi $100.000,
yaiut jumlah jatuh tempo. Total beban bunga sepanjang jangka waktu obligasi
adalah $38.993, yaitu jumlah pembayaran bunga kas ($35.000) dan diskonto
obligasi ($3.993) I) E. Masalah Tambahan Dalam Akuntansi Untuk Obligasi a.
Biaya penerbitan obligasi Biaya penerbitan obligasi mencakup biaya hokum,
akuntansi, penjaminan, komisi, penulisan, pencetakan, pendaftaran (registrasi),
dan promosi. Biaya-biaya ini dibayar oleh penerbit dan mengurangi hasil bersih
dari penerbitan obligasi, jadi menaikkan suku bunga efektif bagi penerbit.
Biaya penerbitan obligasi diklasifikasikan sebagai beban yang ditangguhkan
(aktiva jangka panjang), dan bukan sebagai pengurang premium atau penambah
diskonto (APB Opinion No.21). b. Penerbitan Obligasi Diantara Tanggal Bunga
Dalam contoh-contoh sebelumnya, obligasi diterbitkan pada tanggal bunga, yaitu
suatu skedul yang kita pilih untuk menekankan prinsip-prinsip akuntansi. Namun
obligasi biasanya tidak diterbitkan pada tanggal bunga dan pembayaran bunga
semesteran adalah lebih umum. Disini timbul dua masalah baru: akuntansi untuk
bunga akrual dari tanggal pembayaran bunga paling terakhir dan perhitungan
harga penerbitan. I) F. Sekuritas Hutang Dengan Hak-hak Ekuitas Perusahaan
menerbitkan sekuritas hutang yang mencakup hak-hak memperoleh modal saham.
Hak-hak ini meningkatkan daya pemasaran dan memperbaiki persyaratan bagi
penerbit. Investor menerima hak potensial untuk menjadi pemegang saham dan
berpartisipasi dalam apresiasi harga saham sebagai tambahan atas pembayaran
pokok bunga. Dua contoh umum dari jenis sekuritas campuran ini adalah obligasi
nonkonvertibel dengan jaminan saham yang dapat dipisahkan dan obligasi
konvertibel dalam modal saham. a. Obligasi Dengan jaminan Pembelian Saham yang
dapat di pisahkan Jaminan saham (stock warrant ) memberikan opsi untuk membeli
dari penerbit sejumlah tertentu saham biasa pada harga per saham yang
ditetapkan, dalam periode waktu yang ditetapkan (periode penerbitan). Jaminan
ini berharga karena memungkinkan pemeganya membeli saham lebih kecil dari nilai
pasar jika nilai pasar meningkat diatas harga kontrak. Kerena itu, jaminan
umumnya meningkatkan harga obligasi. b. Obligasi Konvertibel Obligasi
konvertibel dapat dipertukarkan dengan modal saham (biasanya saham biasa)
penerbit menurut opsi investor. Biasanya, obligasi konvertibel dapat juga di
tarik kembali pada harga penebusan atau harga pembelian yang ditentukan, yaitu
harga menurut opsi penerbit. Jika suatu obligasi ditarik, pemeganya bisa
mengkonversi obligasi itu atau menerima harga penarikan. Obligasi konvertibel
seringkali seringkali dapat dipasarkan dengan suku bunga yang lebih rendah
daripada obligasi konvensional karena investor menetapkan suatu nilai atas hak
istimewa konversi. International Paper Company mengungkapkan catatan kaki
berikut tentang obligsi kovertibel dalam laporan tahunan 1993-nya: Surat hutang
subordinasi konvertibel 53/4% dapat di- pertukarkan dengan saham biasa
Perusahaan pada harga konversi $68,50 per saham. Harga konversi adalah jumlah
nilai nominal yang dipertukarkan untuk setiap lembar saham. Untuk obligasi
konvertibel International Paper Company, setiap obligasi dapat dikonversi
menjadi kira-kira 14,6 lembar saham (nilai nominal $1.000 per obligasi dibagi
dengan harga konversi $68,50). Obligasi konvertibel bagi penerbit memiliki Prospek untuk meningkatkan modal hutang§keunggulan karena beberapa
alasan: Obligasi itu seringkali
membayar suku bunga yang lebih§seringkali
meningkat. Jika obligasi itu
dikonversi, maka§rendah
daripada obligasi nonkonvertibel Lebih
sedikit lembar saham yang bisa§nilai
nominalnya tidak pernah dibayar. Opsi§diterbitkan dalam konversi
daripada penjualan saham secara langsung.
