Tari
merupakan bahas gerak yang ingin dikomunikasikan kepada setiap orang. Sebagai
salah satu bentuk bahasa, maka ekspresi penyampai menjadi kunci keberhasilan
pesan tersebut dimegerti oleh orang lain. Pelaku tari dalam menyampaikan pesan
tidak hanya melalui ekspresi bahasa gerak, tetapi juga perubahan roman muka. Dengan
demikian antara ekspresi gerak, musik, keindahan, dan ekspresi wajah merupakan
satu kesatuan totalitas yang harus dimiliki oleh seorang pelaku tari.
Suryobrongto menyatakan bahwa : Ekspresi muka harus seimbang dengan ekspresi
gerakannya. Keduanya harus diatur oleh jiwa. Jiwalah yang akan menentukan
“intensiteit“ dari ekspresi itu. Tanpa pengisian jiwa, tari akan kurang hidup,
kosong, tanpa “diepte”, dangkal, tidak bergaya (stijloos) dan tanpa karakter
(karakterloos).
Jadi
seorang pelaku tari tidak hanya mampu melakukan gerak semata, tetapi juga
dibutuhkan olah keterampilan menjiwai gerak tersebut. Penjiwaan pun harus
datang dari dalam dirinya sendiri, bukan karena paksaan. Dengan demikian tari
akan tampak hidup dan menyatu dengan pelakunya. Untuk mencapai tingkatan
penjiwaan yang dalam, tentu membutuhkan keterampilan interpersonal memadai.
Seseorang
yang mempunyai kemampuan interpersonal yang memadai akan menjadi pelaku tari
yang baik. Edi Sedyawati mengatakan bahwa rasa indah yang dihayati kemudian
tidak semata-mata tumbuh dari hubungan kepatutan antara bentuk dan perwatakan
tetapi juga dari kekuatan-kekuatan ragam-ragam gerak sebagai perwujudan citra-citra
abstrak.
Seorang
pelaku tari perlu melakukan latihan-latihan penghayatan sehingga mampu
menampilkan perwatakan tari dengan baik. Tari tidak hanya hadir dalam bentuk
citra abstrak semata, tetapi mempunyai daya hidup dan makna yang disampaikan dapat
diterima oleh orang lain dengan baik.
Dari
penjelasan ini kekuatan ekspresi seseorang mempunyi peran penting dalam tari. Pelaku
tari harus memiliki kemampuan mengolah jiwa untuk kemudian dileburkan dalam
tari, untuk kemudian diekpresikan melalui bahasa gerak dan perubahan roman
muka. Untuk memiliki itu semua dibutuhkan kecerdasan interpersonal yang
memadai. Hanya orang-orang yang memiliki kecerdasan interpersonal baik, maka
akan mampu berkomunikasi secara baik dengan orang lain, menunjukan sikap
ekspresif dengan sekelilingnya.