Hurlock (1978:60) menyatakan dari beberapa studi perkembangan motorik yang diamatinya,
ada lima prinsip perkembangan motorik kasar.
Adapun lima prinsip perkembangan motorik kasar yaitu :
1.
Perkembangan motorik kasar bergantung pada kematangan otot dan syaraf.
Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh
organ otak. Otak lah yang mengatur setiap gerakan yang dilakukan anak. Semakin
matangnya perkembangan sistem syaraf otak yang mengatur otot, semakin baik
kemampuan motorik anak. Hal ini juga didukung oleh kekuatan otot anak yang
baik.
2.
Perkembangan yang berlangsung terus menerus.
Perkembangan motorik berlangsung secara terus
menerus sejak pembuahan. Urutan perkembangan cephalocaudal dapat dilihat pada
masa awal bayi, pengendalian gerakan lebih banyak di daerah kepala. Saat
perkembangan syaraf semakin baik, pengendalian gerakan dikendalikan oleh batang
tubuh kemudian di daerah kaki. Perkembangan secara proximodistal dimulai dari
gerakan sendi utama sampai gerakan bagian tubuh terpencil. Misal bayi
menggunakan bahu dan siku dalam bergerak sebelum menggunakan pergelangan tangan
dan jari tangan.
3.
Perkembangan motorik memiliki pola yang dapat diramalkan.
Perkembangan motorik dapat diramalkan
ditunjukkan dengan bukti bahwa usia ketika
anak mulai berjalan konsisten dengan laju perkembangan keseluruhannya.
Misalnya, anak yang duduknya lebih awal akan berjalan lebih awal ketimbang anak
yang duduknya terlambat. Breckenridge dan Vincent menyatakan cara yang cukup
teliti untuk memperkirakan pada umur berapa anak akan mulai berjalan yakni
dengan mengalikan umur anak mulai merangkak dengan 1,5 atau dengan mengalikan
umur anak mulai duduk dengan 2.
4.
Reflek primitif akan hilang dan digantikan dengan gerakan yang disadari.
Reflek primitif ialah gerakan yang tidak
disadari, berlangsung secara otomatis dan pada usia tertentu harus sudah hilang
karena dapat menghambat gerakan yang disadari.
5.
Urutan perkembangan pada anak sama tetapi kecepatannya berbeda
Tahap perkembangan motorik setiap anak sama.
Akan tetapi kondisi bawaan dan lingkungan mempengaruhi kecepatan
perkembangannya.
Faktor yang
Mempengaruhi Laju Perkembangan Motorik
Hurlock (1978:25)
menyatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi laju perkembangan motorik
yaitu faktor keturunan, kehamilan dan kelahiran, kondisi anak, dan motivasi.
1.
Faktor keturunan
Sifat dasar genetik, termasuk bentuk tubuh dan
kecerdasan mempunyai pengaruh yang menonjol terhadap laju perkembangan motorik.
Anak yang memiliki IQ tinggi menunjukkan perkembangan
motorik yang lebih cepat daripada anak yang memiliki IQ normal atau di bawah
normal.
2. Kehamilan dan kelahiran
Kondisi status gizi ibu dan lingkungan yang
baik saat ibu hamil mendorong perkembangan janin yang baik sehingga
perkembangan motorik anak juga akan baik. Kelahiran yang sukar terlebih lagi
kelahiran yang mengakibatkan trauma kepala akibat jalan lahir pada umumnya
menghambat perkembangan motorik. Anak dengan riwayat lahir prematur juga
memiliki perkembangan motorik yang lebih lambat daripada anak yang lahir
normal.
3. Kondisi anak
Status gizi anak yang baik pada dasarnya akan
mempercepat perkembangan motorik anak. Keadaan cacat fisik yang terdapat pada
anak, seperti kebutaan akan memperlambat perkembangan motorik.
4.
Motivasi
Adanya rangsangan,
dorongan, dan kesempatan anak untuk menggerakkan semua bagian tubuh akan
mempercepat perkembangan motorik. Perlindungan orangtua yang berlebihan akan
menghambat berkembangnya kemampuan motorik. Perkembangan
keterampilan motorik merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan
pribadi secara keseluruhan.
Hurlock (1956, dalam Yusuf, 2004:46) menyatakan ada beberapa alasan penting tentang
fungsi perkembangan motorik bagi konstelasi perkembangan anak, yaitu:
a. Melalui keterampilan motorik, anak dapat
menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Misalnya anak merasa senang
dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar, dan memainkan
alat-alat mainan.
b. Melalui keterampilan motorik, anak dapat
beranjak dari kondisi tidak berdaya (helplessness) pada bulan-bulan
pertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang bebas atau tidak bergantung (indenpendence).
Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dan dapat berbuat
sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan dapat menunjang perkembangan rasa
percaya diri (self confidence).
c. Melalui keterampilan motorik, anak dapat
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau usia
kelas-kelas awal sekolah dasar, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar,
melukis, dan baris-berbaris.
d. Melalui perkembangan motorik yang normal, anak
dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayanya, sedangkan yang tidak normal
akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan
terkucil.
e. Perkembangan keterampilan motorik sangat
penting bagi perkembangan self consept atau kepribadian anak.