penarikan melindungi penerbit dari kewajiban untuk menerbitkan saham
dengan nilai agregat melebihi penarikan. Akan tetapi, obligasi konvertibel juga
mempunyai kelemahan. Jika harga saham meningkat, perusahaan penerbit akan
melepaskan kemungkinan hasil yang lebih tinggi dari penjualan saham secara
langsung. Dalam kasus obligasi, perusahaan sebaliknya, harus terus membayar
hutang. I) G. Obligasi Kupon Nihil (Zero Coupon Bonds) Beberapa perusahaan
menerbitkan obligasi yang hanya memberikan pembayaran nilai nominal pada
tanggal jatuh tempo. Obligasi semacam ini disebut obligasi kupon nihil. Oleh
karena obligasi tersebut tidak memberikan pembayaran bunga, maka obligasi
tersebut dijual pada harga diskon yang lebih besar. Sebagai contoh, obligasi
kupon nihil yang diterbitkan oleh Bank Danamon dan jatuh tempo pada tahun 2012
dijual seharga 100,65. Harga penerbitan obligasi kupon nihil merupakan nilai
kini dari nilai nominalnya. Sebagai contoh, jika suku bunga pasar adalah 13%,
nilai kini dari obligasi kupon nihil berjangka waktu 5 tahun sebesar Rp.
100.000.000 dihitung sebagai berikut: Nilai kini dari nilai nominal yang jatuh
tempo dalam 5 tahun, dengan bunga majemuk 13% pertahun yang dihitung persemester:
Rp. 100.000.000 x 0,53273 (nilai kini dari Rp.1 untuk 10 periode dengan bunga
61/2%) = Rp. 53.273.000 Penerapan akuntansi untuk obligasi kupon nihil serupa
dengan obligasi dengan bunga yang dujual pada harga diskon. Diskon amortisasi
sebagai beban bunga selama jangka waktu obligasi. Ayat jurnal untuk mencatat
penerbitan obligasi adalah sebagai berikut: 2009 Jan. 1 Kas 53,273,000 -
Diskonto atas Hutang Obligasi 46,727,000 - Hutang Obligasi - 100,000,000
(menerbitkan obligasi kupon nihil sebesar Rp. 100,000,000) I) H. Pelunasan
Hutang Pelunasan biasanya menggunakan hasil instrument hutang jangka panjang
untuk seluruh jangka waktu hutang. Pada saat jatuh tempo semua diskonto atau
premium diamortisasi secara penuh; keuntungan dan kerugian tidak diakui pada
peluanasn normal. Namun perusahaan dapat melunasi hutang sebelum jatuh tempo.
Akuntansi untuk peluansan hutang mencakup: - Pemutakhiran beban bunga, diskonto
atau premium, dan biaya penerbitan yang berkaitan sampai tanggal penarika. -
Penghilangan akun kewajiban - Pencatatan transfer kas, sumber daya lain, atau
sekuritas hutang. - Pencatan keuntungan atau kerugian luar biasa. Pengungkapan
yang diwajibkan untuk keuntungan dan kerugian luar biasa dari pelunasan
mencakup (SFAS No. 4, par. 9) - Suatu penjelasan transaksi, mencakup saran yang
digunakan untuk pelunasan. - Pengaruh pajak penghasilan atas keuntungan atau
kerugian. - Jumlah per saham dari keuntungan atau kerugian bersih agregat dari
pengaruh pajak yang berkaitan. II. WESEL JANGKA PANJANG Wesel adalah suatu
dokumen formal yang menetapkan syarat-syarat hutang. Wesel jangka panjang
seringkali digunakan untuk akuisisi aktiva tertentu, sedangkan obligasi lebih
tepat digunakan untuk menambah jumah modal yang besar demi tujuan umum. Wesel
biasanya membpunyai jatuh tempo yang lebih pendek daripada obligasi dan tidak
diperdagangkan di bursa yang terorganisasi. Tekhnik nilai sekarang digunakan
