Salah
satu cara mengembangkan kecerdasan kinestetik pada Anak Usia Dini salah satuya
adalah kelenturan tubuh. Sebagai bagian dari komponen kecerdasan kinestetik,
kelenturan melengkapi komponen kinestetik lain. Kelenturan terkait dengan
keluwesan dan estetika dari gerakan-gerakan terencana dari manusia. Kelenturan
dapat dirangsang melalui kegiatan yang indah, halus dan luwes. Kelenturan juga
meliputi kegiatan yang lentur, lancar, tidak kaku. Hampir semua tarian,
termasuk balet berfungsi melenturkan gerak tubuh. Kegiatan yang dirancang untuk
mengembangkan kelenturan gerak tubuh anak adalah:
1. Demonstrasi
gerak
“Menari” merupakan
paduan gerakan badan (tangan, dan sebagainya) yang berirama, biasanya diiringi
bunyi-bunyian (musik, gamelan, dan sebagainya). Menari memiliki tujuan utama merangsang
kemampuan gerak dan kelenturan tubuh. Kegiatan ini diberikan di TPA, KB, dan TK
dengan penyesuaian tari.
2. Menirukan
gerakan.
“Meniru gerak”
merupakan kegiatan menirukan gerakan-gerakan luwes yang dilihat atau
dipersiapkan. Kegiatan ini bertujuan untuk merangsang kepekaan terhadap gerakan
luwes yang bernilai estetis (indah).
3. Mencipta
dan meluweskan gerak.
“mencipta dan meluweskan gerak”
merupakan kegiatan membuat gerakan spontan dan meluweskan gerakan spontan
tersebut. Kegiatan ini bertujuan merangsang kemampuan membuat gerakan yang
luwes pada anak.
Sumber gerak tari adalah tubuh secara keseluruhan. Mulai
dari gerakan kepala, tangan, hingga kaki. Seperti kita tahu bahwa tubuh itu
merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisah-pisah. Ketika anak menari
melangkahkan kakinya atau merentangkan tangannya, misalnya tidak berarti bahwa
bagian-bagian tubuhnya yang lain tidak turut menari. Bahkan kesatuan dan
keseimbangan seluruh anggota tubuhnya sangat utama dalam menari. Anggota tubuh
yang digerakkan baik secara sadar atau tidak, dalam menari harus tetap menjadi
satu kesatuan, sehingga keseimbangan dari perwujudan seluruh tubuh tetap
terjaga dan tertata dalam ruang.
Mengenal struktur tubuh atau anatomi merupakan
pengetahuan penting bagi anak di dalam menari. Anak diberi kesempatan mengidentifikasi
dan mendemonstrasikannya melalui gerakan tari yang terkoordinasi dengan bagian
struktur tubuh atau anatomi, seperti persendian yaitu : siku, lutut, pinggang,
leher, pergelangantangan, pundak atas.
Mengorganisasikan gerakan tubuh atau melakukan olah
tubuh dalam menari, dapat dilakukan melalui:
a. Gerakan
dinamis, merupakan gerakan yang dilakukan secara wajar oleh anak namun indah
dilihat. Untuk melakukan gerakan dinamis dalam menari tidak semua anak mampu,
oleh karenanya anak perlu mendapat latihan seperti menggerakan tangan dan kaki
secara harmonis sesuai irama musik, baik bergerak di tempat maupun sambil
berpindah tempat mengisi ruang tempat ia menari dan mengolah tubunya dengan
gerakan spontan tapi seirama. Melatih kemampuan anak mengkoordinaskan gerak
struktur tubuhnya harus dengan irama iringan, baik irama iringan musik dari
kaset maupun irama iringan alat musik pukul. Gerakan dinamis yang dilakukan
anak dalam menari akan diperolehnya melalui kemampuan mereka mengkoordinasikan
gerakannya dengan merespons iringan musik dengan baik.
b. Pembentukan
tubuh, pembentukan tubuh bagi anak usia dini tidak harus menggunakan teknik
yang sulit. Latihan pembentukan tubuh yang diajarkan cukup dengan cara
mendemonstrasikan gerakan lateral
atau ke arah samping dan menyilang ke arah samping, atau gerakan yang
menggunakan bagian tubuh atas dan bawah dalam waktu yang bersamaan.
