Pengertian Motorik
Motorik adalah segala sesuatu yang ada
hubungannya dengan gerakan-gerakan tubuh atau pergerakan. Kecerdasan motorik
anak dipengaruhi oleh aspek perkembangan fisik motorik, emosi, kognitif, maupun
psikososial. Perkembangan anak berlangsung dalam proses yang holistik atau
menyeluruh dengan diberikan stimulasi langsung dalam kegiatan yang holitik.
Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak.
Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang
terkoordinir antara susunan saraf, otot, dan otak.
Pada anak usia 5 tahun syaraf-syaraf yang
berfungsi mengontrol gerakan motorik sudah mencapai kematangannya dan
menstimulasi berbagai kegiatan motorik yang dilakukan anak secara luas. Otot
besar yang mengontrol gerakan motorik kasar berkembang lebih cepat apabila
dibandingkan dengan otot halus yang mengontrol kegiatan motorik halus. Pada
waktu bersamaan persepsi visual motorik anak ikut berkembang dengan pesat,
seperti mengisi gelas dengan air, menggambar, mewarnai dengan tidak keluar
garis. Di usia 5 tahun anak telah memiliki kemampuan motorik yang bersifat
kompleks yaitu kemampuan untuk mengkombinasikan gerakan motorik dengan seimbang
seperti berlari sambil melompat dan mengendarai sepeda.
Ketika anak mampu melakukan suatu gerakan
motorik, maka akan termotivasi untuk bergerak kepada motorik yang lebih luas
lagi. Aktivitas fisiologis meningkat dengan tajam. Anak seakan-akan tidak mau
berhenti melakukan aktivitas fisik, baik yang melibatkan motorik kasar maupun
motorik halus. Pada saat mencapai kematangan untuk terlibat secara aktif dalam
aktivitas fisik yang ditandai dengan kesiapan dan motivasi yang tinggi dan
seiring dengan hal tersebut, perlu diberikan berbagai kesempatan dan pengalaman
yang dapat meningkatkan keterampilan motorik anak secara optimal (Saputra,
2005:36).
Kemampuan gerak dasar merupakan kemampuan yang biasa siswa lakukan guna meningkatkan
kualitas hidup. Perkembangan penguasaan gerak terjadi sejalan dengan pertumbuhan fisik, pada masa awal dan pembentukan pola gerak
dasar. Gerak dasar tersebut meliputi berjalan, berlari, melompat dan meloncat. Kesalahan pada
gerak dasar yang tidak dikoreksi akan merugikan anak tersebut dan akan bersifat
menetap dan sukar untuk dirubah, kerugian tersebut meliputi:
(1) tidak efisiensinya gerakan,
(2) buruknya mekanika pada saat penampilan,
(3) kemungkinan terjadinya cidera lebih besar,
(4) pengeluaran energi lebih besar/pemborosan energi dan
(5) prestasi yang diraih tidak maksimal akibat dari
menurunnya kualitas gerak.
Kemampuan gerak dasar
dibagi menjadi tiga kategori yaitu Lokomotor, Non lokomotor, dan manipulatif.
Kemampuan lokomotor digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke
tempat lain atau untuk mengangkat tubuh ke atas seperti : lompat dan loncat.
Kemampuan gerak lainnya adalah berjalan, berlari, skipping, melompat, meluncur,
dan lari seperti kuda berlari (gallop). Kemampuan non lokomotor dilakukan di
tempat, tanpa ada ruang gerak yang memadai. Kemampuan non lokomotor terdiri
dari menekuk dan meregang, mendorong dan menarik, mengangkat dan menurunkan,
melipat dan memutar, mengocok, melingkar, melambungkan dan lain-lain.
Kemampuan manipulatif
dikembangkan ketika anak tengah menguasai macam-macam obyek. Kemampuan
manipulatif lebih banyak melibatkan tangan dan kaki, tetapi bagian lain dari
tubuh kita juga dapat digunakan. Manipulasi obyek jauh lebih unggul daripada
koordinasi mata-kaki dan tangan-mata yang mana cukup penting untuk item:
berjalan (gerakan langkah) dalam ruang. Bentuk-bentuk kemampuan manipulatif
terdiri dari: gerakan mendorong (melempar, memukul, menendang), gerakan
menerima (menangkap) obyek adalah kemampuan penting yang dapat diajarkan dengan
menggunakan bola yang terbuat bantalan karet (bola medicin) atau macam-macam
bola yang lain dan gerakan memantul-mantulkan bola atau menggiring bola
(Sugiyanto, 1995:25).
Dengan bertambahnya umur
seseorang akan berkembang melalui suatu rangkaian tingkatan yang bertahap dan
sifat-sifat fisik akan berubah serta keterampilan baru akan dipengaruhi dan
disempurnakan. Sahman (2002:48-54) menyatakan setiap manusia mempunyai
perkembangan yang khas, terdapat rangkaian dengan ciri tertentu yang muncul
pada interval tertentu serta terdapat urutan pola yang sama walaupun laju
perkembangan dapat berbeda sehingga pola-pola perkembangan tersebut dapat
diramalkan.
Pengalaman masa kanak-kanak akan sangat bermanfaat pada masa dewasa,
diantaranya kemampuan dalam memecahkan suatu masalah baik dalam bentuk
keseharian maupun dalam bentuk kemampuan berolahraga. Dengan demikian semakin
banyak pengalaman masa kecil akan semakin besar dalam menemukan kemampuan
penguasaan pola gerak dasar dan akan membentuk menjadi olahragawan pada cabang
tertentu. Pola-pola gerak dasar berkat pengalaman gerakan pada masa kanak-kanak
akan menentukan kualitas gerakan karena pada masa kanak-kanak selalu didorong
bergerak dengan pola gerak dasar yang benar.
Prinsip utama perkembangan fisiologis anak usia
dini adalah koordinasi gerakan motorik, baik motorik kasar maupun halus. Pada
awal perkembangannya, gerakan motorik anak tidak terkoordinasi dengan baik.
Seiring dengan kematangan dan pengalaman anak, kemampuan motorik tersebut
berkembang dari tidak terkoordinasi dengan baik. Dengan kata lain prinsip utama
perkembangan motorik adalah kematangan, urutan, motivasi, pengalaman dan
latihan atau praktek. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus.
Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang
menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang
dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan duduk,
menendang, berlari, naik-turun tangga, berjalan, melompat, berlutut, dan
sebagainya. Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot
halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan
untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan,
mencoret-coret, menyusun balok, menulis, menggunakan jari-jari tangan untuk
menyusun puzzle, memegang gunting atau memegang pensil, melenturkan badan,
menari, dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa
berkembang dengan optimal (Soetjiningsih,1995:58).