untuk menilai dan mengakui bunga wesel jangka panjang. Contoh soal untuk wesel
jangka panjang, ( suku bunga kontrak dan suku bunga pasar berbeda) sebagai
berikut: Ridwan Company membeli barang per 1 Januari 2009, dan menerbitkan
wesel $10.000, jangka waktu dua tahun dengan suku bunga kontrak 3%. Bunga
dibayar setiap tanggal 31 Desember, dan seluruh pokok harus dibayar pada 31
Desember 2010. Barang dagangan itu tidak mempunyai nilai pasar segera. Suku
bunga pasar yang tepat untuk wesel ini adalah 8%. Sementarai nilai kini wesel
dan nilai tercatatnya dihitung sebagai berikut: Nilai kini jumlah yang jatuh
tempo $10.000 (PV 1, 8%,2) = $10.000(0,85734)= $8.573 Nilai sekarang pembayaran
bunga nominal $10.000(0,03)(VA, 8%,2) = $300(1,78326) = 535 Nilai kini wesel 8%
$9.108 Nilai kini wesel lebih kecil daripada nilai nominalnya karena wesel itu
membayar bunga yang lebih kecil daripada yang tersedia di tempat lain di pasar.
Karenanya, nilai nominal yang lebih tinggi harus dibayarkan untuk
mengkompensasi penjual karena suku bunga yang lebih rendah. Perbedaan nilai
nominal dan nilai sekarang( $892) menyatakan diskonto atas wesel, atau bunga
selain pembayaran kas 3%. Akuntansinya sama dengan obligasi yang diterbitkan
pada diskonto (asumsikan metode bunga). 2010 Jan 1 Persediaan 9.108 - Diskonto
Pd wesel jangka panjang - 892 Hutang jangka panjang - 10.000 (Menerbitkan Wesel
(metode kotor)) 2010 Des 31 Beban Bunga 729 - Diskonto atas hutang jangka
panjang - 429 Kas - 300 (Pembayaran Bunga) Metode gari lurus dapat diterima
jika hasilnya tidak berbeda secara material dengan metode bunga. Menurut metode
garis lurus, Ridwan Company mengamortisasi $446 ($892/2) dari diskonto itu dan
mengakui beban bunga $746 ($360 +$466) pada setiap periode. Ayat jurnal tersisa
menurut metode bunga untuk Ridwan Company adalah sebagai berikut: 2011 Des 31
Beban bunga 763 - Diskonto pd wesel bayar jangka pjg. - 463 Kas - 300
(Pembayaran Bunga) 31 Wesel bayar jangka panjang 10.000 - Kas - 10.000
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan
Utang jangka panjang merupakan adalah kewajiban kepada
pihak tertentu yang harus dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu perioda
akuntansi (1 tahun) dihitung dari tanggal pembuatan neraca. Hutang jangka
panjang umumnya timbul apabila perusahaan membutuhkan tambahan dana.
Jenis-jenis Hutang jangka panjang meliputi : Hutang Obligasi, Hutang Hipotek
dan Hutang Wesel jangka panjang. Hutang hipotek dan hutang wesel jangka panjang
relatif sedikit cakupannya jika dibandingkan dengan Hutang obligasi. Obligasi mengandung
berbagai masalah dan variasi yang berpengaruh pula pada akuntansinya sehingga
cakupannya sangat luas.
DAFTAR PUSTAKA
James M. Reeve, Carl S. Warren, Jonathan E.D, ErsaTri
Wahyuni, Gatot Soeprianto, Amir Abadi Jusuf, Chaerul D. Djakman :Pengantar
Akuntansi Adaptasi indonesia jilid 2 . Jakarta, Salemba Empat 2010 . 2013,
Akuntansi Hutang Jangka Panjang - ILMU PERHOTELAN. Artikel,
http://www.tasikhotel.com/2013/06/akuntansi-hutang-jangka- panjang.html.
Diakses 12 Desember 2013. Badri, Zulidamel. 2009. Hutang Jangka Panjang |.
Artikel, http://zulidamel.wordpress.com/2009/02/26/hutang-jangka-panjang/.
Diakses 12 Desember 2013