Beberapa keterampilan tubuh yang penting dilakukan
anak dalam menari, yaitu:
a. Keseimbangan, keseimbangan
adalah kemampuan anak untuk mendemonstrasikan kemampuan berjalan, melingkar, berjalan
jinjit, dan kemampuan menyeimbangkan satu kaki selama dua atau tiga detik.
b. Kekuatan, merupakan
kemampuan untuk mengungkapkan ekspresi gerak tubuh anak dalam menari.
c. Rentang gerak, anak
mampu mendemonstrasikan fleksibilitas dari gerakan berputar-putar pinggang,
pundak, lutut dan kaki.
d. Menghubungkan, yang
maksud dengan keterampilan menghubungkan adalah keterampilan anak menggerakan
bagian tubuh secara tersendiri, seperti : menggerakan tangan kanan saja atau
kepala saja atau pada waktu yang bersamaan memfokuskan pada perhatian dan arah.
Kesadaran tubuh menunjuk pada kemampuan anak untuk
mengenal nama-nama bagian tubuhnya yang bemacam-macam serta kemampuan untuk
mengontrol setiap bagian dari tubuhnya secara terpisah. Bagian-bagian tubuh
yang perlu dikenal anak dalam menari melibatkan tiga wilayah meliputi :
1. Wilayah
kepala, yaitu : dahi, muka, pipi, alis, hidung, mulut, telinga, rahang, dagu,
mata dan rambut.
2. Wilayah
badan bagian atas, yaitu : leher, bahu, dada, perut, lengan tangan, siku,
pergelangan, telapak dan jari-jari.
3. Wilayah
badan bagian bawah, yaitu : pinggang, pinggul, pantat, paha, lutut, betis,
pergelangan kaki, tumit, bola-bola kaki dan jari-jari.
Bagian-bagian tubuh seperti kaki, tangan, kepala dan
wajah dalam menari memiliki peran dan fungsi masing-masing serta merupakan
media dalam gerak. Seperti tangan, misalnya dibandingkan dengan kaki, tangan
lebih banyak memiliki fungsi sebagai media komunikasi, seperti isyarat untuk
menunjuk, memanggil, mengacungkan jempol, dan lain-lain. Di dalam tari, tangan
juga merupakan media ungkap. Desain atau konsep gerak tangan dalam menari
sangat dominan variatif. Bagian-bagian tubuh ini sangat penting dalam
mengekspresikan makna, dan sebagai medium ungkap menyampaikan ekspresi di dalam
menari.
Gerak merupakan dasar belajar tari. Anak pada
umumnya senang bergerak. Ketika anak bergerak sambil menari, merupakan
pengalaman yang menyenangkan bagi mereka. Bergerak sambil menari ini akan
membantu baik guru maupun anak untuk memahami gerak yang terintegrasi dalam
tari. Tari dapat membantu anak mengenal pengetahuan bagaimana menginternalkan
pengalaman gerak, bagaimana menciptakan gerak secara spontan. Dalam
pembelajaran tari mereka mampu menggunakan gerakan untuk menyampaikan sesuatu. Gerak
memberikan pemahaman kognitif antara ide, gerak, maksud, hasil atau solusi.
Kesadaran akan gerakan-gerakan anggota tubuh anak
seperti tepukan tangan yang ritmis misalnya, atau hentakan kaki yang ritmis
atau dalam suasana keceriaan di kelas maupun di luar kelas merupakan kepekaan
anak dalam menari. Kepekaan ini sangat penting sebab semakin meningkat
pemahaman anak semakin bagus ia menampikkan gerakannya. Gerakan-gerakan tubuh
yang sederhana tersebut relatif mudah direspon oleh anak-anak. Gerakan tubuh
anak dalam menari, seberapapun sederhananya, dimaksudkan untuk menari.
Dalam menari, anak bergerak secara natural. Mereka
bergerak untuk mencapai mobilitas, bergerak untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan,
dan bergerak karena menyenangkan dan merasa bahagia. Ketika gerakan mereka
menjadi terstruktur dan dipertontonkan dengan penjiwaan sesuai dengan
gerakannya maka itu disebut tari. Sama halnya dengan mengorganisasikan bunyi
menjadi sebuah musik. Anak belajar struktur gerak sama dengan ketika mereka
belajar bahasa. Meskipun pembelajaran untuk anak usia dini menyertakan
pelajaran menggambar dan bernyanyi, sering terlupakan memasukan
pengorganisasian gerak ke dalam suatu pengalaman indah. Gerak tari bagi anak
usia dini disesuaikan dengan usianya, dan gerakan itu mampu memberikan
informasi.
