1 Pengertian
Kemampuan Menyimak
Kegiatan menyimak dapat
dilakukan oleh seseorang dengan bunyi bahasa sebagai sumbernya, sedangkan
mendengar dan mendengarkan bisa bunyi apa saja. Jadi, menyimak memiliki kandungan
makna yang lebih spesifik bila dibandingkan dengan mendengar dan mendengarkan.
Namun, sekali lagi dalam penggunaannya istilah mendengarkan dan menyimak sering
digunakan secara bergantian atau disamakan artinya.
Menyimak menurut Anderson
(dalam Tarigan, 2008:34) bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan
perhatian serta apresiasi. Pendapat ini dipertegas oleh Tarigan (2008:31) bahwa
menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan
penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh
informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah
disampaikan sang pembicara melalu ujaran atau bahasa lisan.
Pengertian lain menyimak
menurut Tarigan (1986: 176) yaitu “suatu penerimaan yang aktif terhadap
informasi lisan”, artinya bahwa seorang penyimak dapat mendengar secara aktif
mengenai pesan yang disampaikan oleh pembicara, hal ini terkait dengan
perhatian seorang penyimak. Jika penyimak mampu menerima informasi secara
aktif, maka perhatian penyimak dilakukan secara efektif.
Jadi, berdasarkan
pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menyimak adalah kegiatan
mendengarkan secara aktif dan kreatif untuk memperoleh informasi, menangkap isi
atau pesan serta memahami makna komunikasi yang disampaikan secara lisan.
2. Fungsi
Menyimak
Keterampilan menyimak dapat berfungsi untuk :
1) Menjadi dasar belajar
bahasa, baik bahasa pertama maupun bahasa kedua
Kemampuan berbahasa tidak
akan dimiliki oleh seseorang kalau tidak diawali dengan kegiatan mendengarkan.
Seorang anak dapat mengucapkan kata mama, papa dan sebagainya setelah ia
sering dan berulang-ulang menyimak pengucapan kata-kata tersebut dari
orang-orang yang ada di sekitarnya. Demikian pula halnya pada saat anak belajar bahasa asing. Kegiatan mungkin diawali
dengan menyimak cara pengucapan fonem, kata dan kalimat sebelum dia bisa
mengucapkan sebuah kata dan menggunakannya dalam kegiatan berbicara.
2) Menunjang ketrampilan berbahasa lainnya
Apabila bahasa pembicara
sama dengan bahasa penyimak, maka penyimak dari hasil simakannya akan dapat
mengetahui ciri-ciri bahasa pembicara. Hal ini dapat menunjang kemampuan berbicara
penyimak. Selain itu, penyimak dari hasil simakannya akan memperoleh tambahan
perbendaharaan kata yang dapat meningkatkan
ketrampilan berbahasanya, baik lisan (berbicara dan menyimak) maupun tulisan
(membaca dan menulis).
3) Memperlancar komunikasi lisan
Setelah menyimak
pembicaraan seseorang, tentu penyimak akan dapat mengetahui isi atau makna
pembicaraan tersebut, maka akan terjadi komunikasi antara pembicara dan
penyimak. Hal ini berarti, menyimak dapat memperlancar komunikasi lisan.
4) Menambah informasi atau pengetahuan
Pengetahuan tentang
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi atau informasi lainnya tidak hanya
diperoleh melalui membaca, tetapi juga melalui menyimak. Pengetahuan baru tersebut
diperoleh melaui kegiatan mendengarkan berita, ceramah, diskusi dan lain
sebagainya.
3 Tujuan
Menyimak
Bermacam-macam tujuan
orang menyimak. Tujuan seseorang menyimak tergantung pada niat setiap orang.
Tarigan (2008:60-61) mengemukakan tujuan orang menyimak, yaitu:
a.
Menyimak dengan tujuan agar dapat memperoleh
pengetahuan dari bahan ujaran pembicara, dengan perkataan lain, menyimak untuk
belajar.
b. Menyimak
dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan
atau yang diperdengarkan, dengan kata lain menyimak untuk menikmati keindahan
audial.
c.
Menyimak dengan maksud agar dia dapat menilai sesuatu
yang dia simak itu (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-tak logis, dan
lain-lain), dengan kata lain menyimak untuk mengevaluasi.
d. Menyimak
agar dapat menikmati serta menghargai sesuatu yang disimaknya itu, dengan kata
lain menyimak untuk mengapresiasi materi simakan.
e.
Menyimak dengan maksud agar dia dapat mengomunikasikan
ide-ide, gagasan-gagasan, ataupun perasaannya kepada orang lain dengan lancar
dan tepat.
f.