Gerak tubuh penari membutuhkan ruang, seperti halnya
benda, yang mengisi suatu volume di dalam suatu ruang. Dalam tari, tubuh bukan
hanya mengisi ruang, melainkan juga menciptakan ruang. Ketika seorang anak
merentangkan tangannya, misalnya maka dengan sendirinya suatu ruang gerak akan
tercipta. Kemampuan kesadaran ruang yang mereka ciptakan tadi, menunjuk pada
posisi tubuh yang dikaitkan dengan ruang sekelilingnya. Ini merupakan dasar
dalam perkembangan kemampuan gerak perseptual anak. Gerak perseptual dihasilkan
oleh kemampuan anak mengindera rangsangan dan menentukan gerak yang sesuai
dengan rangsang itu. Anak menerima dan merespons rangsang melalui keterampilan
gerak yang menarik dan unik dengan menggunakan elemen-elemen tari kemudian
mendemonstrasikannya lewat kosa kata tari. Pengembangan kosa kata tari, seperti
memberi nama gerakan yang berlawanan, misalnya besar-kecil, cepat-lambat,
bergerak-berhenti, dan lain sebagainya
Bentuk-bentuk ruang
dalam menari unuk anak usia dini adalah :
1. Arah,
anak menggunakan tubuhnya untuk menciptakan arah seperti, melakukan gerakan ke depan,
ke belakang, ke samping, meninggi dan merendah serta berbelok sambil
menjelajahi tempat yang kecil, besar, tinggi bahkan rendah.
2. Jalan setapak,
anak menari dalam ruang yang lurus, berbelok, dan melingkar dengan jalan
setapak.
3. Level, anak
menari dengan level intensitas yang tinggi, menengah dan rendah.
4. Bentuk, anak
mendemonstrasikan bentuk-bentuk geometri dengan tubuh, seperti melingkar,
segitiga, segiempat, bintang, oval, bentuk bulan sabit. Contohnya anak menari
membentuk huruf “X”, “P”, an “L”.
5. Bentuk individual, anak
bergerak pada ruang sendiri dan pada ruang teman lainya. Misalnya, anak bergerak
pada ruang sendiri, kemudian bergerak di posisi temannya, demikian sebaliknya.
6. Hubungan, anak
menari dan mengidentifikasi hubungannya dengan posisi yang jelas dengan teman
lain, seperti : gerakan si Anita berhubungan dengan gerakan teman di
sampingnya, juga berhubungan dengan teman didepannya, dan berhubungan dengan
teman dibelakangnya, ke muka atau menjauh.
Aspek waktu amat penting dalam menari dan hal ini
perlu diperhatikan oleh guru. Untuk melompat misalnya, anak butuh waktu 3
detik, untuk melangkah membutuhkan waktu 2 detik. Atau suatu gerakan yang sama
seperti gerakan jalan di tempat jika dilakukan dalam waktu yang berbeda, akan
berbeda pula efek dan rasanya, baik bagi anak yang melakukannya, maupun bagi
orang lain yang melihatnya. Walaupun tidak selalu, aspek waktu dalam tari
sering terkait dengan musik pengiringnya, yang memang secara bersama-sama
menjalani waktu tersebut. Istilah yang banyak dipakai yang berkaitan dengan
waktu adalah irama. Jadi gerakan tari adalah gerakan yang berirama, yang diatur
waktunya. Pengaturan waktu yang dimaksud adalah cepat-lambatnya tarian. Waktu
diatur sesuai dengan kebutuhan atau keadaan. Sebagai contoh, anak melakukan
gerakan yang lambat, bukan karena santai, atau sebaliknya bergerak cepat bukan
karena tergesa-gesa melainkan karena itulah waktu yang cocok untuk melakukan
tariannya.
Aspek waktu dalam
menari adalah:
1. Tempo,
anak menari dengan tempo yang berbeda-beda tergantung pada perubahan iringan musik
atau instrumen.
2. Ritme,
anak menari dengan ketukan yang tetap, seirama dengan musik atau instrumen.
3. Pola,
anak menari dengan pola ritmik.
4. Musik,
anak berimprovisasi dengan merespons musik.
Untuk bergerak anak perlu tenaga. Aspek
tenaga dalam menari berhubungan dengan kemampuan untuk menciptakan daya
(force), menyerap tenaga, mengatur keseimbangan, mengatur jarak, kecepatan,
serta aliran gerak. Besar kecil tenaga yang dikeluarkan anak dalam menari
tergantung dari kebutuhannya. Dalam tari tenaga diatur, seperti keras-lemahnya,
besar-kecilnya, sesuai dengan yang diperlukan. Pengaturan tenaga ini disebut
dengan dinamika. Tenaga besar melahirkan dinamika gerakan yang kuat, dan tenaga
yang kecil melahirkan dinamika yang lembut. Contoh, anak menari dalam
berkelompok sambil membawa tongkat, gerakan-gerakan yang dilakukan seperti meloncat
ke atas, diselingi dengan langkah kaki seperti derap langkah tentara. Gerakan
anak ini menciptakan ruang besar, dan rasa waktu yang cepat, serta menciptakan
dinamika yang kuat. Dengan demikian, aspek fisik atau teknik tari berkenaan
dengan ruang, waktu dan tenaga.