Menyimak dengan maksud dan tujuan agar dapat membedakan
bunyi-bunyi dengan tepat, biasanya ini terlihat nyata pada seseorang yang
sedang belajar bahasa asing.
g. Menyimak
dengan maksud agar dapat memecahkan masalah secara kreatif dan analisis.
h. Menyimak
pembicara untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atua pendapat yang
selama ini diragukan, dengan perkataan lain menyimak secara persuasif.
Dari pendapat di atas
dapat disimpulkan tujuan menyimak bagi anak adalah:
a. Untuk belajar
Bagi anak TK tujuan mereka
menyimak pada umumnya adalah untuk belajar. Misalnya belajar untuk membedakan
bunyi-bunyi yang diperdengarkan guru, mendengarkan cerita, permainan bahasa.
Jadi, anak TK melakukan kegiatan menyimak lebih cenderung bukan karena
keinginan anak itu sendiri tetapi karena ditugaskan sehubungan dengan kegiatan
dalam pembelajaran.
b. Untuk mengapresiasi
Artinya menyimak bertujuan
untuk dapat memahami, menghayati dan menilai bahan yang disimak, bahan yang
disimak dengan tujuan ini biasanya berbentuk karya sastra, seperti cerita atau
dongeng dan puisi.
c. Untuk menghibur diri
Menyimak yang bertujuan
untuk menghibur diri artinya dengan menyimak anak merasa senang dan gembira.
4 Jenis-jenis menyimak
Adapun jenis-jenis menyimak
yang dapat dikembangkan untuk anak Taman Kanak-Kanak adalah sebagai berikut :
1) Menyimak
informatif
Menyimak atau mendengarkan
informasi untuk mengidentifikasi dan mengingat fakta-fakta, ide-ide dan
hubungan-hubungan. Ada beberapa kegiatan yang dapat direncanakan atau ditugaskan
kepada anak untuk mengembangkan kemampuan menyimak informatif.
a) Membiarkan/menyuruh
anak menutup mata lalu menundukkan kepalanya di atas meja, kemudian suruh
mereka membedakan bunyi (meraut pensil, mendorong buku, membuka pintu, mendorong
kursi) lalu tanyakan kepada mereka untuk menebak suara apa yang muncul.
b) Mengajarkan
kepada anak-anak bagaimana menerima pesan telepon secara singkat.
c)
Mengajak anak-anak berjalan-jalan.
d) Membacakan
paragraf pendek tentang ilmu pengetahuan atau ilmu sosial. Kemudian ajukan
pertanyaan-pertanyaan tentang apa,
siapa, mengapa dan kapan. Jawabnya harus berupa pilihan dan anak harus
menerangkan faktanya untuk dapat menjawab.
e) Membaca
sajak atau cerita. Kadang-kadang hilangkan sebuah kata atau kalimat pada akhir
cerita, kemudian suruh anak melengkapi atau mengisi kata atau kalimat yang
hilang tersebut.
f) Ajak
anak untuk menggambarkan dalam pikirannya tentang apa yang mereka dengar dari cerita
yang anda bacakan. Diskusikan tentang bagaimana mereka menyusun gambaran visualnya.
g) Menggambar
sebuah objek di kertas grafik dengan garis yang lurus. Minta anak-anak untuk
menandai arah utara, selatan, timur dan barat pada kertas grafik.
2) Menyimak kritis
Menyimak kritis (critical listening) adalah sejenis
kegiatan menyimak berupa pencarian kesalahan atau kekeliruan bahkan juga
butir-butir yang baik dan benar dari ujaran seorang pembicara dengan
alasan-alasan yang kuat yang dapat diterima oleh akal sehat. Anak-anak kita
perlu belajar mendengarkan dan menyimak secara kritis atas segala ucapan atau
informasi lisan untuk memperoleh kebenaran (Dawson dalam Tarigan,
2008:46).
Secara agak terperinci
kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam menyimak kritis, yaitu:
a.
Memperhatikan kebiasaan-kebiasaan ujaran yang tepat,
kata, pemakaian kata, dan unsur-unsur kalimatnya;
b.
Menentukan alasan “mengapa”;
c.
Memahami aneka makna petunjuk konteks;
d.
Membedakan fakta dari fantasi, yang relevan dari yang
tidak relevan;
e.
Membuat keputusan-keputusan;
f.
Menarik kesimpulan-kesimpulan;
g.
Menemukan jawaban bagi masalah tertentu;
h.
Menentukan informasi baru atau informasi tambahan bagi
suatu topik;
i.
Menafsirkan, menginterpretasikan ungkapan, idiom, dan
bahasa yang belum umum atau belum lazim dipakai;
j.
Bertindak objektif dan evaluatif untuk menentukan
keaslian, kebenaran, atau adanya prasangka atau kecerobohan, kekurangtelitian,
serta kekeliruan (Anderson dalam Tarigan, 2008:46-47).
Dalam kegiatan menyimak
kritis ini, seyogianyalah para penyimak mempunyai konsep. Empat konsep penting
dalam menyimak kritis, yaitu:
a.
Penyimak harus yakin bahwa sang pembicara telah
mendukung serta mendokumentasikan masalah-masalah yang mereka kemukakan.
b.
Penyimak mengharap agar sang pembicara mengemukakan
masalah-masalah khusus.
c.
Penyimak mengharap agar sang pembicara
mendemonstrasikan keyakinannya pada suatu topik tertentu.
d.
Penyimak harus percaya dan menuntut dengan tegas agar
sang pembicara bergerak dari hal-hal umum ke hal-hal yang khusus (Hunt dalam
Tarigan, 2008:48).
3) Menyimak
apresiatif
Menyimak apresiatif adalah
kemampuan untuk menikmati dan merasakan apa yang didengar penyimak dalam jenis
menyimak ini larut dalam bahan yang disimaknya. Ada tiga media yang dapat
digunakan untuk mengembangkan kemampuan menyimak ini yaitu musik, bahasa dan patung
visual. Adapun beberapa kegiatan yang dapat diberikan untuk meningkatkan
kemampuan menyimak apresiatif pada anak adalah sebagai berikut:
- Membacakan anak koleksi
cerita, seperti cerita binatang atau cerita lain sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan anak untuk mengenalkan anak pada pengulangan kata dan
nyanyian yang berulang.
- Membacakan semua tipe
puisi pada anak dan membantu mereka merespon isi puisi dengan visualisasi
dan perasaan.
- Berbagi buku puisi
bergambar, atau buku bergambar.
- Mengundang seorang
pencerita untuk mengunjungi kelas, sehingga anak dapat belajar untuk
menikmati bentuk kesenian khusus.
4) Menyimak Konsentratif
Menyimak konsentratif (concentrative
listening) sering juga disebut a
study-type listening atau menyimak sejenis telaah. Kegiatan-kegiatan yang
tercakup dalam menyimak konsentratif ini, yaitu:
a. Mengikuti
petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam pembicaraan;
b. Mencari
dan merasakan hubungan-hubungan, seperti kelas, tempat, kualitas, waktu,
urutan, serta sebab-akibat;
c. Mendapatkan
atau memperoleh butir-butir informasi tertentu;
d. Memperoleh
pemahaman dan pengertian yang mendalam;
e. Merasakan
serta menghayati ide-ide sang pembicara, sasaran, ataupun pengorganisasiannya;
f. Memahami
urutan ide-ide sang pembicara;
g. Mencari
dan mencatat fakta-fakta penting (Anderson dalam Tarigan, 2008:49).
5 Strategi
Pengembangan Kemampuan Menyimak
Berbagai strategi dapat
digunakan untuk meningkatkan kemampuan menyimak. Ada beberapa cara yang dapat
dilakukan. Cara-cara tersebut diantaranya adalah:
- Tetap diam. Artinya
penyimak tidak menambahkan kata-kata sewaktu terjadi keragu-raguan ketika
seorang pembicara sedang berhenti.
- Teori dan penelitian
membuktikan bahwa anak akan belajar lebih banyak jika guru mendengarkan
lebih banyak.
- Mempertahankan kontak mata
- Menggunakan bahasa
nonverbal
- Menangkap pengertian
- Membagi kesan mental
- Mendorong berbicara
- Partisipasi kelompok
Secara lebih khusus
metode-metode yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan menyimak pada
anak Taman Kanak-kanak adalah sebagai berikut :
1) Simak – Ulang
Ucap
Metode simak-ulang ucap
biasanya digunakan dalam memperkenalkan bunyi-bunyi tertentu seperti bunyi
kendaraan, suara binatang, bunyi pintu ditutup atau juga bunyi bahasa. Bunyi bahasa
atau huruf biasanya diperkenalkan pada saat pertama anak belajar membaca atau
mengenal bunyi-bunyi huruf.
2) Simak –
Kerjakan
Model ucapan guru berisi
kalimat perintah. Anak bereaksi atas perintah guru. Reaksi anak ini dalam
bentuk perbuatan.
3) Simak – Terka
Guru menyiapkan
benda-benda yang tidak diketahui atau tidak diperlihatkan kepada anak. Lalu
menyebutkan ciri-ciri benda tersebut dan anak ditugaskan untuk menerka benda
yang dimaksud.
4) Menjawab
Pertanyaan
Guru menyiapkan bahan
simakan berupa cerita, sangat diharapkan taraf kesukaran cerita baik dari segi
isi maupun bahasanya disesuaikan dengan kemampuan anak. Cerita tersebut juga
cerita yang aktual dan menarik bagi anak. Kemudian guru membacakannya. Lalu
guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan cerita tersebut.
5) Parafrase
Guru mempersiapkan sebuah
puisi yang cocok untuk anak. Guru membacakan puisi tersebut. Anak menyimak dan
kemudian ditugaskan menceritakan kembali isi puisi tersebut dengan kata-kata sendiri.
6) Merangkum
Guru menyiapkan bahan
simakan berupa cerita yang tidak terlalu panjang. Isi dan bahasanya juga
disesuaikan dengan kemampuan anak. Setelah guru menceritakan anak ditugaskan untuk
menceritakan isi cerita tersebut dengan kalimat sendiri.
7) Bisik Berantai
Metode ini juga dapat Anda
gunakan di Taman Kanak-kanak. Guru membisikkan suatu pesan kepada seorang anak.
Atau, yang dibisikkan juga bisa berupa tiga kata berurutan sesuai tema tertentu.
Lalu anak yang pertama membisikkan pesan atau kata-kata tersebut pada anak
kedua. Anak kedua membisikkan pada anak ketiga dan begitu seterusnya, anak
terakhir menyebutkan isi pesan itu dengan suara keras di depan kelas.
6 Aneka
Pengalaman Audio Meningkatkan Kemampuan Menyimak
Menurut Tarigan
(2008:157), tidak dapat disangkal lagi bahwa pengalaman-pengalaman audio pun
dapat meningkatkan daya simak seseorang. Di antara pengalaman-pengalaman serta
kegiatan-kegiatan yang akan turut mempertinggi daya simak para siswa, yaitu:
- Menyimak pada guru apabila
dia:
(1) Memperkenalkan
bunyi-bunyi, urutan-urutan bunyi, pola-pola intonasi, dan ucapan-ucapan dengan
tekanan-tekanan serta jeda-jeda yang kontrastif;
(2) Memberikan
petunjuk-petunjuk yang ada hubungannya dengan kegiatan kelas sehari-hari,
misalnya: mencatat kehadiran, memberikan pekerjaan rumah, atau tugas-tugas
lainnya;
(3) Memberikan
kalimat-kalimat contoh berdasarkan beberapa ciri gramatikal atau ciri leksikal
bahasa;
(4) Memberikan
isyarat-isyarat atau mengemukakan pertanyaan-pertanyaan untuk memancing
responsi serta reaksi yang tepat dalam kegiatan-kegiatan latihan pola bahasa
- Menyimak pada para siswa
lainnya, yaitu memberi petunjuk-petunjuk, mengemukakan
pertanyaan-pertanyaan, memberikan rangkuman-rangkuman, menceritakan aneka
kejadian atau insiden;
- Turut serta mengambil
bagian atau peranan dalam suatu dramatisasi atau dialog tertentu;
- Menyimak pada para
pembicara yang diundang dari luar atau pada personalia sekolah lain;
- Menyimak pada
rekaman-rekaman bahkan ucapan, struktur, atau kosa kata; pada imla;
latihan-latihan pemahaman, puisi, pidato, nyanyian, atau lakon-lakon
berkali-kali, berulang-ulang sehingga mereka mendapat isi keseluruhan,
dapat mendahului atau “menambah” apa kira-kira yang ingin mereka
dengarkan.
- Menyimak pada
rekaman-rekaman fonograf pelajaran-pelajaran yang sama berulang-ulang
(termasuk rekaman-rekaman nyanyian, drama, puisi, dan pidato).
- Menyimak pada film-film
bicara beberapa kali dan acara-acara radio dan televisi yang terpilih.
- Ikut serta dalam
percakapan-percakapan melalui telepon.
- Mewawancarai, mengadakan
tanya-jawab dengan orang-orang tertentu.
- Menghadiri kuliah,
ceramah, konferensi, dan pertemuan-pertemuan.
- Turut berpartisipasi dalam
suatu kegiatan spontan, yang tidak dipersiapkan terlebih dahulu, yang
memaksa mereka menyimak secara atentif untuk membuat suatu reaksi yang
tepat terhadap suatu pernyataan atau pertanyaan yang diajukan oleh
pasangan mereka.
- Turut berpartisipasi dalam
kelompok-kelompok.
- Pergi menonton dalam
permainan-permainan bahasa.